Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1
PENGERTIAN 1. Alat personal monitoring adalah alat yang digunakan untuk
memonitor penerimaan dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi
2. Yang dimaksud alat personal monitoring adalah film badge/TLD
yang dikeluarkan Bapeten
KEBIJAKAN Setiap langkah pemakaian alat personel monitoring harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Hasil paparan radiasi film badge yang dikirim BPFK setiap bulan
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menyimpan berkas
laporan paparan radiasi
KEBIJAKAN 1. Setiap langkah penyimpanan berkas laporan paparan radiasi harus
mengacu pada SOP yang ada
2. Penyimpanan berkas paparan radiasi dilakukan oleh PPR
PROSEDUR 1. Film badge baru dan hasil paparan radiasi bulan sebelumnya yang
datang dari BPFK diterima di bagian TU
2. Petugas Proteksi Radiasi menerima film badge dan laporan paparan
radiasi kemudian:
a. Mencatat hasil pelaporan paparan radiasi dari masing-masing
film pada kartu dosis pribadi
b. Menyerahkan film badge yang lama ke TU untuk ditukar dengan
yang baru
c. Membagikan film badge yang baru kepada seluruh pekerja
radiasi sesuai dengan nomor
d. Kartu dosis yang sudah diisi disimpan pada file penyimpanan
3. TU RSK PARU mengirim kembali film bagde yang lama ke BPFK
PROTEKSI RADIASI
RSK PARU
KEBIJAKAN 1. Setiap prosedur proteksi radiasi harus mengacu pada SOP Proteksi
Radiasi
2. Petugas proteksi radiasi membantu manajer instalasi radiologi dalam
melakukan pengawasan proteksi radiasi terhadap pasien, pekerja
radiasi dan lingkungan.
PROSEDUR A. Proteksi Radiasi Pada Pasien
1. Petugas melakukan pengaturan lapangan penyinaran secara optimal
dengan mengatur luas diafragma yang sesuai kebutuhan
2. Petugas mengatur kondisi skeposi/faktor ekspos (kv dan mAs) sesuai
dengan kebutuhan obyek dasar
3. Petugas memakaikan baju proteksi radiasi (apron) untuk melindungi
abdomen dalam kasus pasien hamil.
4. Petugas melakukan pemeriksaan dengan sebaik-baiknya dan
menhindari pengulangan foto.
KEBIJAKAN 1. Setiap langkah pemeriksaan harus mengacu pada SOP yang ada
2. Petugas proteksi radiasi sebagai koordinator dalam pemeriksaan
kesehatan petugas radiologi
PEMELIHARAAN LINEN
RSK PARU
KEBIJAKAN Setiap prosedur pemeliharaan harus mengacu pada SOP yang ada
PROSEDUR 1. Petugas menempatkan linen yang sudah bersih pada almari yang
sudah tersedia
2. Petugas menempatkan linen yang kotor dalam wadah khusus untuk
dicuci dan diseterika.
3. Pergantian linen dilakukan setiap hari
B. Pemotretan Toraks
1. Persiapan
a. Persiapan alat
a) Alat yang dipersiapkan meliputi marker timbal, kaset,
pesawat rongent dalam kondisi on dan automatic
prosessing dalam keadaan ready (bila mengunakan CR
maka alat CR terlebih dahulu dihidupkan)
b) Amplop foto rongent dan alat tulis
b. Persiapan pasien
a) Pasien melepas pakain atas dan benda yang dapat
menimbulkan artefak seperti kalung
b) Pasien wanita mengenakan baju pasien yang telah
disediakan petugas dalam kamar ganti
2. Teknik Pemeriksaan
a. Proyeksi Postero Anterior (PA)
a) Posisi pasien: berdiri atau duduk dengan dada menempel
pada kaset
b) Proyeksi obyek:
- kedua tangan bertolak pinggang, kemudian bahu
ditarik kedepan sehingga scapula membuka
- jika pasien tidak kuat berdiri maka sambil duduk,
tangan bersedekap memegang kaset, sehingga scapula
membuka, dan tidak menggunakan bucky atau grid
c) Arah sinar vertikal tegak lurus kaset dengan sentrasi
setinggi vertebra thoracalis IV. Eksposi dilakukan pada
saat penderita inspirasi maksimal dan tahan napas
d) Kondisi pemotretan
- FFD : 150 cm
- Kv : 50 – 70
- mAs : 10 – 20
e) Kriteria:
Stemoclavicular joint kanan – kiri simetris, kedua scapula
