Hingga suatu hari, sang raja hutan berada tak jauh dari si kura-
kura. Melihat jalan si kura-kura yang (menurutnya) aneh, si raja
hutan hanya mengikuti sambil mengeluarkan suara erangan
dan mempermainkannya dengan kuku kakinya. Lalu, karena
ketakutan yang luar biasa, si kura-kura akhirnya menghentikan
usaha berlarinya. Diapun menarik seluruh anggota tubuhnya ke
dalam tempurung, terdiam memejamkan mata dan pasrah
kepada nasib—menunggu eksekusi dari si raja hutan.
Dari cerita singkat ini, value atau nilai apa yang bisa
kalian ambil? Ada yang berani berpendapat? Silahkan
angkat tangan
Izzatun Navis
Hai diriku
Tolong maafkan aku
yang sering memakimu secara berlebihan
Padahal engkau sudah berusaha dengan sekuat tenaga
Mulai saat ini,
aku berjanji padamu
Akan lebih menghargai setiap usahamu
Karena aku tahu, orang-orang yang mencintaiku
tidak akah suka jika aku seperti itu
Teruntuk orangtuaku, keluargaku, dan sahabatku
Yang telah berusaha untuk membahagiakan aku
Aku berjanji terus berusaha menjadi orang yang lebih baik dan
giat mencapai cita-citaku
Wassalamualaikum
1. Introvert
Mungkin beberapa dari kalian juga sama sepertiku. Dibalik
semua keterbukaan diantara blog blog yang berserakan ini, ada
sisi Introvert dibalik semua tulisannya. Ya, aku adalah seorang
introvert yang nyaman dengan kesendirian, yang hobby
merenung. Hehe. Bagi yang belum tahu, Introvert adalah salah
satu jenis keprobadian yang bisa didefinisikan sebagai
seseorang yang eksklusif. Mereka suka menyendiri,
menghindari keramaian, susah percaya pada orang lain, kurang
ramah, teman sedikit, dll. Kalian bisa cari sendiri tentang
kepribadian introvert ini di Google.
4. Cinta Psikologi
Aku cinta psikologi, hiya hiya hiyaaa. Hehe. Jujur, ketika aku
SMA dan memutuskan ingin melanjutkan kuliah. Pilihan jurusan
yang aku pilih hanya ada dua, Akuntansi dan Psikologi.
Universitas dambaan adalah UGM. Haha. It’s true. Tapi akhirnya
aku menggeluti dunia akuntansi karena pilihannya pada saat
itu adlaah yang akan menghasilkan lebih banyak uang adalah
Akuntansi. Wkwkkw. Kapitalis sekaliii.
5. Aku Bahagia
Sebenarnya di bagian kelima ini aku bingung mau menjelaskan
apalagi tentang diriku. Takut terlalu panjang adan ilmunya tidak
tersampaikan dengan baik. Ciyeileeeh. Tapi faktanya adalah
aku bahagia ketika aku menulis. Ketika aku menulis adalah saat
ketika aku sedang berbicara dengan diriku sendiri dan akan
selalu begitu. Dalam setiap tulisanku selalu ada bayang bayang
bahwa aku sedang menyembuhkan diriku sendiri. Aku bukanlah
orang yang baik dan bukan manusia yang sehat secara rohani.
Tapi dengan menulis, aku selalu tenang karena aku bisa
membicarakan orang lain, membicarakan kegamangan dan
keresahanku dalam sebuah tulisan yang tidak seberapa indah
tapi menyenangkan untuk diriku sendiri.