1)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
2),3)
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
E-mail : jefri_kalanga@yahoo.com
ABSTRAK
Bulutangkis merupakan permainan yang membutuhkan tenaga dan fisik yang kuat
sehingga berisiko menyebabkan injury. Sport injury secara umum berupa cedera memar,
cedera ligamentum, cedera pada otot dan tendon, perdarahan pada kulit dan pingsan.
Faktor penyebab sport injuryyaitu warming up, kebugaran fisik, nutrisi, kesehatan,
lapangan dan perlengkapan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko sportinjury
pada atlet bulutangkis di UKM UABT Universitas Tribhuwana Tunggadewi
Malang.Desain penelitian mengunakan desain deskriptif. Sampel penelitian menggunakan
sampling jenuhsebanyak36 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner dan lembar observasi.Metode analisa data yang digunakan yaitu odds
ratiodengan menggunakan SPSS.Hasil penelitian membuktikan faktor warming up
berisiko menyebabkan sportinjury sebanyak 7,2 kali lipat, faktor kebugaran fisikberisiko
menyebabkan sportinjury sebanyak 7,5 kali lipat, faktor nutrisiberisiko menyebabkan
sportinjury sebanyak 9,6 kali lipat, faktor kesehatan berisiko menyebabkan sportinjury
sebanyak 8,3 kali lipat, faktor lapangan berisiko menyebabkan sportinjury sebanyak 2,0
kali lipat dan faktor perlengkapan berisiko menyebabkan sportinjury sebanyak 5,9 kali
lipat. Peneliti selanjutnya harus memperbanyak faktor sportinjury seperti faktor umur dan
jenis kelamin serta mengukur kejadian injury pada saat penelitian
175
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
ABSTRACT
Badminton is a game that need labor and physical powerful that caused risk for injury.
Sport injury in general of injury bruises, injury ligament, injured in the muscles and
tendons, bleeding on the skin and faint. The causes of sport injury that is warming up,
physical fitness, nutrition, health, the court and equipment. The purpose of research to
know risk factors sport injury in an athlete badminton in UKM UABT University
Tribhuwana Tunggadewi Malang. Design research use design descriptive. The sample
saturated use of sampling about 36 people. The data analysis used the odds ratio using
SPSS. The research suggests factors warming up caused risk forsport injury 7.2 times, The
physical fitness caused risk for sport injury 7.5 times, Factors nutrients caused risk for
sport injury as many as 9.6 times, Health factors risky sport injury causing as many as 8.3
times, factor causing field risky sport injury as many as 2.0 times and factors equipment
caused risk for sport injury as many as 5.9 times. So researchers must multiply the next
factor sport injury as factors age and gender as well as measuring scene at the time of
injury research.
bulutangkis pada Kompetisi Pra Pekan menyebabkan absen dalam jangka waktu
Olahraga Nasional Indonesia didapatkan paling lama (Gunarsa, 2012).
sebanyak 37 atlet mengalami injury berat Altet yang mengalami injuryakan
dari 365 atlet bulutangkis yang mengalami kesulitan untuk melakukan
melakukan pertandingan. Risiko cedera aktivitas fungsional sehari-hari, latihan
paling rentan pada bagian tubuh atlet ataupun melakukan pertandingan. Injury
bulutangkis yaitu bagian persendian lutut yang dialami atlet harus secepatnya
atau kaki sebesar 34%, pinggang dan dilakukan penanganan untuk menghindari
tulang belakang 19%, bahu dan injury yang berkelanjutan seperti
pergelangan tangan 14% dan sisanya mengalami kelumpuhan dan cacat fisik
pada ankle kaki, tendon achilles, serta bahkan sampai kematian (Sudijandoko,
siku sebanyak 33% (Priyonoadi, 2012). 2010). Langkah awalnya yang dilakukan
Injury yang dialami atlet bulutangkis dalam menangani injury oleh atlet
biasa terjadi saat latihan maupun bulutangkisseperti mengembalikan posisi
pertandingan, secara sengaja atau tidak ujung lutut ke lokasi semula, pemijatan di
sengaja, karena faktor lapangan, gerakan telapak kaki dilakukan agar peredaran
tubuh yang salah, tidak menggunakan darah mengalir lancer ke jantung,
perlengkapan bermain dengan baik dan dilanjutkan dengan pemijatan daerah
sebagainya. Injury olahraga bulutangkis sekitar lutut mengarah ke jantung
bisa terjadi karena kurangnya persiapan (Soeroso, 2013).
