Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MODUL 2 : KOREKSI GEOMETRIK

Disusun Oleh :
Nina Rahmadhani
23117059

Program Studi Teknik Geomatika


Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
2019
FORMAT PENILAIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH I

MODUL 2 : KOREKSI GEOMETRIK

Nama Mahasiswa : Nina Rahmadhani

NIM : 23117059

No Unsur yang dinilai SKOR


1 BAB I
2 BAB II
3 BAB III
4 BAB IV
5 BAB V

Asisten Praktikum

..................................
.

NIM
BAB l

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Teknologi Peginderaan Jauh merupakan suatu kegiatan pengamatan obyek


atau suatu daerah tanpa melalui kontak langsung dengan obyek tersebut (Lillesand,
1994). Salah satu pemanfaatan citra dengan resolusi tinggi dan turunannya adalah
untuk memperbarui peta skala besar yang berguna untuk memantau
perkembangan bangunan di suatu wilayah. Akan tetapi pemanfaatan teknologi ini
untuk updating peta skala besar mempunyai beberapa kendala, misalnya
perekaman data oleh sensor satelit yang tidak dapat digunakan secara langsung
karena masih terdapat beberapa kesalahan geometric yang harus dieliminir (A’yun,
2013).
Untuk mengeliminir berbagai kesalahan geometrik maka dilakukan koreksi
geometrik. Koreksi geometrik merupakan proses memposisikan citra sehingga
cocok dengan koordinat peta dunia yang sesungguhnya. Proses ini akan
ditampilkan ketidak tepatan dalam proses memasukan koordinat dengan letak
tidak sesungguhnya. Pada dasarnya kesalahan tersebut masih dapat diterima jika
masih memenuhi kaidah kartografi. Proses dalam koreksi geometrik bertujuan
untuk mengembalikan posisi setiap piksel citra satelit asli sehingga mengikuti
citra terkoreksi. Hasil dari proses tersebut akan menghasilkan citra yang
mempunyai koordinat sesuai dengan peta topografi (Supriatna, 2002).
Maka dari itu pada modul ke-2 Praktikum Penginderaan Jauh, kami
melakukan koreksi geometrik citra Bandar Lampung menggunakan citra Landsat
8 agar koordinat citranya sesuai dengan koordinat peta dunia sesungguhnya.

1.2. Tujuan Praktikum


Praktikum modul koreksi geomtrik ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui konsep koreksi geometrik serta dapat
mengaplikasikannya.
2. Untuk menentukan ketelitian geometrik citra Landsat 8 di daerah Bandar
Lampung dengan melihat nilai RMS Errornya.
3. Untuk menghilangkan distorsi citra referensi yang masih mengandung
kesalahan.

1.3. Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan pada praktikum ini di lakukan pada :
Hari/Tanggal : Rabu, 9 Oktober 2019
Pukul : 09.00-11.00
Lokasi: ruang Labtek Geomatika
BAB ll

DASAR TEORI

2.1. Penginderaan Jauh

Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi


data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik
melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari
sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari
pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain). Penginderaan jauh
adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah
atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa
kontak langsung dengan objek, atau fenomena yang dikaji (Lillesand, 2004).
Teknologi inderaja, dalam hal ini citra satelit beresolusi tinggi, dipandang
sebagai metode yang tepat untuk memperoleh data tutupan/penggunaan lahan.
Teknologi ini mampu meliput wilayah yang luas, mutakhir, tersedia dengan
berbagai tingkat kerincian sesuai keperluan, serta semakin mudah dan murah
dalam memperolehnya. Pembuatan peta tutupan lahan secara manual dengan
pemetaan langsung di lapangan akan sangat mahal biayanya bila dibandingkan
dengan interpretasi foto udara (Amelia, 2015)

