Disusun Oleh :
Nina Rahmadhani
23117059
NIM : 23117059
Asisten Praktikum
..................................
.
NIM
BAB l
PENDAHULUAN
DASAR TEORI
2.3. Landsat 8
Satelit LDCM (Landsat-8) adalah misi kerjasama antara NASA dan USGS
(U.S. Geological Survey) dengan pembagian tanggung jawab masing-masing.
NASA bertanggung jawab akan penyediaan satelit LDCM (Landsat-8),
instrumeninstrumen, pesawat peluncur, dan elemen- elemen operasi misi Sistem
Stasiun Bumi. NASA juga akan mengelola fase awal peluncuran sampai dengan
kondisi satelit beropersi di orbitnya pada ruas antariksa (dari peluncuran sampai
penerimaan). USGS bertanggung jawab akan penyediaan pusat operasi-operasi
misi dan sistemsistem pengolahan pada Stasiun Bumi (termasuk pengaripan dan
jaringanjaringan data), demikian juga tim operasi-operasi penerbangan. USGS
juga akan membiayai tim ilmuan Landsat.
Penyedia peluncur adalah Lockheed Martin Commercial Launch Services
(LMCLS of Littleton, CO). Pesawat peluncur adalah Atlas-V401. Satelit LDCM
(Landsat-8) dirancang diorbitkan pada orbit mendekati lingkaran sikron-matahari,
pada ketinggian 705 km, dengan inklinasi: 98.2º, periode: 99 menit, dengan waktu
liput ulang (resolusi temporal) adalah 16 hari dan waktu melintasi katulistiwa.
Satelit LDCM (Landsat-8) menggunakan suatu platform dengan pengarahan titik
nadir yang distabilkan tiga-sumbu, suatu arsitektur modular yang berhubungan
dengan Bus SA200HP. Bus SA-200HP dengan dayaguna tinggi adalah dari DS1
(Deep Space 1) dan merupakan warisan misi Coriolis. Satelit LDCM (Landsat-8)
tersebut terdiri dari suatu bingkai aluminium dan struktur panel utama. Subsistem
Kontrol dan Penentuan Sikap (Attitude Determination and Control
Subsystem-ADCS) menggunakan 6 buah roda-roda reaksi dan tiga batang tenaga
putaran (torque rods) sebagai aktuator. Sikap satelit diindera dengan tiga buah alat
untuk mengikuti jejak bintang (star trackers) yang presisi, sebuah SIRU (Scalable
Inertial Reference Unit), 12 buah sensor matahari yang kasar, penerima–penerima
GPS (Viceroy), dan 12 buah TAMs (Three Axis Magnetometers).
Persyaratan teknis yang dirancang untuk dipenuhi adalah sebagai berikut:
Kesalahan kontrol sikap satelit (3σ) (Attitude control error (3σ)) : ≤ 43 µrad.
Kesalahan pengetahuan sikap satelit (3σ)) (Attitude knowledge error (3σ)): ≤
29 µrad.
Stabilitas pengetahuan sikap satelit (3σ) (Attitude knowledge stability (3σ): ≤
1.7 µrad dalam waktu 2,5 detik.
Aspek-aspek kunci dari dayaguna satelit LDCM (Landsat-8) yang berhubungan
dengan kalibrasi pencitra dan validasi adalah pengarahan titik (pointing), stabilitas
dan kemampuan melakukan manuver. Pengarahan titik dan stabilitas satelit
mempengaruhi dayaguna geometrik. Kemampuan melakukan manuver
memungkinkan akuisisi data untuk kalibrasi dengan menggunakan matahari,
bulan dan bintang-bintang. (Sitanggang, 2010)
BAB 3
LANGKAH KERJA
2. Buka citra Bandar Lampung yang sudah di layer stacking pada prakitkum
sebelumnya.
7. Setelah sudah ada 2 file yang aktif kemudian klik Map, klik Registration, klik
Select GCP’s: Image to Map
8. Kemudian akan keluar jendela Image to Map Registration, pilih Datum WGS
84 dan zona 48 S, klik OK
9. Akan keluar jendela Ground Control Point Selection
10. Kemudian pilih titik yang sama di kedua file tersebut yaitu titik pada citra dan
pada vector, lalu klik kanan pada vektor window, klik Export Map Location, lalu
klik Add Point pada Ground Control Point Selection.
11. Lakukan langkah 10 sebanyak 5 kali hingga mendapatkan RMSE total
dibawah 0,5.
12. Show list RMSE, jika RMSE total diatas 0,5 maka lakukan plotting lagi.
13. Simpan file dengan klik File - save GCP w/ map coords…
14. klik pada Options pada menu Ground Control Points Selection, klik Warp
File, klik file layer stacking lalu klik OK.
15. Akan muncul tampilan Registration Parametrs. Atur Projection, Datum, dan
Zona. Klik Choose untuk menyimpan data.
16. Pilih RGB 4-3-2 pada jendela Available Band List, klik Display- New
Display kemudian klik Load RGB
4.2. Analisis
Pada praktikum ini kami mengoreksi citra dengan 5 titik GCP. Dapat dilihat
pada gambar 3 bahwa RMSE total yang saya dapatkan yaitu 0,188357 dengan
hasil RMS Error setiap titiknya sebagai berikut:
Jika RMS Error nya mendekati 0 maka citra hasil koreksinya akan sangat
mirip dengan citra referensinya. Dapat dibandingkan hasil gambar 1 dan gambar 4
sangat mirip sekali, dimana gambar 1 adalah citra belum dikoreksi dan gambar 4
adalah citra telah terkoreksi. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil koreksi
geometrik yang telah dilakukan adalah akurat.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
1. Sebaiknya praktikan datang tepat waktu agar praktikum dapat dimulai tepat
waktu.
2. Sebaiknya siapkan kebutuhan/peralatan sebelum praktikum dimulai yang
digunakan untuk menunjang praktikum agar praktikum dapat berjalan dengan
kondusif.
3. Perhaitkan asisten dengan cermat agar paham dengan konsep materi dan
langkah kerja pengolahan datanya.
DAFTAR PUSTAKA
A'yun, Q., Agung B., Udiana W. 2013. Analisa Kelayakan Penggunaan Citra
Satelit World View-2 untuk Updating Peta Skala 1:1000. Surabaya: ITS
Lillesand, Kiefer. 1994. Penginderaan Jauh dan lnterpretasi Citra. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Lilesand. T.M., W. Kiefer., Chipman, J.W. 2004. Remote Sensing and Image
Interpretation (Fifth Edition). John Wiley & Sons, Inc., New York.
Supriatna, Wahyu. Sukartono. 2002. Teknik perbaikan data digital (koreksi dan
penajaman) citra satelit. Buletin Teknik Pertanian. 7(1).