OLEH:
BUNGA LESTARI DENTI
P3.73.24.3.14.010
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) merupakan sumber gizi dengan komposisi seimbang untuk
kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI adalah makanan lengkap
untuk bayi, dan kandungan gizi dalam ASI berupa kalori, vitamin, dan mineral
adalah yang terbaik untuk bayi karena memiliki proporsi yang sesuai. ASI harus
diberikan secara eksklusif, yaitu diberikan ASI selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim sejak lahir
hingga bayi umur 6 bulan . Namun seringkali ibu – ibu kurang mendapatkan
informasi atau bahkan sering kali mendapat informasi yang salah tentang manfaat
ASI eksklusif, tentang bagaimana cara menyusui yang benar dan apa yang harus
1,2
dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui bayinya.
1.2.Perumusan Masalah
Masih rendahnya ASI eksklusif di Jakarta timur yaitu sebesar 56% yang
belum memenuhi target minimal sebesar 57,08% dan Puskesmas Kecamatan
Kramat Jati menjadi salah satu puskesmas dengan cakupan ASI eksklusifnya yang
terendah yaitu sebesar 56% dari jumlah bayi usia 0-6 bulan yaitu 1398 dan hanya
783 yang diberikan ASI eksklusif sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
Bagaimanakah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ASI Ekslusif
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskemas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2018 ?
1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
ASI Ekslusif di Puskemas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2018
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu hamil trimester III ( umur,
pekerjaan, pendidikan dan paritas) di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati
Tahun 2018
a. Untuk menganalisis hubungan antara umur ibu hamil dengan
pengetahuan ASI eksklusif di Puskemas Kecamatan Kramat Jati Tahun
2018.
b. Untuk menganalisis hubungan antara pekerjaan ibu hamil dengan
pengetahuan ASI eksklusif di Puskemas Kecamatan Kramat Jati Tahun
2018.
c. Untuk menganalisis hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan
ASI eksklusif di Puskemas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2018.
d. Untuk menganalisis hubungan antara paritas dengan pengetahuan ASI
eksklusif di Puskemas Kecamatan Kramat Jati Tahun 2018.
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan
informasi untuk melakukan penyuluhan dan meningkatkan kepedulian
petugas kesehatan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ibu.
1.4.2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
ibu hamil trimester III terkait ASI eksklusif beserta manfaatnya
sehingga dapat memotivasi ibu untuk memberikan ASI kepada
bayinya.
1.4.3. Bagi Peneliti
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan ilmu-ilmu
yang telah didapat dan sebagai langkah untuk mensukseskan program
ASI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengetahuan
Menurut Bloom, pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan,pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior).
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan
bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas
pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang
yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan
seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan
negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin
banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan
sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010).
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi di
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (membuat bagan), membedakan,memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
Sebagai protein utama dari ASI, protein whey terdiri dari beberapa
komponen yang penting :
F. Inositol
Inositol pada ASI memiliki beragam fungsi biokimia seperti
mengatur aktifitas enzim.
G. Enzim
ASI mengandung banyak enzim yang memiliki fungsi-fungsi
yang berbeda. Beberapa enzim berperan dalam proses produksi
dan pengeluaran ASI. Sementara enzim lainnya berperan pada
saat bayi baru dan memiliki peran aktif pada bayi yang membuat
bayi yang mendapat ASI memiliki pencernaan yang lebih baik
disbanding bayi yang mengonsumsi susu formula.
H. Mineral dan Elemen lainnya
1) Kalsium dan fosfor
Dibanding susu sapi, ASI mempunyai kandungan
kalsium dan fosfor yang kebih rendah. Kemampuan ginjal bayi
yang belum sempurna tidak dapat mengolah fosfat dalam
jumlah yang banyak. Rasio kalsium dan fosfor dalam jumlah
yang tepatlah yang akan mempengaruhi penyerapan kedua zat
tersebut di usus.
2) Selenium
Selenium adalah bagain terpenting dari system
pertahanan tubuh karena efek antioksidan. Ia melindungi tubuh
dari kerusakan akibat radikal bebas. Konsentrat selenium lebih
banyak terdapat dalam kolostrum.
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam menurut waktunya :
1. Kolostrum adalah cairan yang dikeluarkan oleh payudara di hari hari
pertama kelahiran bayi, kolostrum lebih kental bewarna kekuning-
kuningan, karena banyak mengandung komposisi lemak dan sel-sel hidup.
Kolostrum juga mengandung mengandung zat zat gizi yang pas untuk bayi
antara lain protein 8,5%, lemak 2,5% , sedikit karbohidrat 3,5%, garam
dan mineral 0,4%, air 85,1 % , antibodi serta kandungan imunoglobulin
lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASI matur yang mengakibatkan bayi
tidak mudah terserang diare.
Sekresi kolostrum hanya berlangsung sekitar 5 hari, diakibatkan oleh
hilangnya estrogen dan progesteron oleh plasenta yang tiba-tiba
menyebabkan laktogenik prolaktin memegang peranan tiba tiba dalam
memproduksi air susu. Kemudian, kelenjar payudara mulai progresif
menyekresikan air susu dalam jumlah yang besar.
Manfaat besar dari kolostrum masih banyak tidak diketahui oleh ibu-
ibu setelah melahirkan, sehingga mereka masih ragu untuk melakukan
inisiasi dini. Kebanyakan mereka takut memberikan kolostrum karena
kepercayaan yang menganggap kolostrum sebagai ASI basi atau ASI
kotor sehingga harus dibuang. Padahal manfaat kolostrum tersebut sudah
seringkali diberitakan melalui media, ataupun melalui penyuluhan.
2. ASI masa transisi ASI masa transisi terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-
10, dimana pengeluaran ASI oleh payudara sudah mulai stabil.20 Pada
masa ini, terjadi peningkatan hidrat arang dan volume ASI, serta adanya
penurunan komposisi protein. Akibat adanya penurunan komposisi protein
ini diharapkan ibu menambahkan protein dalam asupan makanannnya.
3. ASI Matur ASI matur disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. Kadar
karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi,tetapi jumlahnya
meningkat terutama laktosa pada ASI transisi. Setelah melewati masa
transisi kemudian menjadi ASI matur maka kadar karbohidrat ASI relatif
stabil.
Komponen laktosa (karbohidrat) adalah kandungan utama dalam ASI
sebagai sumber energi untuk otak. Konsentrasi laktosa pada air susu
manusia kira-kira 50% lebih banyak jika dibandingkan dengan kadar
laktosa dalam susu sapi . Walaupun demikian, angka kejadian diare karena
intoleransi laktosa jarang ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI.
Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik jika
dibandingkan dengan laktosa yang terdapat pada susu sapi.
Namun sebaliknya, kandungan protein yang terdapat pada susu sapi
biasanya dua kali lebih besar jika dibandingkan dengan protein pada ASI.
Protein dalam susu terbagi menjadi protein whey dan casein . Protein whey
banyak terdapat pada ASI, sifatnya lebih mudah diserap oleh usus bayi.
Sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein casein dengan
presentase kira-kira 80% yang sulit dicerna olehh usus bayi. Kadar lemak
omega 3 dan omega 6 berperan dalam perkembangan otak bayi.
Disamping itu terdapat asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksonik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang penting bagi
perkembangan jaringan syaraf serta retina mata. Jika kekurangan asam
lemak omega-3 berpotensi menimbulkan gangguan syaraf dan
penglihatan.15 Kadar lemak baik tersebut lebih banyak ditemukan pada
ASI dibanding susu sapi. Bayi yang mendapatkan ASI tidak akan
kekurangan asam linolenat karena 6-9% kandungan energi total ASI
adalah asam linolenat.
