PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sasaran Millennium Development Goals (MDGs), dimana Indonesia merupakan salah
satu dari 189 negara yang menandatangani kesepatan pembangunan millennium (MDGs)
pada bulan September tahun 2000. Kesepakatan tersebut berisikan 8 (delapan) misi yang
harus dicapai, yang merupakan komitmen bangsa-bangsa di dunia untuk mempercepat
pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan, dimana pencapaian sasaran
Millennium Development Goals (MDGs) menjadi salah satu prioritas utama Bangsa
Indonesia.
Salah satu sasaran dari Millennium Development goals (MDGs) adalah Menurunkan
angka kematian bayi dan peningkatan kesehatan ibu, yaitu proses persalinan dan perawatan
bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu dalam bentuk pelayanan obstetrik dan neonatus
komprehensif (PONEK) di rumah sakit.
Pelayanan obsetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi
ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obsetri Neonatal Emergency
Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit. Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan bagian
dari system rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga-tenaga kesehatan yang sesuai
kompetensi, prasarana, sarana, dan managemen yang handal.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Terpenuhinya standar Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK)
dalam rangka menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu.
2. Tujuan Khusus
a. Terstandarnya pedoman ketenagaan di PONEK.
b. Terstandarnya pedoman sarana prasarana diPONEK.
c. Tersusunnya panduan 10 penyakit terbesar di setiap instalasi pelayanan PONEK.
D. BATASAN OPERASIONAL
1 PONEK adalah pelayanan obstetric neonatal emergensi komprehensif.
2 IGD adalah instalasi gawat darurat yang dapat melayani penanganan kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal serta pelayanan ginekologis.
3 HCU adalah High care unit. Dapat melayani pengawasan gawat nafas, perawatan
sepsis dan pemantauan terapi cairan
4 NICU adalah pelayanan neonatal intensif care unit. DiRumah Sakit type B dapat
melayani pelayanan neonatal intensif level III.
5 Instalasi rawat inap mencakup ruang nifas (post natal) dan NICU.
6 Pelayanan penunjang medik meliputi instalasi laboratorium yang mencakup pelayanan
darah dan Instalasi Radiologi.
E. LANDASAN HUKUM
Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan ini adalah sebagai berikut :
1 Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan mengeluarkan Standar Akreditasi
Rumah Sakit Nomor HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi Rumash Sakit;
2 Keputusan Komisi Akreditasi Rumah Sakit tahun 2012 tentang Panduan Penyusunan
Dokumen Akreditasi
3 Undang - undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang praktek
kedokteran
4 KEPMENKES RI no 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar pelayanan Rumah
Sakit.
5 DIRJEN YANMED, DEPKES RI, 2007 tentang Pedoman, penyelenggaraan
PONEK di rumah Sakit,
6 DIRJEN YANMED, DEPKES RI, 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan
Ibu dan Bayi secara Terpadu dan Paripurna menuju Rumah Sakit Sayang Ibu dan
bayi
7 Kepmenkes RI No. 1457/menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota
8 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1202/Menkes/SK/VII/2003 tentang Indikator
Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan
Kabupaten/Kota sehat.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Kualifikasi sumber daya manusia di Tim PONEK adalah :
1. Ketua Tim PONEK
a. Pendidikan minimal Strata I
b. Memiliki Surat tanda Registrasi
c. Memiliki kemampuan manajerial
d. Masa kerja minimal 2 tahun
2. Dokter Spesialis Obgyn
a. Pendidikan dokter spesialis
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi
c. Memiliki Surat Ijin Praktik di Rumah Sakit Umum Bunga Melati
3. Dokter Spesialis Anak
a. Pendidikan dokter spesialis
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi
c. Memiliki Surat Ijin Praktik di Rumah Sakit Umum Bunga Melati
4. Dokter Umum
a. Pendidikan dokter
b. Memiliki Surat tanda Registrasi
c. Memiliki Surat ijin Praktik
d. Telah mengikuti dan memiliki sertifikat PONEK
e. Telah mengikuti dan memiliki Sertifikat GELS (General Emergency Life Support)
f. Telah mengikuti dan memiliki Sertifikat PPGD-ON
5. Penanggung jawab instalasi
a. Pendidikan minimal D III Kebidanan
b. Memiliki Surat tanda Registrasi
c. Memiliki sertifikat pelatihan PONEK
d. Memiliki kompetensi yang baik dalam melakukan tindakan pelayanan
e. Pengalaman bekerja sebagai pelaksana minimal 3 tahun
6. Pelaksana
a. Pendidikan minimal S1 kedokteran (bagi dokter)
b. Pendidikan minimal D III Kebidanan (bagi bidan)
c. Memiliki Surat tanda Registrasi
d. Bersedia bekerja dengan system shift
e. Dapat melakukan Bantuan Hidup Dasar
f. Dapat melakukan pelayanan PONEK sesuai dengan kompetensi
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Terdapat dokter spesialis yang telah melakukan pelatihan PONEK yaitu dokter
spesialis :
a. Dokter spesialis obstetric ginekologi
b. Dokter spesialis anak
c. Dokter spesialis anestesi
2. Terdapat dokter umum yang telah melakukan pelatihan PONEK
3. Terdapat bidan dan perawat yang telah melakukan pelatihan PONEK
4. Terdapat radiographer dan analis
C. PENGATURAN JAGA
1. Penanggung jawab instalasi jaga pagi yaitu jam 07.45 wib-17.00 wib
2. Dalam pengaturan jaga pelaksanaan (dokter/bidan/perawat/ radiographer/analis )
pelayanan PONEK terbagi 3 shift yaitu :
a) Shift Pagi : 07.45 – 13.00 WIB
b) Shift Sore : 12.45 – 18.00 WIB
c) Shift Malam : 17.45 – 08.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
1 2
3 4
Keterangan :
1. Meja ketua tim PONEK
2. Meja sekretaris
3. Meja penanggung jawab pelayanan medis
4. Meja Penanggung jawab penunjang medis
B. STANDAR FASILITAS
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaraan PONEK harus
dipenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
2. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
3. Ruang pulih/observasi pasca tindakan
4. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal
B. Pelayanan persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam
18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Pengkajian awal pada pelayanan persalinan adalah :
1 Melakukan anamnesis : identitas pasien, keluhan utama, riwayat persalinan, riwayat
kebidanan, riwayat medic, riwayat social, riwayat kehamilan terdahulu, terakhir kali
makan atau minum, lama istirahat/tidur
2 Melakukan pemeriksaan fisik : tanda-tanda vital, konjungtiva dan sclera,pemeriksaan
abdomen: tinggi fundus, kontraksi uterus, denyut jantung janin, pemeriksaan dalam,
pemeriksaan edema dan varises pada tangan dan kaki.
3 Membuat diagnosis : diambil kesimpulan dari hasil anamnesa pasien dan hasil
pemeriksaan fisik, gravida berapa, pernah partus berapa kali dan pernah abortus
berapa kali, parturien berapa minggu dan dalam kala berapa serta dalam fase
apa.misalnya G5P3A1 parturien 39 minggu kala 1 fase laten atau G3P1A1 parturien
38 minggu kala II.
4 Membuat planning dan implementasi :
a) memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
b) pemantauan/observasi tanda vital, His, DJJ dan kemajuan persalinan yaitu
KALA 1 Tensi Nadi Respirasi Suhu HIS DJJ Periksa Dalam Partograf
LATEN
menit menit
KALA I
1) Berikan nutrisi dan hidrasi pada ibu, atau bisa dibantu oleh keluarga
2) Berikan dukungan pada keluarga
3) Memastikan kembali partus set, hecting set dan alat perlindungan diri serta obat essensial
siap pakai dan lengkap
4) Memberikan informasi tentang inisiasi nenyusui dini dan kontrasepsi
5) Kolaborasi dengan dokter obgin apabila tidak ada kemajuan persalinan dan partograf telah
berada dalam garis bertindak.
KALA II :
Kala II adalah kala persalinan dimana pembukaan sudah lengkap, yang dilakukan bidan
adalah :
KEMAJUAN KONDISI IBU KONDISI JANIN
PERSALINAN PASIEN
TENAGA
Usaha mengedan Periksa nadi dan tekanan darah Periksa DJJ setiap 15 menit /
setiap 30 menit. lebih sering dilakukan dengan
Palpasi kotraksi uterus : Respon keseluruhan pada kala 2 : makin dekatnya kelahiran.
(control tiap 10 menit) -Keadaan dehidrasi Penurunan presentasi dan
- Frekuensi -Perubahan sikap/perilaku perubahan posisi
- Lamanya -Tingkat tenaga (yang dimiliki) Warna cairan tertentu
- Kekuatan
1) Pada kala II di pimpin mengedan apabila : kepala janin sudah tampak di vulva dengan
diameter 5-6 cm.
2) Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
3) Menjaga personal hygiene
4) Menyiapkan posisi ibu saat bersalin
5) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran dengan posisi
setengah duduk
6) Menolong kelahiran dengan persalinan yang bersih dan aman
7) selama persalinan normal, intervensi hanya dilaksanakan jika benar-benar
dibutuhkan.Prosedur ini hanya dibutuhkan jika ada infeksi atau penyulit
8) melakukan inisiasi menyusui dini selama 1 jam bila apgar score bayi bagus.
Kala III
1) Palpasi uterus untuk menentukan apakah ada bayi kedua : jika ada, tunggu sampai bayi
kedua lahir.
2) Memberikan oksitosin 10 iu im dalam waktu 1 menit. Apabila placenta belum lahir setelah
15 menit maka dapat diulangi oksitocin 10 iu im kedua.
3) Menjepit dan menggunting tali pusat
4) Menilai apakah bayi baru lahir dalam keadaan stabil, jika tidak, lakukan resusitasi segera
dan apabila bayi langsung menangis maka lakukan inisiasi menyusui dini selama 1 jam.
5) Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT)
6) Masase fundus 15 detik
Kala IV
1) Periksa fundus, plasenta, selaput ketuban, perineum, perdarahan, lokhea, kandung kemih,
kondisi ibu, kondisi bayi baru lahir.
2) Berikan nutrisi dan hidrasi
3) Melanjutkan inisiasi menyusui dini selama 1 jam
4) Melakukan personal hygiene
5) Dokumentasi dan dekontaminasi alat
D. Pelayanan nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu.
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu :
1) Perubahan fisik
2) Involusi uterus dan pengeluaran lokhia
3) Laktasi/pengeluaran air susu ibu
4) Perubahan system tubuh lainnya
5) Perubahan psikis
Pemeriksaan pada ibu nifas :
Umum Payudara Uterus Vulva/perineum
-Tekanan darah - Putting susu : pecah, -Posisi uterus / -Pengeluaran lokhia
-Denyut nadi pendek, rata tinggi Fundus -luka laserasi
-Respirasi - Nyeri tekan uteri perineum
-Suhu tubuh - Abses -kontraksi uterus -pembengkakan
-Tanda-tanda Anemia - pembengkakan/ASI -ukuran kandung -luka
-Tanda-tanda terhenti kemih -Hemoroid
edema/tromboflebitis - pengeluaran ASI
-Refleks
-Varises
-CVAT(cortical
vertebralarea
tenderness)
E. Pelayanan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir, adalah :
1) Membersihkan jalan napas
2) Memotong dan merawat tali pusat
3) Mempertahankan suhu tubuh bayi
4) Identifikasi
5) Pencegahan infeksi
6) Pemantauan bayi baru lahir :
a) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b) Bayi tampak aktif atau lunglai
c) Bayi kemerahan atau biru
d) Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi kurang bulan
e) Gangguan pernafasan
f) Hipotermia
g) Infeksi
h) Cacat bawaan dan trauma lahir
7) Pemeriksaan pada bayi baru lahir :
a) Pernafasan (normal,mendengkur,cuping hidung mengembang, penarikan kembali
tersengal-sengal)
b) Berat badan dan panjang badan
c) Suhu badan
d) Repleks (mis.menghisap, rooting, menggenggam)
e) Warna kulit (kemerahan,biru,pucat,kuning)
f) Keadaan mata (jernih, berair, kuning)
g) Keadaan tali pusat (kering, mengeluarkan darah, dempet/tidak)
h) Fontanel
i) Kelainan (misalnya bibir/langit-langit sumbing, anus tidak berlubang
8) Pelayanan kesehatan neonatal dapat melakukan pasien dengan :
a) Hiperbilirubin
b) Asfixia
c) Trauma kelahiran
d) Hipoglikemi
e) Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
f) Gangguan pernafasan
g) Pemberian minum pada bayi resiko tinggi
h) Pemberian cairan parenteral
i) Aspirasi mekonial
j) Inisiasi dini ASI (Breast Feeding)
k) Kangaroo Mother Care
H. Pelayanan NICU
1) Penanganan pasien dengan asfixia
2) penanganan pasien dengan sepsis neonatal
3) penanganan pasien dengan kejang
4) penanganan pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
5) penanganan pasien dengan gangguan pernafasan
6) penanganan pasien dengan kelainan jantung
7) penanganan pasien dengan gangguan perdarahan
8) penanganan pasien dengan renjatan (shock)
9) penanganan pasien dengan koma
10) penanganan pasien dengan aspirasi mekonium
I. Pelayanan Radiologi
1) pemeriksaan foto Thorax.
2) pemeriksaan foto Clavicula.
3) pemeriksaan foto Skapula.
4) pemeriksaan foto Shoulder.
5) pemeriksaan foto Brachii.
6) pemeriksaan foto Ante Brachii.
7) pemeriksaan foto Cubiti.
8) pemeriksaan foto Wrist Joint.
9) pemeriksaan foto Manus.
10) pemeriksaan foto Digit.
11) pemeriksaan foto Schedel
12) pemeriksaan foto Nasal.
13) pemeriksaan foto SPN
14) pemeriksaan foto Cervical.
15) pemeriksaan foto Thoracal.
16) pemeriksaan foto Thoracolumbal.
17) pemeriksaan foto Lumbosacral.
18) pemeriksaan foto Pelvis.
19) pemeriksaan foto Column Femuralis
20) pemeriksaan foto Femur.
21) pemeriksaan foto Genu.
22) pemeriksaan foto Cruris.
23) pemeriksaan foto Pedis.
24) pemeriksaan foto Ankle Joint.
25) pemeriksaan foto Calcaneus.
26) pemeriksaan foto BNO.
27) pemeriksaan foto Abdomen 3 posisi
J. Pelayanan Ginekologi
1) penanganan pasien dengan kehamilan ektopik
2) penanganan pasien dengan kista ovarium akut
3) penanganan pasien dengan infeksi saluran genitalia
4) penanganan pasien dengan radang pelvic akut
5) penanganan pasien dengan abses pelvik
6) penanganan pasien dengan infertilitas primer
7) penanganan pasien dengan endometriosis
8) penanganan pasien dengan perdarahan uterus disfungsi
9) penanganan pasien dengan perdarahan menoragia
10) penanganan pasien dengan HIV-AIDS
K. Pelayanan instalasi bedah
1) Seksio sesarea
2) Perbaikan robekan dinding uterus
3) Reposisi inversio uteri
4) Histerektomi
5) Ligase arteri uteri
6) Anesthesia umum dan local untuk seksio sesaria
7) Anesthesia spinal, ketamin
8) Blok pudendal
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
A. Fisik
1. Semua tempat tidur pasien harus mempunyai pagar penghalang di setiap instalsi
2. Khusus untuk pasien gelisah harus dipasang restrain
3. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
4. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali
5. Tersedianya APAR
6. Dilakukannya kalibrasi berkala untuk peralatan elektronik
7. Adanya pengaman dikamar mandi pasien di setiap instalasi
8. Pintu toilet dibuka keluar
A. Fisik
1. Lantai ruangan dari bahan yang kuat, rata, tidak licin dan mudah dibersihkan
2. Lantai kamar mandi dari bahan yang kuat, tidak licin, mudah dibersihkan mempunyai
kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air.
3. Pintu dapat dibuka dari luar
4. Ventilasi AC terdapat filter bakteri
5. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, biologi dan kimia setiap 6 bulan sekali
6. Tersedianya APAR
7. Tersedianya fasilitas penanganan sampah medis
8. Fasilitas sanitasi yang memadai dan memenuhi persyaratan kesehatan
9. Tersedianya instalasi pengelolaan air limbah
10. Tersedianya tempat pembuangan limbah padat
Pengendalian mutu merupakan suatu program yang bersifat objektif dan berkelanjutan
untuk menilai dan memecahkan masalah yang ada sehingga dapat memberikan kepuasan pada
pelanggan dan mencapai standar klinis yang bermutu. Pengembangan mutu di unit pelayanan
PONEK meliputi :