Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN
SUMBER AGAMA DAN AJARAN ISLAM
A. AL-QUR’AN : ISI DAN SISTEMATIKANYA

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah yang disampaikan melalui malaikat jibril kepada Nabi
Muhammad sedikit demi sedikit selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari di Mekah. Kemudian di Madinah yang
terbagi menjadi 30 jus, 114 surrah lebih dari 6.000 ayat, 74.499 kata / 325.345 huruf.

Al-Qur’an tidak disusun secara kronologis lima ayat pertama diturunkan di Gua Hiro pada malam
17 ramadhan pada tahun pertama sebelum hijrah/ pada malam nuzulul qur’an ketika Nabi berusia 40-41
tahun, sekarang terletak pada surat al-alaq 1-5. Ayat terakhir diturunkan di padang arafah ketika Nabi
Muhammad berusia 63 tahun pada tanggal 9 zulhijah kini terletak di Surat Al-maidah ayat 3.

Ayat yang turun di Mekah disebut Makiah dan Surat yang turun di Madinah disebut Madaniah.

Ciri-cirinya adalah:

1. Ayat-ayat Makiah pada umumnya pendek-pendek, ayat-ayat Madaniah pada umumnya panjang-
panjang.
2. Ayat Makiyah dimulai dari kata yang ayyuhannas dan pada ayat Madaniah pada umumnya di
mulai dari kata ya ayyuhallazina amanu.
3. Ayat Makiah pada umumnya mengenai tauhid, hari kiamat, akhlak dan kisah-kisah umat manusia,
sedangkan Madaniah Memuat soal hukum-hukum, keadilan, masyarakat, dsb.
4. Ayat-ayat Makiah diturunkna selama 12 tahun 13 hari, sedangkan Madaniah selama 10 tahun 2
bulan 9 hari.

Maksud sistematik dalam penyusunan al-qur’an adalah agar orang yang mempelajari dan memahami al-
qur’an sebagai satu kesatuan yang harus ditaati pemeluk agama islam secara keseluruhan tanpa memilah-
milah yang satu dengan yang lain. Dapatlah disimpulkan bahwa al-qur’an yang turun sedikit demi
sedikit selama 22 tahun 22 hari 2 bulan.
Isinya antara lain :
1. Petunjuk mengenai aqidah yang harus diyakini manusia.
2. Petunjuk mengenai syari’ah
3. Petunjuk mengenai akhlak
4. Kisah-kisah manusia di masa lampau.
5. Berita-berita tentang zaman yang akan datang.
6. Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
7. Hukum yang berlaku bagi alam semesta.

Menurut S.H. Nasr. sebagai pedoman abadi al-qur’an, mempunyai 3 jenis petunjuk bagi manusia.
Petunjuk itu adalah :

1. Ajaran tentang susunan alam semesta dan posisi manusia didalamnya disamping itu pula ajaran
tentang akhlak / moral serta hukum yang mengatur kehidupan manusia sehari-hari serta
pembahasan tentang kehidupan di akhirat.
2. Al-Qur’an berisi tentang ringkasan sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci, para
Nabi sepanjang zaman, dan segala cobaan yang menimpa mereka.
3. Al-Qur’an berisi sesuatu yang sulit dijelaskan dalam bahasa modern.

Dari uraian diatas jelas bahwa al-qur’an adalah sumber agama sekaligus sumber ajaran islam
posisinya sentral bukan hanya dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman tapi juga
sebagai inspirator, pemandu gerakan umat sepanjang sejarah.

Oleh karena al-qur’an memuat Wahyu Allah maka untuk dapat dipahami dengan baik perlu
penjelasan melalui penafsiran. Penafsiran merupakan proses pembuatan menafsirkan penafsiran al-qur’an
dilakukan dengan menggunakan berbagai metode diantaranya.
1. Metode Ma’tsur
2. Metode penalaran dibagi menjadi :

a. Metode tahlili (analisis)


b. Metode maudu’r (tematik)

Prof Al-Farmawi seperti yang dikutip M. Quraish Shihab mengemukakan langkah dalam
menetapkan metode maudu’i / tematik/ tauhidi itu.

Langkah-langkah itu adalah :


a. Menetapkan topik / tema masalah yang akan dibahas.
b. Menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan tema
c. Menyusun runtutan ayat sesuai dengan masa turunnya
d. Memahami kolerasi
e. Menyusun pembahasan dalam satu kerangka yang sempurna
f. Melengkapi pembahasan dengan hadist dan sunah yang relevan dengan pokok bahasan
g. Mempelajari ayat-ayat itu dengan keseluruhan.

Metode tematik mempunyai keistimewaan antara lain :


a. Menghindari kelemahan yang melekat pada metode ini.
b. Menafsirkan ayat dengan alat / hadits nabi merupakan cara menafsirkan al-qur’an yang terbaik.
c. Mudah dipahami
d. Membuktikan bahwa tidak ada ayat yang bertentangan dalam al-qur’an sekaligus membuktikan bahwa
ayat-ayat al-qur’an sejalan dengan ilmu pengetahuan yang berkembang di masyarakat.

B. AL-HADITS : ARTI DAN FUNGSINYA


Perkataan hadits menurut pengertian kebahasaan adalah berita / sesuatu yang baru, dalam ilmu hadits
istialh tersebut berarti perkataan perbuatan dan sifat nabi dian tanda setuju (taqrir)
Ada 3 peranan al-hadits disamping al-qur’an sebagai sumber agama dan ajaran islam.
1. Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat di dalam al-qur’an.
2. Sebagai penjelasan isi al-qur’an
3. Menambahkan / mengembangkan sesuatu yang tidak ada / samar-samar ketentuannya di dalam al-
qur’an.

Akhir ini, kata S.H. Nash oleh para penulis barat dan pengikutnya di kalangan muslim dilancarkan
serangan terhadap as-sunah yang menjadi salah satu sumber agama dan ajaran islam. Tidak ada serangan
yang lebih berat terhadap islam selain dari serangan ini yang ditunjukkan pada salah satu landasan islam,
yang bisa menimbulkan akibat yang lebih berbahaya dari serangan fisik.
Melalui kitab-kitab hadits yang memuat Sunah Rasulullah dikalangan Sunni terkenal Al-Kutub as-
sittah. Kumpulan bukhari, muslim, ibnu majah, abu dawud, at tarmizi dan nasa’i orang muslim mengenal
nabi dan isi al-qur’an, tanpa sunah sebagian besar isi al-qur’an akan tersembunyi dari mata manusia.
Di dalam pembahasan tentang al-hadits ini perlu ditegaskan adanya ucapan nabi yang disebut
hadits Qudsi yang tidak menjadi bagian al-qur’an tetapi didalamnya tuhan berbicara melalui nabi
disampaikan dengan kata-kata sendiri. Meskipun hadits qudsi jumlahnya sedikit tapi peranannya
sangat penting sehingga menjadi dasar kehidupan spiritual islam bersama dengan beberapa surat tertentu
di dalam al-qur’an. Hadits kudsi berisi kebanyakan tentang hubungan langsung antara manusia dan tuhan.

C. RAKYU / AKAL PIKIRAN YANG DILAKSANAKAN DENGAN IJTIHAD

Menurut ajaran islam manusia dibekali Allah dengan berbagai perlengkapan yang sangat berharga
antara lain akal, kehendak, dan kemampuan untuk berbicara. Sebagai sumber ajaran yang ketiga,
kedudukan akal pikiran manusia yang memenuhi syarat penting sekali dalam ajaran islam.
Menurut sistem al-ahkam al-khamsah ada lima kemungkinan penilaian mengenai benda dan
perbuatan manusia. Penilaian itu menurut Hazairin mulai dari Jaiz / Mubah.Jaiz adalah ukuran penilaian /
kaidah kesusilaan pribadi, bagi lingkungan hukum duniawi.
sunah dan makruh adalah ukuran penilaian bagi hidup kesusilaan (akhlak) masyarakat. Wajib dan haram
adalah ukuran penilaian / kaidah / norma

Anda mungkin juga menyukai