Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Konsep Dasar IPS SD
Dosen Pengampu: Dr. H. Suhardi Marli M.Pd.

Oleh:
1. Benediktus Eko Yulfyanto (F1081191052)
2. Hersa Maulina (F1081191022)
3. Nurhafiza Detia (F1081191028)
4. Yulis Tiani Ningsih (F1081191078)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PENDIDIKAN DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Individu,
Masyarakat, dan Negara”.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak


Dr. H. Suhardi Marli M.Pd. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS SD yang
sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan menyangkut arti individu, masyarakat, dan negara
serta interaksi-interaksi yang terjadi di dalamnya.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Pontianak, 10 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………..…....... i
KATA PENGANTAR …………………...…………………....…………...…. ii
DAFTAR ISI …………………………………...………..…………...…….…. iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………...………………..………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………..... 2
BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………….…….…….. 3
A. Pengertian Individu, Masyarakat, dan Negara ……………….…...………… 3
B. Pengertian Struktur, Pranata, dan Proses Sosial Budaya …………………… 7
C. Hubungan antara Individu dan Masyarakat dalam Pandangan Pancasila ...… 9
D. Interaksi Individu dan Masyarakat ………………………..………...……… 12
BAB 3 PENUTUP …………………...……………………..……………….… 13
A. Kesimpulan …………………………………….…………....…………........ 13
B. Saran ………….………………………………………...…….…………….. 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...…………….… 14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar menggunakan


pendekatan expanding community, yakni suatu pendekatan yang mengenalkan
siswa terhadap lingkungan kehidupan sosialnya mulai dari lingkungan sosial
terdekat sampai dengan yang terjauh. Para siswa perlu diajak untuk mengenal
dirinya sendiri, keluarganya, lingkungan sekitar rumahnya, desanya,
kecamatannya, sampai negara dan lingkungan dunianya. Untuk mendukung
pemahaman yang lebih mendalam dari para siswa tentang lingkungan kehidupan
sosialnya, maka seorang guru IPS sekolah dasar perlu menguasai konsep-konsep
sosiologi dan ilmu politik, misalnya konsep tentang individu dan masyarakat,
struktur sosial, pranata, proses sosial, pemerintahan, hukum dan undang-undang,
serta peran dan tanggung jawab warga negara. Oleh karena itulah sebagai calon
guru sekolah dasar perlu memahami konsep-konsep tersebut secara mendalam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang akan diteliti


dalam makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan pengertian individu, masyarakat, dan


negara?
2. Apakah pengertian dari struktur, pranata dan proses sosial budaya?
3. Bagaimana hubungan antara individu dan masyarakat dalam pandangan
pancasila?
4. Bagaimanakah interaksi individu dan masyarakat?
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :

1. Untuk mengatahui pengertian individu, masyarakat, dan negara


2. Untuk mengetahui pengertian struktur, pranata dan proses sosial budaya
3. Untuk mengetahui hubungan antara individu dan masyarakat dalam
pandangan pancasila
4. Untuk mengetahui interaksi individu dan masyarakat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu, Masyarakat, dan Negara


1. Pengertian Individu

Individu berasal dari bahasa latin “Indivuduum” yang artinya yang tak
terbagi, dan merupakan kesatuan yang tak terbatas. Maksudnya bahwa manusia
merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak dapat dipisah satu sama lain
(Allport:T.T). Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi diri
masing-masing yang dapat dikembangkan kemudian hari melalui proses balajar
atau pendidikan. Contohnya: seseorang melakukan kegiatan menulis , hal tersebut
merupaka perintah dari jiwa atau psikisnya untuk menyuruh fisiknya untuk
menulis sesuatu dengan pulpen dan kertas. Setiap individu lazim memiliki ciri –
ciri khas yang melekat (built in) dalam dirinya, sehingga memberikan identitas
khusus, yang disebut kepribadian. Tidak seperti kerumunan bebek, ternyata
masyarakat yang juga dapat disebut sebagai kerumunan atau himpunan manusia,
menuntut setiap individu untuk :

a) Memiliki kedudukan dan peranan tertentu dalam lingkungannya.