2.2. Koreksi Geometrik

2.2.1. DEFINISI KOREKSI GEOMETRIK

Geometrik merupakan posisi geografis yang berhubungan dengan (distribusi


keruangan). Geometrik memuat informasi data,baik posisi (sistem koordinat
lintang dan bujur) maupun informasi yang terkandung didalamnya. Menurut
Mather (1987), koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan
jauh sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan
proyeksi. Transformasi geometrik yang paling mendasar adalah penempatan
kembali posisi sedemikian rupa, sehingga pada citra digital yang tertransformasi
dapat dilihat gambaran objek di permukaan bumi yang terekam sensor.
Pengubahan bentuk kerangka liputan dari bujur sangkar menjadi jajaran genjang
merupakan hasil transformasi ini. Tahap ini diterapkan pada citra digital mentah
(langsung hasil perekaman satelit),dan merupakan koreksi kesalahan geometrik
sistematik. Koreksi geometric dilakukan karena terjadi distorsi geometric antara
citra hasil penginderaan dan objeknya. Distorsi geometrik adalah
ketidaksempurnaan geometri citra yang terekam pada saat pencitraan, hal ini
menyebabkan ukuran, posisi, dan bentuk citra menjadi tidak sesuai dengan
kondisi sebenarnya. Distorsi geometric ini harus dikoreksi dahulu sebelum citra
digunakan (Nurwauziyah, 2016)

Proses geometrik akan ditampilkan ketidak tepatan dalam proses memasukan


koordinat dengan letak tidak sesungguhnya. Pada dasarnya kesalahan tersebut
masih dapat diterima jika masih memenuhi kaidah kartografi. Jumlah titik yang
dicatat koordinatnya minimal empat titik. Titik-titik tersebut di anjurkan
menyebar terutama pada daerah yang bertopografi berbukit sampai bergunung.
Proses dalam koreksi geometrik bertujuan untuk mengembalikan posisi setiap
piksel citra satelit asli sehingga mengikuti citra terkoreksi. Hasil dari proses
tersebut akan menghasilkan citra yang mempunyai koordinat sesuai dengan peta
topografi. (Supriatna, 2002)

2.2.2. TUJUAN KOREKSI GEOMETRIK

 Rektifikasi citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografi


 Registrasi posisi citra dengan citra lain atau mentransformasikan sistem
koordinat

2.2.3. METODE KOREKSI GEOMETRIK


 Metode sistematik
 Metode nonsistematik

2.3. Landsat 8

Satelit LDCM (Landsat-8) adalah misi kerjasama antara NASA dan USGS
(U.S. Geological Survey) dengan pembagian tanggung jawab masing-masing.
NASA bertanggung jawab akan penyediaan satelit LDCM (Landsat-8),
instrumeninstrumen, pesawat peluncur, dan elemen- elemen operasi misi Sistem
Stasiun Bumi. NASA juga akan mengelola fase awal peluncuran sampai dengan
kondisi satelit beropersi di orbitnya pada ruas antariksa (dari peluncuran sampai
penerimaan). USGS bertanggung jawab akan penyediaan pusat operasi-operasi
misi dan sistemsistem pengolahan pada Stasiun Bumi (termasuk pengaripan dan
jaringanjaringan data), demikian juga tim operasi-operasi penerbangan. USGS
juga akan membiayai tim ilmuan Landsat.
Penyedia peluncur adalah Lockheed Martin Commercial Launch Services
(LMCLS of Littleton, CO). Pesawat peluncur adalah Atlas-V401. Satelit LDCM
(Landsat-8) dirancang diorbitkan pada orbit mendekati lingkaran sikron-matahari,
pada ketinggian 705 km, dengan inklinasi: 98.2º, periode: 99 menit, dengan waktu
liput ulang (resolusi temporal) adalah 16 hari dan waktu melintasi katulistiwa.
Satelit LDCM (Landsat-8) menggunakan suatu platform dengan pengarahan titik
nadir yang distabilkan tiga-sumbu, suatu arsitektur modular yang berhubungan
dengan Bus SA200HP. Bus SA-200HP dengan dayaguna tinggi adalah dari DS1
(Deep Space 1) dan merupakan warisan misi Coriolis. Satelit LDCM (Landsat-8)
tersebut terdiri dari suatu bingkai aluminium dan struktur panel utama. Subsistem
Kontrol dan Penentuan Sikap (Attitude Determination and Control
Subsystem-ADCS) menggunakan 6 buah roda-roda reaksi dan tiga batang tenaga
putaran (torque rods) sebagai aktuator. Sikap satelit diindera dengan tiga buah alat
untuk mengikuti jejak bintang (star trackers) yang presisi, sebuah SIRU (Scalable
Inertial Reference Unit), 12 buah sensor matahari yang kasar, penerima–penerima
GPS (Viceroy), dan 12 buah TAMs (Three Axis Magnetometers).
Persyaratan teknis yang dirancang untuk dipenuhi adalah sebagai berikut:
 Kesalahan kontrol sikap satelit (3σ) (Attitude control error (3σ)) : ≤ 43 µrad.
 Kesalahan pengetahuan sikap satelit (3σ)) (Attitude knowledge error (3σ)): ≤
29 µrad.
 Stabilitas pengetahuan sikap satelit (3σ) (Attitude knowledge stability (3σ): ≤
1.7 µrad dalam waktu 2,5 detik.
Aspek-aspek kunci dari dayaguna satelit LDCM (Landsat-8) yang berhubungan
dengan kalibrasi pencitra dan validasi adalah pengarahan titik (pointing), stabilitas
dan kemampuan melakukan manuver. Pengarahan titik dan stabilitas satelit
mempengaruhi dayaguna geometrik. Kemampuan melakukan manuver
memungkinkan akuisisi data untuk kalibrasi dengan menggunakan matahari,
bulan dan bintang-bintang. (Sitanggang, 2010)
BAB 3
LANGKAH KERJA

Langkah kerja praktikum dalam menentukan koreksi geometrik menggunakan


aplikasi ENVI Classic sebagai berikut:

1. Buka aplikasi ENVI 5.1

2. Buka citra Bandar Lampung yang sudah di layer stacking pada prakitkum
sebelumnya.

3. Kemudian load band dengan komposit band natural (4-3-2)


4. Selanjutnya kita buka file shp yang diberikan asisten praktikum dengan cara
open vector file,

5. klik Layer: Admin_Kabupaten_RTRW.shp sehingga tulisannya menjadi biru,


kemudian klik Select All Layers lalu klik Load Select. Kemudian klik New
Vector Window, klik OK
6. Maka file vector terbuka dan terdapat dua file yang sudah di load seperti
berikut.

7. Setelah sudah ada 2 file yang aktif kemudian klik Map, klik Registration, klik
Select GCP’s: Image to Map

8. Kemudian akan keluar jendela Image to Map Registration, pilih Datum WGS
84 dan zona 48 S, klik OK
9. Akan keluar jendela Ground Control Point Selection

10. Kemudian pilih titik yang sama di kedua file tersebut yaitu titik pada citra dan
pada vector, lalu klik kanan pada vektor window, klik Export Map Location, lalu
klik Add Point pada Ground Control Point Selection.
11. Lakukan langkah 10 sebanyak 5 kali hingga mendapatkan RMSE total
dibawah 0,5.
12. Show list RMSE, jika RMSE total diatas 0,5 maka lakukan plotting lagi.

13. Simpan file dengan klik File - save GCP w/ map coords…
14. klik pada Options pada menu Ground Control Points Selection, klik Warp
File, klik file layer stacking lalu klik OK.

15. Akan muncul tampilan Registration Parametrs. Atur Projection, Datum, dan
Zona. Klik Choose untuk menyimpan data.
16. Pilih RGB 4-3-2 pada jendela Available Band List, klik Display- New
Display kemudian klik Load RGB

17. Tunggu sampai hasil citra keluar


18. Berikut ini adalah hasil citra yang sudah terkoreksi geometrik
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1. Hasil

Gambar 1. citra belum terkoreksi

Gambar 2 Hasil RMS Error tiap titik

Gambar 3. Hasil RMS Error total


Gambar 4. Hasil Citra yang sudah terkoreksi

4.2. Analisis

Setelah melakukan praktikum koreksi geometrik pada 9 Oktober lalu, maka


didapatkan hasil dari koreksi geometrik citra Landsat 8 di lokasi Bandar Lampung.
Praktikum koreksi geometrik bertujuan untuk menghilangkan distorsi citra,
sehingga perlu dikoreksi. Hasil koreksi yang baik adalah dengan nilai RMSE total
dibawah 0,5. Semakin mendekati nilai 0 maka hasil koreksi semaikin baik. Selain
itu juga semakin banyak titik GCP yang dibuat maka hasil koreksi juga semakin
akurat.

