Anda di halaman 1dari 4

BOOK REVIEW

SEPTEMBER 2019 EDITION

HORISON BISNIS, MANAJEMEN,

DAN SUMBERDAYA MANUSIA

Book Author : TB. Sjafri


Mangkuprawira

Penerbit : IPB Press

Tahun : 2009

Dalam mendirikan sebuah bisnis pasti perlu adanya keunggulan kompetitif yang
harus dimiliki oleh pebisnis agar mereka dapat bersaing di dalam suatu pasar
persaingan. Terkadang di dalam pasar persaingan terdapat bisnis kotor yang
menghalalkan segala cara untuk keberhasilan bisnisnya tapi hal tersebut sangatlah
tidak patut di lakukan. Dalam sebuh bisnis terkadang orang menginginkan bisnisnya
berhasil, tentunya hal ini dapat dilakukan dengan berbagai proses tahapan. Tahap
keberhasilan suatu perusahaan dipasar akan dicirikan oleh semangat tempur
menghadapi beragam hambatan atau turbulensi yang tidak ringan, diantaranya:

1. Bagaimana memulai bisnis. Pada tahap ini para pemula bisnis biasanya akan
mengalami kerugian. Apa saja komoditi yang laku untuk dibisniskan, berapa
jumlah dan luasnya, bagaimana metodenya, dimana pasarnya, bagaimana
menghadapi para pesaing, bagaimana apabila gagal, dsb.

2. Bagaiman untuk menarik kemenangan persaingan. Pada tahap ini perusahaan


akan menerapkan taktis sedemikian rupa dalam memposisikan sebagai
pemenang. Bahkan, dal strategi samudra biru dikenal suatu upaya
memenangkan persaingan tanpa mendholimi perusahaan lain. untuk itu,
perusahaan harus mampu memilih usaha apa saja yang dinilai memiliki nilai
tambah tinggi untuk dikembangkan. Perusahaan seperti ini merupakan cikal
bakal sebagai perusahaan yang maju.

3. Bagaimana perusahaan menjaga kesinambungan bisnisnya. Pada tahap ini,


perusahaan tidak berambisi secara berlebihan. Dengan kata lain harus tahu
diri. Selain itu, perusahaan harus selalu waspada menghadapi gejolak
lingkungan yang tidak pasti. Untuk itu perusahaan menyiapkan segala
sumberdaya dan menerapkan strategi unggul. Dan siap dengan segala resiko
gagal, apa itu? Yakni antara lain dengan menerapkan budaya perusahaan untuk
pentang menyerah dengan apapun keadaan yang sedang dihadapi.

untuk menciptakan keberhasilan suatu bisnis tentu diperlukan SDM


manajemen professional yang merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi dalam
pengembangan mutu SDM secara professional. Dalam sebuah bisnis tentu perlu
adanya inovasi manajemen yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif ketika
satu atau lebih syarat terpenuhi. Yang pertama adalah inovasi didasarkan pada
prinsip manajemen baru dengan meninggalkan sisi-sisi yang orthodox, kedua
bahwa inovasi merupakan suatu proses yang sistematik dari suatu proses dan
metode yang digunakan dan ketiga, inovasi merupakan bagian dari suatu program
invensi jangka panjang yang tak pernah berhenti. Kemudian peran karyawan
(SDM) sebagai inovator sekali agen pembaharu menjadi sangat penting dalam
menciptakan keunggulan, dalam hal ini peranan budaya kerja sangat strategis.
Selain itu, dalam suatu bisnis di perlukan manajemen yang baik karena tugas
manajemen adalah menstimulus kondisi agar setiap produk yang dihasilkan
memiliki syarat-syarat sesuai dengan kebutuhan/ kepuasan penggan. Selain itu
juga, mampu mengendalikan biaya produksi untuk menjamin agar harapan para
pemegang saham terpenuhi.

Dalam dunia bisnis yang berubah cepat, perusahaan harus memilki kepekaan
dan mampu mengadaptasi ekses setiap perubahan atau resiko dari kegagalan yang
mengkin muncul. Namun yang terjadi, reaksi pertama terhadap perubahan yang
ada biasanya dalam bentuk resistensi. Disisi lain, boleh jadi para individu
mengekspresikan kepeduliannya melalui perubahan kebiasaan, norma, dan cara-
cara mengerjakan sesuatu. Tantangan utama dari pengusaha yang berorientasi
perubahan adalah bagaimana memelihara keunggulan kompetitif. Artinya jangan
bertahan pada status quo. Para pengusaha harus mempercepat langkah perubahan
sejalan dengan kondisi global. Kondisi global ini tentunya akan menjadi suatu
ancaman sehingga perlu menguatkan posisi internal sebab ketika semakin kuat
posisi internal, maka semakin berhasil pengusaha mengarahkan perubahan sejalan
dengan perubahan eksternal karena itulah metodologi EFIC sangat dibutuhkan.
EFIC merupakan sistem pendekatan untuk mengarahkan perubahan berdasarkan
pada terciptanya keunggulan keorganisasian melalui beragam tahapan. Tahapan
untuk mencapai keberhasilan dalam proses perubahan meliputi evaluasi,
persiapan, implementasi, dan konsilidasi. Tahapan tersebut didasarkan pada
frekuensi dan jenis pekerjaan yang dilakukan dan tingkat ketegangan yang dapat
di kurangi. Untuk mencapai keberhasilan suatu program perubahan, maka setiap
orang harus siap merubah perilakunya. Factor-faktor internal yang diduga
mempengaruhi perilaku meliputi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan/keyakinan, lingkungan dan visi perusahaan. Sementara factor-faktor
pendorong seseorang untuk berubah adalah kesempatan untuk memperoleh
keuntungan nyata atau menghindari terjadinya kerugian pribadi.
Dalam buku ini juga di jelaskan mengenai motivasi yang merupakan dorongan
yang membuat karyawan melakukan sesuatu sehingga tujuan perusahaan akan
tercapai. Dengan adanya motivasi ini akan menghilangkan rasa malas, ego,
kecemasan, dll dari para karyawan. Selain itu, dalam menjalankan bisnisnya
perusahaan memerlukan pegawai yang memiliki kemampuan komunikasi yang
baik dan terampil serta di perlukan pemimpin yang akan menegelola karyawan di
suatu perusahaan yang tentunya pemimpin ini akan memilih gaya
kepemimpinanya sehingga keberhasilan bisnis di suatu perusahaan dapat diukur.