b) Memiliki tingkah laku yang khas (tidak seperti bebek).
c) Memiliki kepribadian

2. Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau


komunitas). Secara definitif dapat didefinisikan sebagai sekelompok manusia
yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu wilayah
tertentu baik di desa ataupun di kota yang telah terjadi interaksi sosial antar
anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship) yang memilki
norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan memiliki
tujuan tertentu pula. Menurut Selo Soemarjan (1962) mengemukakan bahwa:
“Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu
derajat hubungan tertentu”.

Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan


sebagai berikut:

a) Seperasaan
b) Sepenanggungan
c) Saling memerlukan

Disamping ada beberapa tipe masyarakat setempat menurut Davis


(1960:313) sebagai berikut:

a) Sejumlah penduduk
b) Luas, kekayaan dan kepadatan pendudukan
c) Memilki fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh
organisasi masyarakat yang bersangkutan.

3. Pengertian Negara
Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas masyarakat.

Definisi Negara menurut para ahli:


a) Haste Kelsen menyatakan bahwa negara identik dengan hukum
b) Harold J Laski menyatakan bahwa negara sebagai sistem peraturan-
peraturan hukum Negara memiliki kekuasaan memaksa.
c) Prof. R. Djokosoetono,SH mengemukakan bahwa Negara ialah suatu
organisasi manusia atau kumpulan manusia-manusia yang berbeda di
bawah suatu pemerintahan yang sama.
Asal mula terjadinya Negara yang berdasarkan pendekatan faktual melihat
kepada adanya kenyataan yang benar-benar pernah terjadi yang diungkapkan dari
pengalaman dan sejarah. Sebab-sebabnya:
a) Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh
suatu bangsa. Contoh: Terbentuknya Negara Liberia di pantai barat
Afrika diduduki oleh sekelompok orang Negro dari Amerika Serikat
yang dimerdekakan pada tahun 1847.

b) Suatu daerah semula menjadimenjadi wilayah kekuasaan suatu Negara


tertentu kemudian melepaskan diri dari ikatan Negara itu dengan
memproklamasikan kemerdekaannya. Contoh: Terbentuknya Negara
Republik Indonesia dari Negara Belanda pada tanggal 17 Agustus
1945.

c) Peleburan atau fusi dari beberapa Negara menjadi satu Negara baru.
Contoh: Terbentuknya kerajaan Jerman Raya pada tahun 1871.

d) Suatu Negara pecah dan lenyap, kemudian di atas bekas wilayah


Negara itu muncul beberapa Negara baru. Contoh: Terbentuknya
Negara Colombia Baru dan Negara Venezuela yang berasal dari satu
Negara yaitu Colombia.

Asal mula terjadinya Negara berdasarkan pada pendekatan teoretis


merupakan suatu analisis dengan menggunakan dugaan atau pemikiran yang logis
dan bersifat hipotetis serta abstrak.

a) Teori Ketuhanan: Menurut teori ini mengenal asal mula terjadinya


suatu Negara adalah atas perkenaan Tuhan.
b) Teori Perjanjian Masyarakat: Menurut teori ini, bahwa terjadinya
Negara pada mulanya dilihat dari perkembangan manusia sebagai
individu yang hidup menyendiri tempat tujuan dan tanpa berpedoman.
c) Teori Kekuasaan: Teori ini menyatakan bahwa terbentuknya Negara
karena kekuasaan dari orang-orang yang merasa dirinya kuat akan
mampu mengalahkan orang-orang yang lemah.
d) Teori Hukum Alam: Hukum alam adalah hukum yang tidak dibuat
oleh badan legislatif, melainkan hukum yang seharusnya berlaku
menurut alam.

