Anda di halaman 1dari 18

ELEKTRONIKA INDUSTRI

DCS (DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1
KELAS A1

Hendra Aryanto ( 180130005 )


Rizky Wahyuri ( 180130007 )
Nuri Astuti ( 180130017 )
Nabila Mutiara Sari ( 180130018 )
Fadilatus sabarina AR hrp ( 180130038 )
Yosi Handika ( 180130033 )
Qurrata Aini ( 180130035 )
Urfan Wahyan Wahid ( 180130039 )

DOSEN PEMBIMBING
Faizar.,ST.,M.Eng

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK INDUSTRI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang “DCS (DISTRIBUTED CONROL
SISTEM”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang manajemen
sumber daya manusia berbasis kompetensi dan professional ini dapat
memberikan.manfaat.maupun.inpirasi.terhadap.pembaca.

Aceh Utara, 6 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian DCS ............................................................................................. 3
2.2 Perkembangan DCS ...................................................................................... 4
2.3 Fungsi Dan Cara Kerja DCS ......................................................................... 4
2.4 Komponen Dasar DCS .................................................................................. 5
2.5 Fungsi Control Yang Bisa Diaplikasikan DCS ............................................. 7
2.6 Back-Up Dan Re Store Dcs System .............................................................. 9
2.7 Maintenance Untuk DCS........................................................................ 10
2.8 Kelebihan dan kekurangan DCS ............................................................ 11
2.9 Aplikasi DCS .......................................................................................... 11
BAB III ................................................................................................................. 14
KESIMPULAN ..................................................................................................... 14
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring perkembangan zaman, seluruh teknologi terus mengalami
perkembangan terutama di bidang industri.Perkembangan tersebut terlihat di
industri pabrik, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan
manusia, kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-
mechanic (semi otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full
automatic).

Model apapun yang digunanakan pada sistem otomasi pabrik tersebut


tergantung pada keandalan peralatan kendalinya. Penggunaan relay konvensional
untuk pabrik dengan produksi skala yang cukup besar kurang effisien dalam
berbagai hal seperti : panel yang cukup besar untuk belitan relay, keandalan kontak
– kontak untuk produksi kapasitas besar, serta fleksibilitas dari kerja kontak
tersebut. Untuk menggantikan relay konvensional tersebut dapat menggunakan alat
bernanadan Distribute Control System (DCS), dimana DCS merupakan suatu
sistem yang mendistribusikan berbagai fungsi yang digunakan untuk
mengendalikan berbagai variabel proses dan unit operasi proses menjadi suatu
pengendalian yang terpusat pada suatu control room dengan berbagai fungsi
pengendalian, monitoring dan optimasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebgai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan DSC(Distributed Control System)?


2. Bagaimana perkembangan dari DCS ?
3. Bagaimana fungsi dan cara kerja dari DCS ?
4. Apa saja komponen dasar dari DCS?
5. Apa fungsi control yang bisa diaplikasikan DCS ?
6. Apa itu Back-p Dan Re Store Dcs System ?
7. Apa itu maintenance Untuk DCS ?
8. Apa kelebihan dan kekrangan DCS ?

1
9. Bagaimana Aplikasi pada DCS ?

1.3 Tujuan Masalah


Adapun Tujuan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan DCS(distributed control system)


2. Untuk mengetahui perkembangan dari DCS
3. Untuk mengetahui fungsi cara kerja dari DCS
4. Untuk mengetahui komponen dasar dari DCS
5. Untuk mengetahui control yang bisa diaplikasikan DCS
6. Untuk mengetahui Back-up dan Re Store Dcs System
7. Untu mengetahui Maintenance DCS
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekuranan DCS
9. Untuk mengetahui Aplikasi pada DCS

BAB II

2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian DCS
DCS (Distributed Control System) adalah suatu pengembangana system
control dengan mengunakan computer dan alat elektronik lainnya agar didapat
suatu pengontrol suatu loop system lebih terpadu dan dapat dilakukan oleh semua
orang dengan cepat dan mudah.
Untuk memahami suatu system Control dengan DCS kita harus mengerti
dulu apa yang disebut dengan loop system dimana pada suatu loop system terdiri
dari :
1. Alat pengukur ( Sensor Equiment)
2. Alat Control untuk penganturan Proses (Controler)
3. Alat untuk aktualisasi ( Actuator)
Untuk lebih jelas bias dilihat pada gambar loop control dibawah ini

Sistem control otomatis pada mulanya berawal dari sitem control manual
yang berasal dari control menggunakan system pneumatic. Penggunaan system
pneumatic pada saat ini sangat memerlukan cost biaya yang cukup besar karena
pada saat instalasi system control pneumatic cenderung lebih rumit dan
memerlukan jalur pipa pneumatic untuk satu control loop.
Sebelum berkembang menjadi system DCS ( Distributed Control System)
sebelumnya dikenal nama SENSOR CONTROLER ACTUATOR DDC (Digital
Data Control ) Perkembangan dari DDC menjadi DCS hanya sekitar lima tahun saja
hal ini disebabkan karena perkembangan teknologi elektronik dan komputerisasi
yang cukup pesat di saat sekarang.
DDC menggunakan System elektronik yang menggunakan system cabin
area dimana pengukuran dan control ditaruh dalam satu ruangan sehingga bias
dimasukan menjadi satu data analog yang lalu diatampilkan pada layer operator.

3
Pada system DCS hasil pengukuran proses dan pengontrolan dimasukan
dalam satu syatem CPU yang data langsung bisa dilihat operator dan untuk action
yang diperlukan untuk suatu loop bisa langsung diatur secara automatis karena
dalam computer sudah ada system pengontrolan yang diperlukan oleh proses
tersebut.

2.2 Perkembangan DCS


Perkembangan sistem control terdistribusi diawali oleh sistem kontrol yang
dikendalikan oleh komputer. Aplikasi awal komputer dalam bidang kontrol proses
dimulai pada sistem kontrol survisi dan monitoring pada stasiun pembangkit sistem
tenaga listrik sekitar tahun 1985 di Amerika serikat. Evolusi selanjutnya adalah
penggunaan komputer pada loop kontrol ( dikenal dengan nama DDC- Direct
Digital Control) yang pertama kali diinstal di perusahaan petrokimia, inggris sekitar
tahun 1962. DCS ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari sistem kontrol
DDC , Kemunculan DCS diikuti oleh perusahaan jepang Yokogawa. Yang
mengeluarkan produk dengan nama CENTUM. Selanutnya perusahaan USA
Bristol mengenalkan produk DCS dengan nama UCS 3000.

2.3 Fungsi Dan Cara Kerja DCS


2.3.1 Fungsi DCS:
 DCS berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol suatu loop system
dimana satu loop bisa terjadi beberapa proses control.
 Berfungsi sebagai pengganti alat alat control manual dan auto yang terpisah-
pisah menjadi suatu kesatuan sehingga lebih mudah untuk pemeliharaan dan
penggunaanya
 Sarana pengumpul data dan pengolah data agar didapat suatu proses yang
benar-benar diinginkan.

