Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bangunan gedung sebagaimana barang konstruksi lainnya akan mengalami


kerusakan. Salah satu faktor kerusakan disebabkan adanya komponen yang telah
mencapai umur rencana. Komponen yang umurnya tidak mencapai umur rencana, tetapi
mengalami kerusakan akan diganti dengan komponen yang baru.

Menurut Andrianto (2004) dan Aresande (2013) selain akibat faktor umur
komponen gedung, kerusakan gedung juga diakibatkan oleh faktor alam, antara lain:
Faktor suhu yang merupakan salah satu faktor alam yang berpengaruh kepada kerusakan
bangunan. Suhu yang ekstrim dan terjadi terus menerus menyebabkan kerusakan struktur
bangunan terutama struktur di bagian luar bangunan. Faktor gempa, gempa yang terjadi
akibat pergerakan kulit bumi, runtuhan kulit bumi, maupun gempa akibat aktifitas geung
berapi sering menyebabkan kerusakan pada gedung. Besar kecilnya energi gempa yang
diterima bangunan sangat tergantung pada kedalaman gempa, jenis tanah yang di lalui,
serta jarak bangunan ke pusat gempa.

Selain faktor tersebut, adapula faktor kerusakan bangunan yang disebabkan oleh
alam yang jarang diperhatikan, yaitu oleh akar pohon. Akar pohon yang tumbuh hingga
mendekati fondasi rumah harus dicegah. Jika tidak, akar pohon akan merusak
bangunan dan berisiko terdapat kerugian yang besar karena harus memperbaikinya.
Pohon yang berpotensi merusak fondasi rumah ialah pohon yang besar dan jika
ditanam dekat sekali dengan bangunan. Akarnya yang tumbuh menjalar hingga
mengenai fondasi akan membuat fondasi rusak.

Oleh karena itu, peneliti merasa penting untuk meneliti mengenai pengaruh
akar pohon yang menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan.
1.2 MASALAH PENELITIAN

Poin 1.2 masalah penlitian ini akan dibahas identifikasi masalah dan perumusan
masalah yang berkaitan dengan pengaruh akar pohon pada kerusakan struktur bangunan.

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berbekal latar belakang dan kerangka pikir, masalah yang diteliti dapat
dirumuskan. Identifikasi masalah dilakukan sebelum merumuskan masalah secara jelas
dan fokus pada kata kunci utama yang unik. Identifikasi masalah meliputi hal-hal yang
berhubungan dan berada seputar permasalahan rusaknya struktur bangunan akibat
pemilihan bahan yang kurang baik sehingga dapat ditembus oleh akar pohon.

1.2.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Apa saja kerusakan yang diakibatkan oleh akar pohon pada bangunan?
2. Bagaimana cara mencegah terjadinya kerusakan bangunan yang ditimbulkan
oleh akar pohon?
1.3 PEMBATASAN MASALAH

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi, maka
dalam hal ini penulis membatasi penyajian masalah yang akan dibahas. Adapun
permasalahan itu, hanya dikhususkan mengenai pengaruh akar pohon pada bangunan.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Mendeskripsikan apa saja kerusakan yang diakibatkan oleh akar pohon pada
bangunan.
2. Menjelaskan solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan bangunan oleh akar pohon.
1.5 MANFAAT/SIGNIFIKANSI PENELITIAN
1. Peneliti
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat, yaitu untuk
menambah wawasan mengenai konstruksi bangunan yang baik dan benar sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan pada bangunan yang disebabkan oleh
akar pohon.

2. Masyarakat

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah berperan dalam
meningkatkan pengetahuan tentang solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan bangunan oleh akar pohon kepada mahasiswa Jurusan Teknik
Sipil, khususnya prodi Teknik Konstruksi Bangunan Gedung PNJ. Dapat memberikan
informasi kepada masyarakat pada umumnya serta lembaga atau pemerintah tentang
solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan bangunan oleh akar
pohon.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Menambah pengembangan ilmu teknologi dalam bidang konstruksi bangunan.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Suatu karya ilmiah memerlukan sistematika yang baik, teratur dan terperinci.
Demikian pula dalam karya tulis ilmiah ini, penulis berusaha mencantumkan secara urut
dari bab ke bab tentang sistematikanya. Adapun sistematika karya tulis ilmiah yang
penulis lakukan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab 1 berisi latar belakang masalah tentang pengaruh akar pohon pada kerusakan
bangunan. Selain latar belakang, bab 1 juga berisi masalah penelitian, identifikasi
masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat/signifikansi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab 2 berisi penjelasan kerusakan pada bangunan, macam-macam kerusakan
bangunan oleh faktor alam, kerusakan struktur pada bangunan, dampak kerusakan yang
disebabkan oleh akar pohon pada bangunan, serta cara yang dapat dilakukan dalam upaya
penangulangan dan pencegahan terjadinya kerusakan struktur bangunan oleh akar pohon.
Uraian tersebut berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dan
pengembangan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 berisi tentang uraian mengenai proses dan tahapan penelitianyang


dilakukan. Selain itu, bab 3 juga berisi mengenai teknik, objek penelitian, serta lokasi
penelitian.

BAB IV DATA

Bab 4 berisi uraian dari pengaruh akar pohon pada kerusakan struktur bangunan.

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab 5 berisi uraian analisis dan pembahasan yang disesuaikan dengan

rumusan masalah, yakni:

1. Apa saja kerusakan yang diakibatkan oleh akar pohon pada bangunan?
2. Bagaimana cara mencegah terjadinya kerusakan bangunan yang ditimbulkan
oleh akar pohon?

BAB VI PENUTUP
Bab 6 berisi tentang simpulan dari serangkaian pembahasan penelitian yang
dilakukan, keterbatasan atau kendala-kendala dalam penelitian serta saran-saran yang
perlu untuk disampaikan tentang penelitian pengaruh akar pohon pada kerusakan struktur
bangunan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DESKRIPSI TEORI


2.1.1 Akar Pohon
A. Pengertian akar pohon

Akar merupakan bagian tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah, dengan
arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan
udara dan cahaya. Selain sebagai penopang berdirinya sebuah tumbuhan, akar juga
berfungsi sebagai pencari nutrisi untuk tanaman yang ada di dalam tanah. Akar akan
menyerap nutrisi yang dibutuhkan tumbuhan terutama air. Dalam hal ini akar
merupakan bagian yang sangat penting untuk tumbuhan. Pada ujung akar terdapat sel-
sel hidup yang disebut tudung akar (kaliptra) yang berfungsi membantu akar dalam
menembus tanah.

B. Fungsi akar pohon


 Sebagai penopang tanaman
Fungsi paling utama dari akar adalah sebagai penopang yang menjaga agar
tanaman dapat berdiri dengan kokoh di atas tanah tempat hidupnya.
 Penyimpan cadangan air
Di antara fungsi lainnya dari akar adalah sebagai media penyimpan cadangan air,
serta kandungan garam mineral yang didapatkan dari dalam tanah.
 Pengangkut air dan zat makanan
Tidak hanya sebagai penyimpan cadangan air dan kandungan garam mineral, akar
juga bertugas mengangkut air serta zat makanan yang telah didapatkan untuk
disebar ke seluruh jaringan tumbuhan.
C. Jenis-jenis akar pohon
1) Akar Serabut
Tanaman berakar serabut biasanya berasal dari jenis tanaman monokotil
(berbiji tunggal). Akar jenis serabut biasanya bermula dari biji yang
berkecambah, kemudian membentuk akar lembaga, lalu setelahnya tumbuh
dan berubah menjadi akar primer. Jenis akar ini memiliki ukuran dan panjang
yang relatif sama antara akar yang satu dengan yang lainnya.
2) Akar Tunggang
Akar Tunggang merupakan jenis akar besar yang berasal dari sebuah biji.
Jenis akar ini dikenal sebagai akar yang kuat menghujam ke dalam bumi.
Beberapa jenis tanaman berakar tunggang menyimpan zat makanannya di
dalam akar dalam bentuk umbi-umbian. Tanaman berakar tunggang
didominasi oleh jenis tanaman dikotil.
2.1.2 Kerusakan yang Ditimbulkan oleh Akar Pohon
 Merusak nat bata
Akar dari tanaman yang telah tumbuh besar dan tinggi masuk ke nat bata.
Penyebabnya adalah posisi tanaman berada di atas struktur. Keadaan ini tidak
hanya terjadi pada satu tanaman, tetapi beberapa tanaman juga berada di atas
struktur tersebut. Selain itu, tidak jauh dari struktur juga terdapat beberapa
tanaman yang berpotensi merusak akibat pertumbuhan akar. Hal tersebutlah yang
dapat merusak struktur bata.
 Lantai yang amblas
Lantai amblas disebabkan karena faktor sifat asli dasar tanah atau
pekerjaan pemasangan lantai yang tidak benar. Tanah dasar lembek, tanah retak
karena pemadatan kurang sempurna, urugan pasir bawah lantai kurang tebal dan
kurang padat, serta akar tanaman merupakan faktor yang menyebabkan lantai
keramik amblas.
 Menghambat saluran air
Keberadaan akar yang tumbuh dekat saluran air membuat aliran air dari
saluran penghubung sekitar jalan menjadi terhambat alirannya dan membuat air
mudah naik ke permukaan ketika hujan.
2.1.3 Struktur Bangunan
A. Pengertian struktur bangunan
Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti fondasi,
sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur
berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap
bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya
masing-masing.
B. Fungsi struktur bangunan
Fungsi dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari
bagian bangunan atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke
tanah. Perancangan struktur harus memastikan bahwa bagian-bagian sistem
struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung gaya gravitasi dan beban
bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah dengan aman.
C. Bagian-bagian struktur bangunan

Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain:

1. Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di


bawah permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi fondasi dan sloof.
2. Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas
permukaan tanah dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang
dimaksud struktur tengah di antaranya dinding, kolom, dan ring.
3. Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk
memanjang ke atas untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain
rangka dan kuda-kuda.

2.1.4 Kategori pada Kerusakan Bangunan


a. Kerusakan Ringan Non-Struktur
Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan nonstruktur apabila terjadi
hal-hal sebagai berikut :
 Retak halus (lebar celah lebih kecil dari 0,075 cm) pada plesteran.
 Serpihan plesteran berjatuhan.
 Mencakup luas yang terbatas.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) secara arsitektur tanpa
mengosongkan bangunan.

b. Kerusakan Ringan Struktur


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat ringan apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :

 Retak kecil (lebar celah antara 0,075 hingga 0,6 cm) pada dinding.
 Plester berjatuhan.
 Mencakup luas yang besar.
 Kerusakan bagian-bagian nonstruktur seperti cerobong, lisplang, dsb.
 Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.
 Laik fungsi/huni Tindakan yang perlu dilakukan adalah perbaikan (repair) yang
bersifat arsitektur agar daya tahan bangunan tetap terpelihara.

Perbaikan dengan kerusakan ringan pada struktur dapat dilakukan tanpa mengosongkan
bangunan.

c. Kerusakan Struktur Tingkat Sedang


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat sedang apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :

 Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,6 cm) pada dinding;
 Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban,
kolom; cerobong miring; dan runtuh;
 Kemampuan struktur untuk memikul beban sudah berkurang sebagian;
 Laik fungsi/huni.
 Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
 Restorasi bagian struktur dan perkuatan (strenghtening) untuk menahan beban
gempa;
 Perbaikan (repair) secara arsitektur;
Bangunan dikosongkan dan dapat dihuni kembali setelah proses restorasi selesai.

d. Kerusakan Struktur Tingkat Berat


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat berat
apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

 Dinding pemikul beban terbelah dan runtuh;


 Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat;
 Kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan;
 Tidak laik fungsi/huni.

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan. Atau dilakukan


restorasi dan perkuatan secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali.
Dalam kondisi kerusakan seperti ini, bangunan menjadi sangat berbahaya sehingga
harus dikosongkan.

e. Kerusakan Total
Suatu bangunan dikategorikan sebagai rusak total / roboh apabila terjadi hal-hal
sebagai berikut :

 Bangunan roboh seluruhnya (> 65%)


 Sebagian besar komponen utama struktur rusak
 Tidak laik fungsi/ huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan, membersihkan lokasi,


dan mendirikan bangunan baru.

2.1.5 Pengertian Pengaruh

Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian kata pengaruh. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1997:747), kata pengaruh yakni “daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan dan
perbuatan seseorang”.

Pengaruh adalah “daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang
ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang” (Depdikbud, 2001:845).

WJS.Poerwardaminta berpendapat bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau


timbul dari sesuatu, baik orang maupun benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang
berkekuatan dan berpengaruh terhadap orang lain (Poerwardaminta:731).

Bila ditinjau dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh
adalah sebagai suatu daya yang ada atau timbul dari suatu hal yang memiliki akibat atau
hasil dan dampak yang ada.

2.2 PENELITIAN YANG RELEVAN

No. Judul penelitian Sumber Inti Penelitian


1. Penilaian Kondisi Bangunan Renovasi ringan
Gedung Sekolah Dasar Negeri [1] Mohammad Hadi ruang/bangunan
Studi Kasus di Sekolah Dasar Sucipto, "Penilaian adalah
Negeri Se-Kabupaten Madiun. Kondisi Bangunan pemeliharaan
Gedung Sekolah rutin mulai dari
Dasar Negeri Studi pengecatan
Kasus di Sekolah sampai dengan
Dasar Negeri Se- tingkat yang
Kabupaten relatif tinggi
Madiun," EMARA dalam upaya
Indonesian Journal untuk memenuhi
of Architecture, vol. tingkat
2, pp. 43-52, standarisasi
Agustus 2016. ruang/bangunan
misalnya
pemasangan
plafon,
penggantian
lantai dari tegel
menjadi keramik,
dan sebagainya.

2. Analisis Identifikasi Kerusakan [2] Devie Meilinda, Ada 28 risiko


Struktur Bangunan Gedung Anik Ratnaningsih, yang bisa terjadi
Sekolah Dasar di Wilayah "ANALISIS terhadap
Kecamatan Ambulu-Jember IDENTIFIKASI kerusakan
dengan Metode Hazid. KERUSAKAN struktur
STRUKTUR bangunan. Dari
BANGUNAN 28 risiko tersebut
GEDUNG digolongkan
SEKOLAH berdasarkan
DASAR DI bagian/komponen
WILAYAH struktur
KECAMATAN bangunannya.
AMBULU-
JEMBER
DENGAN
METODE,"
Konferensi
Nasional Teknik
Sipil dan
Infrastruktur, Vols.
61-69, 30 Oktober
2017.
3. Identifikasi Tingkat Kerusakan [3] Machya Kartika Nilai tingkat
Tegakan pada Kawasan Pusat Tsani, R. Safe'i, kerusakan dapat
Pelatihan Gajah Taman Nasional "IDENTIFIKASI digunakan
Way Kambas. TINGKAT sebagai gambaran
KERUSAKAN terhadap berbagai
TEGAKAN PADA ancaman potensi
KAWASAN timbulnya
PUSAT kerusakan di
PELATIHAN masa yang akan
GAJAH TAMAN datang.
NASIONAL WAY
KAMBAS," Jurnal
Hutan Tropis, vol.
5, pp. 215-221,
November 2017.

4. Analisis Tingkat Kerusakan [4] Meidy Kempa, Kerusakan


Bangunan Gedung Sekolah "ANALISIS bangunan gedung
Menengah Pertama (SMP) di TINGKAT yang masuk
Maluku. KERUSAKAN kategori rusak
BANGUNAN berat (RB) dan
GEDUNG rusak total (RT)
SEKOLAH pada ruangan
MENENGAH kelas dan ruang
PERTAMA (SMP) penunjang
DI MALUKU," lainnya, agar
Seminar Nasional diprioritaskan
“Archipelago utama untuk
Engineering”(ALE) dilakukan
2018, pp. 198-203, rehabilitasi,
26 April 2018. karena bersifat
mendesak
(urgent) sehingga
dapat membantu
mengembalikan
proses belajar
mengajar di
sekolah.
5. Analisis Tingkat Kerusakan [5] Nugroho, Herdi Dari anggaran
Bangunan Berdasarkan Dwi, "Analisis pemeliharaan
Klasifikasi dan Nilai Kerusakan tingkat kerusakan tersebut, didapat
Gedung Hotel Bintang Satu di bangunan prosentase nilai
Bandung. berdasarkan pemeliharaan
klasifikasi dan nilai kerusakan ringan
kerusakan Gedung sebesar 40,02 %,
Hotel Bintang Satu kerusakan sedang
di Bandung," Juni sebesar 51,24 %
2019. dan kerusakan
berat sebesar 8,75
% pada Gedung
B.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Faktor-faktor penyebab kerusakan bnagunan dapat dilihat dari beberapa hal,


diantaranya adalah faktor alam dan faktor manusia. Ada pun beberapa hal yang termasuk
dalam faktor alam, yaitu faktor suhu, faktor tanaman sekitar, dan juga faktor gempa.
Dalam bentuk bagan, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
Kerusakan Bangunan

Faktor-faktor
Penyebab

Faktor Alam Faktor manusia

Faktor Tanaman
Faktor Suhu Faktor Gempa
sekitar

Akar Pohon Dapat


Menyebabkan
a pada
Kerusakakan
Struktur Bangunan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai