Anda di halaman 1dari 11

LogoSearch

LAPORAN PENDAHULUAN PROLAPSUS UTERI

HomeDocumentsLaporan Pendahuluan PROLAPSUS UTERI

Published on

14-Sep-2015

View

324

Download

35

PROLAPSUS UTERIBAB ITINJAUAN TEORIA. PENGERTIANProlapsus uteri adalah turunnya uterus dari
tempat yang biasa oleh karena kelemahan ototatau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya.
Atau turunnya uterus melalui dasarpanggul atau genitalis (Wiknjosastro, 2007).Prolapsus uteri adalah
suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus genitalis. Prolapsusuteri lebih sering ditemukan pada
wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan wanita yangbekerja berat. Pertolongan persalinan yang
tidak terampil seperti memimpin meneran pada saatpembukaan rahim belum lengkap, perlukaan jalan
lahir yang dapat menyebabkan lemahnyajaringan ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memicu
terjadinya prolapsus uteri.Prolapsus uteri adalah suatu keadaan yang terjadi akibat otot penyangga
uterus menjadikendor sehingga uterus akan turun atau bergeser ke bawah dan dapat menonjol keluar
darivagina. Pada kasus ringan, bagian uterus turun ke puncak vagina dan pada kasus yang sangatberat
dapat terjadi protrusi melalui orifisium vagina dan berada di luar vagina. (Marmi, 2011)B.
ETIOLOGIBeberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolapsus uteri antara lain:1. Partus yang
berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit merupakanpenyebab prolapsus
genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lainadalah tarikan janin pada
pembukaan belum lengkap. Bila prolapsus uteri dijumpai padanulipara, faktor penyebabnya
adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjanguterus (Wiknjosastro, 2007).2. Faktor
penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopouse. Persalinan yang lama dansulit, meneran
sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pad kala II,penatalaksanaan
pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik. Pada

menopouse, hormon estrogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atrofidan
melemah (Wiknjosastro, 2007).C. PATOFISIOLOGIProlapsus uteri terdapat dalam beberapa tingkat, dari
yang paling ringan sampai prolapsusuteri totalis. Terutama akibat persalinan, khususnya persalinan per-
vaginam yang susah danterdapatnya kelemahan-kelemahan ligamen yang tergolong dalam fasia
endopelvik dan otot-otot,serta fasia-fasia dasar panggul. Juga dalam keadaan tekanan intraabdominal
yang meningkat dankronik akan meningkatkan dan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila
tonus-tonusmengurang seperti pada penderita dalam menopouse (Wiknjosastro, 2007).Serviks uteri
terletak di luar vagina akan bergeser oleh pakaian wanita tersebut, dan lambatlaun menimbulkan
ulkusyang dinamakan ulkus dekubitus. Jika fasia di bagian depan dindingvagina kendor biasanya trauma
obstetrik, ia akan terdorong oleh kandung kencing sehinggamenyebabkan penonjolan dinding depan ke
belakang yang disebabkan sistoke. Sistokel yangpada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar
karena persalinan berikutnya yang kuranglancar atau yang diselesaikan dalam penurunan dan
meyebabkan urethrokel. Urethrokel harusdibedakan dari divertikulum urethra. Pada divertikulum
keadaan urethra dan kandung kencingnormal, hanya di belakang urethra ada lubang, yang membuat
kantong antara urethra dan vagina(Wiknjosastro, 2007).Kekendoran fasia di bagian belakang dinding
vagina oleh trauma obstetrik atau sebab-sebablain dapat menyebabkan turunnya rektum ke depan dan
menyebabkan dinding ke belakangvagina menonjol ke lumen vagina yang dinamakan rektokel
(Wiknjosastro, 2007).D. KLASIFIKASIMenurut beratnya, prolapsus dibagi menjadi :1. Prolapsus
tingkat I : prolapsus uteri dimana serviks uteri turun sampai introitus vagina2. Prolapsus tingkat II :
prolapsus uteri dimana serviks menonjol keluar dari introitus vagina3. Prolapsus tingkat III : prolapsus
totalis (prosidensia uteri, dimana seluruh uterus keluar darivagina). (Marmi, 2011)