Pada praktikum ini kami mengoreksi citra dengan 5 titik GCP. Dapat dilihat
pada gambar 3 bahwa RMSE total yang saya dapatkan yaitu 0,188357 dengan
hasil RMS Error setiap titiknya sebagai berikut:

Titik GCP RMS Error


Titik 1 0,1908
Titik 2 0,3279
Titik 3 0,1653
Titik 4 0,0679
Titik 5 0,0397

Jika RMS Error nya mendekati 0 maka citra hasil koreksinya akan sangat
mirip dengan citra referensinya. Dapat dibandingkan hasil gambar 1 dan gambar 4
sangat mirip sekali, dimana gambar 1 adalah citra belum dikoreksi dan gambar 4
adalah citra telah terkoreksi. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil koreksi
geometrik yang telah dilakukan adalah akurat.
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

1. koreksi geometrik adalah transformasi citra hasil penginderaan jauh


sehingga citra tersebut mempunyai sifat-sifat peta dalam bentuk, skala dan
proyeksi. Proses dalam koreksi geometrik bertujuan untuk mengembalikan
posisi setiap piksel citra satelit asli sehingga mengikuti citra terkoreksi. Hasil
dari proses tersebut akan menghasilkan citra yang mempunyai koordinat
sesuai dengan peta topografi.

2. RMS Error total yang didapatkan adalah 0,188357, sehingga hasil


koreksi geometriknya teliti dan akurat.

3. Citra satelit yang belum dilakukan koreksi geometrik masih mengandung


distorsi, maka dari itu perlu dilakukan pengkoreksian. Karena RMS Errornya
mendekati 0 maka citra hasil koreksinya mirip dengan citra aslinya.

5.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan datang tepat waktu agar praktikum dapat dimulai tepat
waktu.
2. Sebaiknya siapkan kebutuhan/peralatan sebelum praktikum dimulai yang
digunakan untuk menunjang praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan
kondusif.
3. Perhaitkan asisten dengan cermat agar paham dengan konsep materi dan
langkah kerja pengolahan datanya.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, N. R, Akhbar, I. Ariangsih. 2015. Pembuatan Peta Penutupan Lahan


Menggunakan Foto Udara yang Dibuat dengan Paramotor di Taman
Nasional Lore Lindu (TNLL) (Studi Kasus Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa
Kabupaten Sigi). Warta Rimba. Volume 3, Nomor 2, ISSN: 2406-8373,
Desember 2015.

A'yun, Q., Agung B., Udiana W. 2013. Analisa Kelayakan Penggunaan Citra
Satelit World View-2 untuk Updating Peta Skala 1:1000. Surabaya: ITS

Lillesand, Kiefer. 1994. Penginderaan Jauh dan lnterpretasi Citra. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.

Lilesand. T.M., W. Kiefer., Chipman, J.W. 2004. Remote Sensing and Image
Interpretation (Fifth Edition). John Wiley & Sons, Inc., New York.

Mather, P.M. 1987. Computer Processing of Remotly Sensed Data. Jhon


Willey& Sons, London

Nurwauziyah, I. Muljo Sukojo, B. Hidayat, H. 2016. Analisis Ketelitian


Geometric Citra Pleiades 1B untuk Pembuatan Peta Desa (Studi Kasus:
Kelurahan Wonorejo, Surabaya). Jurnal Teknik ITS. Vol.5, No.2,
A421-A426.

Sitanggang, Gokmaria. 2010. Kajian Pemanfaatan Satelit Masa Depan: Sistem


Penginderaan Jauh Satelit LDCM (LANDSAT-8). Berita Dirgantara. Volume
11, Nomor 2, hal 47-58.Supriatna, Wahyu. Sukartono. 2002. Teknik
perbaikan data digital (koreksi dan penajaman) citra satelit. Buletin Teknik
Pertanian. 7(1).

Supriatna, Wahyu. Sukartono. 2002. Teknik perbaikan data digital (koreksi dan
penajaman) citra satelit. Buletin Teknik Pertanian. 7(1).

Anda mungkin juga menyukai