Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH REKAYASA DAN KESELAMATAN LALU LINTAS

“ PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BARU SOLUSI KEMACETAN DI


KOTA PONTIANAK “

Dosen Mata Kuliah : Dr. Elsa Tri Mukti, ST, MT.

DISUSUN OLEH :

Putri Amalia Hersy (D1011181110)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2019

i
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah Rekayasa dan Keselamatan Lalu Lintas.
Adapun makalah ini telah saya kerjakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Dalam pembuatan makalah ini, perlu diperbaiki dan disempurnakan karena
saya tahu bahwa belum seperti makalah yang sempurna. Dengan itu, saya
mempersilakan untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun ketika
dibaca atau dijadikan refrensi nantinya. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Pontianak, 19 Oktober 2019

Putri Amalia Hersy

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................ i


Daftar Isi .................................................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
I.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
I.3 Tujuan ............................................................................................................................ 1
BAB II ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 2
II.1 Kemacetan .................................................................................................................... 2
II.2 Pembangunan Infrastruktur....................................................................................... 2
BAB III..................................................................................................................................... 6
PENUTUP................................................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peran pemerintah
sebagai mobilisator pembangunan sangat strategis dalam mendukung peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta pertumbuhan ekonomi negaranya. Dewasa ini kebutuhan dunia akan infrastruktur
terus meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. Dalam jangka panjang,
GDP (Gross Domestic Product) dunia diperkirakan akan tumbuh kuat dan mungkin bisa mencapai
dua kali lipat selama periode tahun 2030.
Sejalan dengan prediksi pertumbuhan ekonomi, kebutuhan akan infrastruktur juga akan
terus meningkat. Secara umum, perkembangan infrastruktur Indonesia, di nilai jalan di tempat
dan tidak mampu mengejar pertumbuhan ekonomi serta kemajuan dunia khususnya di Kota
Pontianak. Kondisi infrastruktur secara umum diperkirakan belum akan banyak berubah, Kendati
beberapa langkah terobosan sudah ditempuh.
Pemerintah Kota Pontianak terus berupaya menggenjot pembangunan
infrastruktur, namun banyak kendala yang dihadapi, mulai dari masalah pendanaan hingga
persoalan teknis di lapangan. Meskipun kemampuan pemerintah dalam mengalokasikan anggaran
untuk pembangunan infrastruktur masih terbatas, pemerintah dapat membangun infrastruktur
melalui skema pembiayaan Kerja Sama Pemerintah-Swasta (Public Privat Part nership-PPP),
untuk melakukan skema tersebut, diperlukan adanya tata kelola (good governance) yang baik
dalam pengelolaan proyek.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Kemacetan?
2. Apa yang dimaksud dengan Pembangunan Infrastruktur ?
3. Apa yang menyebabkan kemacetan sering terjadi di Kota Pontianak ?
4. Apa saja upaya untuk mengatasi kemacetan tersebut?

I.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dari Kemacetan
2. Dapat memahami dan mengetahui pengertian Pembangunan Infrastruktur
3. Mengetahui penyebab Kemacetan yang terjadi di Kota Pontianak
4. Mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk mengatasi kemacetan

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Kemacetan

Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu
lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan
banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang
baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan
penduduk, misalnya Pontianak.
Indonesia sebagai salah satu negara sedang berkembang, dibandingkan dengan Negara maju,
Negara yang sedang berkembang mengalami permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks,
mulai dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan sosial, hingga kurangnya sarana dan
prasarana yang menunjang pembangunan itu sendiri. Kemacetan atau kongesti adalah salah satu
diantaranya.
Kesalahan terhadap pemilihan alat transportasi di wilayah perkotaan dapat mengakibatkan
terjadinya permasalahan bagi masyarakat sekitar, kesalahan ini menimbulkan kemacetan terutama
di kota kota besar. Perkembangan teknologi di bidang alat transportasi dapat berpengaruh terhadap
perkembangan teknologi prasarana transportasi, kebanyakan Negara maju menganggap
pembangunan transportasi salah satu bagian yang integral dari pembangunan perekonomian.
Keberhasilan dalam sector transportasi dapat di lihat dari kemampuan nya dalam mendorong serta
menunjang peningkatan ekonomi nasional, regional dan lokal, stabilitas politik termasuk
mewujudkan nilai-nilai sosial dan budaya yang diindikasikan melalui berbagai indikator
transportasi antara lain: kapasitas, kualitas pelayanan, aksesibilitas keterjangkauan, dan beban
publik.

