Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
hasil positif di berbagai bidang, yaitu kemajuan sosio ekonomi, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang kesehatan dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan usia harapan hidup (World
Health Organisasion, 2012).
Penggolongan lansia menurut WHO dalam Padila (2013), meliputi: middle
age (45-49 tahun), elderly (60-74 tahun), old (75-79 tahun), very old (diatas
90 tahun). Penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang
berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus
meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050.
Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 jumlah lansia
sebanyak 14,439.967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami
peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun 2011
jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%), dengan usia harapan hidup 67,4
tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan
usia harapan hidup 71,1 tahun (Depkes, 2012).
Salah satu masalah psikologis yang dapat dialami oleh lansia adalah stres.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap sesuatu yang menimbulkan tekanan,
perubahan dan ketegangan emosi (Sunaryo, 2004).
Menurut Yulianti (2004) dalam Isnaeni (2010), untuk menghindari
dampak dari stres, maka diperlukan adanya suatu pengelolaan stres yang baik.
Dalam mengelola stres dapat dilakukan dengan terapi farmakologi yang
meliputi penggunaan obat cemas (axiolytic) dan anti depresi (anti depressant),
serta terapi nonfarmakologi yang meliputi pendekatan perilaku, pendekatan
kognitif, serta relaksasi. Salah satu jenis terapi yang dapat menimbulkan
relaksasi sehingga dapat mengurangi stres yaitu terapi tertawa.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tertawa ?
2. Apa pengertian terapi tawa ?
3. Apa teori dasar terapi tawa ?
4. Apa manfaat terapi tawa ?
5. Apa pengertian stres ?
6. Apa aspek – aspek stres ?
7. Apa faktor – faktor stres ?
8. Apa Gejala dari stres ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tertawa
2. Untuk mengetahui pengertian terapi tawa
3. Untuk mengetahui teori dasar terapi tawa
4. Untuk mengetahui manfaat terapi tawa
5. Untuk mengetahui pengertian stres
6. Untuk mengetahui aspek – aspek stres
7. Untuk mengetahui faktor – faktor stres
8. Untuk mengetahui Gejala dari stres

D. Manfaat
Makalah diharapkan dapat memberikan informasi bagi keperawatan dan
dapat memperluas ilmu pengetahuan pengaruh terapi tertawa terhadap stres
pada lansia
3

BAB II
PENDAHULUAN
A. Pengertian Tertawa
Tertawa merupakan aktifitas yang biasa dilakukan setiap orang dalam
kegiatan sehari-harinya. Kebanyakan orang berfikir bahwa tertawa terjadi
disebabkan oleh kejadian yang lucu. Hal ini juga yang terjadi di Indonesia saat
ini. Banyak acara dalam televisi-televisi swasta yang menayangkan adegan-
adegan lucu yang sengaja mengundang tawa para pemirsanya. Tapi
sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Tertawa mempunyai cakupan makna yang
lebih luas.
Pengertian dalam kajian medis tertawa merupakan salah satu bentuk
ekspresi emosi seseorang atas kondisi yang menggembirakan, membahagiakan
atau menyenangkan yang secara alami dapat menghambat aktivasi saraf
simpatis. Pada gilirannya hambatan terhadap aktivasi saraf simpatis dapat
mencegah peningkatan darah (hipertensi).

B. Pengertian Terapi Tawa


Terapi tawa atau humor adalah cara alami untuk menghadapi sakit mental
dan perasaan tertekan. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil untuk semua
kasus, dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama gangguan itu telah
dialami dan seberapa besar, akan tetapi setidak-tidaknya tersenyum akan
membuat penderita lebih riang dan dan secara sementara terbebas dari
masalah.
Zajonc menyatakan bahwa terapi ini dapat digunakan untuk membantu
merawat pasien yang mengalami gangguan psikosomatis dan kondisi-kondisi
negatif seperti depresi dan kecemasan. Jika pasien yang cemas dan depresi
dapat diajari untuk mengendalikan otot-otot wajah yang tepat sehingga terlihat
bahagia, maka individu menyadari bahwa perasaan individu benar-benar
berubah lebih baik, tanpa harus mengubah apapun.
Terapi Tawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik
4

dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Penggunaan tawa


dalam terapi akan menghasilkan perasan lega pada individu. Ini disebabkan
tawa secara alami menghasilkan pereda stres dan rasa sakit.
Pemberian stimulasi humor dalam pelaksanaan terapi diperlukan untuk
membantu beberapa orang yang mengalami kesulitan memulai tertawa tanpa
adanya alasan yang jelas. Stimulasi humor yang dimaksud dapat diberikan
dalam bentuk berbagai media, seperti VCD, notes, badut, dan komik. Apabila
stimulasi humor tersebut diberikan sebagai satu-satunya stimulus untuk
menghasilkan tawa dalam setting terapi, maka terapi yang diberikan akan
disebut sebagai terapi humor, namun jika dikombinasikan dengan hal-hal lain
dalam rangka menciptakan tawa alami (misalnya dengan yoga atau meditasi)
akan disebut sebagai terapi tawa. Jadi dalam pelaksanaannya, terapi tawa
melibatkan proses humor, tawa, yoga tawa, relaksasi, dan meditasi.

C. Teori Dasar Terapi Tawa


Terapi tawa terdiri dari tiga tahap utama yang disusun berdasarkan prinsip-
prinsip psikologi yang dapat berfungsi menurunkan gejala-gejala stres.
1. Breathing (Pernafasan)
Pernafasan penting untuk kehidupan. Pernafasan yang tepat
merupakan penawar stres. Dalam bernafas, diafragma ikut mengambil
peranan yang cukup penting. Diafragma memisahkan dada dan perut
manusia. Sekalipun manusia dapat mengembangkan dan mengerutkan
diafragma secara disadari, umumnya hal ini berjalan dengan otomatis.
Ketika manusia mengalami stres mengakibatkan proses bernafas yang
cepat dan terburu-buru, untuk melepaskan kondisi stres tersebut bisa
dilakukan dengan cara menghirup udara sebanyak-banyaknya dan
menghembuskan secara perlahan. Di dalam sesi klub tawa, pernafasan ini
disebut sebagai pranayama. Pranayama adalah teknik-teknik pernafasan
yang pelan dan berirama dengan gerakan lengan yang membantu
terciptanya relaksasi fisik dan mental. Pranayama mempunyai dampak
menenangkan pikiran dan memberikan lebih banyak oksigen untuk
5

jaringan tubuh, serta meningkatkan kapasitas vital paru-paru sehingga


meningkatkan kapasitas untuk tertawa.
2. Phsycal Relaxation
Physical Relaxation merupakan bagian terpenting dari beberapa
gerakan tawa yoga, yaitu pada gerakan tepuk tangan berirama dan teknik-
teknik tawa yoga. Gerakan tepuk tangan berirama dilakukan di awal
sebelum masuk ke sesi utama tawa yoga. Gerakan ini merupakan latihan
pemanasan yang merangsang titik-titik acupressure (pijat ala akupunktur)
di telapak tangan dan membantu menciptakan rasa nyaman serta
meningkatkan energi. Pada langkah ketiga dari model sesi tawa 15
langkah yaitu latihan bahu, leher dan peregangan juga merupakan salah
satu bentuk relaksasi fisik yang dilakukan sebelum melakukan gerakan
tawa. Latihan ini dapat memberikan penyegaran fisik dan stamina
tambahan. Pada teknik-teknik tawa yoga lainnya yang menggunakan
Physical Relaxation sebagai bagian dari penyelarasan tubuh dan pikiran
adalah gerakan tawa pada langkah 3 sampai dengan 15.
3. Mengembangkan Kemampuan Komunikasi
Tawa menyatukan orang dan memperbaiki hubungan interpersonal.
4. Mencari Sosial Support
Sosial support merupakan salah satu teknik melakukan koping
terhadap stres. Seluruh gerakan tawa melibatkan interaksi dari orang lain.
Gerakan yang khusus mencari Sosial Support muncul pada beberapa
langkah yaitu tawa sapaan, tawa penghargaan, tawa hening tanpa suara,
tawa bersenandung dengan mulut tertutup, tawa mengayun, tawa singa,
tawa ponsel, tawa memaafkan dan keakraban.
5. Mental Relaxation
Mental relazation ini terdapat pada penutupan akhir sesi tawa yaitu
meneriakkan dua slogan dan saat teduh mengangkat kedua tangan keatas
dan memejamkan mata dalam beberapa menit. Gerakan pada teknik
penutupan ini mendasarkan pada prinsip dasar Hasya Yoga dimana mental
6

relaxation ini dilakukan untuk menyelaraskan antara tubuh, pikiran dan


jiwa sehingga menekan kecemasan atau stres.

