Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas
kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung
di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut
organisme uniselular, misalnya bakteri dan amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk
tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme multiselular yang terdiri dari
banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing. Tubuh manusia,
misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua
organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari
pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pembelahan sel telur
induknya yang sudah dibuahi. Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan
lama jika masing-masing berdiri sendiri. Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan,
yang membangun organ dan kemudian sistem organ yang membentuk tubuh organisme
tersebut. Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas
suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu
biologi lain, fisiologi juga mempelajari proses kehidupan yang mirip atau identik pada
banyak organisme. Dalam mempelajari fisiologi yang paling mendasar perlu di pelajari
adalah ilmu tentang sel.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan membran sel?
2. Bagaimana struktur dari membran sel?
3. Apa saja fungsi dari membran sel?
4. Apa saja organel - organel sel yang terdapat pada sel hewan?
5. Bagaimana struktur organel - organel sel yang terdapat pada sel hewan?
6. Apa saja fungsi organel - organel sel yang terdapat pada sel hewan?
C. Tujuan
Agar pembaca dapat memperoleh pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan
membran sel dan organel serta bagaimana struktur dan fungsinya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Membran Sel


Membran sel adalah sebuah fitur yang dimiliki semua jenis sel manusia yang berfungsi
sebagai pemisah antara lingkungan dalam sel dengan lingkungan luar sel. Membran sel
tersusun atas senyawa lipoprotein yaitu gabungan dari lemak (lipid) dengan senyawa
protein. Lemak dan protein ini memiliki sifat yang berbeda, lemak bersifat hidrofobik
(tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat hidrofilik (larut dalam air) oleh karena
itu membran sel memiliki sifat selektif permeable (hanya bisa dilewati oleh molekul -
molekul tertentu saja). Dengan kemampuan ini, membran sel dapat membatasi kegiatan
yang terjadi di dalam sel agar tidak mudah terpengaruh dari lingkungan luar.

Gambar 1.1 Membran Sel

Sifat selektif permeabel adalah kemampuan membran untuk menyeleksi beberapa


substansi yang dapat melintasinya dengan mudah dan substansi lain tidak bisa
melintasinya. Membran sel tidak bisa dilalui (ditembus) oleh larutan yang mempunyai
komposisi berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa dilalui oleh nutrisi dan
pembuangan limbah. Kemampuan sel untuk membedakan suatu zat kimiawi
merupakan kemampuan mendasar yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan, dan
membran plasma adalah bagian sel yang memiliki kemampuan tersebut.
B. Struktur Penyusun Dan Komposisi Kimia Membran Sel
Struktur membran sel seperti lembaran tipis yang tersusun dari molekul lipid, protein,
karbohidrat, kolesterol dan kerangka membran (sitoskeleton). Membran sel memiliki sifat
yang dinamis dan asimetris. Membran sel bersifat dinamis karena memiliki struktur seperti
air sehingga memungkinkan molekul lipid dan protein untuk bergerak. Membran sel
bersifat asimetris karena komposisi protein dan lipid di bagian luar tidak sama dengan
komposisi protein dan lipid di bagian dalam sel.
1. Fosfolipid
Molekul - molekul penyusun membran sel akan berkombinasi sedemikian rupa
sehingga membentuk lapisan fosfolipid rangkap (ganda). Disebut lapisan fosolipid ganda
karena memiliki dua bagian yang sifatnya saling bertolak belakang, yaitu daerah kepala
yang bersifat hidrofilik (dapat berinteraksi dengan air) dan daerah ekor yang bersifat
hidrofobik (tidak dapat berinteraksi dengan air).

Gambar 1.2 Struktur membran sel terdiri atas lapisan fosfolipid (hidrofilik, dan
hidrofobik)

2. Protein Membran
Selain fosolipid, pada membran sel juga terdapat protein membran. Terdapat dua jenis
protein pada lapisan fosfolipid, yaitu protein integral (protein yang terbenam dan
menembus lapisan fosfolipid) dan protein perifer (protein yang menempel pada lapisan
luar fosfolipid). Protein integral berperan dalam proses transpor molekuk yang keluar dan
masuk sel, sedangkan protein perifer berfungsi sebagai tempat menempelnya hormon atau
enzim.
3. Glikolipid dan Glikoprotein (Karbohidrat)
Glikolipid adalah molekul karbohidrat yang menempel pada lemak sedangkan
glikoprotein adalah molekul karbohidrat yang menempel pada protein. Glikolipid dan
glikoprotein ini berfungsi sebagai tanda pengenal bagi sel. Setiap orang dan setiap sel
memiliki susunan glikolipid dan glikoprotein yang berbeda. Oleh karena itu jika ada sel
asing yang masuk ke dalam tubuh, maka sistem imun tubuh akan langsung bereaksi
terhadap sel tersebut karena mereka tidak mengenali struktur glikolipid dan glikoprotein
sel asing tersebut.
4. Kolesterol
Kolesterol terletak pada bagian di dekat kepala fosfolipid. Fungsi kolesterol adalah
untuk menjaga kestabilan fosfolipid dalam segala keadaan. Pada saat keadaan panas, maka
kolesterol dapat menghambat pergerakannya agar fosfolipid tidak menjadi terlalu cair.
Sedangkan ketika suhu dingin, fosfolipi akan menghambat interaksi antar lemak sehingga
membran lemak tidak membeku.
5. Kerangka Membran (Sitoskeleton)
Sebenarnya kerangkan membran ini bukan bagian langsung dari membran sel, tetapi
mereka berikatan pada bagian dasar protein integral. Terdapat tiga jenis sitoskeleton
utama, yaitu mikrotubulus, mikrofilamen dan filamen intermediet. Fungsi utama dari
sitoskeleton ini untuk mempertahankan bentuk dan posisi organel – organel sel.

Gambar 1.3 Struktur Membran Sel


C. Fungsi Membran Sel
Membran sel berfungsi sebagai barier/tameng semipermeabel yang memungkinkan
molekul kecil dapat keluar masuk ke dalam sel. Hasil pengamatan mikroskop elektron
terhadap membran sel menunjukkan bahwa membran sel merupakan lipid bilayer. (disebut
sebagai fluid-mosaic model). Molekul penyusun utamanya adalah fosfolipid yang terdiri
dari bagian kepala yang polar (hidrofilik) dan dua ekor nonpolar (hidrofobik). Fosfolipid
ini tersusun atas bagian nonpolar membentuk daerah hidrofobik yang diapit oleh daerah
kepela yang pada bagian dalam dan luar membran.
 Melindungi bagian sel dan memberikan bentuk bagi sebuah sel.
 Membran sel dapat menjadi media komunikasi antar lingkungan dalam sel dengan
lingkungan luar sel.
 Melakukan seleksi terhadap zat – zat yang akan masuk atau keluar dari sel.
 Sebagai reseptor terhadap rangsangan yang ditujukan bagi sebuah sel.
 Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia.

D. Transpor Melalui Sistem Membran

Ada beberapa jenis transpor yang terjadi pada membran sel, antara lain :

1. Transport Aktif
Transport aktif merupakan pengangkutan lintas membran melawan arah gradient
konsentrasi dengan menggunakan ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+. Transport
aktif merupakan gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.
Muatan listrik ini terutama ditentukan oleh ion-ion Natrium(Na+) , Kalium(K+) dan ion Klor
(Cl-) (Sergey. 2009). Konsentrasi ion K+ yang tinggi diperlukan untuk sintesa protein,
glikolisis dan proses vital lainnya. Keberadaaan Na dan K penting untuk mengendalikan
pengaturan osmosis, mempertahankan kegiatan listrik dalam sel saraf dan memacu transport
aktif bagi zat-zat lain seperti glukosa dan asam amino (Bima. 2008).

Gambar 1.4 Mekanisme Transport Aktif Pada Membran Sel


a. Endositosis
Merupakan proses masuknya beberapa partikel padat atau tetes melalui membran sel. Dapat
terjadi pada organisme satu sel. Endositosis dapat berupa :
- Fagositosis
Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut fagositosis
atau disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang disebut psedopodia
mendekap (melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali partikel dilingkari, membrane
melekuk kedalam, membentuk kantung yang berisi partikel tersebut. Kantung yang terbentuk
ini disebut vakuola fagositik yng kemudian memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu
bersamaan terjadi pencernaan partikel yang terdapat di dalam vakuola fagositik. Partikel yang
tidak tercerna dan zat ampas hasil metabolisme sel di singkirkan dari dalam sel dengan
fagositik terbalik.
- Pinositosis

Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap lebih
merupakan larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada uluran sitoplasma
sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran, dan membrane
melekukkearah dalam dan melingkari larutan dan akhirnya terpisah dari membran.

