Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan dan memberikan perbaikan dalam segi
ejaan, morfologi,sintaksis, dan semantik yang terdapat dalam surat kabar Kompas. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini juga menggunakan teknik
pengumpulan data, teknik simak untuk memperoleh data dengan menyimak dan teknik catat untuk
mencatat kata yang dianalisis. Hasil analisis kesalahan berbahasa pada surat kabar Kompas edisi
Oktober 2019 dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kesalahan berbahasa dari segi ejaan,
morfologi, sintaksis, dan semantik. Hasil penelitian pertama dalam berita “Larangan Calon Eks
Koruptor Digulirkan Lagi.” Di dalam berita tersebut terdapat beberapa kesalahan. Dalam segi ejaan
terdapat delapan kesalahan, morfologi dua belas kesalahan, dan sintaksis dua kesalahan. Lalu hasil
penelitian kedua dalam berita “Demo Buruh Bisa Dicontoh.” Juga terdapat beberapa kesalahan.
Bidang ejaan lima kesalahan, bidang morfologi tiga kesalahan, semantik satu kesalahan, dan sintaksis
empat kesalahan.
Pendahuluan
Bahasa merupakan bagian penting penting bagi manusia sebagai makhluk sosial. Melalui
berbahasa, kita bisa saling berkomunikasi satu sama lain. Dan salah satu media untuk berkomunikasi
adalah media massa cetak, seperti surat kabar atau koran. Koran memiliki ciri khas, yaitu
menggunakan bahasa yang lugas dan sistematika dalam ejaan bahasa Indonesia. Hal itu bertujuan
untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang ejaan bahasa indonesia. Tetapi seringkali
ejaan-ejaan tersebut kurang tepat, atau memiliki kesalahan-kesalahan yang tidak disadari pembaca
jika tidak teliti.
Melalui penelitian ini, kami akan menunjukkan beberapa kesalahan yang tidak disadari
masyarakat sebagai pembaca berita. Beberapa koran lokal, khususnya Kompas terbukti dalam
penulisannya ada kesalahan dalam ejaan, morfologi, sintaksis, dan semantik. Diantaranya terdapat
pada berita yang berjudul : Pertama, Larangan Calon Eks Koruptor Digulirkan Lagi dan kedua, Demo
Buruh Bisa Dicontoh.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan merupakan penelitian kualitatif deskriptif, yaitu berupa
kata-kata maupun kalimat. Dalam penelitian ini pengumpulan data berlangsung secara simultan
dengan kegiatan analisis data. Analisis kualitatif berfokus pada penunjukkan makna, deskripsi,
penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan seringkali
melukiskannyadalam bentuk kata-kata daripada angka-angka (Mahsun,2005)
Objek penelitian yang kami gunakan adalah surat kabar harian Kompas edisi 3 Oktober 2019
dan terdapat kesalahan berbahasa bidang ejaan, morfologi, semantik, dan sintaksis.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan catat. Hal ini dikarenakan
objek dalam penelitian ini merupakan kata dan kalimat yang terdapat pada surat kabar Kompas edisi
3 Oktober 2019.
Dalam menganalisis kesalahan ejaan dalam penulisan berita adalah kesalahan penggunaan
tanda baca, huruf kapital, dan lain-lain. Lalu, kesalahan pada bidang morfologi dapat diketahui dalam
kesalahan bentuk kata dan penulisan kata. Kesalahan bidang semantik dapat dilihat dari kesalahan
penggunaan makna kata dalam wacana yang tidak sesuai. Dan kesalahan bidang sintaksis dapat
diketahui melalui kesalahan dalam penyusunan frase, klausa, penggunaan kalimat tidak logis, dan
penggunaan kalimat efekif.
1. Analisis Kesalahan Berbahasa pada Berita “Dirut PT INTI Jadi Tersangka KPK”
a. Kesalahan Ejaan
Paragraf ke-2
Kesalahan : Rencana memasukkan pengaturan bukan mantan terpidana kasus korupsi dalam
syarat pencalonan itu muncul di forum uji publik draf revisi peraturan KPU (PKPU) tentang
Pencalonan Pilkada di Gedung KPU di Jakarta, Rabu (2/10/2019).
Perbaikan : kalimat bukan mantan terpidana kasus korupsi seharusnya diapit tanda kutip.
Paragraf ke-3
Kesalahan : Dalam draf PKPU itu muncul pengaturan yang mirip dengan PKPU Pencalonan
DPR dan DPRD serta Pencalonan DPD pada Pemilu 2019.