II.2 Pembangunan Infrastruktur


Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) infrastruktur merupakan sistem fisik yang
menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas public lainnya, yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan
ekonomi. Pengertian ini merujuk pada infrastruktur sebagai suatu sistem. Dimana infrastruktur
dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak
terpisahkan satu sama lain.

Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem ekonomi
sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan
infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di

2
masyarakat. Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai dasar-dasar dalam mengambil
kebijakan (Kodoatie, 2005).
Beberapa contoh hasil pembangunan infrastruktur di Indonesia contohnya Pontianak
(misalnya jalan) terkadang hanya bermanfaat bagi pengguna diluar pejalan kaki saja (tidak adanya
trotoar, alih fungsi trotoar), disisi lain pelaksanaan pembangunannya saling tumpang tindih,
misalnya untuk hal-hal yang terkait antara lain : jaringan telepon, listrik, irigasi, penghijauan,
lampu lalu lintas, rambu-rambu, pusat perdagangan, papan iklan, perubahan peruntukan wilayah
(konsistenitas), tugas, kewajiban, kewenangan dan tanggungjawab pelaku pembangunan dan lain-
lain. Infrastruktur yang baik adalah berjalan sesuai fungsinya, mampu untuk mendukung dinamika
dan meningkatkan ekonomi.
Pembangunan Infrastruktur dilaksanakan berdasarkan kebutuhan dan tingkat kepentingan,
sehingga diperlukan skala prioritas pembangunannya, ada yang cukup dilaksanakan sekali saja
dengan perawatan yang berlanjut, namun juga ada yang sifatnya dinamis dan berpeluang
berkembang. Dalam setiap pembangunan jenis infrastruktur tidak dapat terlepas begitu saja
terhadap infrastruktur yang sudah ada maupun kemungkinannya untuk rencana pengembangan
kedepan, sehingga perlunya dibuat Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), RUTR adalah acuan
yang perlu dipahami dan secara konsisten harus dapat dilaksanakan sesuai yang ditetapkan.
Peta asta gatra (geografi, demografi dan kondisi sosial) suatu wilayah baik yang berupa informasi
tektual maupun peta rupa bumi adalah merupakan sumber informasi yang perlu diketahui dan
diantisipasi dalam saat pembuatan RUTR maupun RUTRW karena dari data tersebut dapat
diantisipasi tingkat kebutuhan saat sekarang dan yang akan datang, dengan demikian khususnya
bagi pengembangan wilayah (RUTRW) sangat dimungkinkan untuk dilaksanakan mulai dari awal
secara terprogram dan antisipatif serta perlunya masukan dari beberapa institusi terkait termasuk
Departemen Pertahanan didalam perencanaannya agar didalam pembangunannya terjadi
keharmonisan dan tidak tumpang tindih, siapa berbuat apa, serta diharapkan infrastruktur yang
dibangun nantinya tidak saja bermanfaat bagi pengguna tapi juga mampu berperan dalam situasi
negara dalam keadaan normal maupun darurat. Sedangkan bagi wilayah yang tingkat dinamikanya
tinggi seperti Pontianak dan kota lainnya diperlukan pemikiran untuk perlunya relokasi atau
pembagian wilayah secara bertahap, misalnya dimana pusat pemerintahan, pusat perdagangan dan
pemukiman sehingga arus pemanfaatannya akan maksimal, praktis, ekonomis dan efisien.

3
II.3 Penyebab Kemacetan
Ada beberapa faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas, antara
lainya adalah :
1. Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan.
2. Terjadi kecelakaan dan mengganggu kelancaran lalu lintas, karena masyarakat yang
menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum
disingkirkan dari jalur lalu lintas.
3. Adanya perbaikan jalan.
4. Adanya bagian jalan yang rusak atau longsor, ataupun banjir.
5. Ketidak tahuan masyarakat akan aturan lalu lintas.
6. Parkir kendaraan yang tidak tertata baik atau tidak pada tempatnya.
7. Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya
membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut.
8. Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya
arus lalu lintas.
9. Yaitu minimnya jembatan penyeberangan orang atau terowongan penyeberangan orang.
Sehingga orang kerap kali menyeberang beramai-ramai saat arus lalu lintas sedang tinggi.
Ini tentu menghambat laju kendaraan.
10. Yaitu karena banyaknya titik bottleneck, seperti di pintu-pintu masuk jalan tol.
11. Yaitu karena kurangnya angkutan massal seperti bus dan kereta.
12. Yaitu karena buruknya tata ruang dan kesalahan pemberian ijin bangunan seperti mall dan
ruko.
Kota Pontianak berdasarkan data 2018 merupakan satu dari 10 kota termacet di Indonesia.
Mengingat terjadinya kemacetan yang terjadi di Persimpangan jalan TanjungPura, Jalan Imam
Bonjol, Jalan Pahlawan dan arah jembatan Kapuas I pada hari Minggu, 13 oktober 2019 akibat
penutupan Jembatan Kapuas II, di Sungai Raya serta karena lalu lintas keluar masuk Kota
Pontianak terlalu bertumpu ke Jembatan Kapuas I dan Jembatan Kapuas II. Masalah kemacetan
lain juga ditimbulkan dari jembatan Kapuas I yang sudah 2 kali tertabrak ponton (tongkang)
menyebabkan konstruksi jembatan kapuas I bergeser dan retak dibagian pier (tiang utama),
akibatnya jembataan Kapuas I sejak 2013 ditutup untuk kendaraan roda enam atau lebih
sehingga jembatan Kapuas II menerima beban lalu lintas angkutan berat keluar masuk
Pontianak, namun dengan adanya jembatan Kapuas II, kemacetan di kota Pontianak tetap
terjadi setiap hari akibat jumlah penduduk kota Pontianak yang hampir 1 juta orang.
Kemacetan lalu lintas dapat benyebabkan banyak kerugian bagi pengguna jalan, baik itu
pemborosan BBM, jarak tempuh menjadi lebih lama, timbulnya polusi udara yang berlebih,
menyebabkan stress dan emosi sehingga pengguna jalan terhambat aktifitas nya.Kerugian pun
tidak hanya di rasakan oleh masyarakat, pemerintah pun mendapat kerugian yang cukup besar.

4
II.4 Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Kemacetan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan adalah

1. Mengelola angkutan umum/ massal di perkotaan yang berkapasitas mencukupi dan aman
nyaman di kelola secara professional.
2. Membangun ketersediaan prasarana perkotaan yang berkapasitas yang mampu melayani
lalu lintas secara lancar.
3. Menerapkan strategi kebijakan transportasi perkotaan yang komprehensif, akomodatif dan
berwawasan masa depan.
4. Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan
lalu lintas yang harus di rumuskan dalan suatu rencana yang komprehensif yang biasanya
meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Peningkatan kapasitas jalan. Salah satu langkah langkah yang penting dalam hal
memecahkan masalah kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas
jalan/parasarana seperti :
a) Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas jika hal itu memungkinkan.
b) Mengalihkan lalu lintas menjadi jalan satu arah dengan cara system buka tutup.
c) Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya
yang paling dominan membatasi arus belok kanan.
d) Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan
tidak sebidang atau flyover.
2. Keberpihakan kepada angkutan umum
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan mengoptimalkan kepada
angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain :
a) Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum.
b) Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta
dikenal sebagai Busway.
c) Mengembangkan tgransportasi kereta api kota, yang dikenal sebagai Metro
di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura.
d) Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta,
Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan
bermotor, bea masuk kepada angkutan umum.