prevnext

of 14

DownloadReport

DESCRIPTION

lp

TRANSCRIPT

PROLAPSUS UTERIBAB ITINJAUAN TEORIA. PENGERTIANProlapsus uteri adalah turunnya uterus dari
tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya.
Atau turunnya uterus melalui dasar panggul atau genitalis (Wiknjosastro, 2007).Prolapsus uteri adalah
suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus genitalis. Prolapsus uteri lebih sering ditemukan pada
wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan wanita yang bekerja berat. Pertolongan persalinan yang
tidak terampil seperti memimpin meneran pada saat pembukaan rahim belum lengkap, perlukaan jalan
lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memicu
terjadinya prolapsus uteri.Prolapsus uteri adalah suatu keadaan yang terjadi akibat otot penyangga
uterus menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser ke bawah dan dapat menonjol keluar
dari vagina. Pada kasus ringan, bagian uterus turun ke puncak vagina dan pada kasus yang sangat berat
dapat terjadi protrusi melalui orifisium vagina dan berada di luar vagina. (Marmi, 2011)B.
ETIOLOGIBeberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolapsus uteri antara lain:1. Partus yang berulang
kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit merupakan penyebab prolapsus genitalis dan
memperburuk prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan belum
lengkap. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan
berupa kelemahan jaringan penunjang uterus (Wiknjosastro, 2007).2. Faktor penyebab lain yang sering
adalah melahirkan dan menopouse. Persalinan yang lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan
lengkap, laserasi dinding vagina bawah pad kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-
otot dasar panggul yang tidak baik. Pada menopouse, hormon estrogen telah berkurang sehingga otot-
otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah (Wiknjosastro, 2007).C. PATOFISIOLOGIProlapsus uteri
terdapat dalam beberapa tingkat, dari yang paling ringan sampai prolapsus uteri totalis. Terutama akibat
persalinan, khususnya persalinan per-vaginam yang susah dan terdapatnya kelemahan-kelemahan
ligamen yang tergolong dalam fasia endopelvik dan otot-otot, serta fasia-fasia dasar panggul. Juga dalam
keadaan tekanan intraabdominal yang meningkat dan kronik akan meningkatkan dan memudahkan
penurunan uterus, terutama apabila tonus-tonus mengurang seperti pada penderita dalam menopouse
(Wiknjosastro, 2007).Serviks uteri terletak di luar vagina akan bergeser oleh pakaian wanita tersebut,
dan lambat laun menimbulkan ulkusyang dinamakan ulkus dekubitus. Jika fasia di bagian depan dinding
vagina kendor biasanya trauma obstetrik, ia akan terdorong oleh kandung kencing sehingga
menyebabkan penonjolan dinding depan ke belakang yang disebabkan sistoke. Sistokel yang pada
mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena persalinan berikutnya yang kurang lancar atau
yang diselesaikan dalam penurunan dan meyebabkan urethrokel. Urethrokel harus dibedakan dari
divertikulum urethra. Pada divertikulum keadaan urethra dan kandung kencing normal, hanya di
belakang urethra ada lubang, yang membuat kantong antara urethra dan vagina (Wiknjosastro,
2007).Kekendoran fasia di bagian belakang dinding vagina oleh trauma obstetrik atau sebab-sebab lain
dapat menyebabkan turunnya rektum ke depan dan menyebabkan dinding ke belakang vagina menonjol
ke lumen vagina yang dinamakan rektokel (Wiknjosastro, 2007).D. KLASIFIKASIMenurut beratnya,
prolapsus dibagi menjadi :1. Prolapsus tingkat I : prolapsus uteri dimana serviks uteri turun sampai
introitus vagina2. Prolapsus tingkat II : prolapsus uteri dimana serviks menonjol keluar dari introitus