D. ManfaatTerapi Tawa
1. Anti stres
Tawa adalah penangkal stres yang paling baik, murah, dan mudah.
Tawa adalah salah satu cara terbaik untuk mengendurkan otot. Tawa
memperlebar pembuluh darah dan mengirim lebih banyak darah hingga ke
ujung-ujung dan kesemua otot di seluruh tubuh. Satu putaran tawa yang
bagus juga mengurangi tingkat hormone stres, epinephrine dan cortisol.
Bisa dikatakan tawa adalah sebentuk meditasi dinamis atau relaksas.
2. Memperkuat sistem kekebalan
Sistem kekebalan memainkan peranan yang sangat penting dalam
menjaga kesehatan tubuh dan menjauhkan diri dari infeksi, alergi, dan
kanker. Telah dibuktikan oleh para psikoneuroimunolog bahwa semua
emosi negatif, seperti kecemasan, depresi, atau kemarahan akan
memperlemah sistem kekebalan tubuh dan dengan demikian mengurangi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Menurut Dr. Lee S. Berk dari Universitas Loma Limba, California,
Amerika Serikat, tawa membantu meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh
alami (sel NK semacam sel putih) dan juga menaikkan tingkat antibodi.
Para peneliti telah menemukan bahwa, setelah mengikuti terapi tawa,
para peserta mengalami peningkatan antibodi (immunoglobulin A) dalam
lender di hidung dan di saluran pernafasan, yang dipercaya mempunyai
kemampuan melawan virus, bakteri, dan mikroorganisme lain. Ada
banyak anggota Klub Tawa yang mengalami penurunan frekuensi
terserang pilek, sakit tenggorokan, dan sesak nafas. Dampak tawa pada
sistem kekebalan dianggap sangat besar dalam hubungannya dengan
penyakit-penyakit mematikan seperti AIDS dan kanker.
3. Latihan aerobik terbaik
7

Sebuah manfaat yang didapat oleh hampir setiap orang adalah


perasaan enak. Setelah tertawa pagi selama lima belas menit, mereka
merasa segar sepanjang hari. Tidak ada obat semanjur tawa, yang bisa
memberi anda hasil yang langsung terasa. Penyebab perasaan enak ini
adalah karena anda menghirup lebih banyak oksigen saat tertawa. Tawa
bisa dibandingkan dengan aerobic, hanya saja anda tidak perlu memakai
sepatu atau pakaian khusus. anda tidak perlu mengucurkan banyak
keringat di atas jalur jogging.
Menurut William Fry dari Universitas Stanford, satu menit tawa
sebanding dengan sepuluh menit latihan mendayung. Dengan kata lain,
tawa merangsang jantung dan sirkulasi darah dan sama sengan latihan
aerobik. Latihan tawa cocok untuk orang-orang yang banyak duduk dan
mereka yang tak bisa meninggalkan tempat tidur atau kursi roda.

4. Depresi, kecemasan, dan gangguan psikosomatis


Stres dan tekanan kehidupan modern berdampak buruk terhadap
pikiran dan tubuh manusia. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
pikiran, seperti kecemasan, depresi, gangguan saraf, dan insomnia
mengalami peningkatan. Tawa telah membantu banyak orang yang
menggunakan obat anti depresi dan obat penenang. Sekarang mereka lebih
mudah tidur dan mengalami penurunan tingkat depresi. Orang-orang yang
mempunyai kecenderungan bunuh diri mulai mendapat harapan.
5. Tekanan darah tinggi dan penyakit jantung
Ada sejumlah penyebah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung,
seperti faktor keturunan, kegemukan, merokok dan konsumsi lemak yang
berlebihan. Tetapi stres adalah salah satu faktor yang dominan. Tawa
memang membantu mengontrol tekanan darah dengan mengurangi
pelepasan hormon-hormon yang berhubungan dengan stres dan dengan
memberikan relaksasi. Dalam ekperimen telah dibuktikan bahwa terjadi
penurunan sepuluh sampai duapuluh millimeter tekanan setelah seorang
penderita mengikuti sepuluh menit terapi terapi tawa.
8