Perbaikan : Setelah kata “itu” dan “DPD” seharusnya menggunakan tanda koma agar dapat
memberi jeda pada kalimat.
Paragraf ke-3
Kesalahan : Di Pasal 4 Ayat 1 Huruf h draf revisi PKPU Pencalonan Pilkada disebut syarat
calon “bukan mantan terpidana bandar narkoba atau mantan terpidana kejahatan seksual
terhadap anak”.
Perbaikan : Penggunaan tanda kurung pada angka 1, menjadi Pasal 4 Ayat (1). Setelah kata
“Pilkada”, “terpidana”, dan “narkoba” seharusnya menggunakan tanda koma.
Paragraf ke-5
Kesalahan : Sebagai contoh penangkapan Bupati Kudus, Jawa Tengah, M Tamzil, oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi pada pertengahan Juli lalu.
Perbaikan : Setelah kata “contoh” seharusnya menggunakan tanda koma. Nama M Tamzil
seharusnya diberi tanda titik menjadi M.Tamzil
Paragraf ke-7
Kesalahan : Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini
mengapresiasi upaya KPU.
Perbaikan : Nama Titi Anggraini seharusnya diapit oleh tanda koma.
Paragraf ke-9
Kesalahan : KPU perlu memberikan akses yang luas dan mudah kepada publik baik saat
kampanye maupun di hari pemungutan suara,” ujarnya.
Perbaikan : Setelah kata “publik” seharusnya diberi tanda koma.
Paragraf ke-10
Kesalahan : Salah satu ketentuan yang diubah ialah Pasal 4 Ayat 1 Huruf j
Perbaikan : Angka 1 seharusnya diapit oleh tanda kurung.
Paragraf ke-13
Kesalahan : Pakar yang hadir adalah Komisioner Komisi Pemilihan Filipina Luie Tito F Guia
dan Manajer Teknik International Institute for Democracy and Electoral Assistance Peter
Wolf.
Perbaikan : Nama Luie Tito F Guia seharusnya diapit tanda koma dan huruf F-nya diapit
tanda titik. Setelah kata Assistance juga seharusnya diberi tanda koma.
b. Kesalahan Morfologi
Judul Berita
Kesalahan : kata “eks”
Perbaikan : seharusnya diganti dengan kata “mantan”
Paragraf ke-1
Kesalahan : kata “ikut” merupakan kesalahan
Perbaikan : seharusnya diganti dengan kata “dalam”
Paragraf ke-2
Kesalahan : kata “pengaturan”
Perbaikan : seharusnya ditulis menjadi “Per-atur-an = peraturan”
Paragraf ke-3
Kesalahan : Kata “tak bisa”
Perbaikan : seharusnya ditulis “tidak bisa”
Paragraf ke-3
Kesalahan : kata “di Pasal”
Perbaikan : Seharusnya “Dalam Pasal”
Paragraf ke-3
Kesalahan : Kata “disebut”
Perbaikan : Seharusnya diganti menjadi “menyatakan”
Paragraf ke-3
Kesalahan : kata “tak ada”
Perbaikan : Seharusnya ditulis “tidak ada”
Paragraf ke-4,5,8, dan 10
Kesalahan : kata “eks”
Perbaikan : seharusnya diganti dengan kata “mantan”
Paragraf ke-4,5,8, dan 10
Kesalahan : kata “napi”
Perbaikan : seharusnya ditulis “narapidana”
Paragraf ke-6
Kesalahan : kata “pelarangan”
Perbaikan : seharusnya ditulis menjadi “larang-an = larangan”
Paragraf ke-11
Kesalahan : kata “bias”
Perbaikan : dapat diubah menjadi “rancu” agar pembaca dapat lebih mudah memahami
bacaan
Paragraf ke-13
Kesalahan : kata “International Institute for Democracy and Electoral Assistance”
Perbaikan : karena menggunakan bahasa asing, seharusnya ditulis dalam huruf miring
menjadi “International Institute for Democracy and Electoral Assistance”
c. Kesalahan Sintaksis
Paragraf ke-10
Kesalahan : Dalam perubahan PKPU terbaru, kemudian syarat itu dijabarkan tidak pernah
judi, mabuk, pemakai atau pengedar narkoba, berzina, dan perbuatan melanggar kesusilaan
lainnya.
Perbaikan : Dalam perubahan PKPU terbaru, syarat itu dijabarkan menjadi tidak pernah judi,
mabuk, pemakai atau pengedar narkoba, berzina, dan perbuatan melanggar kesusilaan
lainnya.