2.2.4 Manfaat ASI Eksklusif
A. Manfaat ASI bagi Ibu
1. Menurunkan resiko kanker ovarium, kanker uterus,
rheumatoid arthritis dan kanker payudara.
2. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan dan mempercepat
terjadinya involusi uterus. Hal ini disebabkan karena pada
saat bayi lahir dan segera disusukan ke ibunya, maka
rangsangan hisapan bayi pada payudara akan diteruskan ke
hipofisis pars hipofisis yang akan mengeluarkan hormone
progesterone
3. Membantu mengembalikan tubuh seperti keadaan sebelum
hamil. Dengan menyusui, timbunan lemak pada tubuh ibu
akan dipergunakan untuk pembentukan ASI sehhingga berat
badan ibu akan lebih cepat kembali keberat sebelum hamil.
4. Menurunkan resiko osteoporosis dan fraktur pinggang.
5. Memberikan pengalaman bonding yang unik sehingga
meningkatkan peran ibu serta menjaga ibu dari kemungkinan
depresi post partum.
6. Bayi yang tidak disusui memilik tingkat kecerdasan yang
tinggi dibandingkan yang tidak menyusui
7. Menunda kehamilan, dengan menyusui secara eksklusif dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum
dikenal sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL).
B. Manfaat ASI Bagi Bayi
1. Kandungan ASI dapat menghindari terjadinya insiden gastro
enteritis, neonatal necrotic, celiac disease
2. ASI memiliki antibodi yang spesifik yang dapat menurunkan
insiden penyakit otitis media, penyakit pernapasan,
pneumonia, bacteremia, dan lain-lain.
3. Menurunkan insiden alergi dermatitis kontak sampai 42 %
dibandingkan dengan susu formula
4. Memperkecil kematian karena insiden SIDS (Sudden Infant
Death Sindrom).
5. Mencegah kemungkinan terjadi penyakit hymphoma dan
diabetes tipe I dan II.
6. Meningkatkan kognitif dan perkembangan
7. ASI mengandung hemoglobin A molekul besar yang dapat
menyerang zat asing dari tubuh seperti virus, bakteri dan
menjaga absorbs dari perencanaan bayi.
C. Bagi masyarakat
1. Mudah,tidak diperlukan botol atau peralatan lain yang
dibutuhkan sehingga tidak ada pembuangan dari sisa-sisa
peralatan dan pembungkus
2. Memperkecil ijin bagi ibu pekerja karena harus merawat
anaknya yang sakit
3. Lebih irit dan tidak perlu biaya yang dimana dalam penelitian
Lancet 2016, tidak menyusui berhubungan dengan kehilangan
nilai ekonomi sekitar $ 302 milyar setiap tahunnya atau
sebesar 0-49% dari pendapatan Nasional Broto
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Pemberian ASI dapat dipengaruhi ole faktor ibu dan factor bayi, factor
ibu yang mempengaruhi pemberian ASI ini dibagi menjadi 3 yaitu factor fisik
ibu, factor psikologis, social budaya dan factor hormonal.
Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutn ya disebut ASI Eksklusif adalah
ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
tanpa menambahkan dan/ atau mengganti dengan makanan atau minuman lain
kecuali vitamin, oralit dan obat. Namun, setelah usia 6 bulan dan sejalan
dengan bertambahnya usia bayi, kebutuhan nutrisi tidak cukup dari ASI saja,
terlebih keterampilan makan (Oromotor skills) terus berkembang dan bayi
akan memperlihatkan minat akan makanan selain dalam bentuk ASI.
2.3.Penelitian Terkait
Tabel 2.1 Penelitian Terkait
Faktor-faktor
mempengaruhi
pengetahuan :
Usia
Pengetahuan ASI
Pendidikan
eksklusif
Pekerjaan
Paritas
Sumber : Notoatmodjo (2007)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian
Desain penelitian ini untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik kuantitatif yang menggunakan metode cross
sectional karena penelitian ini dilakukan pengukuran atau pengamatannya pada
saat yang bersamaan atau sekali waktu.
