Anda di halaman 1dari 5

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

HALUSINASI

A. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa
adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2013; Laraia, 2009).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Caroline, Keliat dan Sabri (2008) meneliti bahwa dengan pelaksanaan
standar asuhan keperawatan (SAK) halusinasi, maka kemampuan kognitif
klien meningkat 47%, psikomotor meningkat 48%. Pelaksanaan standar
asuhan keperawatan SAK halusinasi juga menurunkan tanda dan gejala
halusinasi sebesar 14%.

B. Macam-Macam Halusinasi
1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penciuman
4. Halusinasi pengecapan
5. Halusinasi perabaan
6. Halusinasi kinestik
7. Halusinasi hipnogogik
8. Halusinasi hipnopompik
9. Halusinasi histerik
10. Halusinasi autoskopi

C. Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien
serta ungkapan pasien. Tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai
berikut:
1. Data Obyektif
a. Bicara atau tertawa sendiri.
b. Marah-marah tanpa sebab.
c. Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengar sesuatu
d. Menutup telinga.
e. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu.
f. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
g. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
h. Menutup hidung.
i. Sering meludah.
j. Muntah.
k. Menggaruk-garuk permukaan kulit.

1
2. Data Subyektif
a. Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
b. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
c. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
d. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat
hantu atau monster.
e. Mencium bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau
itu menyenangkan.
f. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
g. Merasa takut atau senang
h. Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu saat sedang
sendirian.
i. Mengatakan sering mengikuti isi perintah halusinasi

D. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi

E. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Akibat

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi. Core problem

Isolasi sosial : Manarik diri Penyebab

F. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan Halusinasi (Pasien)
a. Tujuan pasien mampu :
1) Mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu
terjadi, situasi pencetus, perasaan, respon. Mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik.
2) Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
3) Mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat.

2
4) Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas.
b. Tindakan Keperawatan
1) SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan
cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol
halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau
penerapan cara ini, dan menguatkan perilaku pasien.
2) SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
kedua: bercakap-cakap dengan orang lain.
3) SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak
digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan
cara mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat
dengan prinsip 6 benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat).
4) SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
ketiga: Melaksanakan aktivitas terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan
aktifitas yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien
melakukan aktifitas, menyusun jadual aktifitas sehari–hari sesuai
dengan jadual yang telah dilatih, memantau jadual pelaksanaan
kegiatan, memberikan reinforcement.
2. Tindakan Keperawatan Halusinasi (Keluarga)
a. Tujuan keluarga mampu :
1) Mengenal masalah merawat pasien di rumah.
2) Menjelaskan halusinasi (pengertian, jenis, tanda dan gejala
halusinasi dan proses terjadinya).
3) Merawat pasien dengan halusinasi.
4) Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien dengan
halusinasi
5) Mengenal tanda dan gejala kambuh ulang.
6) Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up pasien
dengan halusinasi.
b. Tindakan keperawatan
1) SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga
dalam merawat pasien.

3
2) SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan
gejala halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi,
proses terjadinya halusinasi
3) SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien yang
mengalami halusinasi. Jelaskan dan latih cara merawat anggota
keluarga yang mengalami halusinasi: menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, melakukan aktivitas.
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjut
G. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP 1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-
cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien
mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain

SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:


melaksanakan aktivitas terjadwal

2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)


SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.

SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tendang pengertian halusinasi,


jenis halusinasi yang dialami pasien, danda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.

4
SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung
dihadapan pasien

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

DAFTAR PUSTAKA

Carolina, Keliat, BA, Sabri, L (2008). Pengaruh Penerapan Standar Asuhan


Keperawatan Halusinasi terhadap Kemampuan Klien Mengontrol
Halusinasi di RS Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta.
Gajali, Mustikasari dan Susanti,Y (2014). Pengaruh Family Psychoeducation
Theraphy Terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia
dengan Halusinasi Di Kota Samarinda Kalimantan Timur. FIK UI :
Depok
Hastuti (2013). Efektivitas rational emotive behaviour therapy berdasarkan
profile multimodal therapy pada klien skizofrenia dengan masalah
keperawatan perilaku kekerasan dan halusinasi di RSMM Bogor. FIK UI :
Depok
Lelono, S.K., Keliat, B.A., Besral, (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral
Therapy (CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT)
Terhadap Klien Perilaku Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah
di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI : Depok
NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Stuart,G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.
Missouri: Mosby.

Anda mungkin juga menyukai