- Endositosis yang diperantarai reseptor yang membutuhkan reseptor yang disebut ligan.

Gambar 1.5 Mekanisme Endositosis

b. Eksositosis

Merupakan proses keluarnya beberapa partikel padat atau tetes melalui membran sel. Dapat
terjadi bila didalam beberapa sel kelenjar, Sekresi pada enzim pencenaan didalam sitoplasma,
dan dikeluarkanl lewat sel untuk melakukan fungsinya diluar sel.
Gambar 1.6 Mekanisme Eksositosis

2. Transport Pasif

Transpor pasif merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi. Perpindahan zat
ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antara zat atau larutan. Transpor pasif melalui
peristiwa difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

Gambar 1.7 Mekanisme Transport Pasif pada Membran Sel


a. Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga
mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk
oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated
difusion)
Gambar 1.8 Proses Difusi pada Membran Sel
b. Osmosis

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melalui selaput yang
permeabel secara diferensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat yang
berkonsentrasi rendah.

Gambar 1.9 Proses Osmosis Pada Membran Sel

c. Difusi Terbantu (Fasilitasi)

Merupakan proses berpindahnya molekul berupa glukosa, asam amino dan ion-ion
lainnya dengan menggunakan protein pembawa pada protein Integral di membran sel.

Gambar 1.10 Proses Difusi Terfasilitasi


E. Struktur Sel Hewan

Sel adalah unit fundamental bagi struktur dan fungsi kehidupan. Tubuh manusia terdiri dari
triliunan sel mikroskopik dari berbagai jenis, misalnya sel otot dan sel saraf yang teroganisasi
menjadi bagian jaringan terspesialisasi. Lebar setiap sel kira-kira haya 25 μm dan merupakan
kumpulan materi sederhana yang dapat hidup. Sel terdiri dari beberapa kompartemen-
kompartemen fungsional yang lebih dikenal dengan organel sel. Komponen utama dalam sel
yaitu membran sel, inti sel dan sitoplasma ditambah dengan organel-organel sel.

Gambar 1.11 Struktur Sel Hewan


F. Struktur dan Fungsi Organel Sel Hewan
Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Berikut akan dijelaskan berbagai
struktur dan fungsi organel sel pada sel hewan.
1. Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen dalam sel eukariot (sebagian gen terletak pada
mitokondria atau kloroplas). Merupakan organel yang menonjol dalam sel eukariot, dengan
diameter sekitar 5 μm. Selaput nukleus menyelubungi nukleus, memisahkan isinya dengan
sitoplasma. Dalam nukleus, DNA terorganisasi menjadi unit-unit diskret yang disebut
kromosom, struktur yang membawa informasi genetik. Setiap kromosom yang terbuat dari
materi disebut kromatin kompleks dari protein DNA.
Gambar 1.12 Nukleus
Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel, karena di dalam
nukleus terdapat kromosom yang berisikan ADN yang mengatur sintesis protein. Inti
mempunyai tugas mengendalikan semua kegiatan sel mulai dari metabolisme sampai
pembelahan sel. Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka rangkap
dua dan berpori, lain hal dengan sel prokariotik dimana sel ini tidak memiliki membran.
Di dalam nukleus terdapat cairan yang biasa disebut nukleoplasma, kromosom yang
biasanya berupa benang kromatin, serta Nukleolus (anak inti) yang digunakan sebagai
tempat pembentukan asam ribonukleat (ARN).
2. Ribosom
Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap menempel satu sama
lain dan membentuk rantai yang sering disebut polisom atau pololiribosom.
Struktur ribosom berbentuk bulat bundar terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang
soliter dan ada yang melekat sepanjang R.E.
Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam sel. Antara satu ribosom
dengan yang lainnya diikat oleh mRNA. Menurut kecepatan sedimentasi dibedakan
menjadi ribolom sub unit kecil (40s) dan ribosom sub unit besar (60s)
Fungsi Ribosom adalah sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein dan contoh
organel tidak bermembran. Oleh penyusun utamanya yaitu asam ribonukleat dan berada
bebas di dalam sitoplasma ataupun melekat pada RE.
Gambar 1.13 Ribosom
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa sistem membran berlipat-lipat
menghubungkan membran sel dengan membran inti berbentuk seperti benang-benang jala.
Ikut berperan juga dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua macam Retikulum
Endoplasma yaitu RE Kasar (dikelilingi ribosom) dan RE Halus (tidak dikelilingi
ribosom). Struktur Retikulum Endoplasma hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.
Fungsi RE Halus:
 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.
 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid
 Melaksanakan detoksifikasi drug dan racun
 Tidak terdapat ribosom di RE Halus
Fungsi RE Keras : transpor atau pengangkut sintetis protein, terdapat juga di ribosom.
4. Aparatus Golgi
Aparatus golgi terdiri atas kumpulan vesikel pipih yang berbentuk kantong berkelok-kelok
(sisternae). Aparatus Golgiyang terdapat pada sel tumbuhan disebut diktiosom, kebanyakan
terletak di dekat membran sel .Aparatus golgi dapat bergerak mendekati membran sel untuk
mensekresikan isinya ke luar sel. oleh karena itu, organel ini disebut organes sekresi. Di dalam
aparatus golgi banyak enzim pencernaan yang belum aktif, seperti zimogen dan koenzim.
selain itu dihasilkan pula lendir yang disebut musin. Aparatus golgi juga dapat membentuk
lisosom. Fungsi badan golgi :

 Sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa
sekret dalam bentuk butiran getah
 Membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
 membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)
Gambar 1.14 Aparatus Golgi

5. Lisosom

Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Berbentuk
kantong-lantong kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase,
dan proteolitik. Enzim hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang masuk
ke dalam sel secara fagositosis. Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak
ditemui pada sel darah putih, bersifat autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan
secara edsosistosis. Fungsi organel sel lisosom ini ialah sebagai penghasil dan penyimpan
enzim pencernaan seluler. Salah satunya yaitu Lisozym.
Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan sekunder, lisosom primer
memproduksi enzim yang belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan. Lisosom
sekunder adalah lisosom yang terlibat dalam kegiatan mencerna, berfungsi sebagai
autofagosom.
Lisosom mempunyai peran dalam peristiwa:
 Pencernaan instrasel: mencerna materi secara fagositosis
 Eksositosis: pembebasan sekrit keluar sel
 Autofagi: penghancuran organel sel yang telah rusak
 Autolisis: penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim pencerna dari dalam
lisosom ke dalam sel, contoh proses ini yaitu hilangnya ekor berudu ketika proses
menuju dewasa.
Gambar 1.15 Autofagi dan Fagositosis

6. Mitokondria
Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power House karena merupakan
organel yang mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP
sebagai sumber energi sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran yaitu membran
dalam dan membran luar.
Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam (membran krista). Krista
mempunyai fungsi memperluas permukaan agar proses pengikatan oksigen dalam
respirasi sel berlangsung semakin efektif.
Terdapat Matriks Mitokondria yang terletak diantara membran krista dan banyak
mengandung enzim pernafasan atau sitokrom, protein, dna dan ribosom yang
memungkinkan sintesis enzim-enzim respirasi secara otonom. Untuk melintasi membran
mitokondria memerlukan mekanisme transpor aktif. Mastrik Mitokondria berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya respirasi untuk menghasilkan energi.

Gambar 1.16 Mitokondria


7. Peroksisom
Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti Lisosom dan dibentuk
dalam Retikulum Endoplasma Granular. Organel peroksisom ini terus menerus berasosiasi
dengan organel sel lain, banyak juga mengandung enzim katalase dan oksidae yang
banyak disimpan dalam sel-sel hati. Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan
peroksida (H2O2) dimana ini merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik menjadi
oksigen dan air. Badan mikro pada tumbuhan disebut Gliosisom, ikut andil dalam proses
pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

Gambar 1.17 Peroksisom dan Lisosom


8. Mikrotubulus dan Mikrofilamen
Mikrotubulus disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus
kira-kira 25 nm. Organel ini merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi untuk
membentuk silia, flagela, sentriol dan benang-benang spindel. Fungsi mikrotubulus
adalah untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain
mikrotubulus, terdapat juga mikrofilamen yang mirip seperti mikrotubulus tetapi
mempunyai diameter yang lebih kecil. Bahan pembentuk mikrofilamen
adalah miosin dan aktin seperti yang ditemui pada otot dan ikut andil dalam proses
pergerakan sel, eksositosis, dan endositosis.