Di dalam buku ini juga di sebutkan unsur- unsur yang mempengaruhi kinerja
karyawan terbagi dua, yaitu:

1. Unsur intrinsik, seperti tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan,


tingkat keterampilan, sikap motivasi terhadap kerja, dan tingkat
pengalaman kerja.

2. Unsur ekstrinsik, seperti lingkungan keluarga, lingkungan social


budaya, lingkungan ekonomi, lingkungan belajar, lingkungan kerja
termasuk buadaya kerja, dan teknologi.

Dalam sebuah bisnis tentunya kinerja karyawan akan di nilai yang pada
akhirnya akan berujung pada keputusan kompensasi yang akan diberikan perusahaan
sebagai tanda balas jasa atas kontribusi karyawan terhadap perusahaan. Dalam suatu
penilaian kinerja karyawan sering terjadi bias, seperti hallo effect, kesalahan
kecenderungan penilaian berlebihan, bias lintas budaya, contrast effect, bias
kemurahan dan ketegasan hati . Apabila terjadi bias ini tidak jarang karyawan merasa
kecewa karena dinilai memilki kinerja yang standard dan biasanya karyawan yang di
nilai mengangap telah terjadi manipulasi data oleh penilai yang pada akhirnya akan
mengurangi tingkat kepercayaan karyawan yang di nilai terhadap tim penilai.

Didalam buku ini juga di jelaskan bahwa perlu adanya manajemen konflik.
Tujuan utama manajemen konflik adalah untuk mencapai kinerja yang optimal
dengan cara memelihara konflik tetap fungsional dan meminimalkan akibat
konflik yang merugikan. Manajemen konflik dapat berdampak positif dan dapat pula
berdampak negatif. Dampak positif dari konflik antara lain: konflik dapat
meningkatkan kualitas keputusan organisasional, konflik dapat membuka masalah dan
menyelesaikan masalah yang sebelumnya diabaikan, konflik juga dapat mendorong
karyawan untuk lebih mengapresiasi karyawan lain sesuai dengan posisi masing-
masing dan konflik dapat mendorong munculnya ide-ide baru untuk melakukan
perubahan. Kemunculan dampak positif ini membutuhkan dukungan dari manajer
untuk secara efektif dalam mengelola konflik yang muncul dalam organisasinya. Bagi
perusahaan, hal ini tentu akan memberikan keuntungan dimana kinerja karyawan akan
mengalami peningkatan sehingga meningkatkan kualitas perusahaan. Adapun
Dampak negatif dari konflik, sebagaimana yang banyak kita lihat bahwa konflik dapat
menghasilkan emosi negatif yang kuat. Reaksi emosional ini merupakan tanda awal
akan munculnya rantai reaksi yang dapat berbahaya dalam organisasi. Selain reaksi
negatif tersebut dapat menimbulkan ketegangan, juga dapat mengalihkan perhatian
karyawan dari tugas yang sedang dikerjakannya. Pada akhirnya, konflik tersebut akan
berdampak negatif pada kinerja individu, kelompok maupun organisasi. Agar konflik
tidak menimbulkan pengaruh yang sifatnya negatif, maka konflik harus segera
diselesaikan agar tetap berada pada batas – batas kewajaran.

Konflik sebenarnya bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi


merupakan sesuatu hal yang perlu untuk dikelola agar dapat memberikan
kontribusinya bagi pencapaian tujuan organisasi. Ketika konflik dikelola secara
baik, maka dapat meningkatkan kinerja individu maupun organisasi, mendukung
percepatan pencapaian tujuan organisasi, dan menumbuhkan perubahan positif
bagi pengembangan organisasi. Konflik sesungguhnya dapat menjadi energi yang
kuat jika dikelola dengan baik, sehingga dapat dijadikan alat inovasi pemecahan
masalah. Akan tetapi sebaliknya jika tidak dapat dikendalikan mengakibatkan
kinerja organisasi rendah.

Anda mungkin juga menyukai