Anda di halaman 1dari 17

Makalah

“Konsep Vektor”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Kelas : X IPS
Kelompok 3
- Jilly. Tutu - Berry. Tombeng
- Aurelia. Polak - Israel. Mende
- Mutiara. Katuuk - Gilang. Suratinoyo
- Gerald. Matindas
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa, atas segala berkat dan rahmatnya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep vektor.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan
apa yang telah kami tulis dalam makalah ini bersumber
dari internet dan bebrapa buku.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerim segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah konsep vektor ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua, Terima kasih.
Kata Pengantar
Daftar isi :
BAB I
- Pendahuluan
1.1 Latar Belakang....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................2
BAB II
- Pembahasan
2.1 Perbedaan besaran skalar dan besaran vektor.................3
2.2 Perbedaan Vektor Komponen dan Vektor satuan..............3
2.3 Menentukan Vektor Resultan............................................4
2.4 Menentukan arah Resultan Vektor....................................7
2.5 Penggunaan vektor dalam kehidupan sehari-hari...........10
BAB III
- Penutup
3.1 Kesimpulan.......................................................................13
3.2 Saran.................................................................................13
Daftar Pustaka..........................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memasuki abad 20, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangatlah
pesat. Berbagai piranti sederhana maupun elektronik telah berhasil
dibuatuntuk memudahkan pekerjaan manusia. Keberhasilan demi keberhasilan
yang diraih manusia, tidak lepas atau bahkan sangat bergantung dari
keberadaan suatu ilmu, yakni ilmu Fisika.
Fisika memiliki kaitan erat dengan matematika. Hal ini karena matematika
mampu menyediakan kerangka logika di mana hukum-hukum fisika dapat
diformulasikan secara tepat. Definisi, teori, dan model fisika selalu dinyatakan
menggunakan hubungan matematis.
Sebagai ilmu dasar, fisika memiliki pengaruh pada banyak ilmu sains lainnya.
Salah satu contohnya pada ilmu kimia. Fisika banyak mempelajari partikel renik
semacam elektron. Bahasan tersebut ternyata juga dipelajari dan
dimanfaatkan pada ilmu kimia. Bahkan topik mekanika kuantum yang
diterapkan pada ilmu kimia telah melahirkan bidang baru yang dinamakan
kimia kuantum (quantum chemistry).
Selain itu, ilmu fisika yang diterapkan pada bidang ilmu lain ikut berperan
dalam melahirkan bidang studi baru yang menarik. Di antaranya adalah
biofisika (fisika pada ilmu biologi), geofisika (fisika pada ilmu bumi), fisika
medis (fisika pada ilmu kedokteran), dan yang lebih baru adalah ekonofisika
(fisika pada ilmu ekonomi).
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keteraturan alam semesta dan sebisa
mungkin memanfaatkan keteraturan ini untuk dua hal, yaitu menemukan
keteraturan lainnya di alam semesta yang belum ditemukan dan
memanfaatkan keteraturan yang telah ditemukan untuk menjadi bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Tanpa ada penemuan tentang keteraturan lensa,

1...
maka tidak mungkin di temukan planet-planet, tanpa ditemukannya planet-
planet, tidak mungkin ditemukan Hukum-hukum Kepler, tanpa ditemukan
Hukum Kepler, maka tidak mungkin ditemukan hal-hal penting lainnya di tata
surya, dan hal-hal ini masih terus berlanjut, keteraturan yang telah ditemukan
akan menjadi dasar untuk menemukan keteraturan-keteraturan lainnya.
Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal
itulah yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya
dapat memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor?
2. Apakah perbedaan dari vektor komponen dan vektor satuan?
3. Bagaimana menentukan vektor resultan?
4. Bagaimana menentukan arah vektor?
5. Bagaimana pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari – hari?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan dari besaran skalar dan besaran vektor.
2. Untuk mengetahui perbedaan dari vektor satuan dan vektor komponen.
3. Untuk mengetahui cara menentukan vektor resultan.
4. Untuk mengetahui caramenentukan arah vektor.
5. Untuk mengetahui pengaplikasian vektor dalam kehidupan sehari – hari.

2...
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Besaran Skalar dan Besaran Vektor


Besaran Skalar adalah besaran yang memiliki besar namun tidak memiliki
arah.Besaran-besaran dalam fisika yang sudah kita kenal seperti massa,
panjang, waktu , dan yang lainnya dinyatakan dengan sutu angka yang
biasanya diikuti dengan suatu satuan. Sebagai contoh, massa suatu benda
sama dengan 4 kg. Besaran-besaran seperti itu tidaklah mempunyai arah,
sehingga disebut dengan besaran skalar. Dikatakan tidak mempunyai arah,
karena besaran-besaran tersebut bernilai sama ke senua arah/orientasi.
Perhitungan pada besaran skalar meliputi operasi-operai matematik seperti
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.Sedangkanbesaran
Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah (Kamajaya,2007:50).
Seperti contoh saat mobil bergerak 100 km/jam ke timur, 100km/jam ke utara,
dan lain sebagainya. Kecepatan merupakan salah satubesaran vektor, jadi
harus dinyatakan oleh nilai dan arahnya.

2.2 Perbedaan Vektor Komponen dan Vektor Satuan


Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus
(Kanginan,2002:77). Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah
sumbu x, sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian
inilah yang disebut dengan vektor komponen. Vektor yang terletak di sumbu x,
disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu
y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Besar dari vektor komponen
tergntung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya selalu diketahui dan
konstan.
Vektor satuan (unit vector) adalah vektor yang besarnya satu
satuan(Istiyono,2004:32). Vektor satuan berfungsi untuk menyatakan arah dari

3...
vektor dalam ruang, dimana vektor satuan arahnya sejajar sumbu koordinat,
dan pertambahannya juga sejajar sumbu koordinat. Dalam koordinat kartesian
xyz, vektor satuan biasanya dilambangkan dengan vektor satuan i untuk sumbu
x positif, vektor satuan j untuk sumbu y positif dan vektor satuan k, untuk 3
dimensi. Jika dituliskan, vektor satuan pada koordinat kartesian
dinyatakandengan , , atau A, B, C. Dengan demikian, jelaslah perbedaan
vektor komponen dan vektor satuan.

2.3 Menentukan Vektor Resultan


Hasil penjumlahan ataupun hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih
disebut resultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan, terdapat 2
metode, yakni metode grafis dan metode analitis. Metode grafis dapat dibagi
menjadi 3 metode yakni metode segitiga, metode jajar genjang dan metode
polygon. Metode analitis juga dapat dibagi menjadi 3, yakni metode sinus,
metode kosinus dan metode vektor komponen. Metode vektor yang lazim
digunakan adalah metode jajar genjang untuk menentukan resultan 2 buah
vektor dan metode vektor komponen untuk menentukan resultan banyak
vektor.
2.3.1 Metode Jajar Genjang
Seperti yang sudah diulas sebelumnya, metode jajar genjang digunakan untuk
menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu lukisan, yang nantinya akan
berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah vektor. Aturan
menentukan vektor resultan dengan metode jajar genjang adalah sebagai
berikut.
1. Lukislah vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O

Gambar. 2.1 Metode Jajar Genjang


4...
2. Buatlah jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2

Gambar. 2.2 Metode Jajar Genjang

3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor


F1dan vektor F2

Gambar. 2.3 Metode Jajar Genjang


4. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1

2.3.2 Metode Segitiga


1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O

Gambar. 2.4 Metode Segitiga

5...
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
Gambar. 2.5 Metode Segitiga
3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1

2.3.3 Metode Poligon


Jika ada tiga vektor atau lebih, anda tidak mungkin menjumlahkan vektor-
vektor tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh
karena itu harus digunakan metode segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya,
perhatikanlah gambar berikut

Gambar. 2.6 Metode Poligon


Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya.
Adapun resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar 2.7
berikut

Gambar. 2.7 Metode Poligon

6...
Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor mengguanakan
metode poligon :
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di O
2. Lukislah vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1
3. Lukislah vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2
4. Hubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3. Lukis garis
penghubung antara titik tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini
merupakan resultan vektor F1, F2, dan F3.

2.4 Menentukan Arah Resultan Vektor


Untuk menentukan arah resultan vektor, terhadap salah satu vektor
penyusunnya, dapat digunakan persamaan sisnus.
Perhatikanlah gambar 2.8

Gambar. 2.8 Menentukan Arah Resultan Vektor

2.4.1 Perkalian Titik (Dot Product)


Perkalian titik dua buah vektor merupakan perkalian skalar dari dua vektor
tersebut. Hal ini disebabkan karena hasil kali titik dari dua buah vektor
menghasilkan bilangan skalar . Hasil perkalian titik dari dua buah vektor A dan
B misalnya kita sebut C dapat dinyatakan dengan suatu persamaan berikut

7...
Gambar. 2.9 Perkalian Vektor

Berikut adalah simulasi perkalian titik dua buah vektor

Gambar. 2.10 Perkalian 2 Buah Vektor

2.4.2 Perkalian Silang (Cross Product)


Perkalian silang dari dua buah vektor akan menghasilkan sebuah vektor baru,
sehingga perkalian silang dua buah vektor juga disebut dengan perkalian
vektor. Hasil perkalian silang vektor A dan vektor B (dibaca A cross B)
menghasilkan vektor C. Vektor C yang dihasilkan ini selalu tegak lurus dengan
bidang yang dibentuk oleh vektor A dan vektor B
C=AXB
Adapun arah vektor C akan mengikuti aturan putaran skrup, seperti tampak
pada gambar berikut..

8...
Gambar. 2.14 Perkalian Silang Vektor

Berikut adalah simulasi perkalian silang dua buah vektor

Gambar. 2.15 Perkalian Silang Vektor

9...
2.5 Penggunaan Vektor Dalam Kehidupan Sehari – Hari
Berikut adalah beberapa contoh dari kehidupan manusia yang berhubungan
dengan vektor.
1. Ketika penerjun menjatuhkan diri dari pesawat, tempat ia jatuh tidak
tepat di bawah pesawat, tetapi jauh melenceng karena adanya dua vektor gaya
yaitu gaya gravitasi dan gaya dorong angin.

Gambar 2.16 penerjun payung


2. Saat perahu menyebrangi sebuah sungai, makan kecepatan gerak perahu
yang sebenarnya merupakan kecepatan gerak perahu dan kecepatan air

Gambar 2.17 perahu menyebrangi sungai


3. Dalam suatu kejadian seorang pemanah menarik anak panah dari busunya
sebenarnya arah gerak anak panah merupakan penjumlahan vektor gaya tarik
tali dari kedua ujung busur tersebut.

10...
Gambar 2.18 Pengaplikasian Vektor
4. Pesawat terbang yang ingin terbang dan tinggal landas menggunakan
metode vektor, sehingga ketika turun tidak langsung jatuh kebawah, tapi
melalui arah vektor yang disesuaikan. Dengan demikian orang-orang yang
berada didalamnya pun tidak jatuh atau terombang-ambing.

Gambar 2.19 pesawat


5. Metode vektor juga diaplikasikan terhadap orang yang sedang bermain
layang-layang. Sehingga arah layang-layang yang sedang terbang tidak lurus
terhadap orang yang memegang tali layangan. Dengan demikian orang
tersebut dapat melihat layangan lebih jelas karena ada pengaruh vektor.

Gambar 2.20 Pengaplikasian Vektor

11...
6. Pada saat seorang anak bermain jungkat-jungkit, pada bidang miring
menggunakan gaya vektor, sehingga anaak tersebut tidak jatuh dari bidang
miring itu.

Gambar 2.21 Pengaplikasian Vektor


7. Seorang pilotpada pesawat terbang menggunakan komputer navigasi yang
dihubungkan dengan cara vektor, sehingga seorang pilot yang mengemudi
tidak salah arah atau berpindah di tempat yang tidak diinginkan.

Gambar 2.22 Pengaplikasian Vektor

12...
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni
1. Perbedaan besaran scalar dan besaran vektor adalah, besaran vektor
memiliki arah sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
2. Perbedaan vektor satuan dan vektor komponen adalah vektor satuan
merupakan vektor yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian,
sedangkan vektor komponen adalah vektor uraian atau proyeksi tegak lurus
suatu vektor pada sumbu xyz koordinat kartesian.
3. Cara menetukan vektor resultan ada 2 cara, yakni metode jajar genjang
untuk 2 vektor, dan metode vektor komponen untuk 2 atau lebih vektor.
4. Untuk menentukan arah resultan vektor terhadap salah satu vektor
penyusunnya dapat menggunakan persamaan sisnus, Perkalian titik dua buah
vektor jika hasil kali titik dari dua buah vektor menghasilkan bilangan skalar,
dan Perkalian silang dari dua buah vektor yang akan menghasilkan sebuah
vektor baru.
5. Vektor merupakan salah suatu metode yang bermanfaat bagi kehidupan
sehari – hari, seperti : Bermain layang - layang, bermain jungkat -
jungkit, panahan, terjun payung, perahu menyebrangi sungai berarus.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan
pekerjaan masyarakat, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan
taraf hidup bangsa dan negara.

13...
DAFTAR PUSTAKA

Istiyono, Edi.2004.Fisika untuk SMA Kelas X.Jakarta : Intan Pariwara.


Kamajaya.2007.Cerdas Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media
Pratama.
Kanginan, Marthen.2002.Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Tipler, Paul A.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Penerbit
Erlangga

14...

Anda mungkin juga menyukai