Filosopi DCS dalam perencanaannya


 Itegration
 Distribution
 Reliability

4
 Opennes
 User friendliness
 Investment security & Expandbility
2.3.2 Cara Kerja DCS
DCS sebagai suatu system control otomatis bekerrja dengan cara
1. Mengumpulkan data yang diterima dari lapangan
2. Mengolah data tersebut menjadi sebuah signal standart
3. Mengolah data signal standart yang didapat dengan system pengontrolan yang
berlaku sehingga bisa diterapkan untuk mendapatkan nilai yang cocok untuk
koreksi signal
4. Bila terjadi error atau simpangan data maka dilakukan koreksi dari data yang
didapat guna mencapai nilai standar yang dituju
5. setelah terjadi koreksi dari simpangan data dilakukan pengukuran atau
pengumpulan data ulang dari lapangan
2.4 Komponen Dasar DCS
1. Analog Input
Analog input adalah komponen dari system DCS dimana bagian ini
berfungsi untuk mengumpulkan data data dari lapangan yang bersifat analog.
Untuk penggunaan signal analog yang standart dipakai untuk pengambilan
data adalah 4-20mA atau 1-5 VDC signal standar ini didapat dari
sensor/transmitter yang berada di field yang yag ditransfer melalu junction
box.
Untuk pengukuran signal standar dapat dijadikan acuan berapa
pembacaan sensor yang terjadi di lapangan.Seperti contoh sebagai berikut :
4 mA = 0 % Pembacaan Sensor
12 mA = 50 % Pembacaan Sensor
20 mA = 100 % Pembacaan Sensor

2. Analog Output
Analog output adalah komponen DCS yang berfungsi untuk
menyalurkan data dari pengolahan yang dilakukan oleh controller ke actuator
signal analog yang diberikan ke actuator adalah signal yang standart sama

5
dengan signal dari analog input yaitu 4-20 mA atau 1-5 VDC yang berfungsi
untuk signal koreksi ke aktuator
3. Controler
Bagian yang paling penting dalam sistem DCS adalah controler, dimana
alat ini berfungsi sebagai alat control untuk memberikan signal koreksi yang
terjadi apabila hasil pengukuran dari input analog ataupun digital tidak sesuai
dengan nilai set point yang telah ditetapkan atau disebut error.
Set Point  Measurement Variable adalah Eror Untuk memperbaiki
error tesebut controler melakukan perhitungan dengan cara pengontrolan
memberikan Propotional Integral atau derivative perhitungan ini bisanya
digunakan bagi sistem yang continous dan sangat sensitive sehingga error
bisa dihilangkan dengan cepat dan baik. Selain menggunakan PID ada juga
sistem pengontrolan sederhana untuk yaitu dengan ON- OFF control yaitu
hanya untuk pengontrolan yang tidak continous atau biasanya digunakan
untuk pengontrolan sistem digital.
4. Digital Input
Bagian dari DCS yang berfungsi untuk mengumpulkan data digital
dimana data yang didapat adalah signal digital hanya berupa signal open atau
close.
Dimana ;
1 VDC = Close atau “0”
5 VDC = Open atau “1”
5. Digital Output
Komponen dari sistem DCS yang berfungsi untuk mentransferkan hasil
pengolahan data kontroler yang berupa data digital ON-OFF signal pada alat-
alat komponen pengaturan yang ada dilapangan Field, Signal yang ditransfer
adalah signal digital yaitu sesuai click 0 atau 1 dimana posisi 0 bisa disebut
Off dan untuk 1 bisa disebut ON, Sedangkan untuk bila kita ukur maka
tegangannya sama denga Digital input yaitu 0-5 Vdc.
6. Sensor /Transmiter
Sensor adalah alat ukur yang dipasang dilapangan, pada saat ini sebuah
sensor bisa juga disebut transmiter sebab selain dapat mengukur suatu besaran

6
proses alat ini bisa juga memberikan signal (transmit) ke alat yang lain. Untuk
Pengukuran pada proses signal yang dihasilkan adalah signal analog atau
digital sesuai dengan kebutuhan dari control yang akan dilakukan, Hasil
pengukuran analog akan masuk ke analog input untuk diolah berapa hasil
pengukurannya dan untuk signal digital akan masuk ke digital input yang
selanjutnya data akan diolah oleh controller.
7. Actuator
Actuator adalah alat yang berfungsi sebagai alat aktualisasi untuk
melakukan koreksi yang terjadi dari error yang terjadi pada saat pengukuran
yang dimana actuator ini menerima signal controler untuk memperbaiki error
yang terjadi. Salah satu contoh actuator adalah control valve untuk analog
control dan Motor control untuk Digital control
Berikut ini adalah daftar board yang ada di DCS dan QCS yang
digunakan untuk pengendalian alat instrumen dan Elektrik.

