Anda di halaman 1dari 3

Anassya Calistha D

185060500111035
Pancasila – Kelas B

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2019/2020


ANALISIS FILM
“Pancasila, katanya”

Film dengan durasi sekitar 20 menit ini menampilkan seorang laki-laki yang
tengah berjalan dan menemukan bahwa konsep penerapan pancasila dalam
keseharian di lingkungannya telah luntur dari kehidupan. Di awal videonya, terdapat
beberapa video hasil wawancara tentang pengetahuan umum serta pendapat
tentang pancasila dari yang mungkin merupakan warga sekitar. Kemudian dalam
video nya, disajikan sebuah sajak yang disusun rapih dan manis serta berkesan pada
tiap kalimatnya, seiring dengan perjalanan laki-laki tersebut. Sajak tersebut
menjelaskan tentang kondisi Pancasila dan kekhawatirannya tentang masyarakat
yang mulai melupakan pancasila. Mem-break down per setiap sila pada pancasila
dan menghubungkannya dengan kenyataan yang ada.

Disebutkan dalam film, bahwa pancasila berlambang garuda dengan lima logo
berbeda di dadanya. kalimat tersebut merujuk pada lambang pancasila yang
merupakan burung garuda yang memiliki perisai dengan gambar yang
mencerminkan setiap sila nya, seperti bintang, banteng, rantai, padi dan kapas,
serta pohon beringin. Pancasila dirumuskan dari nilai-nilai luhur rakyat republik
indonesia sendiri, namun kini kita perlu merenungkan diri sejauh mana penerapan
nilai nilai ini dalam kehidupan kita semua. Kemudian sajak juga melontarkan
pertanyaan seperti “Terus melangkah menerjang norma kah atau bersama norma
berdampingan?” Penulis menyindir cara hidup masyarakat kini yang melanggar
norma demi mementingkan kepentingan individu daripada kepentingan bersama
dengan mematuhi norma-norma yang ada. Kemudian dalam menjalankan nilai-nilai
luhur Pancasila, dijelaskan bahwa jauh bertahun-tahun para tokoh bangsa kita telah
merumuskan Pancasila bersumber dari hakikat bangsa yang nyata yang bersumber
dari kepribadian murni masyarakat Indonesia dan pancasila merupakan cerminan
bangsa. Yang dibawa Pancasila tentu tak patut jika kita selaku warga Indonesia
tidak mengamalkan Pancasila. Kita harus terus memperbaiki diri melangkah menjadi
insan yang tumbuh penuh dengan kepribadian Pancasila.
Dan terus menularkannya kepada sesama kepada lapisan yang lebih luas demi
kekukuhan Pancasila

Kemudian disebutkan juga bahwa prestasi-prestasi mahasiswa tidak akan


mampu bersaing secara sehat jika tidak ada penerapan Pancasila sebagaimana janji
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak sedikit sebenarnya dari kita lupa
akan makna kemanusiaan yang adil dan beradab yang telah nyata tercantum
kepada sila kedua di dalam Pancasila. kita lupa apa yang diajarkan oleh guru kita.
Tenggang rasa bahkan Kepedulian kepada sesama.
“Jika dulu di masa kecil kita berteriak banggakan Pancasila tapi kini masih kah kita
sama dengan di masa kita sekolah dulu?” pertanyaan ini merujuk kepada masa
sekolah dasar dahulu yang mewajibkan kita dengan lantang membacakan lafadz
pancasila di setiap upacara, namun kini kita bahkan tidak bisa menyebutkan salah
satu sila pancasila tanpa mengurutkan sila sila nya dari awal.

“Gratifikasi marak di masyarakat, pemerintah banyak menangani kasus tersebut. hal


ini sangat mengusik hati nurani kami sebagai bangsa Indonesia sampai kapan?”
“sampai kapan kita dinodai oleh praktek praktek korupsi?” banyak sekali pertanyaan
yang disebutkan dalam sajak ini yang menyerang realita perilaku masyarakat dan
pemerintah. Hal ini kembali dihubungkan dengan pengamalan sikap pancasila.
Jika boleh mengulang waktu kita tentu masih berharap setiap warga bangsa ini
menerima satu masa di kala pelatihan penerapan Pancasila menjadikan setiap
warganya mengokohkan jiwa dan pengamalan Pancasila.