tidak menutupi lapangan paru dan kedua sinus
costoprenicus tampak, kedua apex pulmonum terproyeksi
diatas clavicula
b. Proyeksi Antero Posterior (AP)
a) Posisi pasien : berbaring/supine atau setengah duduk
b) Posisi obyek
1) Kedua tangan diletakkan di belakang kepala
2) Kedua siku saling mendekat
3) Punggung penderita dekat kaset (menggunakan
bucky)
4) Mid sagital plane tubuh tegak lurus terhadap kaset
c) Arah sinar dari depan penderita dan tegak lurus terhadap
kaset dengan sentrasi pada corpus sterni setinggi vertebra
thorakhalis VI
d) Eksposi pada saat pasien inspirasi maksimal dan tahan
napas
e) Kondisi Pemotretan:
- FFD : 150 cm
- Kv : 50 – 70
- mAs : 10 – 20
f) Kriteria : sama dengan kriteria pada PA
c. Posisi Lateral
a) Posisi pasien: berdiri menyamping kaset dengan sisi
thorax menempel pada kaset
b) Posisi obyek
1) Kedua tangan diletakkan di belakang kepala dan siku
ditarik saling mendekat
2) Mid segital plane tubuh sejajar dengan kaset
c) Bisa menggunakan bucky standing atau tidak
d) Arah sinar horisontal tegak lurus terhadap kaset dengan
sentrasi pada bagian samping thorax setinggi vertebra
thorakalis IV-V
e) Eksposi pada saat pasien inspirasi maksimal dan tahan
napas
f) Kondisi pemotretan
1) FFD : 150 cm
2) KV : 60 – 90
3) mAs : 20 – 30
g) Kriteria
Tampak gambaran kedua lapangan pulmonium saling
superposisi, sinus costoprencus dan apex paru-paru
terproyeksi
SK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN 1. Yang dimaksud alat penunjang medis meliputi : pesawat rontgen,
lightcase, automatik processing, CR dan lainnya.
2. Yang dimaksud alat non medis meliputi : alat tulis, AC dan lainnya.
RSK PARU
PROSEDUR 1.Pengembalian hasil foto rontgen pada unit radiologi di lakukan sebagai
berikut:
a. Siapkan amplop film sesuai ukuran film
b. Tulis identitas pasien meliputi:nomor MR, Nama,Umur,jenis
kelamin,dan tanggal pemeriksaan
c. Masukkan foto rontgen kedalam amplop film,sebelumnya pastika
dulu apakah foto tersebut sudah sesuai dengan identitas pasien yg
tertulis diamplop film.Hal ini sangat perlu diperhatikan agar
tidak terjadi kesalahan dalam menegakkan diagnosa pasien oleh
DR.
d. Pangil pasien sesuai identitas yg ada pada amplop film
e. Arahkan kembali pasien kepoli sesuai dengan poli pengirim
permintaan foto.
UNIT TERKAIT 1. Ugd
2. Semua Poli
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Procesing Film Rontgen dengan mengugunakan CR adalah suatu peroses
pencetakan foto rontgen tanpa menggunakan cairan developer dan fixer lg
melaikan dengan menggunakan sistem komputer
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menjaga kualitas radiografi
KEBIJAKAN Setiap pencetakan film rontgen harus sesuai dengan identitas pasien dan
sesuai dengan ukuran objek yang difoto.
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Pelayanan pemeriksaan dengan menggunakan pesawat sinar –x diagnostik
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan abdomen sehingga dokter ahli
radiologi dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Pelayanan pemeriksaan dengan menggunakan pesawat sinar –x
diagnostik pada kasus akut abdomen
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Cervical.
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang-tulang lumbal
dan sacrum seperti fraktur,spondilosistesis,dan osteoporosis sehingga
dokter ahli radiologi dapat mendiagnosa.
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
LUMBOSACRAL
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Lumbosacral.
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang-tulang lumbal
dan sacrum seperti fraktur,spondilosistesis,dan osteoporosis sehingga
dokter ahli radiologi dapat mendiagnosa.