vagina3. Prolapsus tingkat III : prolapsus totalis (prosidensia uteri, dimana seluruh uterus keluar dari
vagina). (Marmi, 2011)E. TANDA DAN GEJALAGejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat
individual. Kadangkala penderita yang satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak mempunyai
keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak keluhan. Keluhan-
keluhan yang hampir sering dijumpai menurut Wiknjosastro, 2007:1. Perasaan adanya suatu benda yang
mengganjal atau menonjol2. Rasa sakit di pinggul dan pinggang, biasanya jika penderita berbaring,
keluhan menghilang dan menjadi kurang3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:a. Miksi sering dan
sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari, kemudian lebih berat pada malam harib. Perasaan seperti
kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnyac. Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan
kencing jika batuk dan mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar
sekali4. Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasia) Obstipasi karena feses berkumpul dalam
rongga retrokelb) Baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada retrokel vagina5. Prolapsus uteri
dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:a. Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita
saat berjalan dan beraktivitas. Gesekan portio uteri oleh celana dapat menimbulkan lecet hingga
dekubitus pada porsio.b. Lekores karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks dan karena infeksi
serta luka pada portio.6. Entrokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan rasa penuh
di vaginaF. DIAGNOSISKeluhan-keluhan penderita dan pemeriksaan ginekologik umumnya dengan
mudah dapat menegakkan diagnosis prolapsus genitalis. Friedman dan Little menganjurkan cara
pemeriksaan sebagai berikut: Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan dan ditentukan dengan
pemeriksaan dengan jari, apakah portio sampai introitus vagina atau apakah serviks uteri sudh keluar
dari vagina. Selanjutnya dengan penderita berbaring denga posisi litotomi, ditentukan pula panjangnya
serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang biasanya dinamakan elongsio kolli (Wikjosastro, 2007).Pada
sistokel dijumpai di dinding vagina dengan benjolan kistik lembek dan tidak nyeri tekan. Benjolan ini
bertambah besar jika penderita mengejan. Jika dimasukkan ke dalam kandung kencing kateter logam,
kateter itu diarahkan ke dalam sistokel, dapat diraba kateter tersebut dekat sekali pada dinding vagina.
Urethrokel letaknya lebih ke bawah dari sistokel, dekat dengan orifisium uretra eksternum (Wiknjosastro,
2007).Menegakkan diagnosis rektokel mudah, yaitu menonjolnya rektum ke lumen vagina sepertiga
bagian bawah. Penonjolan ini berbentuk lonjong, memanjang dari proksimal ke distol, kistik dan tidak
nyeri. Untuk memastikan diagnosis, jari dimasukkan rektum, selanjutnya dapat diraba dinding rektokel
yang menonjol lumen vagina. Entrokel menonjol ke lumen vagina lebih atas dari rektokel. Pada
pemeriksaan rektal, dinding rektum lurus, ada benjolan ke vagina terdapat di atas rektum (Wikjosastro,
2007).G. KOMPLIKASIMenurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri
adalah :1. Keratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri.Prosidensia uteri disertai dengan keluarnya
dinding vagina (inversio), karena itu mukosa vagina dan serviks uteri menjadi tebal serta berkerut dan
berwarna keputih-putihan.2. DekubitusJika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser
dengan paha dan pakaian dalam, hal ini dapat menyebabkan luka dan radang dan lambat laun timbul
ulkus dekubitus. Dalam keadaan demikian, perlu dipikirkan kemungkinan karsinoma, lebih-lebih pada