6. Penghilang rasa sakit alami


Tawa menaikkan tingkat endorphin dalam tubuh kita, yang merupakan
penghilang rasa sakit alami. Norman Cousins, seorang wartawan Amerika
yang menderita penyakit tulang belakang yang tak tersembuhkan,
mendapat manfaat dari terapi tawa ketika tidak ada obat penghilang rasa
sakit yang bisa membantunya. Endorphin yang dipicu oleh tawa bisa
membantu mengurangi intensitas rasa sakit penderita radang sendi, radang
tulang belakang, dan kejang otot. Banyak wanita melaporkan penurunan
frekuensi migraine yang mereka alami.
7. Mengurangi bronkhitis dan asma
Tawa merupakan salah satu latihan terbaik untuk mereka yang
menderita asma dan bronchitis. Tawa meningkatkan kapasitas paru-paru
dan tingkat oksigen dalam darah. Para dokter menyarankan fisioterapi
dada untuk mengeluarkan lender (dahak) dari saluran pernafasan. Meniup
kedalam sebuah alat atau balon merupakan salah satu latihan yang biasa
diberikan kepada penderita asma. Tawa melakukan hal yang sama, dan
cara ini lebih mudah dilakukan serta nyaris tanpa ongkos.
Salah satu penyebab penyakit asma yang paling umum adalah infeksi.
Terapi tawa menaikkan tingkat antibodi dalam selaput lender saluran
pernafasan, dengan begitu mengurangi frekuensi infeksi pernafasan.
Terapi tawa juga meningkatkan sistem pembersihan lender di saluran
pernafasan. Stres adalah faktor lain yang bisa memicu serangan asma.
Dengan mengurangi stres, tawa bisa memperbaiki prognosis penyakit
asma.
8. Jogging internal
Ada banyak latihan yang bisa dilakukan untuk melatih otot-otot anda,
terapi tertawa memberikan pijatan yang bagus untuk semua organ internal.
Tawa memperlancar pasokan darah dan meningkatkan efisiensinya. Orang
membandingkan latihan ini dengan jari-jari ajaib, yang menjangkau
kedalam perut dan memijat organ-organ anda. Pijakan terbaik tawa adalah
9

pada usus. Hal ini bisa meningkatkan persediaan darah dan membantu
kerja usus.
9. Membuat anda tampak lebih muda
Orang melakukan latihan untuk semua otot tubuh, tetapi tidak ada
latihan teratur untuk otot-otot wajah kecuali dalam Yoga. Tawa
merupakan latihan yang sangat bagus untuk otot-otot wajah anda. Tawa
mengencangkan otot-otot wajah memperbaiki ekspresi wajah. Ketika
tertawa, wajah anda tampak merah karena peningkatan pasokan darah
yang menyegarkan kulit wajah dan membuat kulit wajah tampak cerah.
Orang-orang yang suka tertawa tampak lebih ceria dan menarik. Ketika
anda menekan kelenjar air mata dengan tertawa, mata anda menjadi basah
dan tampak berkilauan. Tawa melatih otot-otot perut dan membantu
mengencangkan otot-otot mereka yang berperut gendut.
10. Hubungan interpersonal
Tawa menyatukan orang dan memperbaiki hubungan interpersonal.
Semua anggota Klub Tawa saling bertemu dengan pikiran terbuka dan
saling memperhatikan satu sama lain. Anda akan mendapat kesempatan
untuk berinteraksi dengan sejumlah orang dalam kerangka berfikir yang
positif. Dewasa ini, para anggota Klub Tawa yang berbeda menjalin
hubungan yang sangat dekat seperti anggota keluarga. Mereka saling
mengenal dengan baik, mereka saling berbagi duka dan penderitaan.
Mereka juga saling berbagi saat-saat menggembirakan, dengan bertemu
satu sama lain, pergi piknik, dan sebagainnya. Kadang mereka
mengadakan lokakarya kesehatan, perkemahan yoga, dan seminar
naturopati. Orang dengan berbagai profesi yang berbeda berkumpul
bersama dan saling menyapa dengan wajah tersenyum.