Gambar 1.18 Mikrotubulus


9. Sentrosom dan Sentriol
Pada sel hewan, mikrotubulus tumbuh keluar dari sentrosom, wilayah yang sering
teletak di dekat nucleus dan dianggap sebagai pusat pengorganisasian mikrotubulus yang
berdungsi sebagai penopang penahan kompresi pada sitoskeleton. Dalam sentrosom
terdapat sepasang sentriol, masing-masing terdiri dari Sembilan set triplet mikrotubulus
yang tersusun membentuk cincin dan berperan dalam kegiatan pembelahan sel dan
membentuk benang spindel.

Gambar 1.19 Sentrosom yang mengandung sepasang sentriol


10. Flagela dan Silia
Pada eukariota, denyut flagela (tunggal, flagellum) dan silia (tunggal, sillium)
disebabkan oleh susunan mikrotubulus yang terspesialisasi. Flagela dan silia merupakan
penjuluran yang mengandung mikrotubulus dari beberapa jenis sel. Flagela bertindak
sebagai penggerak atau embelan lokomotor dan silia berperan sebagai “antena”
penerima sinyal bagi sel.

Gambar 1.20 Ultrastruktur dari flagela dan silia


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Yang perlu dipahami tentang membran plasma adalah :
 Membran plasma sebagai lapisan terluar sel
 Memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel
 Berfungsi untuk melindungi inti sel
 Batas dari sel dan bagian internalnya.
 Struktur membran plasma terdiri dari 50% sampai 70% molekul protein, 25% fosfolipid,
13% kolesterol, 4% lipida, 3% karbohidrat, sedikit glikolipid, air dan ion-ion serta tersusun
atas struktur membran fosfolipid ganda (phopspolipid bilayer).
 Fungsi membran plasma :
 Membungkus sel dan membatasi perluasan sel.
 Merupakan alat untuk transport aktif dan masuknya nutrien.
 Menjaga perbedaan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel.
 Sebagai sensor untuk sinyal-sinyal di luar sel.
 Struktur nukleus dikelilingi oleh selaput nucleus yang berpori-pori dan berfungsi dalam
mewadahi kromosom dan meregulasi aktivitas sel.
 Struktur ribosom terdiri dari dua subunit yang terdiri dari RNA ribosom dan protein dan
berfungsi dalam sintesis protein
 Struktur retikulum endoplasma berupa jejaring luas tubulus dan kantong yang dibatasi
membran dan berfungsi dalam sintesis kimia (RE halus) dan transpor zat (RE Kasar)
 Struktur aparatus golgi berupa kantong pipih bermembran dan berfungsi dalam modifikasi
dan sintesis produk-produk kimia
 Struktur lisosom berupa kantong bermembran berisi enzim hidrolitik dan berfungsi dalam
penguraian zat, daur ulang organel sel
 Struktur mitokondria dibatasi oleh membran ganda dan memiliki krista, berfungsi dalam
respirasi selular dan memproduksi ATP
 Struktur peroksisom berupa kompatemen metabolic terspesialisasi yang dibatasi membran
tunggal dan mempunyai fungsi enzimatis
 Pada sel hewan juga terdapat flagella/silia sebagai alat gerak, sentrosom/sentriol,
mikrotubulus dan mikrofilamen dengan fungsinya yang saling berkaitan
DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, Reece JB, Urry LA, Cain ML, Wasserman SA, Minirsky PV, Jackson RB.
Campbell Biology Ninth Edition. California : The Benjamin Cimmings Publishing Publishing
Company; 2010.
Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. PT Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta.
https://www.ilmudasar.com/2017/05/-Struktur-Fungsi-dan-Sifat-Membran-Sel.html
(Diakses pada tanggal 14 Maret 2019)
https://www.biologi-sel.com/2012/06/membran-plasma.html (Diakses pada tanggal 14
Maret 2019)
https://www.yuksinau.id/struktur-fungsi-organel-organel-sel/ (Diakses pada tanggal 14
Maret 2019)

Anda mungkin juga menyukai