Abstract
This study aims to determine and analyze the level of community participation as well as
aspects related to the level of community participation in the implementation of rural infrastructure
development. The approach used in this study is a qualitative approach with purposive sampling
techniques and the data were collected through interviews and delivered questionnaires. Then, the
data were analysed by qualitative approach and it was supported by quantitative data. The results
of this study show that: First, the level of community participation in the implementation of the
program of Village allocation fund) in Buntongi village is still low. Second, the aspects related to
public participation in the implementation phase namely the type of employment and income.
Meanwhile the level of education only affects the planning stage as well as monitoring and
evaluation.
Keywords: community participation, infrastructure development
Otonomi daerah yang salah satu mempunyai modal sosial yang tinggi untuk
agendanya adalah menempatkan desa sebagai mendukung, melaksanakan dan bahkan
basis desentralisasi melahirkan kebijakan mengawasi jalannya program pembangunan.
alokasi dana desa sebagai wujud dari otonomi (http://binaprajajournal.com)
desa. Desa sebagai basis desentralisasi sangat Adanya pemberian otonomi desa
beralasan karena sebagian masyarakat hidup tersebut, berkonsekuensi pula pada
dalam komunitas perdesaan. Dalam peraturan pemerintahan daerah diberi kewenangan yang
pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang besar dalam mengatur daerahnya termasuk
Desa, desa terkelompok dalam satuan yang berkaitan dengan fiskal. Kebijakan ini
masyarakat hukum yang memiliki pemerintah paling tidak akan menghasilkan dua manfaat
yang otonom. Selain itu, desentralisasi pada nyata yaitu, pertama mendorong peningkatan
tingkat desa akan meningkatkan fungsi partisipasi, prakarsa dan kreativitas
pemerintahan desa sesuai dengan kebutuhann masyarakat dalam pembangunan serta
masyarakatnya.(http://elkanagoro.blogspot.co. mendorong pemerataan hasil-hasil
id) pembangunan di seluruh daerah. Kedua,
Kebijakan ADD sangat relevan dengan memperbaiki sumber daya produktif melalui
perspektif yang menempatkan desa sebagai pergeseran peran pengambilan keputusan
basis partisipasi. Perpektif ini sangat publik ketingkat pemerintah yang lebih
beralasan karena dari pengalaman historis dan rendah (Mardiasmo, 2002:17)
empiris bahwa sesungguhnya desa telah lama Menurut Putman (1993),
menjalankan fungsinya sebagai swapraja bagi mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
masyarakatnya. Potensi partisipsi yang tinggi mempengaruhi kesediaan seseorang atau
dari warga juga dapat ditumbuhkan Karena masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pada dasarnya masyarakat perdesaan pembangunan pedesaan, termasuk dalam
120
121 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 1Januari 2017 hlm 120-126 ISSN: 2302-2019
pembangunan agar sesuai dengan yang telah B. Aspek-aspek yang berhubungan dengan
direncanakan sebelumnya. Salah satu aspek partisipasi
yang penting dalam pelaksanaan rencana Pendidikan
sebagai bagian dari proses perencanaan yang
menyeluruh adalah evaluasi. Evaluasi ini Tingkat pendidikan masyarakat di Desa
dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan Buntongi Kecamatan Ampana Kota sangat
pembangunan berjalan sesuai dengan rencana bervariasi, tingkat pendidikan di desa ini
yang telah ditetapkan atau tidak. Dengan tergolong masih rendah dengan sekitar 16%
adanya evaluasi akan diketahui dari 701 jumlah penduduk desa telah
penyimpanagan - peyimpangan atau menyelesaikan pendidikan jenjang SMP
permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan sampai dengan SMA dan 1,85% jenjang
kegiatan pembangunan. Dengan penilaian diploma dan sarjana.
akan diambil langkah-langkah kebijaksanaan Salah satu faktor yang menyebabkan
korektif agar pelaksanaan kegiatan sesuai terjadinya berbagai perubahan adalah karena
dengan rencana yang telah ditetapkan. faktor pendidikan. Jika dihubungkan tingkat
Rasa tanggung jawab yang dimiliki oleh pendidikan dengan partisipasi masyarakat
masyarakat di wilayah desa ini cukup tinggi dalam pembangunan, maka kenyataannya
berkenan dengan keterlibatan menghadiri menunjukan adanya hubungan yang erat.
rapat evalusi kegiatan pembangunan yaitu Masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan
(75%). (21,05%) dari seluruh jawaban yang tinggi biasanya mempunyai perhatian
menunjukan kategori rendah dan (3,95%) yang besar terhadap kegiatan-kegiatan
berada dalam kategori sangat rendah. Hasil pembangunan yang dilakukan.
jawaban responden untuk pertanyaan Rendahanya pendidikan masyarakat
partisipasi dalam mengajukan usul atau saran memicu kurang pemahaman masyarakat akan
pada rapat monev, 7 orang (36,21%) suatu hal apapun. Hal ini mnunjukan bahwa
mengatakan sering, 14 orang (48,27%) tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk
mengatakan kadang-kadang, 9 orang Desa Buntongi sangat berpengaruh dengan
(15,52%) mengatakan tidak pernah. pemahaman masyarakat masyarakat
Implementasi partisipasi dalam melaporkan mengenai program Alokasi Dana Desa.
perkembangan kegiatan pembangunan dinilai Masyarakat Desa Buntongi lebih banyak yang
rendah, karena hanya 6 orang (31,58%) dari hanya lulusan sekolah dasar dibandingkan
30 responden yang menjawab sering, dengan lulusan SMP atau SMA. Hal ini
sedangkan 15 orang (52,63%) menjawab sangat jelas menyebabkan kurangya
kadang-kadang dan 9 orang (15, 79%) pemahaman masyarakat mengenai partisipasi
menjawab tidak pernah. Indikator penilaian dalam setiap tahap pelaksanaan
terakhir, yakni partisipasi dalam melaporkan pembangunan.
bila terjadi penyimpangan pada kegiatan Kesimpulan yang dapat diambil dari
pembangunan. Pada indikator ini partisipasi fakta yang ada bahwa tinggi rendahnya
masyarakat dinilai sangat rendah karena dari tingkat pendidikan masyarakat memiliki
30 responden (57,14%) menjawab jarang atau hubungan dengan partisipasi masyarakat,
kadang-kadang dan (42,86%) tidak pernah khususnya dalam tahap perencanaan dan
berpartisipasi. tahap monitoring dan evaluasi.
Pekerjaan
Pada umumnya perekonomian pedesaan
di Indonesia didominasi oleh kegiatan-
kegiatan di sektor pertanian. Terminologi
125 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 1Januari 2017 hlm 120-126 ISSN: 2302-2019
desa pun sering dipahami sebagai wilayah lebih tinggi jika dibandingkan dengan
yang memiliki areal pertanian. Jenis penghasilan.
pekerjaan yamg ditekuni oleh masyarakat di Kesimpulan yang dapat diambil dari
Desa Buntongi mayoritas sebagai petani fakta yang ada, bahwa pendapatan atau
(ladang) pekerjaan ini sangat menyita waktu penghasilan seseorang memiliki hubungan
masyarakat karena bila musim ladang pada terhadap partisipasi masyarakat desa.
pagi hari sudah beraktifitas dengan benar Masyarakat dengan tingkat pendapatan yang
pulang pada siang hari sehingga membuat kurang tidak mempunyai kesempatan untuk
mereka lelah. Selain itu juga masyarakat berpartisipasi dengan baik pula, karena waktu
sibuk mencari uang untuk kebutuhan keluarga yang ada dipergunakan untuk mencari nafkah
dengan menghabiskan banyak waktu sehingga sehingga waktu untuk berpartisipasi kurang.
mereka tidak memiliki waktu untuk mengikuti
pelaksanaan pembangunan di Desa. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan yang dapat diambil dari
fakta yang ada bahwa pekerjaan memiliki Kesimpulan
hubungan dengan tingkat partisipasi Partisipasi masyarakat dalam setiap
masyarakat khususnya pada tahap tahap pembangunan masih sangat rendah atau
pelaksanaan. kurang maksimal, terutama dalam tahap
pelaksanaan pembangunan desa. Hal ini dapat
Pendapatan/Penghasilan ditinjukan dengan sebagian masyarakat
Hubungan antara pendapatan/ memberikan jawaban rendah terhadap setiap
penghasilan dalam pembangunan terletak pertanyaan-pertanyaan atau indikator-
pada bentuk sumbangan materi/dana. indikator yang penulis ajukan. Masih kurang
Berdasarkan penghasilan msyarakat yang aktifnya masyarakat dalam pelaksanaan
berbeda-beda, maka sangat memungkinkan pembangunan adalah disebabkan karena
pula partisipasinya dalam pembangunan masih kurang pahamnya masyarakat desa
berbeda-beda. Samping pendapatan/ akan pentingnya partisipasi mereka dalam
penghasilan yang tidak sama juga tingkat mendukung program pembangunan tersebut.
ksebukannya (waktu/kerja) berbeda-beda Sedangkan aspek-aspek yang berhubungan
pula. Semua itu dapat mengurangi dengan partisipasi yang ditinjau dari,
partisipasinya dalam pembangunan. Hal pekerjaan serta penghasilan/pendapatan
tersebuat ditegaskan oleh informan yang berhubungan erat dengan partisipasi pada
diinterview secara langsung. tahap pelaksanaan pembangunan sedangkan
Maka diketahui bahwa penyebab tingkat pendidikan berhubungan dengan partisipasi
partisipasi adalah perbedaan jumlah pada tahap perencanaan serta monitoring dan
penghasilan dan kestabilan dari pada evaluasi.
masyarakat itu sendiri. Semakin tinggi
penghasilan seseorang maka memungkinkan Rekomendasi
untuk partisipasi dalam pembangunan 1. Melihat tingkat partisipasi masyarakat
semakin tinggi pula. Akan tetapi jika dalam pembanguna di Desa Buntongi
penghasilan/pendapatan tidak stabil atau tidak Kecamatan Ampana Kota yang
rutin maka jelas akan menghambat orang kategorinya rendah, maka perlu adanya
untuk berpartisipasi, alasan lain yang upaya-upaya pemerintah untuk
diperoleh sehingga informan jarang atau tidak merangsang masyarakat untuk lebih
pernah berpartisipasi dalam bentuk uang berpartisipasi dalam pembangunan.
(dana) karena biasanya perhitungan hidupnya 2. Bagi pihak aparatur desa untuk lebih
meningkatkan sosialisasi baik dalam hal
Sri Hardianti, dkk. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Desa …………………………………..126
DAFTAR RUJUKAN