8. Operator Station
Operator station sebagai suatu alat komunikasi antara operator dan
teknisi pada sistem DCS atau bisa juga disebut consule. Operator station ada
2 macam yaitu Operator station untuk Operasional kerja yang harus on line
pada jaringan DCS dan Engineering Station yang berfungsi untuk proses
maintenance pada sistem DCS sehingga bisa membuat Sebuah data base atau
PC Program tidak secara ON line. Pada Opertor Station harus dilaksanakan
back Up hal ini untuk mencegah terjadi kehilangan data pada sistem DCS di
Consule tersebut dan Restore bila diperlukan.

2.5 Fungsi Control Yang Bisa Diaplikasikan DCS


Dalam control DCS pada dasarnya digunakan untuk suatu sistem
pengendalian alat-alat agar bisa dikendalikan secara elekronik menggunakan signal
standar yang ada dan bisa diaplikasikan sebagai berikut
1. Control Single Loop

7
Pengontrolan yang dapat dilakukan oleh DCS bisa melakukan pengaturan
untuk alat dalam satu rangkaian loop satu atau lebih. Single Loop adalah
sistem kontrol yang melakukan pengaturan dimana dari hasil pengukuran
langsung dikontrol dan hasil perhitungan dari koreksi error akan ditransfer
ke actuator sebagai umpan balik . Single loop ini bisajuga disebut juga
sistem pengendalian feedback.
2. Control Cascade
Control cascade adalah sistem pengendalian yang dapat dilakukan oleh
sistem DCS dimana hal ini diperlukan pada suatu loop control yang
membutuhkan satu sistem pengontrolan yang bertingkat contoh pada paper
machine adalah heat exchanger. Pengendalian sering juga disebut
pengendalian master dan slave dimana master sebagai pengontrol pertama
sedangkan slave sebagai pengendali kedua yang mendapat signal input
remote dari master loop

3. Control Batch
Pengendalian sistem batch adalah sistem pengendalian yang terjadi karena
proses operasinya mengalami shutdown dan start up secara berulang-ulang
dengan hasil yang terbatas sesuai dengan pesanan dari konsumen. Sistem
pengendalian batch pada DCS berfungsi menjaga agar kontrol tidak menjadi
saturasi sehinga pada saat kontrol akan dijalankan kembali alat actuator bisa
berada pada posisi stand by sesuai dengan kebutuhan produk yang akan
dibuat. Pengunaan sistem batch pada DCS di paper machine adalah untuk
menjaga alat kontrol bisa bekerja dengan baik apabila mesin stop untuk
mengganti produk karena dengan sistem ini operator tinggal memasukan set
point yang ingin dicapai sesuai target produksi sistem langsung mereset SP
dan memberikan signal koreksi pada actuator
4. Control Selektif
Pengendalian selektif adalah suatu sistem pengendalian dimana ada satu
buah proses yang memiliki dua manipulated variabel ( alat ukur ) dengan
hanya ada satu control variabel (actuator). Pengendalian selektif ini
menggunakan High dan Low signal Selector yang dilambangkan dengan “”

8
untuk high. Pengendalian selektif ini bekerja agar suatu proses bisa berjalan
dengan baik misal untuk suatu tangki yang akan akan dialirkan dengan suatu
pompa, mengunakan level transmiter dan untuk mengisi tangki digunakan
flow control hal ini diperlukan agar tangki tidak meluap, dengan sistem
pengendalian selektif dapat ditetukan kapan control valve harus buka atau
menutup dengan signal dominan yang berasal level dan flow meter.
5. Control Ratio
Pengendalian ratio adalah sistem pengendalian yang lazim dipakai di suatu
proses yang menghendaki komposisi campuran dua komponen atau lebih
dengan suatu perbadingan tertentu. Contoh control ratio adalah pencapuran
chemical A dan B dengan perbandingan tertentu, dimana hasil perbandingan
yang dikehendaki harus selalu sama, maka didapat nila K = A/B