Unsur-unsur terjadinya Negara:


a) Daerah
Menurut Huge de Groot (Grotius) bahwa daerah Negara itu dominium
eminens artinya melupakan milik yang tertinggi bagi suatu Negara.

b) Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang berdiam di dalam suatu Negara.
Rakyat dapat dibedakan antara penduduk dan bukan penduduk, serta
antara warga Negara dan bukan warga Negara.
 Penduduk dan Bukan Penduduk
Penduduk ialah orang yang bertempat tinggal menetap di wilayah
suatu Negara dan telah memiliki syarat menurut undang-
undang.Bukan penduduk ialah orang yang berada di wilayah
Negara untuk sementara serta tidak bermaksud bertempat tinggal
tetap di Negara itu.

 Warga Negara dan Bukan Warga Negara


Warga Negara ialah mereka yang menjadi anggota suatu Negara
dan mempunyai ikatan hukum dengan Negara yang bersangkutan.
Bukan warga Negara (orang asing) ialah mereka yang tidak
mempunyai ikatan hukum dengan Negara itu, namun harus
tunduk kepada segala peraturan yang berlaku di Negara yang di
tempati.
c) Pemerintah yang berdaulat
Menurut Jean Bodin (1530-1596) kedaulatan mempunyai empat sifat
pokok, yaitu:

 Permanen (langgeng) berarti kedaulatan tetap ada selama Negara


tetap berdiri.
 Asli berarti kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang
lebih tinggi.
 Bulat berarti kedaulatan itu merupakan satu-satunya kekuasaan
tertinggi dalam Negara.
 Absolut (tak terbatas) berarti kedaulatan itu tidak dibatasi olrh
siapa pun dan berlaku bagi setiap orang serta golongan.

B. Pengertian Struktur, Pranata, dan Proses Sosial Budaya


1. Struktur Sosial

Struktur sosial yaitu pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang
tersusun sebagai suatu sistem masyarakat merupakan suatu sistem sosial budaya
terdiri dari sejumlah orang yang berhubungan secara timbal balik melalui budaya
tertentu.

Setiap individu mempunyai ciri dan kemampuan sendiri, perbedaan ini


yang menyebabkan timbulnya perbedaan sosial.Perbedaan sosial bersifat
universal, ini berarti perbedaan sosial dimiliki setiap masyarakat
dimanapun.Perbedaan dalam masyarakat seringkali menunjukkan lapisan-lapisan
yang bertingkat.

Lapisan yang bertingkat dalam masyarakat disebut Stratifikasi


sosial.Ukuran yang digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-
lapisan tertentu yaitu:

a) Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa)


b) Ukuran kekuasaan (penguasa/ dikuasai) penguasa punya wewenang
lebih tinggi
c) Ukuran kehormatan (berpengaruh / terpengaruh) ukuran ini ada di
masyarakat tradisional(pemimpin informal)
d) Ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)

2. Pranata sosial

Pranata sosial adalah sistem norma yang bertujuan untuk mengatur


tindakan maupun kegiatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok dan
bermasyarakat bagi manusia. Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem
hubungan sosial yang terorganisir dan mengejewantahkan nilai-nilai serta
prosedur umum yang mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.

Tiga kata kunci di dalam setiap pembahasan mengenai pranata sosial


adalah: Nilai dan norma;Pola perilaku yang dibakukan atau yang disebut prosedur
umum;Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi wahana
untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum yang berlaku.

3. Proses Sosial Budaya

Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dlm hal pengetahuan,


sikap dan perilaku disebut interaksi sosial.Interaksi sosial terjadi apabila tindakan
atau perilaku seseorang dapat mempengaruhi, mengubah, memperbaiki, atau
mendorong perilaku, pikiran, perasaan, emosi orang lain.
C. Hubungan Antara Individu dan Masyarakat dalam Pandangan
Pancasila

Pandangan hubungan antara individu dan masyarakat sesuai dengan konsep


organisme muncul dari Herbart Spencer (1985) diringkas oleh Margaret H Poloma
(1979) sebagai berikut:

1. Masyarakat maupun organisme hidup sama-sama mengalami


pertumbuhan.
2. Disebabkan oleh pertambahan dalam ukurannya, maka struktur tubuh
sosial (social body) maupun tubuh organisme hidup (living body) itu
mengalami pertambahan pula, dimana semakin besar suatu struktur sosial
maka semakin banyak pula bagian-bagiannya, seperti halnya dengan
sistem biologis yang menjadi semakin kompleks sementara ia tumbuh
menjadi semakin besar Binatang yang lebih kecil, misalnya cacing tanah,
hanya sedikit memiliki bagian-bagian yang dapat dibedakan bila dibanding
dengan makhluk yang lebih sempurna, misalnya manusia.
3. Tiap bagian yang tumbuh di dalam tubuh organissme biologis maupun
organisme sosial memiliki fungsi dan tujuan tertentu: “mereka tumbuh
menjadi organ yang berbeda dengan tugas yang berbeda pula”. Pada
manusia, hati memiliki struktur dan fungsi yang berbeda dengan paru-
paru; demikian juga dengan keluarga sebagai struktur institusional
memiliki tujuan yang berbeda dengan sistem politik atau alconomi.
4. Baik di dalam sistem organisme maupun sistem sosial, perubahan pada
suatu bagian akan mengakibatkan perubahan pada bagian lain dan pada
akhirnya di dalam sistem secara keseluruhan. Perubahan sistem politik dari
suatu pemerintahan demokratis ke suatu pemerintahan totaliter akan
mempengaruhi keluarga, pendidikan, agama dan sebagainya. Bagian-
bagian itu saling berkaitan satu sama lain.
5. Baik di dalam sistem organisme maupun sistem sosial, perubahan pada
suatu bagian akan mengakibatkan perubahan pada bagian lain dan pada
akhirnya di dalam sistem secara keseluruhan Bagian-bagian tersebut,
walau saling berkaitan, merupakan suatu struktur-mikro yang dapat
dipelajari secara terpisah. Demikianlah maka sistem peredaran atau sistem
pembuangan merupakan pusat perhatian para spesialis biologi dan media,
seperti halnya sistem politik atau sistern ekonomi merupakan sasaran
pengkajian para ahli politik dan ekonomi.

Dari uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa menurut Spencer


masyarakat dipandang sebagai organisme hidup yang alamiah dan deterministis
(bebas). Semua gejala sosial diterangkan berdasarkan hukum alam. Hukum yang
mengatur pertumbuhan fisik tubuh manusla juga mcngatur pertumbuhan sosial.
Manusia sebagai individu tidak bebas dalam menentukan arah pertumbuhan
masyarakat. Manusia sebagai individu justru ditentukan oleh masyarakat dalam
pertumbuhannya. Masyarakat berdiri sendiri dan berkembang bebas dari kemauan
dan tanggung ja anggotanya di bawah kuasa hukum alam.

Hubungan individu dan masyarakat berdasarkan kolektivisme. Menurut


pandangan kolektif masyarakat mempunyai realitas yang kuat. Segala sesuatu
kepentingan individu ditentukan oleh masyarakat. Masyarakat mengatur secara
seragam untuk kepentingan kolektif.

Menurut Peter Jarvis (1986) yang dikutip oleh DR Wuradji MS (1988) Karl Mark,
Bowles, Wailer dan Illich tokoh paham kolektif yang berpendapat bahwa individu
tidak mempunyai kebebasan, kebebasan pribadi dibatasi oleh kelompok elite
(kelompok atas yang berkuasa) dengan mengatas namakan rakyat banyak.

Konsep masyarakat kolektif ini diterapkan pada paham totalitas di negara-


negara komunis seperti RRC. Di dalam negara komunis individu tidak
mempunyai hak untuk mengatur kepentingan diari sendiri, segala kebutuban
diatur oleh negara. Negara diperintah oleh satu partai politik komunis. Dalam
negara komunis ini makan, pakaian, perumahan dan kerja diatur oleh negara,
individu tidak punya pilihan lain kecuali yang telah ditentukan oleh negara.
Semua hak milik individu seperti yang dimiliki orang-orang atau keluarga di
negara kita ini tidak ada.