E. Pengertian Stres
Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu
peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan
individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan
10

perilaku. Peristiwa yang memunculkan stres dapat saja positif (misalnya


merencanakan perkawinan) atau negatif (contoh : kematian keluarga). Sesuatu
didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau tidak,
bergantung pada respon yang diberikan oleh individu terhadapnya.
Menurut Dilawati (dalam Syahabuddin, 2010) stres adalah suatu perasaan
yang dialami apabila seseorang menerima tekanan. Tekanan atau tuntutan
yang diterima mungkin datang dalam bentuk mengekalkan jalinan
perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan untuk pencapaian akademik.
Lazarus dan Folkman (dalam Evanjeli, 2012) yang menjelaskan stres
sebagai kondisi individu yang dipengaruhi oleh lingkungan. Kondisi stres
terjadi karena ketidakseimbangan antara tekanan yang dihadapi individu dan
kemampuan untuk menghadapi tekanan tersebut. Individu membutuhkan
energi yang cukup untuk menghadapi situasi stres agar tidak mengganggu
kesejahteraan mereka.

F. Aspek – aspek Stres


Pada saat seseorang mengalami stres ada dua aspek utama dari dampak
yang ditimbulkan akibat stres yang terjadi, yaitu aspek fisik dan aspek
psikologis (Sarafino, 1998) yaitu :
1. Aspek fisik
Berdampak pada menurunnya kondisi seseorang pada saat stres
sehingga orang tersebut mengalami sakit pada organ tubuhnya, seperti
sakit kepala, gangguan pencernaan.
2. Aspek psikologis
Terdiri dari gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala tingkah laku.
Masing-masing gejala tersebut mempengaruhi kondisi psikologis
seseorang dan membuat kondisi psikologisnya menjadi negatif, seperti
menurunnya daya ingat, merasa sedih dan menunda pekerjaan. Hal ini
dipengaruhi oleh berat atau ringannya stres.
11

G. Faktor – faktor Stres


Menurut Yusuf (2004) faktor pemicu stres itu dapat diklasifikasikan ke
dalam beberapa kelompok berikut :
1. Stressor fisik-biologik, seperti : penyakit yang sulit disembuhkan, Cacat
fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, wajah yang tidak
cantik atau ganteng, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal (seperti :
terlalu kecil, kurus, pendek, atau gemuk).
2. Stressor psikologik, seperti : negative thinking atau berburuk sangka,
frustrasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan),
hasud (iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu,
konflik pribadi, dan keinginan yang di luar kemampuan.
3. Stressor Sosial, seperti : hubungan antar anggota keluarga yang tidak
harmonis (broken home), perceraian, suami atau istri selingkuh, suami
atau istri meninggal.
Menurut Greenwood III dan Greenwood Jr (dalam Yusuf, 2004) faktor-
faktor yang mengganggu kestabilan (stres) organisme berasal dari dalam
maupun luar. Faktor yang berasal dari dalam diri organisme adalah :
1. Faktor Biologis, stressor biologis meliputi faktor-faktor genetik,
pengalaman hidup, ritme biologis, tidur, makanan, postur tubuh, kelelahan,
penyakit.
2. Faktor Psikologis, stressor psikologis meliputi faktor persepsi, perasaan
dan emosi, situasi, pengalaman hidup, keputusan hidup, perilaku dan
melarikan diri.
3. Faktor Lingkungan (luar individu), stressor lingkungan ini meliputi
lingkungan fisik, biotik dan sosial.

H. Gejala Stres
Hardjana (dalam Sukoco, 2014) menjelaskan bahwa individu yang
mengalami stres memiliki gejala sebagai berikut :
1. Gejala Fisikal, gejala stres yang berkaitan dengan kondisi dan fungsi fisik
atau tubuh dari seseorang.
12

2. Gejala Emosional, gejala stres yang berkaitan dengan keadaan psikis dan
mental seseorang.
3. Gejala Intelektual, gejala stres yang berkaitan dengan pola pikir seseorang.
4. Gejala Interpersonal, gejala stres yang mempengaruhi hubungan dengan
orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah.