3.2.Kerangka Konsep
Umur
Pendidikan
Pekerjaan Pengetahuan ASI
eksklusif
Paritas
3.3.Hipotesis
a. Hipotesisi Alternatif (Ha): ada hubungan umur ibu terhadap pengetahuan ASI
eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
b. Hipotesisi Alternatif (Ha): ada hubungan pendidikan ibu terhadap
pengetahuan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
c. Hipotesisi Alternatif (Ha): ada hubungan status pekerjaan ibu terhadap
pengetahuan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
d. Hipotesisi Alternatif (Ha): ada hubungan status paritas ibu terhadap
pengetahuan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
3.4.Definisi Operasional
3.5.2 Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan cara
tertentu untuk dikenai pengukuran. Sampel penelitian adalah ibu hamil
trimester 3 yang datang ke Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
3.7.2. Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal
ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Pengukuran reabilitas menggunakan bantuan software dengan
rumus Alpha Cronbach > 0,70 (Hidayat, 2008). Setelah didapat
nilai hasil uji reabilitas, maka nilai tersebut dibandingkan
dengan nilai uji reabilitas table maka pernyataan dinyatakan
reliable.
b. Coding
\
BAB IV
4.1.Analisis Univariat
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,
Pendidikan, Pekerjaan, Paritas di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati.
No. Karakteristik Ibu hamil N %
1. Usia
Resiko rendah 27 90%
(20 s.d 35 th)
Resiko tinggi 3 10%
(<20 th dan >35 th)
2. Pendidikan
Pendidikan tinggi 22 73,3 %
Pendidikan rendah 8 26,7 %
Pekerjaan
Bekerja 2 6,7 %
Tidak bekerja 28 93,3 %
4. Paritas
Primigravida 12 40%
Multigravida 18 60%
Berdasarkan tabel 4.1, dari 30 responden sebagian besar berusia resiko rendah
yaitu 27 orang (90%). Pada variabel tingkat pendidikan, sebagian besar
responden berpendidikan tinggi yaitu 22 orang (73,3%). Pada variabel pekerjaan
sebagian besar responden tidak bekerja (ibu rumah tangga) sebanyak 28 orang
(93,3%) . Pada variable status paritas sebagian besar multigravida yaitu 18 orang
(60%).
Tabel 4.2.1
Distribusi Responden Menurut Umur dan Pengetahuan ASI
Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati 2018
Kategori pengetahuan P OR
Usia Baik Kurang
N % N %
Tabel 4.2.2
Distribusi Responden Menurut Pendidikan dan Pengetahuan ASI
Eksklusif di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati 2018
Kategori pengetahuan P OR
Pendidikan Baik Kurang
N % N %
Tabel 4.2.4
Kategori pengetahuan P OR
Paritas
Baik Kurang
N % N %
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dengan Hormat,
Penelitian
PERNYATAAN PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN
(INFORM CONSENT)
Nama :
Umur :
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan
dari pihak manapun.
Saksi Responden
( ) ( )
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden :
Tanggal Pengisian :
< 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun
4. Pendidikan terakhir :
Tidak tamat sekolah atau tidak tamat SD
Tamat SD
SLTP
SLTA
Perguruan tinggi
5. Pekerjaan responden :
Ibu rumah tangga
Wiraswasta
Buruh
Pegawai swasta
Pegawai negeri/TNI/POLRI
6. Jumlah anak :
1-2
3-4
>5
Petunjuk : Isilah tanda (X) pada salah satu kolom jawaban dibawah ini
dengan jawaban yang sebenarnya
IV. Kuesioner Pengetahuan Pemberian Asi Esklusif Pada Ibu Yang Bekerja.
Petunjuk : Isilah tanda (√) pada salah satu kolom jawaban dibawah ini
dengan jawaban yang sebenarnya
1. UNICEF.Setiap Tahun 2,6 Juta Bayi Meninggal Sebelum Usia Satu Bulan [Internet].
2018; Avaible from : https://www.dw.com/id/unicef-setiap-tahun-26-juta-bayi-
meninggal-sebelum- usia-satu-bulan-42653239
2. InfoDATIN Kemenkes RI. infodatin-anak.pdf. 2014
3. Roesli U. Mengenai ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2000
4. Bab i pendahuluan. Bab I pendahuluan A.Latar belakang Pemberian Air Susu
Ibu[internet]. 2016;1–7. Available from: eprints.ums.ac.id/47372/4/2.BAB%20I.pdf
5. Amiruddin, R. 2006. Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif.
6. Bab ii tinjauan pustaka. Bab II Tinj Pustaka [Internet]. 2013;14–68. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/43466/3/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_-.pdf
7. Dinkes DKI Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. 2016;46.
8. Dinkes DKI Jakarta. Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. 2015;52.
9. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Keputusan Menteri
Kesehatan.Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.2011
10. Stuebe, Alison M dan Bonuck, Karen. What Predicts Infent to Breastfeed Exclusifely?
Breastfeeding Knowledge,Attitudes, and Beliefs in Diverse Urban Population. Jurnal
Breastfeeding Medicine. Volume 6 (6).2011. Available from:
http://pubmedcentralcanada.ca/pmcc/articles/PMC3263301
11. Februhartanty, Judhiastuty. Strategic Roles Of Fathers in Optimizing Breastfeeding
Practics; A study in Urban Jakarta. 2008
12. Emilia,Rika.Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Hamil di Mukim Laure-E Kecamatan Simeuleu Tengah Kabupaten Simeuleu.2008.1-56
13. Arifeen S., Robert EB., Gretchen A,dkk. Exclusive Breastfeeding Reduces Acute
Respiratory Infection and Diarrhea Deaths Among Infants In Dhaka. 2011.
14. Depkes.Promosi Kesehatan.2016;
15. Suhertusi. Pengaruh Media Promosi Kesehatan tentang ASI Eksklusif terhadap
Peningkatan Pengetahuan Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Begalung
Padang.2014.1-20
16. Handayani. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI eksklusif. 2012;
17. Departemen Kesehatan. Keberhasilan Pencapaian Pemberi ASI Yang Berkaitan Dengan
IMD. 2010;
18. InfoDATIN Kemenkes RI. infodatin-asi.pdf. 2014.
19. KEMENKES RI. Profil Kesehatan Indonesia 2012. 2012. 152 p.
20. Kemenkes RI. profil Kesehatan Indonesia. Vol. 70, Kesehatan. 2015. 1780-1790 p.
21. Dewi W. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif. 2012;
Nurrahman. Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2017.2017;
22. Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2015 1. 2015;
23. Purnamasari D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketidakberhasilan ASI
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta. 2015;
24. Subargus,Amin. 2011. Promosi Kesehatan Melalui Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
25. Unicef. Adopting optimal feeding practices is fundamental to a child’s survival, growth
and development, but too few children benefit. Adopt Optim Feed Pract is Fundam to a
child’s Surviv growth Dev but too few Child benefit [Internet]. 2016; Available from:
https://data.unicef.org/topic/nutrition/infant-and-young-child- feeding/#
26. World Health Organization (WHO). Exclusive breastfeeding for optimal growth,
development and health of infants. 2017; Available from:
http://www.who.int/elena/titles/exclusive_breastfeeding/en/
27. Yulianah, Nana, dkk. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Kepercayaan Ibu
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Bonto Cani Kabupaten
Bone Tahun 2013.2013;
28. Zainal, H. 2011. Gerakan Peduli ASI Indonesia.