Hubungan individu dan masyarakat menurut paham individualistis.


Individualisme suatu paham yang menyatakan bahwa dalam kehidupan seorang
individu kepentingan dan kebutuhan individu yang lebih penting dan pada
kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Individu yang menentukan corak
masyarakat yang dinginkan. Masyarakat harus melayani kepentmgan individu.
Individu mempunyai hak yang mutlak dan tidak boleh dirampas oleh masyarakat
demi kepentingan umum.

Paham individualisme juga disebut Atomisme. Atomisme berpendapat bahwa


hubungan antara individu itu seperti hubungan antar atom-atom yang membentuk
molekul-molekul. Oleh karena itu hubungan in bersifat lahiriah. Bukan kesatuan
yang penting tetapi keaneka ragaman yang penting dalam masyarakat.

Pandangan individualistis ini yang otomistis ini berakar pada nominalisme


suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa konsep-konsep umum itu tidak
mewakili realitas dari sesuatu hal. Yang menjadi realitas itu individu. Realitas
masyarakat itu ada karena individu itu ada. Jika individu tidak ada maka
masyarakat itu tidak ada. Jadi adanya individu itu tidak tergantung pada adanya
masyarakat.

J.J. Rousseau (1712-1778) dalam bukunya “kotrak sosial” menjelaskan


paham liberalisme dan individualisme dalam satu kalimat yang terkenal:
“Manusia itu dilahirkan merdeka, tetapi di mana-mana dibelenggu” (Driarkara
SY, 1964, p. 109). Manusia itu bebas (merdeka) dan hidup pada lingkungan
sekitar dan sesamanya. Hidup dalam lingkungan tertutup dari lingkungan dan
sesamanya itu manusia merasa bahagia. Masyarakat hanya merupakan suatu
kumpulan atau jumlah orang yang secara kebetulan saja berkumpul pada suatu
tempat seperti butli-butir pasir tersebut di atas. Tidak ada hubungan satu dengan
yang lain. Masyarakat terbina karena orang-orang yang kebetulan tidak
berhubungan satu sama lain itu berhubungan disebabkan oleh adanya suatu
kebutuhan, sehingga masing-masing individu itu mengadakan kontrak sosial
untuk hidup bersama. Bentuk kerja sama dalam hidup bersama itu dibatasi oleh
kebutuhan masing-masing individu. Hanya sampai pada batas tertentu saja
individu itu hidup dalam masyarakat. Makin banyak kebutuhan seorang yang
dapat dtharapkan dari masyarakat maka hubungan dengan masyarakat makin erat,
sebaliknya makin sedikit kebutuhannya dalam masyarakat makin renggang
hubungannya dengan masyarakat.

Paham yang memandang hubungan antara individu dan masyarakat dari segi
interaksi. Dari uraian tersebut di atas kita telah mengetahui paham totalisme dan
individualisme yang masih berpijak pada satu kutub. Paham totalisme berpijak
pada masyarakat, sebaliknya paham individualisme. Totalisme mengabaikan
peranan individu dalam masyarakat sebaliknya, paham individualisme
mengabaikan peranan masyarakat dalam kehidupan individu. Oleh karena itu
kedua-duanya diliputi oleh kesalahan detotalisme. Pabam individu memandang
manusia sebagal seorang individu itu sebagai segala-galanya di luar individu itu
tidak ada. Jadi masyarakat pun pada dasarnya tidak ada yang ada hanya individu.
Sebaliknya paham totalisme memandang masyarakat itu segala di luar masyarakat
itu tidak ada. Jadi individu itu hanya ada jika masyarakat itu ada. Adanya individu
itu terikat pada adanya masyarakat.

D. Interaksi Individu dan Masyarakat

Menurut ahli ilmu psikologi sosial bahwa interkasi sosial adalah saling
berhubungan antar dua manusia atau lebih, dimana manusia yang satu terhadap
yang lain saling mempengaruhi.

Proses sosial dimaksudkan bahwa “cara-cara interaksi (aksi dan reaksi), yang
dapat kita amati apabila individu-indivu dan kelompok-kelompok bertemu dan
mengadakan sistem perhubungan mengenai cara-cara hidup yang telah ada.
Apabila dua orang atau lebih saling berhubungan (mengadakan interaksi) maka
akan terjadi apa yang dinamakan proses sosial. Proses ini dapat terjadi antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok.

Jenis yang paling umum dari proses sosial adalah interaksi sosial. Dimana
dalam interaksi sosial, ada pengaruh timbal balik antara individu dengan
kelompok dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang di hadapi dalam
hidup sehari-hari secara bersama-sama. Setiap interaksi dua arah akan
menstimulir yang lain untuk mengubah tingkah laku dari orang-orang yang
sedang berinteraksi.

Interaksi sosial yang terjadi antara individu dan masyarakat antara lain :

1. Interaksi yang melibatkan sejumlah orang, misalnya ; individu dengan


individu, indivdu dengan group, dan group dengan group.
2. Adanya tingkat keintiman, misalnya ada yang bersifat primer, ada yang
bersifat sekunder, ada yang bersifat gemeinschaft dan ada yang bersifat
gesselschaft dan sebagainya.
3. Adanya proses sosial.

Terdapat beberapa bentuk proses sosial :


1. Yang berbentuk positif dinamakan integrasi atau assosiatif process, yaitu
proses yang menyatukan. Kondisi yang nampak dalam bentuk integrasi
adalah keseluruhan anggota kelompok berkemauan untuk tetap
pada kelompoknya, seolah-olah satu sama lain saling terkait. Kondisi
seperti itu sering dinamakan organis, dimana seluruh anggota kelompok
berfungsi terhadap kelompoknya.
2. Yang berbentuk negatif dinamakan disintegratif atau disassosiatif process,
yaitu proses yang memisahkan. Kondisi yang nampak dalam bentuk
disintegrasi adalah keseluruhan anggota kelompok tidak berkemauan
untuk tetap pada kelompoknya, seolah-olah satu sama lain tidak saling
terkait. Kondisi seperti itu sering dinamakan disorganis, dimana satu sama
lain tidak terjalinn hubungan lagi.

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang menyatukan (integrasi) :

1. Cooperation (Kooperasi)

Kooperasi adalah bentuk kerjasama dimana satu sama lain saling


membantu guna mencapai suatu tujuan bersama. Kooperasi merupakan usaha
bersama dari satu orang atau lebih untuk melaksanakan suatu tugas untuk
mencapai suatu tujuan bersama.

Terdapat tiga jenis kerja sama yang di dasarkan pada organisasi kelompok
atau di dalam setiap kelompok , yaitu :

a) Kerja sama primer


b) Kerja sama sekunder
c) Kerja sama tersier

Pada hakikatnya, kerja sama bisa terjadi karena :

a) Orang tersebut menyadari bahwa mereka mempunyai tujuan yang


sama
b) Masing-masing pihak menyadari bahwa mereka hanya mungkin
melaksanakan kepentingannya dengan jalan kerja sama.

2. Consensus (Kesepakatan)

Consensus dimaksudkan suatu persetujuan, baik yang diucapkan maupun


tidak. Consensus mungkin dilaksanakan bila ada 2 pihak atau lebih yang ingin
memelihara hubungan masing-masing memandangnya sebagai kepentingan
sendiri. Contoh : Courtship dari aliansi internasional.

3. Assimilation (Asimilasi)

Asimilasi adalah perpaduan dari dua kebudayaan atau lebih melebur


menjadi satu-satunya yang homogen. Oleh Mayor polak dikemukakan bahwa
asimilasi adalah proses perpaduan dua kebudayaan yang berbeda, lama kelamaan
berkembang sehingga menjadi sejarah. Jadi asimilasi hanya terdapat diantara
orang-orang atau golongan yang datang dari berbagai kebudayaan yang berbeda,
misalnya :

a) Kebudayaan Arab dengan kebudayaan Indonesia


b) Kebudayaan Barat dengan kebudayaan Indonesia
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang memisahkan (disintegrasi) :

1. Konflik (Persengketaan)

Konflik adalah usaha yang dengan sengaja menantang, melawan, atau


memaksa kehendaknya kepada orang lain. Biasanya konflik itu timbul dari adanya
kepentingan yang bertentangan, terutama kepentingan ekonomi dan sering juga
perbuatan kedudukan dan kekuasaan.

Dipandang dari segi terjadinya, konflik di bagi atas dua macam :

a) Corparete conflict, yaitu konflik yang terjadinya antara group dengan


group dalam suatu masyarakat.
b) Personal conflict, yaitu konflik yang terjadi antara individu dengan
individu. Biasanya hal ini disebabkan soal-soal sexual, kekuasaan,
kekayaan, iri hati dan sebagainya.

2. Kompetisi (Persaingan)

Persaingan ada hubungannya dengan konflik, tetapi berbeda. Kompetisi


merupakan usaha yang disengaja untuk menentang kehendak orang lain, dan tidak
mengandung paksaan. Kompetisi selalu dikuasai dan diatur oleh norma-norma
moral, sedangkan konflik tidak demikian halnya. Contohnya dalam pertandingan
pertandingan olah raga, melamar pegawai negeri, berusaha mencari kekayaan dan
sebagainya.

Pola interaksi antara individu dengan masyarakat dapat di bagi dalam 3(tiga)
macam, yaitu :

1. Pola interaksi individu dan individu di mana yang berhubungan secara


langsung adalah antar individu dan keduanya saling mempengaruhi.
2. Pola interaksi antara individu dengan kelompok. Dimana yang sedang
melakukan hubungan langsung adalah seorang individu dengan kelompok
masyarakat tertentu. Misalnya seseorang sedang menyampaikan
gagasannya kepada sebuah kelompok tertentu.
3. Pola interaksi antara kelompok dengan kelompok. Dimana yang sedang
berhubungan langsung adalah kelompok yang satu dengan kelompok yang
lain. Misal dalam rapat desa yang terdiri dari beberapa kampung, maka
yang menyampaikan gagasannya dalam rapat tersebut adalah para wakil
dari masyarakat kampung yang ada di desa tersebut.

Dalam kehidupan manusia bermasyarakat kondisi interaksi sosial yang


telah dikemukakan di atas mungkin saja terjadi, tergantung bagaimana iklim
psikologis yang terjadi dalam kelompok masyarakat itu dan bagaimana visi dan
manusia kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan hidup bersama.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Interaksi sosial bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Subjek interaksi
sosial beragam, ada yang terjadi antara individu dengan individu, individu dengan
kelompok atau kelompok dengan kelompok. Dalam hal ini, individu berinteraksi
dengan masyarakat. Sebagaimana telah diketahui, individu merupakan makhluk
sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya.

Interaksi individu dengan masyarakat tidak lepas dari struktur sosial dimana
terdapat penggolongan masyarakat, atau tinatan masyarakat yang dibentuk oleh
masyarakat itu sendiri, dan tidak lepas pula dari pranata sosial yang merupakan
bentuk norma-norma tuntunan dalam kehidupan, bermasyarakat.

B. Saran

Dari pembahasan yang telah diuraikan, kami mempunyai saran kepada


pembaca bahwasanya dalam berinteraksi sosial, sebaiknya kita dapat memilah dan
memilih mana yang berdampak positif pada kehidupan kita, dan mana yang
berdampak negatif. kita harus berpegang dengan aturan norma yang tumbuh
dalam masyarakat, sehingga tercipta keselarasan dalam proses sosial antara
individu dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

http://rinitarosalinda.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-individu-masyarakat-
struktur.html

http://yodibegundal.blogspot.co.id/2011/02/hubungan-antara-individu-dan-
masyarakat.html

http://pelangi-iffah.blogspot.co.id/2011/04/individu-dan-masyarakat.html

Anda mungkin juga menyukai