2.6 Back-Up Dan Re Store Dcs System


A. Back Up DCS
Agar suatu sistem bisa bekerja dengan aman dan apabila ada kerusakan pada
suatu sistem komputer diperlukan sistem back up atau penyimpanan data yang
terpakai. Data tersebut akan digunakan apabila terjadi kerusakan pada sistem
komputer di DCS Di sistem DCS ada 2 buah jenis back up yang harus dilakukan
untuk menjaga data agar bisa terpakai pada saat kritis dan yang terbaru yaitu :
1. Back Up OS ( Operator Station) yaitu melakukan back up dengan
mengambil data ke tape dari OS yang ada, hal ini diperlukan apabilal OS
mengalami kerusakan data bisa mengunnakan data up to date sehingga tidak
perlu membuat display baru.
2. Back UP Master Piece Yaitu melakukan back up pengumpulan data dari
master piece mennggunakan On line Builder system. Data ini digunakan
bila master piece mengalami hang, data ini diperlukan untuk menjaga agar
tidak perlu mengubah data yang ada bisa langsung digunakan. Selain
melakukan back Up yang harus dilakukan untuk menjaga data adalah
dengan cara melakukan restrore yaitu proses memasukan data yang sudah
di back up. Restore ada 2 jenis juga yaitu restore untuk master piece dan

9
restrore untuk DCS hal ini dilakukan agar data bisa Up to date dan tidak
menggangu sistem yang ada sehingga proses bisa berjalan terus.
2.7 Maintenance Untuk DCS
Agar sistem pengendalian DCS bisa berjalan dengan baik dan dapat digunakan
pada waktu yang cukup lama diperlukan sistem maintenance (pemeliharaa) yang
harus dilakukan baik itu oleh teknisi ataupun operator Maintenance yang harus
dilakukan antara lain :
1. Back Up data
Pemeliharaan untuk DCS dengan Back up data adalah untuk mendapatkan
data-data original atau data yang telah dimodifikasi. Data back up ini
diperlukan apabila mesin mati atau data di DCS hilang maka data tersebut
bisa digunakan untuk mengembalikan control DCS yang ada ke kondisi
awal sesuai dengan data back up yang dimiliki. Dengan adanya data back
up teknisi atau operator tidak harus melakukan setting ulang control
(tunning) sehingga proses bisa tetap jalan.
2. Maintenance junction box
Pemeliharan junction Box perlu dilakukan agar signal yang diterima atau
dikirim dari DCS ke lapangan untuk proses pengendalian bisa tetap baik
dan normal. Apabila junction box kotor maka akan mengakibatkan koneksi
yang ada di panel tersebut akan terganggu hal ini bisa mengakibatkan
perubahan signal yang dikirim atau diterima oleh DCS, serta dengan
pemeliharaan pada junction box yang baik akan segera diketahui
sambungan- sambungan yang rusak yang akan menghambat proses
pengendalian dari DCS
3. Maintenance operator station
Pemelihaan yang dilakukan untuk operator station yang dilakukan teknisi
untuk menjaga performa dari OperatorStation adalah
1. Membesihkan operator station
2. Melakukan Back up data Operator station
3. Melakukan Restore data untuk Operator station
4. Melakukan pengechekan jalur komunikasi

