PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
hasil positif di berbagai bidang, yaitu kemajuan sosio ekonomi, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang kesehatan dapat meningkatkan
kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan usia harapan hidup (World
Health Organisasion, 2012).
Penggolongan lansia menurut WHO dalam Padila (2013), meliputi: middle
age (45-49 tahun), elderly (60-74 tahun), old (75-79 tahun), very old (diatas
90 tahun). Penduduk di 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang
berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus
meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050.
Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2010 jumlah lansia
sebanyak 14,439.967 jiwa (7,18%) dan pada tahun 2010 mengalami
peningkatan menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%) sementara pada tahun 2011
jumlah lansia sebesar 20 juta jiwa (9,51%), dengan usia harapan hidup 67,4
tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan
usia harapan hidup 71,1 tahun (Depkes, 2012).
Salah satu masalah psikologis yang dapat dialami oleh lansia adalah stres.
Stres adalah reaksi tubuh terhadap sesuatu yang menimbulkan tekanan,
perubahan dan ketegangan emosi (Sunaryo, 2004).
Menurut Yulianti (2004) dalam Isnaeni (2010), untuk menghindari
dampak dari stres, maka diperlukan adanya suatu pengelolaan stres yang baik.
Dalam mengelola stres dapat dilakukan dengan terapi farmakologi yang
meliputi penggunaan obat cemas (axiolytic) dan anti depresi (anti depressant),
serta terapi nonfarmakologi yang meliputi pendekatan perilaku, pendekatan
kognitif, serta relaksasi. Salah satu jenis terapi yang dapat menimbulkan
relaksasi sehingga dapat mengurangi stres yaitu terapi tertawa.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tertawa ?
2. Apa pengertian terapi tawa ?
3. Apa teori dasar terapi tawa ?
4. Apa manfaat terapi tawa ?
5. Apa pengertian stres ?
6. Apa aspek – aspek stres ?
7. Apa faktor – faktor stres ?
8. Apa Gejala dari stres ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tertawa
2. Untuk mengetahui pengertian terapi tawa
3. Untuk mengetahui teori dasar terapi tawa
4. Untuk mengetahui manfaat terapi tawa
5. Untuk mengetahui pengertian stres
6. Untuk mengetahui aspek – aspek stres
7. Untuk mengetahui faktor – faktor stres
8. Untuk mengetahui Gejala dari stres
D. Manfaat
Makalah diharapkan dapat memberikan informasi bagi keperawatan dan
dapat memperluas ilmu pengetahuan pengaruh terapi tertawa terhadap stres
pada lansia
3
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pengertian Tertawa
Tertawa merupakan aktifitas yang biasa dilakukan setiap orang dalam
kegiatan sehari-harinya. Kebanyakan orang berfikir bahwa tertawa terjadi
disebabkan oleh kejadian yang lucu. Hal ini juga yang terjadi di Indonesia saat
ini. Banyak acara dalam televisi-televisi swasta yang menayangkan adegan-
adegan lucu yang sengaja mengundang tawa para pemirsanya. Tapi
sebenarnya tidak hanya sebatas itu. Tertawa mempunyai cakupan makna yang
lebih luas.
Pengertian dalam kajian medis tertawa merupakan salah satu bentuk
ekspresi emosi seseorang atas kondisi yang menggembirakan, membahagiakan
atau menyenangkan yang secara alami dapat menghambat aktivasi saraf
simpatis. Pada gilirannya hambatan terhadap aktivasi saraf simpatis dapat
mencegah peningkatan darah (hipertensi).
D. ManfaatTerapi Tawa
1. Anti stres
Tawa adalah penangkal stres yang paling baik, murah, dan mudah.
Tawa adalah salah satu cara terbaik untuk mengendurkan otot. Tawa
memperlebar pembuluh darah dan mengirim lebih banyak darah hingga ke
ujung-ujung dan kesemua otot di seluruh tubuh. Satu putaran tawa yang
bagus juga mengurangi tingkat hormone stres, epinephrine dan cortisol.
Bisa dikatakan tawa adalah sebentuk meditasi dinamis atau relaksas.
2. Memperkuat sistem kekebalan
Sistem kekebalan memainkan peranan yang sangat penting dalam
menjaga kesehatan tubuh dan menjauhkan diri dari infeksi, alergi, dan
kanker. Telah dibuktikan oleh para psikoneuroimunolog bahwa semua
emosi negatif, seperti kecemasan, depresi, atau kemarahan akan
memperlemah sistem kekebalan tubuh dan dengan demikian mengurangi
kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Menurut Dr. Lee S. Berk dari Universitas Loma Limba, California,
Amerika Serikat, tawa membantu meningkatkan jumlah sel-sel pembunuh
alami (sel NK semacam sel putih) dan juga menaikkan tingkat antibodi.
Para peneliti telah menemukan bahwa, setelah mengikuti terapi tawa,
para peserta mengalami peningkatan antibodi (immunoglobulin A) dalam
lender di hidung dan di saluran pernafasan, yang dipercaya mempunyai
kemampuan melawan virus, bakteri, dan mikroorganisme lain. Ada
banyak anggota Klub Tawa yang mengalami penurunan frekuensi
terserang pilek, sakit tenggorokan, dan sesak nafas. Dampak tawa pada
sistem kekebalan dianggap sangat besar dalam hubungannya dengan
penyakit-penyakit mematikan seperti AIDS dan kanker.
3. Latihan aerobik terbaik
7
pada usus. Hal ini bisa meningkatkan persediaan darah dan membantu
kerja usus.
9. Membuat anda tampak lebih muda
Orang melakukan latihan untuk semua otot tubuh, tetapi tidak ada
latihan teratur untuk otot-otot wajah kecuali dalam Yoga. Tawa
merupakan latihan yang sangat bagus untuk otot-otot wajah anda. Tawa
mengencangkan otot-otot wajah memperbaiki ekspresi wajah. Ketika
tertawa, wajah anda tampak merah karena peningkatan pasokan darah
yang menyegarkan kulit wajah dan membuat kulit wajah tampak cerah.
Orang-orang yang suka tertawa tampak lebih ceria dan menarik. Ketika
anda menekan kelenjar air mata dengan tertawa, mata anda menjadi basah
dan tampak berkilauan. Tawa melatih otot-otot perut dan membantu
mengencangkan otot-otot mereka yang berperut gendut.
10. Hubungan interpersonal
Tawa menyatukan orang dan memperbaiki hubungan interpersonal.
Semua anggota Klub Tawa saling bertemu dengan pikiran terbuka dan
saling memperhatikan satu sama lain. Anda akan mendapat kesempatan
untuk berinteraksi dengan sejumlah orang dalam kerangka berfikir yang
positif. Dewasa ini, para anggota Klub Tawa yang berbeda menjalin
hubungan yang sangat dekat seperti anggota keluarga. Mereka saling
mengenal dengan baik, mereka saling berbagi duka dan penderitaan.
Mereka juga saling berbagi saat-saat menggembirakan, dengan bertemu
satu sama lain, pergi piknik, dan sebagainnya. Kadang mereka
mengadakan lokakarya kesehatan, perkemahan yoga, dan seminar
naturopati. Orang dengan berbagai profesi yang berbeda berkumpul
bersama dan saling menyapa dengan wajah tersenyum.
E. Pengertian Stres
Menurut Richard (2010) stres adalah suatu proses yang menilai suatu
peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan
individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan
10
H. Gejala Stres
Hardjana (dalam Sukoco, 2014) menjelaskan bahwa individu yang
mengalami stres memiliki gejala sebagai berikut :
1. Gejala Fisikal, gejala stres yang berkaitan dengan kondisi dan fungsi fisik
atau tubuh dari seseorang.
12
2. Gejala Emosional, gejala stres yang berkaitan dengan keadaan psikis dan
mental seseorang.
3. Gejala Intelektual, gejala stres yang berkaitan dengan pola pikir seseorang.
4. Gejala Interpersonal, gejala stres yang mempengaruhi hubungan dengan
orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah.
I. Analisis Jurnal
1. P ( Problem )
Peningkatan jumlah lansia hidup tentunya mempunyai dampak lebih
banyak terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Lansia akan mengalami
berbagai masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan psikologis. Salah
satu masalah psikologis yang dapat dialami oleh lansia adalah stress.
Terapi yang dapat menimbulkan relaksasi sehingga dapat mengurangi stres
yaitu terapi tertawa. Populasi pada penelitian ini adalah semua lanjut usia
yang mengalami stres di Panti Werdha Kota Manado yang berjumlah 37
orang.
2. I ( Intervention )
Desain penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental dengan
One group pre-test-post-test design. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan total sampling. Instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner dan lembar observasi.
a. Setelah mendapat izin untuk melakukan penelitian, kemudian
dilakukan pengukuran tingkat stres responden yang dilakukan di
13
3. C ( Comparison )
Penelitian pernah dilakukan oleh Ruspawan (2012) dalam
penelitiannya dengan judul pengaruh terapi tertawa terhadap tingkat
kecemasan lansia di PSTW Wana Saraya Denpasar. Hasil penelitian
tersebut terdapat pengaruh pemberian terapi tertawa terhadap tingkat
kecemasan lansia di PSTW Wana Saraya Denpasar. Hasil tersebut sejalan
dengan penelitian ini mengenai adanya perubahan tingkat stres sebelum
dan sesudah terapi tertawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan
skor stres pada lansia.
4. O ( Outcome )
Hasil penelitian ini mengenai adanya perubahan tingkat stres sebelum
dan sesudah terapi tertawa. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan
skor stres pada lansia tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Dimana rata-
rata tingkat stres sebelum terapi tertawa adalah 20,76 dan rata-rata tingkat
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tertawa merupakan salah satu bentuk ekspresi emosi seseorang atas
kondisi yang menggembirakan, membahagiakan atau menyenangkan yang
secara alami dapat menghambat aktivasi saraf simpatis.
Terapi Tawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan
tawa dalam rangka membantu individu menyelesaikan masalah mereka, baik
dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental.
Stres adalah suatu perasaan yang dialami apabila seseorang menerima
tekanan. Tekanan atau tuntutan yang diterima mungkin datang dalam bentuk
mengekalkan jalinan perhubungan, memenuhi harapan keluarga dan untuk
pencapaian akademik.
B. Saran
Makalah diharapkan dapat bermanfaat bagi perawat dan para mahasiswa
keperawatan untuk lebih memahami tentang konsep terapi tertawa sebagai
penatalaksanaan stres pada lansia
16
DAFTAR PUSTAKA