Selain itu upaya lain yang dapat mengatasi kemacetan di kota Pontianak adalah
pembangunan jembatan baru agar dapat meningkatkan kapasitas lalu lintas, salah satunya yang
sudah terselesaikan adalah Jembatan duplikasi Landak dan yang sedang dalam perencanaan adalah
jembatan duplikasi Kapuas 1 dan jembatan Kapuas III. Selain itu sebenarnya diperlukan Pontianak
Outer Ring Road 9sudah direcanakan).

5
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Dari tahun ketahun masalah kemacetan lalu lintas tidak kunjung mnedapatkan solusi dan di
perkirakan akan terus bertambah karena pertambahan kendaraan bermotor 11% tiap tahun nya,
sedangkan pertambahan jalan hanya 1% pertahun nya. Dari perbandingan tersebut kita bias
membayangkan masalah kemacetan ini sangat sulit diatasi.
Untuk mengurangi masalah kemacetan ini yang semakin bertambah bakan untuk mengatasi
terjadinya kemacetan total, maka semua masyarakat dan pemerintah ikut adil untuk memikirkan
jalan keluar dari permasalahan kemacetan ini mulai dari sekarang. Pemerintah harus bias lebih
menegakan aturan aturan lalu lintas agar pengguna jalan lebih tertib dan jera ketika melanggar.
Masyarakat pun harus membantu pemerintah dalam mengurangi kemacetan, dengan selalu
tertib berlalu lintas, tidak melanggar dan sadar dan mematuhi semua aturan aturan lalu lintas. Bila
masyarakat patuh dengan semua aturan aturan di jalan mungkin kemacetan yang parah akan sedikit
demi sedikit berikurang. Kedisiplinan berkendara juga patut di perbaiki dan juga masyarakat harus
memilih menggunkan angkutan umum dari pada menggunkan kendaraan pribadi agar volume
kendaraan di jalan tidak menumpuk yang membuat kemacetan lebih parah. Dan sangat merugikan
masyarakat karena kemacetan dapat menyebabkan pemborosan BBM, pemborosan waktu serta
dapat menimbulkan polusi udara.

III.2 Saran

1. Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan angkutan umum, agar


masyarakat tertarik untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
2. Melakukan pembatasan usia kendaraan karena jika kendaraan tersebut sudah terlalu tua,
maka kendaraan tersebut menjadi tidak fungsional lagi
3. Penegakan hukum yang tegas terhadap pengguna jalan, pejalan kaki dan pedagang
kaki lima yang melanggar aturan.
4. Aturan yang tegas dan ketat terhadap arus urbanisasi dengan cara yang lebih optimal, dan
hukuman dipertegas apabila ada yang melanggar.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://sharp-cherryblossom.blogspot.co.id/2014/05/makalah-masalah-kemacetan-dan-solusi.html

https://pontianak.tribunnews.com/amp/2018/02/26/wow-pontianak-masuk-10-kota-termacet-di-
indonesia?page=2

https://kalbar.antaranews.com/berita/393576/kota-pontianak-macet-dampak-penutupan-
jembatan-kapuas-ii

http://bagasaditama888.blogspot.com/2018/04/makalah-kemacetan-lalu-lintas-di.html

http://ayurahma96.blogspot.com/2016/03/makalah-keterkaitan-pembangunan.html

reza-palepi.blogspot.com/2013/05/pembangunan-infrastruktur-di-indnonesia.html

Anda mungkin juga menyukai