10
5. Memperbaiki display OS yang sudah tidak sesuai dengan kondisi yang
ada dilapangan
4 Restrore data
Restore data adalah suatu cara untuk memasukan kembali data-data hasil
back up yang telah dilakukan oleh teknisi atau operator dengan prosesur
yang telah dijelaskan sebelumnnya. Fungsi restore data ini agar data bisa
kembali ke setinggan sebelumnya atau ada masalah pada data di DCS
sehingga terjadi “Hang” sehingga data bisa diselamatkan dan digunakan
kembali setelah reset DCS dilakukan.
5 Maintenance System komunikasi antar DCS dan Operator station
Untuk pemeliharaan sistem komunikasi diperlukan agar antara operator
station dan kontroler atau DCS bisa bekerja dengan baik yaitu dengan cara:
1. Check Signal standar yang dipancarkan
2. Test Loop feed back TCP/IP
3. Check conection unit dengan melihat bit data yang ditransfer di
conection unit
6 Reset Reset dilakukan apabila terjadi hang pada DCS pada saat
pengendalian atau hang yang terjadi pada operator station
2.8 Kelebihan dan kekurangan DCS
Kelebihan DCS
1. Fungsi control terdistribusi diantara FCS
2. Sistem redundancy tersedia di setiap level
3. Modifikasi interlock sangat mudah dan fleksible
4. Informasi variable proses dapat ditampilkan sesuai dengan keinginan user
5. Maintenance dan troubleshooting menjadi lebih mudah
Kekurangan DCS
1. Time sampling yang terbatas (umumnya 200-500 mS).
2. Harga yang mahal.

2.9 Aplikasi DCS


Istilah DCS sangat luas dan digunakan untuk berbagai keperluan di industri
untuk melakukan monitoring dan pengendalian peralatan yang terdistribusi.

11
Distributed Control System (DCS) digunakan untuk pengendalian proses produksi
yang mempunyai karakteristik dimana proses produksi berlangsung secara kontinu
(terus-menerus) dan terdapat banyak proses yang tersebar secara geografis. Selain
proses kontinu, DCS juga banyak diaplikasikan pada kontrol proses jenis semi
kontinu atau batch. Contoh industri yang proses produksinya berlangsung secara
kontinu 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu secara terus menerus adalah industri
penambangan minyak dan gas dan pembangkit tenaga listrik. Sedangkan industri
yang proses produksinya berlangsung secara batch diantaranya adalah industri
semen, industri makanan dan minuman, industri petro kimia, industri obat– obatan,
peleburan besi dan industri kertas. DCS merupakan suatu pengembangan sistem
kontrol digital dengan mengunakan komputer dan peraralan elektronik lainnya agar
didapat suatu pengontrol suatu loop sistem lebih terpadu dan dapat dilakukan oleh
semua orang dengan cepat dan mudah. DCS dapat digunakan untuk mengontrol
proses produksi di industri baik dalam skala kecil, menengah maupun besar.
Aplikasi sistem kontrol di industri mengalami perkembangan sesuai dengan
teknologi pada jamannya. Perkembangan sistem kontrol proses di dunia industri
ditandai dengan perkembangan:
• Sistem Kontrol Berbasis Pneumatic
Sistem kontrol pneumatic banyak digunakan di dunia industri sejak lama
karena berbagai kelebihan sistem pneumatic. Sistem control pnematik
menggunakan udara bertekanan untuk menggerakkan piston yang akan
menggerakkan actuator dalam melakukan aksi kontrol.
• Sistem Kontrol Elektronik Analog
Kontrol elektronik merupakan suatu rangkaian elektronika yang dirancang
dan digunakan untuk mengendalikan peralatan listrik seperti lampu, motor listrik
dan peralatan listrik dan elektronika lainnya. Pengendali elektronik biasanya
digunakan untuk menghidupkan, mematikan, merubah putaran motor, meredupkan
atau menerangkan lampu, mengubah kecepatan motor, menghidupkan selama
selang waktu tertentu, menghidupkan dengan hitungan (counter) serta pengendalian
berdasarkan logika. Untuk dapat merancang dan membuat rangkian pengendali
elektronik dibutuhkan komponen-komponen tronika baik komponen pasif maupun
komponen aktif. Salah satu komponen yang banyak digunakan adalah transistor,