penderita usia lanjut. Pemeriksaan sitologi/biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan kepastian akan
adanya karsinoma.3. Hipertofi serviks dan Elangasio KolliJika serviks uteri turun dalam vagina, sedangkan
jaringan penahan dan penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke bawah di bagian uterus
yang turun serta pembendungan pembuluh darah serviks uteri mengalami hipertrofi dan menjadi
panjang dengan periksa lihat dan raba. Pada elangasio kolli serviks uteri serviks uteri pada periksa raba
lebih panjang dari biasa.4. Gangguan miksi dan stress incontinencePada sistokel berat, miksi kadang-
kadang, sehingga kandung kencing tidak dapat dikosongkan sepenuhnya. Turunnya uterus bisa juga
menyempitkan ureter, sehingga bisa menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Adanya sistokel dapat
pula mengubah bentuk sudut antara kandung kencing dan uretra yang dpat menimbulkan stress
incontinence.5. Infeksi jalan kencingAdanya retensi air kencing, mudah menimbulkan infeksi. Sistitis yang
terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan pielonefritis. Akhirnya hal itu dapat
menyebabkan gagal ginjal.6. Kesulitan saat partusJikaa wanita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada
waktu persalinan akan timbul kesulitan saat kala pembukaan, sehingga kemajuan persalinan menjadi
terhalang.7. KemandulanKarena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vagina atau sama sekali
keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan.8. HaemoroidFeses yang terkumpul dalam rektokel
memudahkan adanya obstipasi dan memicu timbulnya haemoroid.9. Inkarserasi usus halusUsus halus
yang masuk ke entrokel dapat terjepit dengan kemungkinan tidak dapat direposisi lagi. Dalam hal ini
perlu dilakukan laparatomi untuk membebaskan usus yang terjepit itu.H. PENATALAKSANAAN1.
Penatalakasanaan MedisPengobatan cara ini tidak begitu memuaskan tapi cukup membantu. Cara ini
dilakukan pada prolapsus uteri rinagn tanpa keluhan atau penderita masih ingin mendapatkan anak lagi
atau penderita menolak untuk dioperasi atau kondisinya tidak memungkinkan untuk dioperasi
(Wiknjosastro, 2007).a. Latihan otot-otot dasar panggulLatihan ini sangat berguna pada prolapsus uteri
ringan, terutama yang terjadi pada pasca persalinan yang belum lewat 6 bulan. Tujuannya untuk
menguatkan otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang memepengaruhi miksi.b. Stimulasi otot-otot
dengan alat listrikKontraksi otot-otot dasar panggul dapatt ditimbulkan dengan alat listrik, elektrodenya
dapat dipasang dalam pessarium yang dimasukkan ke dala vagina.c. Pengobatan dengan
pessariumPengobatan dengan pessarium ini sebenarnya hanya bersifat paliatif, yakni menahan uterus di
tempatnya selama dipakai. Oleh karena itu, jika pessarium diangkat, timbul prolapsus lagi. Prinsip
pemakaian pessarium adalah mengadakan tekanan pada dinding vagina bagian atas, sehingga bagian
dari vagina tersebub beserta uterus tidak dapat turun dan melewati vagina bagian bawah.2.
Penatalaksanaan OperatifProlapsus uteri biasanya disertai prolapsus vagina. Maka, jika dilakukan
pembedahan untuk prolapsus uteri, prolapsus vagina perlu ditangani juga. Ada kemungkinan terdapat
prolapsus vagina yang membutuhkan pembedahan padahal tidak terdapat prolapsus uteri.I. KONSEP
DASAR KECEMASAN1. Menurut Ermawati, dkk. 2009, ancietas merupakan respon emosional dan
penilaian individu yang subyektif dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara khusus
faktor penyebabnya.Menurut Freud (1993, dalam semion 2006) menyatakan bahwa kecemasan
merupakan keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan sensasi fisik yang
memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang.2. Tanda dan gejala kecemasanMenurut
Hawari (2008), keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami anxietas antara
lain :a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.b. Merasa
tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak
orang.d. Gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkane. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.f.
Keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdengung, jantung berdebar-
debar, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala.3. Tingkat kecemasan :Menurut
Asmadi (2008) tingkat kecemasan dibagi menjadi 3, antara lain:a. Kecemasan ringan, karakteristiknya :1)
Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari2) Kewaspadaan meningkat3) Tidak dapat
duduk tenang, tremor halus pada tanganb. Kecemasan sedang, karakteristiknya :1) Respon biologis,
sering nafas pendek, tekanan darah meningkat, sakit kepala, sering berkemih.2) Respon kognitif :
memusatkan perhatian pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapang persepsi
menyempit.3) Respon perilaku dan emosi : gerakan tersentak-sentak, terlihat lebih tegas, bicara banyak
dan lebih cepat, susah tidur.c. Kecemasan berat, karakteristiknya :1) Individu cenderung memikirkan hal
yang kecil saja.2) Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, tampak tegang.3)
Respon kognitif : lapang persepsi sempit, tidak mampu berfikir berat.4) Respon perilaku ; komunikasi
terganggu4. Penatalaksaan kecemasan :Menurut Hawari (2008) :a. Upaya peningkatan kekebalan
terhadap stress : makan yang bergizi dan seimbang, tidur yang cukup, cukup olahraga, tidak merokok,
tidak minum-minuman keras.b. Terapi psikofarmako : diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam.c.
Psikoterapi : suportif (motivasi), re-edukatif (pendidikan ulang), re-konstruktif (memperbaiki kembali).d.
Terapi psikoreligius : untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan kekebalan
daya tahan dalam menghadapi problem kehidupan.J. PENGKAJIAN DATA1. Data Subyektifa.
BiodataProlapsus uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan wanita
yang bekerja berat. (Wiknjosastro, 2007)b. Keluhan utamaGejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan
bersifat individual. Kadangkala penderita yang satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak
mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak
keluhan. Keluhan-keluhan yang hampir sering dijumpai menurut Wiknjosastro, 2007:1) Perasaan adanya
suatu benda yang mengganjal atau menonjol2) Rasa sakit di pinggul dan pinggang, biasanya jika
penderita berbaring, keluhan menghilang dan menjadi kurangc. Riwayat kebidanan1) HaidAwal
menstruasi (menarche) pada usia 11 tahun atau lebih muda. Siklus haid tidak teratur, nyeri haid luar
biasa, nyeri panggul setelah haid atau senggama (Wiknjosastro, 2010:346).2) Riwayat kehamilanFaktor
resiko yang menyebabkan prolaps uteri jumlah kelahiran spontan yang banyak, berat badan berlebih,
riwayat operasi pada area tersebut, batuk dalam jangka waktu lama saat hamil.3) Riwayat persalinan
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit merupakan penyebab
prolapsus genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan janin
pada pembukaan belum lengkap. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor penyebabnya adalah
kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus (Wiknjosastro, 2007).Faktor penyebab
lain yang sering adalah melahirkan dan menopouse. Persalinan yang lama dan sulit, meneran sebelum
pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pad kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta,
reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik. Pada menopouse, hormon estrogen telah berkurang
sehingga otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah (Wiknjosastro, 2007).d. Pola kebiasaan