I. Analisis Jurnal

Judul : Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Stres Psikologis Pada


Lanjut Usia di Panti Werdha Kota Manado

Author : Christina Samodara, Hendry Palandeng, Vandri D. Kallo

Jurnal : Gerontik (Lanjut Usia)

Jenis / Metodelogi : RCT

1. P ( Problem )
Peningkatan jumlah lansia hidup tentunya mempunyai dampak lebih
banyak terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Lansia akan mengalami
berbagai masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis. Salah
satu masalah psikologis yang dapat dialami oleh lansia adalah stress.
Terapi yang dapat menimbulkan relaksasi sehingga dapat mengurangi stres
yaitu terapi tertawa. Populasi pada penelitian ini adalah semua lanjut usia
yang mengalami stres di Panti Werdha Kota Manado yang berjumlah 37
orang.

2. I ( Intervention )
Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan
One group pre-test-post-test design. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan total sampling. Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi.
a. Setelah mendapat izin untuk melakukan penelitian, kemudian
dilakukan pengukuran tingkat stres responden yang dilakukan di
13

wisma masing-masing lansia dua hari sebelum terapi tertawa


dilakukan.
b. Setelah itu peneliti yang dibantu oleh 3 teman peneliti yang
sebelumnya telah dilatih terapi tertawa melatih responden untuk
melakukan terapi tertawa selama 20-30 menit untuk satu kali latihan.
c. Pelaksanaan terapi tertawa Pelaksanaan terapi tertawa berlangsung 4
kali selama 7 hari
d. Langkah selanjutnya setelah terapi tertawa yan dilakukan 4 kali selama
7 hari yaitu mengukur tingkat stres responden, dengan cara peneliti
memberikan pertanyaan sesuai yang ada pada lembar kuesioner, hasil
pertanyaan tersebut di hitung, dengan skor yang di dapat, maka
peneliti menentukan kembali tingkat stres pada responden. Pada
tahapan ini juga peneliti melakukan evaluasi dengan menanyakan
kembali perasaan responden dan menjelaskan bahwa intervensi telah
selesai dilakukan.

3. C ( Comparison )
Penelitian pernah dilakukan oleh Ruspawan (2012) dalam
penelitiannya dengan judul pengaruh terapi tertawa terhadap tingkat
kecemasan lansia di PSTW Wana Saraya Denpasar. Hasil penelitian
tersebut terdapat pengaruh pemberian terapi tertawa terhadap tingkat
kecemasan lansia di PSTW Wana Saraya Denpasar. Hasil tersebut sejalan
dengan penelitian ini mengenai adanya perubahan tingkat stres sebelum
dan sesudah terapi tertawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan
skor stres pada lansia.

4. O ( Outcome )
Hasil penelitian ini mengenai adanya perubahan tingkat stres sebelum
dan sesudah terapi tertawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan
skor stres pada lansia tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Dimana rata-
rata tingkat stres sebelum terapi tertawa adalah 20,76 dan rata-rata tingkat
14

stres sesudah terapi tertawa adalah 15,68. Adanya penurunan tingkat


stres ini juga terlihat dari hasil analisa statistik dengan menggunakan uji T-
test Paired Samples Test diperoleh P value = 0,000, artinya ada pengaruh
terapi tertawa terhadap stres psikologis lansia di Panti Werdha Manado.
15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tertawa merupakan salah satu bentuk ekspresi emosi seseorang atas
kondisi yang menggembirakan, membahagiakan atau menyenangkan yang
secara alami dapat menghambat aktivasi saraf simpatis.
Terapi Tawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik
dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental.
Stres adalah suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima
tekanan. Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam bentuk
mengekalkan jalinan perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan untuk
pencapaian akademik.

B. Saran
Makalah diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat dan para mahasiswa
keperawatan untuk lebih memahami tentang konsep terapi tertawa sebagai
penatalaksanaan stres pada lansia
16

DAFTAR PUSTAKA

Evanjeli, A. L. 2012. Hubungan antara stres, somatisasi dan kebahagiaan.laporan


penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika
Richard L. 2010. Era baru manajemen, Edisi 9, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Samodara, Christina. 2015. Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Stres Psikologis
Pada Lanjut Usia di Panti Werdha Kota Manado
Sukoco, A. S. 2014. Hubungan Sense of Humor Dengan Stres Pada Mahasiswa
Baru. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk keperawatan. Jakarta : EGC
Syahabuddin. 2010. Hubungan Antara Cinta dan Stres Dengan Memaafkan Pada
Suami Dan Istri. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai