Anda di halaman 1dari 2

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terkait PLTS


Studi literatur dilakukan pada penelitian Tugas Akhir ini yang merupakan pencarian
referensi yang berhubungan dengan kasus atau permasalahan yang akan diselesaikan dari Tugas
Akhir, artikel dan jurnal yang berkaitan.
Penelitian yang dilakukan oleh Djoko Adi Widodo(2010) mengenai “Permberdayaan
energi matahari sebagai energi listrik lampu pengaturan lalu lintas” bertujuan untuk mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik sebagai energi untuk pengaturan lalu lintas, dengan cara
merancang hardware dan software pada sistem pemakaian energi matahari sebagai sumber listrik
lampu pengatur lalu lintas, perangkat keras ini menghasilkan energi dalam pengukuran arus baterai
dan modul surya selama 8 jam dengan kondisi tanpa pembebanan lampu, nilai arus dicaatat selang
waktu 30 menit. Nilai arus maksimum terjadi saat jam 12.00 di kisaran 1,8 ampere,dengan
tegangan baterai 12-14 volt. Setelah 8 jam baterai mendapatkan pengisian arus dari matahari
melalui modul surya, sesaat kemudia lalu di hubungkan dengan lampu lalu lintas sebanyak 4 buah
lampu masing-masing berdaya 7,5watt/DC atau total daya 30 watt,dengan arus amper 2,23, namun
disaat 16 jam penggunaan arus menurun mejadi 1,92 ampere dan lampu mati, kondisi ini
menggunakan modul surya berdaya maksimum 50Wp.[1]
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ekki Kurniawan dkk dengan judul jurnal “ Sistem
penerangan tenaga surya untuk jalan kecil di kampung pamijahan kecamatan bantarkalong
kabupaten Tasikmalaya” menjelaskan bahwasannya penggunaan PLTS guna menanggulangi
pengeluaran biaya yang begitu besar dari PLTD serta meminimalisir pemadaman listik yang
dilakukan pln, maka di buatlah PLTS untuk penerangan jalan kecil, dengan menggunakan
produk jadi berupa sisten plts dengan monitoring melalu ponsel gsm, dengan jenis alat 2 modul
surya masing-masing berkapasitas 50Wp,tegangan 12Volt ; battery tempat penyimpanan dengan
kapasitas 50AH ; lampu DC 12volt; Alat monitoring, mikrokontroler arduino tegangan catu daya
9-12 volt, dan GSM modul dicatu 3,3- 5 volt, denga menggunakan pulsa.
Elieser Tarigan, Fitri Dwi Kartikasari dengan judul “Analisis potensi atap bangunan
kampus sebagao lokasi penempatan panel surya sebagai sumber listrik” menyatakan bahwa Luas
tanah yang ditempati kampus Universitas Surabaya adalah 88.020 m2 dengan keliling sepanjang
1535 m. Total luas atap seluruh gedung adalah12.280 m2 , atap setiap gedung terdiri dari empat
sisi dengan luas atap yang menghadap timur laut 3.219m2 menghadap tenggara 2,731 m2 , Barat
Daya 3.409 m2 , Barat Laut 2.821 m2 , total kapasitas keseluruhan panel adalah 2.030 kWp atau
2,03 MWp yang diperoleh dari keempat sisi gedung, masing masing menghasilkan 630kWp,
668kWp, 553Wp,668kWp, 553kWp. Simulasi dilakukan dengan SolarGIS-pvPlanner untuk
mengestimasi energi yang di hasilkan oleh sisem PV yang di pasang di Surabaya. Energi yang
dihasilkan perbulan akan berkisar 248MWh sampai 362MWh. Estimasi biaya riil per satuan energi
listrik dari sistem PLTS rata-rata biaya per satuan energi listrik Cpw berkisar antara 0,30-0,60
USD/kWh.
Berdasarkan penelitian di atas yang mendukung,penulis menawarkan penggunaan energi
solar di area Laboratorium UINSUSKA guna meningkatkan kinerja mahasiswa, penelitian ini
bukan hanya mengkaji tentang meningkatkan kinerja dalam Laboratorium FST, tetapi juga
melibatkan aspek ekonomi, jika menggunakan energi solar, Laboratorium dapat menghemat biaya,
pengeluaran untuk penggunaan listrik yang besar

Anda mungkin juga menyukai