Satu kalimat favorit saya yang sangat menusuk hati yaitu “Terus bergerak
mengamalkan Pancasila bukan karena siapa-siapa bukan karena apa-apa tapi karena
aku bangsa Indonesia, karena kita warga Indonesia” Penulis memberikan statement
yang sangat kuat bahwa kita harus mengamalkan nilai-nilai pancasila, secara murni
karena kita adalah rakyat indonesia, bukan atas dasar suatu hal atau orang lain.

Beralih dari footage perjalanan laki-laki tadi, ketika dia melewati suatu
lokasi,diperlihatkan sebuah rekaman kisah nyata dari tahun 2011 yang merupakan
video tawuran mahasiswa. Menjadi mahasiswa kita penuh rasa haru melihat
degradasi moral yang telah jauh dari Pancasila berfikir penyebab atau berfikir
solusinya. Banyak dari kita yang ber diskusi melirik masalah ini mencoba mengkaji
hal hal semacam ini dan mencoba ber diskusi dalam mencari solusi. Bukan tak
mungkin hari ini yang kita ucapkan tak sama di kemudian hari tetapi tetap harus
bersyukur setidaknya kita sekarang telah sadar. Dan kita semua bersama memiliki
tugas untuk merangkul kawan yang lain mengharapkan kepribadian Pancasila ke
depan. Semoga kita bisa menjaga kesadaran kita apa yang telah kita Sadari tak
cukup hanya untuk kita sendiri atau pribadi lebih dari itu terus menanjak tangga
untuk saling berbagi bermimpi atas itu semua boleh tapi bird bertekad untuk tetap
mengamalkan Pancasila.

“Inginku tulis dan kubaca kan sebuah sumpah pahlawan kita yang memerdekakan
bangsa ini dan berharap mampu menjaga negara ini dengan kepribadian Pancasila”

Sebuah kalimat yang menyindir kurangnya sikap hormat terhadap leluhur


yang memperjuangkan kemerdekaan dan pencasila. Banyak dari kita yang tidak
sadar betapa pentingnya hal tersebut dan hidup secara kepribadian Pancasila.

“Tentang menjaga masa kini adalah kewajiban kita tentang kepribadian apakah
sudah ber Pancasila?”
Itu merupakan pertanyaan untuk kita karena masih ada diantara kita yang
masih lupa akan nilai Pancasila acuh tak acuh dan egois. Tapi kita tidak menutup
mata terus bergerak untuk menyebarkan nilai nilai kepribadian bangsa yaitu
Pancasila saudara kita yang tawuran antar sesama pelajar warga bahkan masiswa
ke mana jiwa masih jiwa Pancasila apakah kita yang belum mengingatkan
merekaArti penting jiwa Pancasila

Pancasila akan terus menjaga persatuan bangsa dan semakin banyak saudara
kita yang tersadar kita telah jauh dari kebenaran pengamalan Pancasila. Disini
dijelaskan berhubungan dengan sila-pertama yaitu ketuhanan yang maha esa.
Banyak agama di Indonesia, yang mayoritas adalah Islam, Hindu,Budha Kristen dan
lain lain. Bersama mereka rukun beragama bagaikan sebuah keluarga dalam
Nawungan Pancasila di negara Indonesia kita masih punya impian kita masih punya
harapan. Penulis juga masih mempunyai tujuan harapan kita kepada parawakil
rakyat untuk menjaga konsistensi Pancasila sekaligus memberikan contoh
pengamalan nya untuk kita tetaplah berusaha menjadi insan Pancasila dan
menularkan nya. Film ini di akhiri dengan sang laki-laki sampai ke tujuan yang ia
tuju dan dicantumkan juga beberapa quote dari tokoh-tokoh negara yang baik.

Pancasila menjadi kenangan tanpa makna karena negara sudah tak lagi
menghiraukannya
-Ichsanudin Nursi

Orde lama orde baru dan orde mana pun Pancasila tetap menjadi menjadi Jatidiri
bangsa ini
-Habibie

Film ini sangat menarik dan bermakna. Saya harap film ini tidak hanya
menginspirasi saya tetapi banyak orang lainnya untuk mengingat dan berperilaku
selayaknya rakyat Indonesia yang sebenarnya, yaitu berkepribadian Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai