Anda di halaman 1dari 16

Pendekatan dan Metode Pembelajaran

Posted on 19 Februari 2008 by checep05


Dalam kenyataan sehari – hari sering kita jumpai sejumlah guru yang menggunakan metode tertentu yang kurang
atau tidak cocok dengan isi dan tujuan pengajaran. Akibatnya, hasilnya tidak memadai, bahkan mungkin merugikan
semua pihak terutama pihak siswa dan keluarganya, walaupun kebanyakan mereka tidak menyadari hal itu.
Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran, guru sebaiknya
menentukan pendekatan dan metode yang akan digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar. Pemilihan
suatu pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan
menjadi objek pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian
tujuan pembelajaran yang lebih bermakna.
Ketika mengajar di kelas 3 A Pak Mamat merasa ragu apakah persiapan mengajar untuk konsep persilangan di
SLTP yang sudah disiapkannya dapat digunakan di kelas ini. Berdasarkan pengalamannya kelas 3 B agak berbeda
dengan kelas 3 lainnya. Karena sebagian besar siswa di kelas tersebut mempunyai kemampuan belajar lebih rendah
daripada rata – rata kemampuan kelas 3 di sekolahnya. Pak Mamat merencanakan materi pelajarannya dibagi
menjadi beberapa kali pertemuan sehingga memerlukan waktu lebih banyak dibandingkan dengan kelas 3 yang
lainnya. Metode yang digunakannya masih serupa dengan di kelas lain, hanya ditambah metode bermain peran. Pak
Mamat merasa gembira karena siswa yang diperkirakan akan mengalami kesulitan belajar ternyata terbantu dengan
cara yang ditempuhnya.
A. Pengertian Metode dan Pendekatan
Metode dibedakan dari pendekatan. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan
metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Satu pendekatan yang direncanakan untuk satu
pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa metode. Sebagai contoh dalam
pembelajaran pencemaran lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dapat dipilih dari
beberapa pendekatan yang sesuai, antara lain pendekatan lingkungan. Ketika proses pembelajaran pencemaran
lingkungan dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan tersebut dapat digunakan beberapa metode, misalnya
metode observasi, metode didkusi dan metode ceramah. Supaya lebih jelas ikuti perencanaan yang dilakukan oleh
seorang guru ketika akan memberi pembelajaran pencemaran lingkungan tersebut. Pada awalnya ia memilih
pendekatan lingkungan, berarti ia akan menggunakan lingkungan sebagai fokus pembelajaran. Pada akhir
pembelajaran melalui konsep pencemaran lingkungan siswa akan memahami tentang lingkungan sekitarnya apakah
sudah tercemar atau tidak. Untuk merealisasikan hal tersebut ia menggunakan metode diskusi dan ceramah. Dalam
pembelajarannya ia membuat suatu masalah untuk didiskusikan oleh siswa kemudian ia akan mengakhiri
pembelajaran tadi dengan memberi informasi yang berkaitan dengan hasil diskusi. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode dan pendekatan dirancang untuk mencapai keberhasilan suatu tujuan pembelajaran.
B. Beberapa Pendekatan Pada KBM
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran biologi antara lain sebagai berikut :
1. Pendekatan tujuan pembelajaran
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya pendekatan ini tercakup juga ketika
seorang guru merencanakan pendekatan lainnya, karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Semua pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan.
Sebagai contoh : Apabila dalam tujuan pembelajaran tertera bahwa siswa dapat mengelompokan makhluk hidup,
maka guru harus merancang pembelajaran, yang pada akhir pembelajaran tersebut siswa sudah dapat
mengelompokan makhluk hidup. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut dapat berupa metode
tugas atau karyawisata.
2. Pendekatan konsep
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa dibimbing memahami suatu bahasan melalui
pemahaman konsep yang terkandung di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan
subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.
3. Pendekatan lingkungan
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu proses belajar mengajar.
Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan
sehari – hari sering digunakan pendekatan lingkungan.
4. Pendekatan inkuiri
Penggunaan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk mengendalikan situasi yang dihadapi ketika
berhubungan dengan dunia fisik yaitu dengan menggunakan teknik yang digunakan oleh para ahli peneliti ( Dettrick,
G.W., 2001 ). Pendekatan inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpempin dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka.
Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa tujuan dari kegiatannya.
5. Pendekatan penemuan
Penggunaan pendekatan penemuan berarti dalam kegiatan belajar mengajar siswa diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah. Penemuan tidak terbatas pada menemukan sesuatu
yang benar – benar baru. Pada umumnya materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, demikian pula
situasi yang menunjang proses pemahaman tersebut. Siswa akan melakukan kegiatan yang secara langsung
berhubungan dengan hal yang akan ditemukan.
6. Pendekatan proses
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan.
Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan
proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
7. Pendekatan interaktif ( pendekatan pertanyaan anak )
Pendekatan ini memberi kesempata pada siswa uuntuk mengajukan pertanyaan untuk kemudian melakukan
penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka ajukan ( Faire & Cosgrove, 1988 dalam Herlen W,
1996 ). Pertanyaan yang diiajukn siswa sangat bervariasi sehingga guru perlu melakukan llangkah – langkah
mengumpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi suatu kegiatan yng spesifik.
8. Pendekatan pemecahan masalah
Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan melalui praktikum atau
pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi. Versi pertama siswa dapat menerima saran tentang prosedur
yang digunakan, cara mengumpulkan data, menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah
ke pemecahan masalah. Versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang pemecahannya
sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu memberi petunjuk.
9. Pendekatan sains teknologi dan masyarakat ( STM )
Hasil penelitian dari National Science Teacher Association ( NSTA ) ( dalam Poedjiadi, 2000 ) menunjukan bahwa
pembelajaran sains dengan menggunakan pendekatan STM mempunyai beberapa perbedaan jika dibandingkan
dengan cara biasa. Perbedaan tersebut ada pada aspek : kaitan dan aplikasi bahan pelajaran, kreativitas, sikap,
proses, dan konsep pengetahuan. Melalui pendekatan STM ini guru dianggap sebagai fasilitator dan informasi yang
diterima siswa akan lebih lama diingat. Sebenarnya dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM ini
tercakup juga adanya pemecahan masalah, tetapi masalah itu lebih ditekankan pada masalah yang ditemukan sehari
– hari, yang dalam pemecahannya menggunakan langkah – langkah ilmiah
10. Pendekatan terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau lebih dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur
lain, sehingga diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena
satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang.
Pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Di Indonesia, khususnya di
tingkat pendidikan dasar terdapat tiga model pemdekatan terpadu yang sedang berkembang yaitu model
keterhubungan, model jaring laba – laba, model keterpaduan.
Perbandingan model pembelajaran terpadu
Model keterhubungan Model jaring laba – laba Model keterpaduan
C. Beberapa Metode Pada KBM
Beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran biologi adalah :
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena
mudah dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. Dalam
pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan
melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu.
Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak disamping
menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri.
2. Metode tanya jawab
Metode tanya jawab dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah,
siswa akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan keruntutan dalam
mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi
pendorong bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan
lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan
dibahas.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah. Dalam diskusi terjadi tukar menukar
gagasan atau pendapat untuk memperoleh kesamaan pendapat. Dengan metode diskusi keberanian dan kreativitas
siswa dalam mengemukakan gagasan menjadi terangsang, siswa terbiasa bertukar pikiran dengan teman,
menghargai dan menerima pendapat orang lain, dan yang lebih penting melalui diskusi mereka akan belajar
bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran bersama.
4. Metode belajar kooperatif
Dalam metode ini terjadi interaksi antar anggota kelompok dimana setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Semua
anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota
kelompok saling membantu. Model belajar kooperatif yang sering diperbincangkan yaitu belajar kooperatif model
jigsaw yakni tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman
sekelompoknya.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode
demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda
miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok
adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses. Dengan menggunakan papan tulis guru
dan siswa dapat menggambarkan objek, membuat skema, membuat hitungan matematika, dan lain – lain peragaan
konsep serta fakta yang memungkinkan.
6. Metode ekspositori atau pameran
Metode ekspositori adalah suatu penyajian visual dengan menggunakan benda dua dimensi atau tiga dimensi,
dengan maksud mengemukakan gagasan atau sebagai alat untuk membantu menyampaikan informasi yang
diperlukan.
7. Metode karyawisata/widyamisata
Metode karyawisata/widyawisata adalah cara penyajian dengan membawa siswa mempelajari materi pelajaran di
luar kelas. Karyawisata memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, dapat meransang kreativitas siswa,
informasi dapat lebih luas dan aktual, siswa dapat mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi karyawisata
memerlukan waktu yang panjang dan biaya, memerlukan perencanaan dan persiapan yang tidak sebentar.
8. Metode penugasan
Metode ini berarti guru memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini dapat
mengembangkan kemandirian siswa, meransang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab
siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi. Tetapi dlam metode ini sulit mengawasi
mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.
9. Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan
eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat
memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan
siswa. Metode ini paling tepat apabila digunakan untuk merealisasikan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri atau
pendekatan penemuan.
10. Metode bermain peran
Pembelajaran dengan metode bermain peran adalah pembelajaran dengan cara seolah – olah berada dalam suatu
situasi untuk memperoleh suatu pemahaman tentang suatu konsep. Dalam metode ini siswa berkesempatanm
terlibat secara aktif sehingga akan lebih memahami konsep dan lebih lama mengingat, tetapi memerlukan waktu
lama.
Pendekatan dan metode yang dipilih guru dalam memberikan suatu materi pelajaran sangat menentukan terhadap
keberhasilan proses pembelajaran. Tidak pernah ada satu pendekatan dan metode yang cocok untuk semua materi
pelajaran, dan pada umumnya untuk merealisasikan satu pendekatan dalam mencapai tujuan digunakan multi
metode.
Metode dibedakan dari pendekatan ; metode lebih menekankan pada pelaksanaan kegiatan, sedangkan pendekatan
ditekankan pada perencanaannya. Ada lima hal yang perlu diperhatikan guru dalam memilih suatu metode mengajar
yaitu :
• Kemampuan guru dalam menggunakan metode.
• Tujuan pengajaran yang akan dicapai.
• Bahan pengajaran yang perlu dipelajari siswa.
• Perbedaan individual dalam memanfaatkan inderanya.
• Sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran biologi adalah pendekatan konsep, pendekatan
keterampilan proses, pendekatan lingkungan, pendekatan inkuiri, pendekatan penemuan, pendekatan interaktif,
pendekatan pemecahan masalah, pendekatan Sains Teknologi Masyarakat, dan pendekatan terpadu. Untuk
merealisasikan suatu pendekatan dalam mencapai tujuan dapat digunakan beberapa metode antara lain metode
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode demonstrasi, metode ekspositori, metode karyawisata,
metode penugasan, metode eksperimen, metode belajar kooperatif, dan metode bermain peran.
DAFTAR PUSTAKA
Dirdjosoemarto dkk. 2004. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung : FPMIPA UPI dan JICA IMSTEP.
Roestiyah. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Syah Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosda Karya

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara
benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah
klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur
mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu
diperoleh.

Ciri-ciri suatu konsep adalah:


 Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
 Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
 Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
 Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
 Konsep yang benar membentuk pengertian
 Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan


konsep adalah:

 Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai dengan unsur lingkungan.


 Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
 Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai
konsep yang komplek.
 Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu:

Tahap Pertama: Tahap enaktik. Tahap enaktik dimulai dari:

 Pengenalan benda konkret.


 Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.
 Pengamatan,penafsiran tentang benda baru
Tahap Kedua: Tahap simbolik. Tahap simbolik siperkenalkan dengan:

 Simbol, lambang, kode, seperti angka, huruf. kode, seperti (?=,/) dll.
 Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup
mengerti akan ciri-cirinya.
 Memberi nama,dan istilah serta defenisi.

Tahap Ketiga: Tahap ikonik. Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak,seperti
menyebut nama, istilah, defmisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
Alhamdulillahirabbil‘alamin, tiada kata lain yang patut untuk kami ungkapkan

selain ucapan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan

dan kemampuan kepada kami sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik

dan tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada baginda Muhammad

SAW., para sahabat dan seluruh keluarga beliau serta para pengikut beliau hingga

akhir zaman.

Selama penyusunan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dari berbagai

pihak,Serta ucapan terima kasih juga penulis persembahkan kepada semua pihak yang

baik secara langsung ataupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian makalah

ini.

Akhirnya, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kekhilafan.kami mohon

saran dan kritik yang sifatnya membangun guna lebih menyempurnakan makalah-

makalah kami selanjutnya.