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Panggil pasien ke dalam ruang ganti pakaian
3. Tanggalkan segala aksesoris logam yang dipakai pasien
4. Berikan baju pasien terutama untuk yang perempuan
5. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
6. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
7. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
8. Proyeksi pemeriksaan
- Proyeksi Posterior Anterior (PA)
Pasien tidur supine,kepala diatas bantal, knee fleksi
Posisi objek mid sagital plane tubuh tepat pada garis tengah
kaset/meja pemeriksaan. Letakkan kedua tangan diatas dada. Tdk
ada rotasi tarsal atau pelpis.pada saat expose pasien diminta untuk
menarik napas,keluarkan dan ditahan napas lalu di expose.
- Proyeksi Lateral
Pasien tidur lateral recumbent,kepala diantara kedua tangan di
fleksikan,knee fleksi.
Posisi objek mid sagital plane tubuh tepat pada garis tengah
kaset/meja pemeriksaan.Pelvis dan tarsal true lateral. pada saat
expose pasien diminta untuk menarik napas,keluarkan dan ditahan
napas lalu di expose.
- FFD : 90-120 cm, CR : vertikal, CP : Setinggi L3 untuk
memperlihatka lumbal dan Setinggi krista iliaca untuk
memperlihatkan lumbal,sacrum dan cocygeus.
- Matika pesawat dalam posisi “off dan handel diturunkan
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Poli Klinik
3. Ruangan
4. Praktek Dokter
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Pelvis
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang-tulang pelvis
seperti fraktur,dislokasi dan osteoporosis sehingga dokter ahli radiologi
dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Hip Joint
Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada Hip Joint.
TUJUAN Seperti dislokasi dan OA sehingga dokter ahli radiologi dapat
mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Femur
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien tidur atau duduk diatas meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan, marker R/L dan Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
(SENDI LUTUT)
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus knee joint
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada Sendi Lutut (Knee
Joint) seperti dislokasi dan OA sehingga dokter ahli radiologi dapat
mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien tidur atau duduk diatas meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang cruris seperti
fraktur,Abses,Kangker,Osteomilitis,OA dan lain2 sehingga dokter ahli
radiologi dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien tidur atau duduk diatas meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus pedis
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang pedis seperti
fraktur,Abses,Kangker,Osteomilitis,OA dan lain2 sehingga dokter ahli
radiologi dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien tidur atau duduk diatas meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Shoulder Joint
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang shoulder joint
seperti fraktur, Abses,Kangker, Osteomilitis, OA,luxatio dan lain2
sehingga dokter ahli radiologi dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien tidur atau duduk diatas meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus humerus
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien tidur atau duduk diatas meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
RSK PARU
Tanggal Ditetapkan
PROSEDUR Plt Kepala RSK PARU
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Elbow Joint
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang manus seperti
fraktur, Osteomilitis,OA,luxsasio dan lain2 sehingga dokter ahli radiologi
dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
RSK PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Tanggal Ditetapkan
PROSEDUR Plt Kepala RSK PARU
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus Anthebrachi
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang Humerus
seperti fraktur,Abses,Kangker,Osteomilitis,OA dan lain2 sehingga dokter
ahli radiologi dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien tidur atau duduk diatas meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
RSK PARU
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada Wrist Joint seperti
dislokasi dan OA sehingga dokter ahli radiologi dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
Nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
RSK PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur pemeriksaan radiologi diagnostik pada kasus manus
TUJUAN Untuk mendapatkan gambaran atau kelainan pada tulang manus seperti
fraktur,Abses,Kangker,Osteomilitis,OA dan lain2 sehingga dokter ahli
radiologi dapat mendiagnosa
KEBIJAKAN Setiap pemberian hasil foto rontgen kepada pasien harus mengacu pada
standar operasional prosedur yang ada.
PROSEDUR 1. Pesawat sinar-x dihidupkan dengan posisi “on”
2. Pasien dipanggil masuk kedalam ruangan pemeriksaan
3. Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan
4. Siapkan ukuran kaset sesuai dengan kebutuhan,marker R/L dan
nama
5. Atur kondisi KV,MA dan Sec sesuai ketebalan objek
6. Berikan pengertian dan aba-aba pada saat expose
7. Posisi pemeriksaan
Proyeksi Posterior Anterior (PA)
SK PARU
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Tanggal Ditetapkan
Plt Kepala RSK PARU
PROSEDUR
TETAP
dr. Rehulina Ginting, M.Kes
NIP. 196110041118702 1 001
PENGERTIAN Prosedur tindakan pelayanan medis radiologi sebagai dasar untuk
melakukan pelayanan radiologi sesuai dengan wewenang dan etika
profesi.
TUJUAN Sebagai acuan pelaksanaan tindakan medis radiologi.
2. Tauma kepala
* Bila menemukan fraktur, pendarahan extra kepala berat, segera
gunakan CT- Scan kepala.
* Untuk trauma ringan dapat dibuat foto kepala konvensional
* Teknik pemeriksaan foto polos kepala dibuat AP dan Lateral.
a. Sebaiknya pada lateral digunakan sinar horizontal sehingga
daerah cervical masuk lapangan radiografi
b. Dilarang memanipulasi pasien, terutama bila diduga ada fraktur
pada cervical
c. Untuk trauma wajah dapat dibuat foto waters bila keadaan
memungkinan.
* Pemeriksaan CT- Scan kepala
a. Dilakukan dengan posisi berbaring potongan axial
b. Bila perlu dilakukan potongan lebih dibawah garis OM line
( REIDS), bila dicurigai adanya fraktur tulang-tulang wajah
3. Trauma Dada :
* Pemeriksaan ini diadakan untuk memperlihatkan : fraktur
tulang_tulang dada, dan pneumo thorax
* Teknik Pemeriksaan :
a. Foto polos AP dan lateral sebagai data dasar mencari fraktur,
pneumo thorax denda asing dan melihat kelainan diafrahgma dan
sinus.
b. USG digunakan untuk melihat adanya efusi fleura
c. CT- Scan digunakan untuk melihat adanya pneumo thorax yang
tersembunyi, adanya benda asing atau adanya dugaan cedera pada
pembulu darah (aorta) pada kelainan ini menggunakan kontras
media.
* Teknik Pemeriksaan :
a. Foto polos abdomen untuk melihat adanya fraktur pada tulang-
tulang, melihat perubahan distribusi udara usu dan garis psoas,
peritonel fatiline.
b. Pemeriksaan IVP untuk melihat fungsi dan ginjal, system
Celysces Extra Vasadouble dosis.
c. USG dan CT-Scan digunakan untuk menilai perenchym ginjal,
struktur buli-buli dan organ di sekitarnya.
Teknik Pemeriksaan :
* Teknik Pemeriksaan :
Pemeriksaan dilakukan dengan USG untuk memperlihatkan
adanya hematom intra capsuler serta adanya ruptura limpa.
* Pemeriksaan CT –Scan hanya dilakukan bila pemeriksaan USG
meragukan hasilnya.
7. Trauma orbita :
* Teknik pemeriksaan :
a. pemeriksaan foto polos AP, Lateral dan Cadwell untuk
memperlihatkan adanya fraktur dinding orbita
b. bila di perlukan digunakan CT-Scan dengan potongan axial
dan coronal.
8. Akut Abdomen
* Teknik Pemeriksaan :
a. Dilakukan pemeriksaan abdomen 3 posisi : (1) supine, (2)
setengah duduk, (3) lateral dekubitus.
b. Pada penderita yang payah dilakukan : (1) posisi AP supine, (2)
supine posisi, sinar horizontal, (3) Lateral dekubitus kalau
mungkin, atau semierect posisi dengan fluoroscopy
c. Untuk memperlihatkan udara directum gunakan posisi prone,
dengan sinar horizontal.
d. Pada kasus bayi dan anak, gunakan posisi supine AP dan
lateral, sinar horizontal, bila perut sangat kembung. Bila perut
tidak distensi gunakan posisi prone, sinar horizontal.
9. Invaginasi
* Teknik Pemeriksaan :
a. Foto polos supine AP, untuk melihat distribusi udara usus.
b. Gunakan untuk melihat adanya “ atau “ “ Pseudokidney “ sign.
* Diagnosa dilakukan barium enema dan tinggi permukaan kontras
dengan meja pasien tidak lebih dari 100 cm.
* Tidak digunakan message untuk mendorong kontras.
* Tindakan resposisi dengan barium dikatakan gagal setelah 3 kali
tidak berhasil.
* Tindakan barium enema tidak dilakukan bila sudah terjadi tanda-
tanda pritonitis.