Anda di halaman 1dari 1

NAMA KELOMPOK :

Stuard Aldo Woisiri 472016019

Beathrix Finelya 472016030

Mirna Wala Amah 472016017

Hubungan Disfungsi Diastolik dengan Hipertensi

Siklus jantung dalam proses mempompa darah dibagi menjadi dua bagian yaitu
sistolik dan diastolik. Saat fase sistolik ventrikel yang berfungsi untuk memompa darah
berkontraksi setelah mendapat darah dari bagian atrium jantung kemudian darah dialirkan ke
arteri dan pembuluh vena paru-paru. Setelah ventrikel selesai berkontraksi, mereka akan
beristirahat. Saat fase relaksasi ini ventrikel kemudian akan mengisinya dengan darah dan
akan bersiap-siap untuk melakukan proses kontraksi berikutnya fase relaksasi inilah yang
disebut dengan diastolik.
Tetapi, terkadang, karena beberapa kondisi medis tertentu seperti hipertensi atau
tekanan darah tinggi yang mana jantung mempompa darah dengan tekananyang tinggi
sehingga dapat menyebabkan ventrikel menjadi kaku. Ventrikel kaku ini tidak dapat secara
penuh beristirahat, sebagai hasilnya ventrikel tidak dapat terisi dengan maksimal dan darah
dapat terbendung di organ tubuh (terutama paru-paru). Keadaan tidak normal yang terjadi di
ventrikel dan hasil dari ‘pengisian’ abnormal ventrikel saat fase diastolik ini disebut dengan
disfungsi diastolik. Disfungsi diastolik ventrikel kiri merupakan sebagai kelainan pada
pengisian ventrikel kiri, termasuk penurunan distensibilitas diastolik serta gangguan relaksasi.
Kondisi ini merupakan penghubung patofisiologis yang penting antara hipertensi dan gagal
jantung, terutama pada pasien dengan preservasi fraksi ejeksi yang normal. Disfungsi
diastolik ventrikel kiri pada populasi umum ditemukan memiliki prevalensi yang sama
dengan disfungsi sistolik. Disfungsi diastolik yang lebih berat juga ditemukan memiliki
frekuensi perkembangan menjadi gagal jantung yang lebih tinggi.

Daftar Pustaka
Verma A, Solomon SD. Diastolic dysfunction as a link between hypertension and heart
failure. The Medical clinics of North America 2009;93:647-64.

Anda mungkin juga menyukai