Paragraf ke-13
Kesalahan : KPU juga menggelar diskusi terfokus membahas “Implementasi e-Rekapitulasi di
Negara Lain”.
Perbaikan : KPU juga menggelar diskusi terfokus yang membahas “Implementasi e-
Rekapitulasi di Negara Lain”.
b. Kesalahan Morfologi
Paragraf ke-3
Kesalahan : kata “urung”
Perbaikan : seharusnya diubah menjadi kata “tidak” agar pembaca lebih mudah memahami
maksud bacaan.
Paragraf ke-7
Kesalahan : kata “hati-hati”
Perbaikan : seharusnya diubah menjadi “ber-hati-hati = berhati-hati”
Paragraf ke-7
Kesalahan : kata “abaikan”
Perbaikan : Seharusnya diubah menjadi “meng-abaikan = mengabaikan”
c. Kesalahan Semantik
Paragraf ke-3
Kesalahan : kata “pagar badan” memiliki makna yang tersirat dan kadang sulit dimengerti
oleh pembaca.
Perbaikan : kata “pagar badan” mengandung makna “formasi pertahanan” . Sehingga
seharusnya ditulis menjadi “formasi pertahanan”, kata tersebut akan lebih mudah dipahami
pembaca.
d. Kesalahan Sintaksis
Paragraf ke-2
Kesalahan : Beberapa hari terakhir terjadi gelombang unjuk rasa di Ibu Kota menuntut
pembatalan pengesahan rancangan undang-undang bermasalah.
Perbaikan : Beberapa hari terakhir telah terjadi gelombang unjuk rasa di Ibu Kota yang
menuntut pembatalan pengesahan rancangan undang-undang bermasalah.
Paragraf ke-2
Kesalahan : Sebagian pengunjuk rasa bentrok dengan aparat. Fasilitas umum dirusak.
Korban luka-luka berjatuhan.
Perbaikan : Sebagian pengunjuk rasa bentrok dengan aparat, fasilitas umum dirusak, dan
korban luka-luka berjatuhan
Paragraf ke-6
Kesalahan : Program ini menurut buruh berdampak penghentian operasional pabrik
sehingga ada buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja.
Perbaikan : Menurut buruh, program ini berdampak pada penghentian operasional pabrik,
sehingga ada buruh yang terkena pemutusan hubungan kerja.
Paragraf ke-7
Kesalahan : “Kami mendukung Program Citarum Harum. Kalau ada industri yang nakal
ditindak tegas, tetapi penerapan di lapangan harus hati-hati. Jangan abaikan perlindungan
hak-hak buruh yang terkena dampak itu,”
Perbaikan : “Kami mendukung Program Citarum Harum. Kalau ada industri yang nakal harus
ditindak tegas, tetapi penerapan di lapangan harus berhati-hati. Jangan sampai
mengabaikan perlindungan hak-hak buruh agar tidak terkena dampak itu,”
Simpulan
Di dalam surat kabar terdiri dari beberapa berita yang tidak jarang terdapat kesalahan-kesalahan
berbahasa yang tidak disadari oleh pembaca. Kesalahan berbahasa terbut terdiri dari segi ejaan,
morfologi, semantik, dan sintaksis. Berdasarkan dari hasil analisis kesalahan berbahasa dalam bidang
tersebut pada surat kabar Kompas Oktober 2019 dapat disimpulkan bahwa dalam berita yang
berjudul “Larangan Calon Eks Koruptor Digulirkan Lagi.” Terdapat kesalahan diantaranya dalam bidang
ejaan delapan kesalahan, bidang morfologi dua belas kesalahan, dan bidang sintaksis dua kesalahan.
Hasil penelitian dari berita kedua yang berjudul “Demo Buruh Bisa Dicontoh” juga disimpulkan bahwa
terdapat kesalahan berbahasa diantaranya bisdang ejaan lima kesalahan, bidang morfologi tiga
kesalahan, bidang semantik satu kesalahan, dan bidang sintaksis empat kesalahan.
Daftar Pustaka
Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta:
Rajawali Pers
Manaf, N. A. (2009), Sintaksis dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press
Arif,Sunarya. (2012, 17 November). Sintaksis dalam Tataran Linguistik. Diakses pada 9 Desember
2019, dari https://arifsunarya.wordpress.com/2012/11/17/sintaksis-dalam-tataran-linguistik/
Angga. (2019, 27 November). Sintaksis dalam Tataran Linguistik. Diakses pada 9 Desember 2019, dari
https://materibelajar.co.id/pengertian-morfologi/