12
SCR, Diac dan Triac. Transistor banyak dimanfaatkan sebagai saklar elektronik
yang dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis.
Contoh penggunaan transistor sebagai saklar otomatis adalah pada aplikasi
pengering tangan yang banyak dijumpai di restoran dan toilet di Mall. Pengering
tangan menggunakan prinsip kerja saklar otomatis sederhana dimana pada sisi
basisnya disambung dengan sensor LDR (Light Diode Resistor). Pada saat tangan
kita mendekati atau menutupi LDR maka peralatan akan aktif untuk mengaktifkan
pemanas dan memutar kipas, sebaliknya pada saat tangan kita dilepas maka saklar
akan off. Pengaturan elektronika lain yang banyak dijumpai adalah pengaturan
kecepatan putaran motor. Rangkaian di bawah ini adalah kontrol putaran motor DC
dengan menggunakan transistor. Pengaturan kecepatan dilakuan dengan mengatur
nilai resistansi pada potensiometer,
• Sistem Kontrol Elektronik Digital
Seiring dengan penemuan bahan semikonduktor, perkembangan sistem
kontrol analog mulai bergeser pada sistem kontrol digital. Dengan komponen
semikonduktor, paradigma sistem kontrol proses di industri mulai bergeser pada
pemanfaatan switching sebagai dasar utama kontrol proses. Sistem kontrol
Elektronika Digital banyak menggunakan piranti semikonduktor seperti Transistor
(BJT, FET), Dioda, IGBT, SCR, Diac, Triac dan komponen terintegrasi dalam
bentuk IC (Integrated Circuit) maupun mikrokontroler dan mikroprosesor.
Perkembangan hardware yang semakin canggih menjadikan sistem kontrol digital
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
• Sistem Kontrol Supervisory Computers
Perkembangan teknologi di bidang hardware dan software komputer,
menjadikan kecenderungan perubahan sistem kontrol proses di industri. Berbagai
peralatan perlu dikendalikan dengan komputer untuk memudahkan pengendalian
dan mendapatkan kualitas produk yang lebih baik. Sistem kontrol berbasis
komputer bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam proses produksi guna
mendapatkan keuntungan kompetitif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
dengan meningkatkan kualitas proses produksi untuk mendapatkan produk yang
berkualitas dan meminimalkan produk cacat. Efisiensi produksi meliputi area yang
luas seperti :

13
o Kecepatan dimana peralatan produksi dan line produksi dapat diset
untuk membuat suatu produk.
o Menurunkan biaya material dan upah kerja dari suatu produk.
o Meningkatkan kualitas dan menurunkan reject.
o Meminimalkan downtime dari mesin produksi.
o Biaya peralatan produksi murah.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN

 DCS (Distributed Control System) adalah suatu pengembangana system


control dengan mengunakan computer dan alat elektronik lainnya agar
didapat suatu pengontrol suatu loop system lebih terpadu dan dapat dilakukan
oleh semua orang dengan cepat dan mudah.
 Perkembangan sistem control terdistribusi diawali oleh sistem kontrol yang
dikendalikan oleh komputer. Aplikasi awal komputer dalam bidang kontrol
proses dimulai pada sistem kontrol survisi dan monitoring pada stasiun
pembangkit sistem tenaga listrik sekitar tahun 1985 di Aerika serikat

14
 DCS berfungsi sebagai alat untuk melakukan kontrol suatu loop system
dimana satu loop bisa terjadi beberapa proses control.
 Berfungsi sebagai pengganti alat alat control manual dan auto yang terpisah-
pisah menjadi suatu kesatuan sehingga lebih mudah untuk pemeliharaan dan
penggunaanya
 Sarana pengumpul data dan pengolah data agar didapat suatu proses yang
benar-benar diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://dillastr.blogspot.com/2017/05/distributed-control-system-dcs.html
https://id.scribd.com/doc/65620779/Materi-Kuliah-DCS

15

Anda mungkin juga menyukai