Anda di halaman 1dari 9

PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014

“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

BATUAN VOLKANIK KAITANNYA DENGAN


TERJADINYA MANIFESTASI PANAS BUMI DI PERMUKAAN,
DAERAH GUCI, TEGAL, JAWA TENGAH
Andrie Al Kausar1, Sri Indarto1, Haryadi Permana1, Eddy Z. Gaffar1, dan Sudarsono1
1
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135
Email: andrie.kausar@gmail.com

ABSTRAK
Batuan volkanik yang terdapat di Guci dan sekitarnya adalah selang - seling antara lava dengan
breksi laharik teralterasi. Urgensi secara ilmiah mengetahui bagaimana kaitan batuan volkanik
dengan terjadinya manifestasi panasbumi baik alterasi batuan dan mata air pana s di Guci. Bagian
bawah ditemukan lava, berwarna abu-abu gelap, tekstur halus, sering mengalami pengkekaran,
secara petrografi menunjukkan komposisi andesit basaltik dan andesit piroksen. Di atas lava
tersebut diendapkan breksi laharik teralterasi tebal mencapai 15m, fragmennya terdiri dari andesit-
basaltik, andesit piroksen relatif segar dan menunjukkan struktur lobang-lobang bekas gas (skoria),
matriksnya mengalami alterasi hidrotermal yang ditunjukkan oleh silika dan argilik hasil
devitrifikasi gelas volkanik. Singkapan yang baik ditemukan di tebing sungai Guci dan di Kali
Putih. Paling atas adalah lava muda, bertruktur skoria, ditemukan di sungai Jurang Manggu, sungai
Gung. Berdasarkan data penelitian lapangan dan laboratorium menunjukkan mineral alterasi yang
terjadi mempunyai temperatur rendah (sekitar 100 oC) dan mata air panas muncul pada lapisan
breksi laharik teralterasi yang di bawahnya didasari oleh lava.
Kata kunci : Lava, breksi laharik, alterasi, hidrotermal, mata air panas.

ABSTRACT
Volcanic rocks contained in the Guci area and its surroundings are interspersed between the lava
with alteration of laharic breccias. The urgency of the researching scientifically is to know how to
link volcanic rocks with good geothermal manifestations of alteration of rocks and hot springs in
Guci Areas. At the lower part is found lava, dark gray, fine texture, have often jointed, in
petrography shows the composition of basaltic andesite and pyroxene andesite. At the top of the
lava deposited thick alteration laharic breccia thick reach 15m, a fragment consisting of basaltic-
andesite, pyroxene andesite relatively fresh and shows the structure of the former gas holes, matrix
had been hydrothermally alteration indicated by silica and argillic as volcanic glass devitrification
. Well outcrops found in the Sungai Guci and in Kali Putih. The top one is a young lava, have scoria
structure, was found in the Jurang Manggu river, Gung river. Hot springs appear in alteration
volcanic breccia layers which at the bottom limited with lava and traversed by fault. Based on data
from field and laboratory indicate alteration minerals that occur have low temperature (around
100°C) and hot springs appear on alterated breccia laharic layer beneath which is based by lava.
Keywords : Lava, laharic breccia, alteration, hydrothermal, hot springs

PENDAHULUAN
Daerah penelitian tepatnya terletak di Desa Guci, Bumijawa, yang jaraknya lebih kurang 80 Km
sebelah selatan kota Tegal (gambar 1), dari Bandung dapat dicapai menuju Guci dengan kendaraan
umum roda empat kira-kira memerlukan waktu 12 jam.
Daerah Guci merupakan daerah pelamparan batuan volkanik produk erupsi Gunung Slamet, dan
terdapat beberapa manifestasi panas bumi baik alterasi batuan volkanik dan mata air panas,

241
ISBN: 978-979-8636-23-3

sehingga secara geosains perlu diteliti macam batuannya dan hubungannya dengan terbentuknya
manifestasi tersebut.
Tujuannya mengetahui jenis batuan vokanik yang terdapat di daerah Guci hubungannya dengan
terjadinya manifestasi panas bumi di daerah tersebut. Metode penelitian dilakukan melalui studi
data sekunder terutama untuk daerah penelitian; penelitian lapangan untuk mendapatkan data
primer dan analisis sejumlah sampel batuan yang terpilih di laboratorium petrografi dan kimia
mineral.