sehari-hari1) EliminasiSistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:a) Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-
mula pada siang hari, kemudian lebih berat pada malam harib) Perasaan seperti kandung kencing tidak
dapat dikosongkan seluruhnyac) Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk dan
mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar sekaliRektokel dapat
menjadi gangguan pada defekasia) Obstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokelb) Baru
dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada rektokel vagina2) Aktivitas dan istirahatPengeluaran
serviks uteri dari vulva mengganggu penderita saat berjalan dan beraktivitas. Gesekan portio uteri oleh
celana dapat menimbulkan lecet hingga dekubitus pada porsio.2. Data Obyektifa. Keadaan umum
lemahb. Tanda-tanda vitalTD = 110/70-130/90 mmHgN = 60-90x/mntS = 36,5-37,5RR = 16-24x/mntc.
Pemeriksaan fisik1) MukaTampak pucat pertanda adanya anemia, keluar keringat dingin bila terjadi
syok.Bila perdarahan konjungtiva tampak anemis. Pada klien yang disertai rasa nyeri klien tampak
meringis. (Manuaba, 1998 : 410). 2) Mulut Mukosa bibir dan mulut tampak pucat, bau kelon pada mulut
jika terjadi shock hipovolemik hebat.3) Dada dan payudaraGerakan nafas cepat karena adanya usaha
untuk memenuhi kebutuhan O2 akibat kadar O2 dalam darah yang tinggi, keadaan jantung tidak
abnormal.4) AbdomenAdanya benjolan pada perut bagian bawah (Sastrawinata, 1981 : 158).Teraba
adanya massa pada perut bagian bawah konsisten keras/kenyal, tidak teratur, gerakan, tidak sakit, tetapi
kadang-kadang ditemui nyeri (Sastrawinata, 1981 : 160).Pada pemeriksaan bimanual akan teraba
benjolan pada perut, bagian bawah, terletak di garis tengah maupun agak kesamping dan sering kali
teraba benjolan-benjolan dan kadang-kadang terasa sakit (Wiknjosastro, 2006 : 344).Pada pemeriksaan
Sondage didapatkan cavum uteri besar dan rata (Sastrawinata, 1981 : 161).5) GenetaliaPada kasus
ringan, bagian uterus turun ke puncak vagina dan pada kasus yang sangat berat dapat terjadi protrusi
melalui orifisium vagina dan berada di luar vagina.6) AnusAkan timbul haemoroid, luka dan varices
pecah karena keadaan obstipasi akibat penekanan mioma pada rectum.7) EkstremitasOedem pada
tungkai bawah oleh karena adanya tekanan pada vena cava inferior (Sastrawinata, 1981 : 159).K.
DIAGNOSA KEBIDANANP.........., usia.....tahun dengan prolapsus uteri. KU baik, Prognosa
baik.Kemungkinan masalah yang timbul:1. Cemas 2. Nyeri perut akibat penurunan uterus3. Potensial
ulkus dekubitusL. PERENCANAANDiagnosa :Ny. S, P10001, usia 33 tahun dengan prolapsus uteri, KU baik,
prognosa baik.Tujuan :Proses pengobatan berjalan lancar dan tidak terjadi komplikasiKriteria hasil:KU ibu
baikTTV dalam batas normal :TD = 110/70-130/90 mmHgN = 60-90x/mntS = 36,5-37,5RR = 16-
24x/mntIntervensi 1. Bina hubungan baik dengan ibuR/ Ibu merasa nyaman dan lebih kooperatif dengan
petugas2. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibuR/ Ibu mengetahui kondisi dirinya3. Lakukan
pemasangan infusR/ Agar ibu tidak kekurangan cairan saat operasi berlangsung4. Lakukan pemasangan
dower cateterR/ Dower cateter harus dipasang untuk pasien yang akan menjalani pembedahan atau
operasi.5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapiR/ Untuk pemberian therapi yang
tepat6. Observasi KU, TTV, dan keluhan yang dirasakan ibuR/ Sebagai deteksi dini jika ada
komplikasi(Wiknjosastro, 2007)Masalah 1: CemasTujuan: Ibu tidak merasa cemas lagiKriteria hasil:
Cemas berkurang, ekspresi wajahnya tenang.Intervensi 1. Kaji tingkat kecemasan pasienR/ Mengetahui
seberapa besar kecemasan pasien dalam menghadapi pembedahan2. Jelaskan prosedur dalam operasiR/