Makassar, 27 Maret 2013


Muhammad Tasbillah
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti ini semua aspek kehidupan dituntut untuk terus maju
dan berkembang dengan cepat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di
Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman
yang semakin global. Peningkatan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap
dunia pendidikan. Pendidikan merupakan ujung tombak dalam pengembangan sumber
daya manusia harus bisa berperan aktif dalam meningkatkan kualitas dan juga
kuantitas. Upaya pengembangan tersebut harus sesuai dengan proses pengajaran
yang tepat agar anak didik dapat merima didikan dengan baik.
Dewasa ini, proses belaja mengajar di sekolah baik SD, SMP, maupun SMA
masih menggunakan paradigma lama, yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru,
dimana guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada peserta didiknya. Peserta didik
hanya mendengarkan penjelasan yang guru sampaikan. Peserta didik cendrung tidak
diajak untuk mengetahui dan memahami peristiwa dan konsep mengenai materi fisika
kurrang dikuasai oleh peserta didik dan peserta didik pun lambat dalam memahami
materi pembelajaran fisika
Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan
murid yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari
guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru
dan murid. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara
kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini
selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi menyenangkan
dalam kegiatan belajar mengajar, serta lebih merasa bersahabat dengan guru yang
mengajar.
Sehingga dalam mengajar diperlukan pendekatan dalam pembelajaran ,
pendidik harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan
guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam Pembelajaran
Interaksi dalam pembelajaran adalah bagaimana Cara guru dapat meningkatkan
motivasi belajar dari siswa. Hal ini berkaitan dengan strategi apa yang dipakai oleh
guru, bagaimana guru melakukan pendekatan terhadap siswanya. Dalam sebuah
pembelajaran yang baik guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Dalam
peranannya sebagai pembimbing, guru berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru sebagai fasilitator, guru
berusaha memberikan fasilitas yang baik melalui pendekatan-pendekatan yang
dilakukan.
Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada
siswa ialah bagaimana Cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter
pembelajaran.
Pendekatan (approach) pembelajaran fisika adalah Cara yang ditempuh guru
dalam pelaksanaan agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan sisiwa.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan,
yaitu:
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam
proses pembelajaran.
B. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran
Fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang
akan digunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
4. Mendiaknosis masalah-masalahbelajar yang timbul.
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
C. Jenis-Jenis Pendekatan dalam Pembelajaran
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap
anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut. Pendekatan individual
mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pengajaran. Pengelolaan kelas
sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode tidak bisa begitu saja
mengabaikan kegunaan pendekatan individual, sehingga guru dalam melaksanakan
tugasnya selalu saja melakukan pendekatan individual terhadap anak didik di kelas.
Persoalan kesulitan belajar anak lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan
pendekatan individual, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
Pembelajaran individual merupakan salah satu Cara guru untuk membantu siswa
membelajarkan siswa, membantu merencanakan kegiatan belajar siswa sesuai dengan
kemampuan dan daya dukung yang dimiliki siswa. Pendekatan individual akan
melibatkan hubungan yang terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk
menimbulkan perasaan bebas dalam belajar sehingga terjadi hubungan yang harmonis
antara guru dengan siswa dalam belajar. Untuk mencapai hal itu, guru harus melakukan
hal berikut ini:
a. Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pikiran anak didik dan
membuat hubungan saling percaya.
b. Membantu anak didik dengan pendekatn verbal dan non-verbal.
c. Membantu anak didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
d. Menerima perasaan anak didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaannya
dengan penuh perhatian.
e. Menanggani anak didik dengan memberi rasa aman, penuh pengertian, bantuan, dan
mungkin memberi beberapa alternatif pemecahan.
Ciri-ciri pendekatan individual :
a. Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap siswa di kelas dan
memberikan kesempatan kepada anak didik sebagai individu untuk akatif, kreatif, dan
mandiri dalam belajar.
b. Guru harus peka melihat perbedaan sifat-sifat dari semua anak didik secara individual.
c. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan pembimbing di kelas. Para peserta didik
dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana dan apa yang mereka pelajari.
d. Guru harus mampu mennyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam
pengertian mengasyikkan, mudah ditangkap dan dipahami serta tidak membosankan
siswa. Pengajaran individual dilakukan untuk membantu siswa dalam menuntaskan
belajar mereka.
Oleh karena itu, pendekatan individual dapat mengefektifkan proses belajar
mengajar, interaksi guru dan siswa berjalan dengan baik, dan terjadinya hubungan
pribadi yang menyenangkan antara siswa dan guru. Secara tidak langsung hal yang
disebut diatas merupakan keuntungan dari pengajaran dengan pendekatan individual.
Keuntungan dari pengajaran pendekatan individual yaitu:
a. Memungkin siswa yang lama dapat maju menurut kemampuannya masing-masing
secara penuh dan tepat.
b. Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan tetapi bersifat nyata melalui diskusi
kelompok.
c. Mengarahkan perhatian siswa terhadap hasil belajar perorangan.
d. Memusatkan pengajaran terhadap mata ajaran dan pertumbuhan yang bersifat
mendidik, bukan kepada tuntutan-tuntutan guru.
e. Memberi peluang siswa untuk maju secara optimal dan mengembangkan kemampuan
yang dimilikinya.
f. Latihan-latihan tidak diperlukan bagi anak yang cerdas, karena dapat menimbulkan
kebiasaan dan merasa puas dengan hasil belajar yang ada.
g. Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan siswa dan guru.M
h. emberi kesempatan bagi para siswa yang pandai untuk melatih inisiatif berbuat yang
lebih baik.
i. Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap para siwa yang tergolong
lamban.
Sedangkan kelemahan pembelajaran pendekatan individual sebagai berikut
dapat dilihat secara umum dan khusus. Kelemahan secara umum:
a. Proses pembelajaran relative memakan banyak waktu sesuai dengan jumlah bahan
yang dihadapi dan jumlah peserta didik.
b. Motivasi siswa mungkin sulit dipertahankan karena perbedaan-perbedaan individual
yang dimiliki oleh peserta didik sehingga dapat membuat beberapa siswa rendah
diri/minder dalam pembelajaran.
c. Adanya penggunaan pasangan guru dan siswa dalam manajemen kelas regular secara
perorangan, sehingga terjadi kemungkinan sebagaian peserta didik tidak dapat dikelola
dengan baik.
d. Guru-guru yang sudah terbiasa dengan Cara-cara lama akan mengalami hambatan
untuk menyelenggarakan pendekatan ini karena menuntut kesabaran dan penguasaan
materi secara lebih luas dan menyeluruh.
2. Pendekatan Kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar terkadang ada juga guru yang menggunakan
pendekatan lain, yakni pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok memang suatu
waktu diperlukan dan pelu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap
sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo
secius, yakni makhluk yang berkecendrungan untuk hidup bersama.
Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh kembangkan rasa
sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk mengendalikan rasa
egois yang ada dalam diri mereka masing-masing, sehingga terbina sikap
kesetiakawanan sosial dikelas. Tentu saja sikap ini pada hal-hal yang baik saja. Mereka
sadar bahwa hidup ini saling ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai
kehidupansemua makhluk hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus
berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak langsung, disadari
atau tidak, makhluk lain itu ikut ambil bagian dalam kehidupan makhluk tertentu.
3. Pendekatan Bervariasi
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik bervariasi, maka pendekatan
yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.Pendekatan
bervariasi bertolak dari konsepsi bahwa permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak
didik dalam belajar bermacam-macam. Kasus yang biasanya muncul dalam
penagajaran dengan berbagai motif, sehingga diperlukan variasiteknik pemecahan
untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi inisebagai alat yang dapat
guru gunakanuntukkepentinganpengajaran.
4. Pendekatan Edukatif
Apapun yang guru lakukan dalam pendidikan dan pengajaran dengan tujuan
untuk mendidik, bukan karena motif-motif lain, seperti karena dendam, karena gengsi,
karena ingin ditakuti dan sebagainya.
Anak didik yang telah melakukan kesalahan, yakni membuat keributan didalam
kelas ketika guru sedang memberikanpelajaran, misalnya, tidak tepat diberi sanksi
hokumdengan Cara memukul badannya sehingga luka atau cidera. Hal ini adalah
sanksi hukum yang tidak bernilai pendidikan. Guru telah melakukan sanksi hukum yang
salah. Guru telah menggunakan teori power, yakni teori kekuasaan untuk menundukkan
orang lain. Dalam pendidikan, guru akan kurang arif dan bijaksana bila menggunakan
kekuasaan. Karena hal itu bisa merugikan pertumbuhan dan perkembangan
kepribadian anak didik. Pendekatan yang benar bagi guru adalah dengan melakukan
pendekatan edukatif. Setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan guru harus bernilai
pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar agar menghargai norma
hukum, norma susila, norma sosial dan norma agama.
5. Pendekatan Keagamaan
Pendidikan dan pelajaran disekolah tidak hanya memberikan satu atau dua
macam mata pelajaran, tetapi terdiri dari banyak mata pelajaran. Dalam prateknya tidak
hanya digunakan satu, tetapi bisa juga penggabungan dua atau lebih pendekatan.
Dengan penerapan prinsip-prinsip mengajar seperti prinsip korelasi dan
sosialisasi, guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata
pelajaran. Khususnya untuk mata pelajaran umum sangat penting dengan pendekatan
keagamaan. Hal ini dimaksudkan agar nilai budaya ini tidak sekuler, tetapi menyatu
dengan nilai agama. Tentu sajaguru harus menguasai ajaran-ajaran agama yang
sesuai dengan mata pelajaran yang dipegang. Mata pelajaran biologi, misalnya, bukan
terpisah dari masalah agama,tetapi ada hubunganya. Persoalan nya sekarng terletak
mau atau tidaknya guru mata pelajaran tersebut.
6. Pendekatan Kebermaknaan
Bahasa adalah alat untuk menyampaikan dan memahami gagasan pikiran,
pendapat, dan perasaan, secara lisan atau tulisan. Bahasa merupakan alat untuk
mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui struktur (tata bahasa dan kosa kata).
Dengan demikian struktur berperan sebagai alat pengungkapan makna (gagasan,
pikiran, pendapat dan perasaan). Jadi pendekatan kebermaknaan adalah pendekatan
yang memasukkan unsur-unsur terpenting yaitu pada bahasa dan makna.
D. Tipe-tipe pendekatan
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual sudah lama dikembangkan oleh John Dewey pada
tahun 1916,yaitu sebagai filosofi belajar yang menekankan pada pengembanganminat
dan pengalaman siswa. Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dikembangkan
oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning, yang bergerak
dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan
memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar
pendekatan kontekstual di Amerika Serikat melalui Direktorat PLP Depdiknas.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika
anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Sebab,
pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam
kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Inilahyang terjadi pada kelas-kelas di
sekolah Indonesia dewasa ini. Hal ini terjadi karena masih tertanam pemikiran bahwa
pengetahuan dipandang sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihapal, kelas
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, akibatnya ceramah
merupakan pilihan utama strategi mengajar. Karena itu, diperlukan :
1. Sebuah pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa.
2. Kesadaran bahwa pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap
diterima, melainkan sesuatu yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa.
3. Kesadaran pada diri siswa tentang pengertian makna belajar bagi mereka, apa
manfaatnya, bagaimana mencapainya, dan apa yang mereka pelajari adalah berguna
bagi hidupnya.
4. Posisi guru yang lebih berperan pada urusan strategi bagaimana belajar daripada
pemberi informasi.
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna
belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan
ini siswa akan menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya
nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang
memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan
berusaha untuk menggapinya.
Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar
yang penting, yaitu :
1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang
sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui
siswa dengan informasi baru.
2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti
menghubungkan informasi baru dengan pengalaman maupun pengetahui sebelumnya.
Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan
serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan
pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang
realistic dan relevan.
4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang
signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi
masalah yang komplek dengan sedikit bantuan.Pengalaman kerjasama tidak hanya
membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan
focus pada pemahaman bukan hapalan
2. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang
lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang
dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan
dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar
yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah
maupun dalam lingkungan masyarakat.
Ciri-ciri pendekatan konstruktivisme:
1. Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi
peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau
pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan
pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.
2. Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman
yang ada dalam diri siswa.
3. Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka
pelajari.Peran guru hanya sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau
konsep apa yang akan dipelajari serta memberikan peluang kepada siswa untuk
menganalisis sesuai dengan materi yang dipelajari.
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan
logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat
premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik
lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan
kesimpulan dari sesuatu yang umum kesesuatuyangkhusus.
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan
umum ke keadaan khusus, sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan
menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh-contoh khusus atau
penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
4. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik
kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai
sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum.Pendekatan
induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju
keadaan umum.
5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik
meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep
(miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan
pengalaman.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
2. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
5. Konsep yang benar membentuk pengertian
6. Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan konsep adalah:
1. Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
2. Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai
konsep yang komplek.
6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu
konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan
hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik
juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan
percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup
kebenaran Cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
7. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan Science, Technology and Society (STS) atau pendekatan Sains,
Teknologi dan Masyarakat (STM) merupakan gabungan antara pendekatan konsep,
keterampilan proses, Inkuiri dan diskoveri serta pendekatan lingkungan.
Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah pendekatan konstruktivisme,
yaitu peserta didik menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur kognitifnya
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui.

https://thazbhy.blogspot.com/2013/11/makalah-pendekatan-pembelajaran_7338.html

https://ajoefahmi.blogspot.com/2016/04/pendekatan-konsep-dalam-pembelajaran.html

Anda mungkin juga menyukai