Gabungan dari data tersebut diharapkan dapat menjelaskan jenis batuan volkanik di daerah Guci
hubungannya dengan terbentuknya manifestasi panas bumi di permukaan, baik alterasi batuan
maupun mata air panas.

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian

METODOLOGI
Kerangka Pemikiran
Daerah Guci dan sekitarnya terdiri dari batuan volkanik, diantaranya : lava (I) selang seling breksi
laharik teralterasi, dan lava terbaru (II) yang keberadaannya di sepanjang Kali Awu, Kali Gung dan
Kali Jurang Manggu. Diasumsikan bahwa breksi laharik teralterasi sebagai reservoir, lava (I)
sebagai caprock, lava (II) sebagai batuan impermeabel yang terdapat di dasar sungai yang sering
menjebak munculnya air panas ke permukaan dari breksi laharik teralterasi yang dilewati oleh sesar.
Untuk bukti tersebut diperlukan studi letratur (data sekunder) dan penelitian lapangan dan
laboratorium

Metoda Pengumpulan Data


Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui hasil studi literatur kondisi geologi daerah
penelitian, peta geologi, dan laporan-laporan terdahulu. Pengumpulan data primer didapatkan dari

242
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

hasil penelitian lapangan, hasil analisis sejumlah sampel batuan yang telah diambil. Metoda analisis
sampel dilakukan melalui analisis petrografi yang dilakukan di Puslit Geoteknologi LIPI, analisis
kimia batuan (ME, TE, REE) di Canada, dan analisis kimia air panas di PT. Sucoffindo.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kajian Data Sekunder
Berdasarkan penyelidikan terdahulu (M, Djuri, H, Samodra, T.C. Amin, & S. Gafoer (PSG, 1996);
(Gambar 2), daerah Guci termasuk ke dalam Peta Geologi Regional Lembar Purwokerto dan Tegal,
Jawa, dan secara fisiografi terletak pada daerah perbatasan antara zona Pegunungan Serayu Utara
dan zona Vulkanik Kuarter (G. Slamet menempati zona vulkanik kuarter). Zona Pegunungan
Serayu Utara membentang pada arah Barat Laut–Tenggara yang sebagian besar merupakan daerah
perbukitan dari kelompok batuan Tersier (Van Bemmelen, 1937). Lebih lanjut Van Bemmelen
(1949) menyebutkan bahwa Pegunungan Serayu Utara dicirikan oleh pegunungan lipatan dari suatu
antiklinorium lapisan batuan Neogen yang terlipat kuat. Berdasarkan pembagian stratigrafi oleh
Sumarso & Suparyono (1974), formasi batuan yang terdapat di daerah ini adalah Formasi Pemali,
Formasi Halang, Formasi Kumbang, Formasi Tapak, Formasi Kalibiuk, Formasi Glagah, Formasi
Linggopodo, dan Endapan Vulkanik G. Slamet dan Aluvium.

Soetoyo dkk. (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 1990) melakukan penyelidikan
Geologi G. Slamet, Jawa Tengah yang secara garis besar, kondisi geologi daerah Guci–Baturraden
dibentuk oleh morfologi satuan gunungapi, dan batuan sedimen Tersier terdeformasi kuat dengan
struktur perlipatan dan sesar. Dilihat dari bentuk bentang alam, tingkat pelapukan, tingkat erosi dan
pola aliran sungai, maka daerah Guci–Baturraden dikelompokkan ke dalam 3 bentuk satuan
morfologi, yaitu satuan perbukitan bergelombang sedang, satuan perbukitan bergelombang lemah
atau landai, dan satuan morfologi pedataran.

Gambar 2. Modifikasi dari Peta Geologi Regional Lembar Purwokerto dan Tegal, Jawa
Tengah (PSG, 1996)

243
ISBN: 978-979-8636-23-3

Data Lapangan
Hasil pengamatan dan deskripsi megaskopis singkapan batuan yang didapatkan, yang meliputi jenis
batuan, struktur batuan, tekstur, komposisi mineral, nama batuan, pengamatan posisi dan
pengukuran luas singkapan ditunjukan pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta lokasi pengamatan geologi dan pengambilan sampel batuan (Abdurrahman et al.,
2006 PVMBG)

Hasil pengamatan batuan di daerah Guci dan sekitarnya didapatkan singkapan breksi berwarna
coklat keabu-abuan, dengan masadasar abu vulkanik, bentuk butir menyudut-menyudut tanggung
dan mudah lepas yang selang-seling dengan lava (I), yang mempunyai struktur bekas lubang-lubang
gas (scoria) (Gambar 4). Aliran lava ini tersebar luas di bagian baratlaut daerah penelitian.
Penyebaran lava ini terpotong oleh sesar mendatar normal (sesar oblique) berarah baratlaut–
tenggara sehingga membentuk perbukitan yang terpisah. Akibat pengaruh sesar ini, satuan lava ini
menghasilkan endapan guguran vulkanik (GV) di sekitar kawasan Guci, lereng baratlaut G. Slamet.

Gambar 4. Foto singkapan breksi selang-seling lava (I)

244
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

Di tempat lain ditemukan aliran lava (II) (Gambar 5) yang diperkirakan sebagai satuan lava termuda
dalam kelompok batuan Slamet Tua yang dihasilkan dari periode awal vulkanisme G. Slamet
(Slamet Tua). Secara megaskopik, satuan lava ini memperlihatkan struktur aliran, tekstur halus,
singkapan sepanjang 20 m di Kali Awu, Guci. Lava (II) tampak menunjukkan struktur aliran yang
tersingkap di lembah Kali Gung bagian hulu, diduga berumur lebih muda dari breksi dan lava (I)
yang sering menjebak munculnya airpanas dari celah-celah breksi yang berada disampingnya
(Gambar 6).

Gambar 5. Foto singkapan lava (II)

Gambar 6. Foto singkapan lava (I)

Data Laboratorium
Sejumlah sampel batuan yang diambil dari lapangan dipilih untuk dianalisis di laboratorium, yang
meliputi analisis petrografi dilakukan di laboratorium Fisika Mineral Pusat Penelitian Geoteknologi
LIPI, Kimia batuan (ME, TE, REE) di Canada, dan Kimia Air panas di PT. Sucoffindo. Hasil
analisis laboratorium adalah sebagai berikut ;

245
ISBN: 978-979-8636-23-3

Analisis Petrografi
Analisis petrografi bertujuan untuk mengetahui penamaan dan keadaan batuan berdasarkan tekstur,
struktur, dan komposisi mineralnya. Analisis petrografi ini dengan menggunakan acuan pada
Williams, dkk., 1954, dan Ehler, dkk., 1982. Hasil analisis petrografi pada sayatan tipis sampel
kode GC-1A (gambar 7) menunjukkan tekstur porfiritik dan sebagian besar vitrofirik, ukuran
fenokris (fn) (0,2-2) mm, komposisi : gelas volkanik (Gv)(48%), plagioklas (Pg) sebagian jenis
andesin (35%) sebagai fenokris (fn) sebagian berzoning dan masadasar (md) bentuk mikrolit (Mkp),
piroksen (Px) jenis augit (Ag)(8%) dan hipersten (Hp)(4%), olivin (Ol)(3%) terjadi struktur ‘’rim’’
bagian pinggir digantikan piroksen (Px), mineral opak (Op)(2%). Batuan ini dapat dinamakan
andesit basatik.

Piroksen
Olivin,

Plagioklas

Gelas volkanik

Gambar 7. Fotomikrografi andesit basaltik

Hasil analisis petrografi pada sayatan tipis sampel kode GC-7 (Gambar 8) terjadi struktur lubang-
lubang bekas gas, tekstur pilotasitik (terjadi sedikit kesejajaran kristal dari plagioklas), sebagian
vitrofirik, ukuran fonokris (fn)(0,2 – 4) mm, masa dasar berupa kristal halus dan gelas volkanik,
komposisi mineral : plagioklas (Pg)(50%) sebagian besar jenis andesin berfungsi sebagai fenokris
dan masadasar berbentuk mikrolit (Mkp), piroksen (Px) dari jenis augit (Ag)(5%) dan hipersten
(Hp)(3%) sebagai fenokris, mineral opak (Op)(2%) berasosiasi dengan piroksen. Batuan ini dapat
dinamakan andesit piroksen (Williams et al, 1954, dan Ehler at al., 1982).

Plagioklas Opak
Plagioklas
Piroksen Piroksen
Mikrolit plagioklas

Nikol bersilang Nikol sejajar

Gambar 8. Fotomikrografi Andesit piroksen (GC–7)

Analisis kimia terutama bertujuan untuk mengetahui unsur utama (Major Elements), diantaranya
sampel nomor : BTM-1B, BTR-1B, BTR-2B, GC-1A, GC-3A dan KPDS-1B. Hasilnya analisis
terdiri dari unsur-unsur oksida diantaranya SiO2 dan K2O dan sebagainya disajikan pada Tabel 1.

246
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

Kandungan SiO2 dan K2O di dalam batuan volkanik ini dengan menggunakan diagram batuan
volkanik menurut klasifikasi Pecerillo dan Taylor, 1976) dapat ditentukan nama batuan volkanik,
umumnya yaitu andesit basaltik dari Calc-alkaline series berkalim relatif tinggi dan Calc-alkaline
series, serta satu sampel berkomposisi basalt (GC-3A).
Tabel 1. Unsur utama batuan

Analy te Sy mbol SiO2 (%) Al2O3 (%) Fe2O3(T) (%) MnO (%) MgO (%) CaO (%) Na2O (%) K2O (%) TiO2 (%) P2O5 (%) LOI (%) Total (%)

BTM-1B 56.68 17.99 7.96 0.159 2.93 7.3 3.34 2.05 0.825 0.21 0.3 99.74

BTR-1B 60.1 17.46 6.42 0.121 1.96 5.98 3.84 2.42 0.734 0.17 1.58 100.8

BTR-2B 52.38 18 9.94 0.166 3.39 8.29 3.34 1.45 1.185 0.28 1.39 99.81

GC-1A 53.95 17.38 8.68 0.163 3.38 7 2.69 1.8 0.834 0.2 3.05 99.12

GC-3A 50.86 17.64 10.93 0.176 5.84 9.97 3.1 1.02 1.254 0.25 -0.21 100.8

KPDS-1B 56.01 17.65 8.18 0.145 2.83 7.23 3.69 1.84 1.006 0.22 0.68 99.48

Gambar 9. Jenis batuan volkanik daerah Guci dan sekitarnya berdasarkan SiO2 vs K2 O
(diplot pada diagram batuan volkanik menurut klasifikasi Pecerillo dan Taylor, 1976)

KESIMPULAN
Batuan volkanik yang didapatkan di daerah Guci diantaranya selang-seling lava (I) dengan breksi
laharik teralterasi, dan lava yang lebih muda (II). Batuan tersebut jika disebandingkan dengan
satuan batuan volkanik yang berada pada peta geologi lembar Purwokerto dan Tegal termasuk
produk Gunung Slamet yang sebagian besar merupakan lava tua (I) dan sebagian kecil lava muda
(II) yang pada umumnya melampar di sungai. Jenis manifestasi yang tampak di permukaan adalah
alterasi yang menghasilkan argilik dan silika pada bagian matriks breksi laharik, sedangkan bagian
fragmennya berupa batuan andesit basaltik, andesit piroksen, dan basalt yang tidak mengalami
ubahan. Kondisi ini kemungkinan fluida hidrotermal yang melewati breksi temperaturnya relatif
rendah (sekitar 100oC). Lava (I) umumnya berstruktur skoria dan berkomposisi andesit basaltik dan

247
ISBN: 978-979-8636-23-3

basalt, sedangkan lava muda (II) berkomposisi andesit basaltik dan andesit piroksen. Batuan
volkanik yang terdapat di daerah penelitian pada umumnya termasuk di dalam seri calc-alkaline
berkalium tinggi, sebagian lain calc-alkaline, keduanya terdapat pada Backarc volcano. Manifestasi
panas bumi lainnya berupa mata air panas bikarbonat yang muncul sebagai out flow diantara lava
dan breksi laharik teralterasi yang dilalui sesar. Breksi laharik alterasi diasumsikan sebagai batuan
reservoir, sedangkan lava (I) dan lava (II) dapat sebagai batuan dasar yang impermeabel dan batuan
penudung (caprock).

Berdasarkan dari hasil kajian data sekunder, penelitian lapangan dan analisis laboratorium dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara batuan volkanik dengan terjadinya manifestasi panas
bumi yang terdapat di daerah Guci, Jawa Tengah.

UCAPAN TERIMA KASIH


Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi
LIPI atas kepercayaannya untuk dapat meneliti kondisi geologi khususnya batuan volkanik daerah
Guci, G. Slamet, Tegal, Jawa Tengah. Terima kasih kepada Pemerintah Setempat di Tegal dan
Slawi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di daerahnya. Kepala Dinas ESDM
Kabupaten Tegal beserta Staf atas data dan informasi kewilayahannya; Kuswandi dan Wawan
Herawan atas bantuan pembuatan preparasi sayatan tipis.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, E.K., Hadisantomo, R.D., Sumpena, A.D., Warsito, P., dan Kadarsetia., 2006, Peta
Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Slamet, Provinsi Jawa Tengah, Skala 1:50.000,
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung
Bemmelen, R. W. van, 1949. The Geology of Indonesia, Vol. I.A. Government ,Print. Office, The
Hague.
Brown, P.R.L., 1982. Permeability in Geothermal Fields and Hydrothermal Alteration.
Introduction to Geothermal Prospecting, ed M.P. Hochstein, Geothermal Inst.,
Auckland Univ., NZ.

Djuri, M., Samodra, H., Amien, T.C., dan Gafoer, S., 1996, Peta Geologi Lembar Purwokerto dan
Tegal, Jawa, P3 Geologi, Bandung.

Ehler, E.G., Blatt, H., 1982. Petrology Igneous, Sedimentary and Metamorphic, W.H. Freeman and
Company, San Francisco.

Nicholson, K., 1993. Geothermal fluids: Chemistry and exploration techniques. Springer Verlag,
Berlin, New York, 263 pp., DM 138.00
Peccerillo, A., dan Taylor, S.R., 1976, Geochemistry of Eocene Calc-alkaline volcanic rocks from
the Kastamenu area, North Turkey. Contribution on Mineralogy and Petrology, 58. H
63 – 81.

248
PROSIDING PEMAPARAN HASIL PENELITIAN PUSAT PENELITIAN GEOTEKNOLOGI LIPI TAHUN 2014
“Peran Penelitian Geoteknologi untuk Menunjang Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia”

Soetoyo dkk, (1991), Laporan Geologi Panas Bumi Daerah Bagian Timur dan Selatan Gunung
Slamet. Dit. Vulkanologi. Tidak dipublikasikan.

Sumarso dan Suparyono, N., 1974. A contribution to the Stratigraphy of Bumiayu Area, Presentedat
the 3rd convention, the Association of Indonesia Geologist, Jakarta.
Williams, H. and Mc. Birney, A. R., 1979. Volcanology. Freeman, Cooper and Co., San Francisco,
pp. 207 – 228.
Williams. H., Turner, F.J., Gilibert, C.M., 1954, Petrography An Introduction to the Study of Rocks
in Thin Section, W.H. Freeman and Company, San Francisco.

249

Anda mungkin juga menyukai