pada fase persiapan (warm-up), kontrol Penelitian Maghfiroh (2015)
program latihan (volume, intensitas, membuktikan dari 80 atlet bulutangkis
frekuensi, istirahat) yang diberikan saat yang dijadikan sampel penelitian
bermain, serta tidak adanya analisis didapatkan sebanyak 54 atlet (67.5%)
teknik gerakan yang aman dan benar dari pernah mengalami cedera yang
cabang olahraga tersebut. Injury akan disebabkan oleh faktor kurang pemanasan
mudah terjadi saat bermain bulutangkis sebanyak sebanyak 26 (48.1%), faktor
apabila nutrisi kurang atau perut dalam teknik keliru sebanyak 62 (77.5%), faktor
keadaan kosong karena glikogen otot kebugaran rendah sebanyak 11 (13.8%),
lebih cepat habis dibakar,tanpa adanya dan faktor nutrisinya kurang seimbang
energi baru untuk glikogen otot, tubuh sebanyak 8 (10.0%). Sedangkan analisis
akan lebih cepat letih hingga tidak multivariat didapatkan faktor yang paling
mampu meneruskan pertandingan atau dominan mempengaruhi kejadian cedera
bahkan membuat pucat dan akhirnya dalam penelitian ini adalah kurang
pingsan. Kejadian injury yang sering pemanasan, dimana diperoleh nilai p =
dialami atlet bulutangkis pada bagian 0,003 dan OR = 11.573. Sedangkan jenis
persendian lutut atau kaki sehingga cedera yang sering terjadi yaitu spasme
otot (45%), sprain (8.8%), strain (6.3%),
177
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
dislokasi (5%), subluksasio (1.3%) dan analisa data yang di gunakan yaitu odds
ruptur ligamentum (1.3%). ratio.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Variabel dalam penelitian ini
10 pemain bulutangkis di UKM UABT adalah Risiko Sport Injury Pada Atlet
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Bulutangkis. Kriteria inklusi dalam
Malang diketahui bahwa sebanyak 6 penelitian ini adalah Pemain bulutangkis
(60%) pemain pernah mengalami cedera putra dan putri di UKM UABT
seperti kram dan keseleo, sedangkan Universitas Tribhuwana Tunggadewi,
sebanyak 4 (40%) pemain tidak pernah usia 17 sampai 30 tahun, dan bersedia
mengalami cedera pada saat bermain menjadi responden. Penelitian
bulutangkis. Atlet bulutangkis yang dilaksanakan pada anggota UKM UABT
mengalami kejadian cedera ringan akan di GOR Universitas Tribhuwana
tidak memperdulikan hal tersebut Tunggadewi Malang beralamat di Jl.
sehingga terus melanjutkan untuk Telaga Warna Blok C Tlogomas, Malang
bermain bulutangkis, sedangkan injury 65144, Jawa Timur. Waktu penelitian
yang kecil tersebut akan menjadi injury dilakukan pada bulan Januari 2017.
besar apabila dipaksa untuk terus
bermain, dari hal tersebut maka perlu
adanya pemahaman tentang risiko injury HASIL DAN PEMBAHASAN
pada setiap atlet bulutangkis agar bisa
bermain dengan baik tanpa harus Berdasarkan Tabel 1 diketahui
memaksakan kondisi tubuh. Tujuan sebagian kecil (25,0%) responden
penelitian untuk mengetahui faktor risiko sebelum bermain bulutangkis kurang
sportinjury pada atlet bulutangkis di melakukan warming up, responden
UKM UABT Universitas Tribhuwana melakukan kebugaran fisik berlebihan
Tunggadewi Malang. saat bermain bulutangkisdiketahui kurang
dari separuh (36,1%) dengan melakukan
permainan bulutangkis > 4 set x 21 poin,
METODE PENELITIAN responden memiliki nutrisi kurang saat
bermain bulutangkis karena tidak
Desain penelitian mengunakan mengkonsumsi makanan sebelum
desain deskriptif. Sampel penelitian bermain diketahui lebih dari separuh
menggunakan sampling jenuh sehingga (63,9%), responden mengalami kondisi
seluruh populasi di jadikan sampel fisik tidak sehat saat bermain bulutangkis
penelitian sebanyak 36 orang. Teknik diketahui kurang dari separuh (47,2%),
pengumpulan data yang digunakan adalah responden menggunakan lapangan tidak
kuesioner dan lembar observasi. Metode baik karena permukaan lantai licin
sehingga apabila terkena keringat bisa
178
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
179
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
bulutangkis, hal ini berfungsi sebagai gerakan ringan sehingga otot tidak terjadi
peregangan otot-otot tubuh. Pemanasan kaku (Hardianto, 2015).
yang dilakukan atlet bulutangkis sebelum
bermain dinyatakan kurang apabila Faktor Kebugaran Fisiksebagai Risiko
melakukan pemanasan hanya sekitar 1-2 Sport Injury pada Atlet Bulutangkis
menit dan detak jantung <60 x per menit. Berdasarkan Tabel 1 hasil
Apabila warming up tidak dilaksanakan penelitian membuktikan kurang dari
dengan baik akan menyebabkan injury separuh (36,1%) responden melakukan
pada otot-otot tubuh terutama bagian kebugaran fisik berlebihan saat bermain
betis dan paha yang disebabkan fisik bulutangkis. Berdasarkan uji odds ratio
melakukan aktivitas berat dengan tiba- membuktikan faktor kebugaran fisik
tiba tidak dapat diterima oleh tubuh seperti melakukan permainan bulutangkis
karena otot belum siap menerima > 4 set x 21 poin berisiko menyebabkan
pembebanan saat bermain bulutangkis sportinjury sebanyak 7,5 kali lipat. Hasil
dengan aktivitas meloncat dan berlari. tabulasi silang diketahui dari 13 (36,1%)
Pemanasan sebelum bermain bulutangkis responden yang melakukan kebugaran
penting dilakukan agar tubuh dapat fisik lebih menyebabkan sebanyak 7
beradaptasi terlebih dahulu sehingga (19,4%) responden berisiko mengalami
mengurangi resiko cedera akibat kurang sportinjury.
elastisitas sendi (Priyonoadi, 2012). Faktor sportinjury berdasarkan
Cara menghindari sportinjury otot kebugaran fisik karena atlet melakukan
bagi pemain bulutangkis dengan permainan bulutangkis secara berlebihan
melakukan pemanasan, peregangan > 4 set x 21 poin sehingga otot-otot yang
sebelum permainan dan pendinginan dipaksa akan kelelahan sehingga bisa
setelah permainan. Pemanasan khususnya menyebabkan injury seperti keram dan
pada daerah kaki sebelum melakukan badan terasa pegal-pegal. Menurut
permainan perlu mengerakan kaki agar Hardianto (2008), olahraga secara
kejadian seperti kejang atau kram tidak berlebihan juga tidak baik bagi tubuh
akan terjadi, gerakan ringan dilakukan dimana otot-otot yang kelelahan apabila
selama 3 sampai 10 menit akan dipaksa bisa menyebabkan cedera atau
menghangatkan otot sehingga otot lebih sakit.
lentur dan tahan terhadap cedera. Faktor lain yang menyebabkan atlet
Pemanasan merupakan cara pelenturan bulutangkis bermain secara berlebihan
otot-otot kaki dan tangan agar tidak karena faktor pekerjaan sebanyak (100%)
mengalami kekejangan saat melakukan responden sebagai mahasiswa, dimana
permainan. Sedangkan selelah selesai seorang mahasiswa untuk mengisi luang
permainan diharuskan melakukan waktu selain kuliah digunakan untuk
gerakan pendinginan dengan melakukan bermain bulutangkis, sehingga tidak ada
180
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
beban untuk bermain bulutangkis dengan Faktor Nutrisi sebagai Risiko Sport
durasi yang sangat lama. Hal ini Injury pada Atlet Bulutangkis
kemungkinan berhubungan dengan umur Berdasarkan Tabel 1 hasil
sebanyak (94%) responden berumur 20- penelitian membuktikan lebih dari
25 tahun, hal ini sepaham dengan separuh (63,9%) responden memiliki
pendapat Maghfiroh (2015), menjelaskan nutrisi kurang saat bermain bulutangkis,
umur yang relatif muda akan karena tidak mengkonsumsi makanan
meningkatkan minat untuk bermain sebelum bermain. Berdasarkan uji odds
bulutangkis secara berlebihan. ratio membuktikan faktor nutrisiseperti
Cara menghindari sportinjury tidak mengkonsumsi makanan sebelum
berdasarkan faktor kebugaran fisik yaitu bermainberisiko menyebabkan
dengan tidak melakukan permainan sportinjury sebanyak 9,6 kali lipat. Hasil
bulutangkis secara berlebihan, apabila tabulasi silang diketahui dari 23 (63,9%)
badan terasa lelah segera berhenti responden yang mengalami nutrisi kurang
bermain bulutangkis sehingga saat bermain bulutangkis menyebabkan
mengurangi kejadian injury seperti sebanyak 18 (50,0%) responden berisiko
keleahan yang menyebabkan mudah mengalami sport injury.
pingsan dan pegal-pegal. Atlet Faktor sport injury berdasarkan
bulutangkis perlu melakukan permainan nutrisi karena atlet bulutangkis bermain
secukupnya sesuai kondisi tubuh dengan perut kosong sehingga membuat
sehingga manfaat olahraga berguna bagi otot lebih cepat failure karena glikogen
peningkatan kesehatan tubuh. Sesuai otot lebih cepat habis dibakar, tanpa ada
dengan penjelasan Gunarsa (2012), suplai bahan bakar atau energi baru untuk
mengemukakan melakukan olahraga glikogen otot, sehingga tubuh akan lebih
merupakan kegiatan yang bersifat cepat letih hingga tidak mampu
melenturkan otot-otot tubuh sehingga meneruskan olahraga atau bahkan
apabila melakukan kegiatan olahraga membuat pucat dan akhirnya pingsan.
dilakukan dengan baik dan cukup akan Pola makan yang salah sebelum olahraga
meningkatkan kebugaran tubuh. Kegiatan juga akan merusak sistem kerja tubuh
olahraga secara berlebihan akan menjadi cepat lesu, kram pada lambung
menciptakan tubuh dalam keadaan lelah dan bahkan pingsan. Penyebab atlet
sehingga apabila imunitas tubuh menurun bulutangkis tidak mengkonsumsi
akan menyebabkan mudah capek, tidak makanan sebelum bermain berhubungan
bertenaga dan nyeri otot. dengan jenis kelamin didapatkan
sebagian besar (83,3%) responden
berjenis kelamin laki-laki sehingga tidak
tidak memperhatikan kebutuhan makanan
karena tidak bisa masak.
181
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
sehat yaitu pendidikan sebanyak (100%) hal tersebut bisa menyebabkan atlet
responden memiliki pendidikan terkelincir atau jatuh saat meloncat dan
Perguruan Tinggi atau mahasiswa berlari. Menurut Poole (2011),
sehingga atlet mengetahui bahaya menjelaskan lapangan yang dibutuhkan
melakukan permainan bulutangkis saat bermain bulutangkis adalah lapangan
apabila dalam keadaan sakit. yang sesuai dengan standar sehingga
Cara menghindari sportinjury tidak menimbulkan cedera apabila
berdasarkan faktor kesehatan tubuh yaitu terjatuh. Akibat lapangan yang tidak baik
dengan tidak melakukan permainan ber risiko menyebabkan sportinjury pada
bulutangkis apabila merasa kesehatan atlet bulutangkis seperti keseleo, patah
tubuh terganggu seperti sakit kepala, atau retak tulang, luka, memar, kram,
demam, pusing dan merasa lemas robek otot, putus tendon bahkan bisa
sehingga mengurangi kejadian injury menimbulkan trauma yang menyebabkan
pada atlet saat bermain. atlit tidak dapat bermain kembali
(Sumorsardjono, 2011).
Faktor Lapangan sebagai Risiko Cara menghindari sportinjury
SportInjury pada Atlet Bulutangkis berdasarkan faktor lapangan yaitu dengan
Berdasarkan Tabel 1 hasil bermain menggunakan lapangan datar
penelitian membuktikan lebih dari dan tidak terlalu kasar dan tidak licin.
separuh (100%) responden menggunakan Lakukan pembersihan lapangan saat jam
lapangan tidak baik karena permukaan istirahat untuk menghilangkan keringat
lantai licin yang digunakan atlet yang jatuh saat bermain, agar atlet
bulutangkis untuk mbermain. bulutangkis terkelincir atau jatuh saat
Berdasarkan uji odds ratio membuktikan meloncat dan berlari saat bertanding.
faktor lapangan seperti licin yang
disebabkan oleh keringat dan air minum Faktor Perlengkapan sebagai Risiko
yang tumpahberisiko menyebabkan SportInjury pada Atlet Bulutangkis
sportinjury sebanyak 2,0 kali lipat. Hasil Berdasarkan Tabel 1 hasil
tabulasi silang diketahui dari 30 (100%) penelitian membuktikan kurang dari
responden yang melakukan permainan di separuh (41,7%) responden menggunakan
lapangan tidak baikmenyebabkan perlengkapan tidak baik karena sepatu
sebanyak 21 (58,4%) responden berisiko yang digunakan kekecilan atau besar.
mengalami sportinjury. Berdasarkan uji odds ratio membuktikan
Faktor sportinjury berdasarkan faktor perlengkapan seperti menggunakan
lapangan karena lapangan yang sepatu kekecilan atau besar berisiko
digunakan untuk bermain bulutangkis menyebabkan sportinjury sebanyak 5,9
dalam keadaan basah disebabkan oleh kali lipat. Hasil tabulasi silang diketahui
keringan atlet yang jatuh saat bermain, dari 15 (41,7%) responden yang memiliki
183
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
184
Nursing News Analisis Faktor Risiko Sport Injury Pada Atlet
Volume 3, Nomor 1, 2018 Bulutangkis
DAFTAR PUSTAKA
185