Sebuah molekul yang sangat besar seperti protein, polisakarida, asam nukleat, atau lipid.
Makromolekul memiliki massa molekul relatif tinggi (berat molekul) dan struktur yang pada
dasarnya terdiri dari pengulangan beberapa unit asal, sebenarnya atau konseptual, dari
molekul massa molekul relatif rendah. Mereka umumnya berbasis karbon dan sering penting
secara biologis.
Dalam biologi, makromolekul adalah istilah yang digunakan untuk membedakan suatu
makromolekul (yang lebih kecil dalam ukuran dan berat molekul). Makromolekul biasanya
digunakan untuk merujuk kepada polimer biologis yang besar, seperti asam nukleat dan
protein, yang terdiri dari monomer kecil dihubungkan bersama.
1. Pengertian Makromolekul
Istilah makromolekul ini diciptakan oleh pemenang Nobel Hermann Staudinger pada tahun
1920, meskipun publikasi yang relevan pertama pada bidang ini hanya menyebutkan senyawa
molekul tinggi (lebih dari 1.000 atom). Pada waktu itu frasa polimer, seperti yang
diperkenalkan oleh Berzelius di 1833, memiliki arti berbeda dari hari ini: itu hanya bentuk
lain dari isomer misalnya dengan benzena dan asetilena dan tidak ada kaitannya dengan
ukuran.
Penggunaan istilah untuk menggambarkan molekul besar bervariasi antara disiplin ilmu.
Sebagai contoh, sementara biologi mengacu pada makromolekul sebagai empat molekul
besar yang menyusun makhluk hidup, dalam kimia, istilah ini mungkin mengacu pada
agregat dari dua atau lebih molekul yang diselenggarakan bersama oleh gaya antarmolekul
dan bukan ikatan kovalen tetapi tidak mudah terdisosiasi.
Polimer
A. Polimer
Polimer berasal dari kata poli dan meros yang berarti banyak bagiannya. Polimer
adalah molekul raksasa yang terbentuk dari molekul – molekul kecil yang terangkai secara
berulang. Molekul – molekul kecil penyusun polimer disebut monomer.
Contoh : CH₂ = CH₂ CH₂ = CH₂
Monomer monomer
— CH₂ — CH₂ — CH₂ — CH₂ —
Polimer
Molekul polimer yang terdiri dari atom – atom dalam jumlah yang banyak
membentuk molekul besar disebut makromolekul. Reaksi pembentukan polimer disebut
polimerisasi.
B. Penggolongan Polimer
a) Berdasarkan asalnya
1. Polimer alam : polimer yang terbentuk secara alamiah.
Contoh :
Polimer Monomer Polimerisasi Sumber
Protein Asam amino Kondensasi Wol, sutera
Amilum Glukosa Kondensasi Beras, gandum
Selulosa Glukosa Kondensasi Kayu (tumbuhan)
Asam
Nukleotida Kondensasi DNA, RNA
Nukleat
2. Polimer Sintetis : polimer yang dibuat dipabrik dan tidak terdapat dialam. Contoh :
Polimer Monomer Polimerisasi Sumber
Polietilena Etana Adisi Plastik
PVC Vinilklorida Adisi Pelapis lantai, pipa
Tali plastik, botol
Polipropilena Propena Adisi
plastik
Teflon tetrofluoroetilena Adisi Panci anti karat
b) Berdasarkan monomer pembentuknya
1. Homopolimer : polimer yang monomer pembentuknya sejenis. Contohnya : PVC,
Selulosa, Teflon, polistirena, polietilena, amilum, karet alam
2. Kopolimer : polimer yang monomernya merupakan molekul yang berbeda. Contohnya :
nilon 66, dakron, protein, DNA, melamin
c) Berdasarkan sifatnya terhadap panas
1. Polimer termoplastis : polimer yang pada proses pemanasan melunak, contohnya : PVC,
polietilena,
2. Polimer termosetting : polimer yang jika dipanaskan akan mengeras, contohnya :
melamin, selulosa
C. Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan monomer pada polimer. Terbagi
menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) didalam
reaksi tersebut tidak disertai terbentuknya molekul kecil atau tidak ada atom yang hilang.
Contoh : polistirena, poliisoprena(karet alam), Teflon, PVC & polipropilena.
2. Polimerisasi kondensasi
Yaitu reaksi penggabungan monomer yang satu dengan monomer yang lain yang memiliki
gugus fungsi dan didalam reaksi tersebut terdapat molekul yang hilang/lepas (H₂O atau NH₃).
Contoh : bakelit, melamin, nilon & protein.