Pasien mengerti apa tindakan yang akan dilakukan pada dirinya3. Motivasi pasien dalam pembedahan
yang akan dilakukanR/ Pasien lebih tenang dalam menghadapi operasi4. Hadirkan keluarga untuk
memberikan dukunganR/ Dukungan dari keluarga mengurangi tingkat kecemasan ibu.5. Observasi tanda-
tanda vitalR/ Cemas merangsang pengeluaran adrenalin sehingga dapat meningkatkan tekanan darah
dan nadi.(Hawari, 2008).Masalah II:Nyeri akibat penurunan uterusTujuan : Nyeri berkurangKriteria
hasil :- KU baik, kesadaran composmentis- TTV dalam batas normalTD : 110/70 130/90 mmHg S : 36,50C
37,50C N : 60-90 kali/menitR : 16-24 kali/menit- Ibu tidak merasakan nyeri pada perut bagian
bawahIntervensi 1. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vitalR/ Sebagai deteksi dini jika ada
komplikasi.2. Tentukan adanya lokasi dari ketidaknyamanan dan kaji skala nyeri.R/ Mengidentifikasi
kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat.3. Ajarkan pada ibu teknik distraksi dan relaksasi.R/
Mengalihkan perhatian ibu agar tidak terpaku pada nyeri yang dirasakan.4. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian analgetik.R/ Analgetik mengurangi rasa nyeri(Wiknjosastro, 2007)Masalah III:Potensial
ulkus decubitusTujuan:Tidak terjadi ulkus decubitusKriteria hasil:- Tidak terjadi gesekan antara ujung
serviks dan paha.- Tidak terjadi lesi ataupun peradanganIntervensi 1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada
ibu.R/ Hasil pemeriksaan dijelaskan agar ibu lebih kooperatif dalam pengambilan tindakan.2. Lakukan
persiapan operasi reposisi uterus.R/ Persiapan operasi yang baik dapat berpengaruh pada kelancaran
operasi.3. Lakukan pemeriksaan sitologi/biopsi. R/ Pemeriksaan sitologi/biopsi dilakukan untuk
mendapatkan kepastian adanya karsinomaM. PELAKSANAANSetelah menyusun perencanaan, tindakan,
langkah selanjutnya adalah implementasi atau pelaksanaan tindakan. Di dalam tahap ini perlu
mendapatkan perhatian di dalam tahap implementasi (Depkes,1995:11) adalah 1. Intervensi yang
dilakukan harus berdasarkan prosedur tetap yang lazim dilakukan.2. Pengamatan yang telah dilakukan
secara cermat dan tepat sesuai dengan kriteria dan evaluasi yang telah ditetapkan.3. Pengendalian
kepada klien/pasien sehingga secara berangsur-angsur mencapai kondisi yang diharapkan.Pada langkah
ini bidan melakukan secara mandiri, tetapi bila terjadi kegawatandaruratan, perlu dilakukan kegiatan
kolaborasi. Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan di dalam waktu yang singkat, efektif, hemat dan
berkualitas.N. EVALUASIBidan melakukan evaluasi sesuai yang telah ditetapkan di dalam rencana.
Semakin dekat hasil tindakan yang dilakukan dengan asuhan yang telah ditetapkan di dalam kriteria,
maka tindakan akan mendekati keberhasilan yang diharapkan evaluasi dengan pendekatan SOAP
menurut Depkes (1994:7-10) yaitu:S:Data subyektifMenggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa.O:Data obyektifMenggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data focus untuk
mendukung assessment.A:AssesmentMenggambarkan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam
suatu identifikasi;Diagnosa/masalahAntisipasi diagnosa lain/masalah
potensialP:PlanningMenggambarkan pendokumentasian dari perencanaan evaluasi berdasarkan
assessment

RECOMMENDED

LAPORAN PENDAHULUAN (ISOLASI SOSIAL) - Smart pendahuluan (resiko mencederai diri sendi...
laporan pendahuluan (isolasi sosial) laporan pendahuluan (waham) laporan pendahuluan defisit
perawatan diri; laporan pendahuluan (halusinasi) march 1. 2012 1. december 1 ...

LAPORAN PENDAHULUAN (ISOLASI SOSIAL) - SMART PENDAHULUAN (RESIKO MENCEDERAI DIRI SENDI...
LAPORAN PENDAHULUAN (ISOLASI SOSIAL) LAPORAN PENDAHULUAN (WAHAM) LAPORAN
PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI; LAPORAN PENDAHULUAN (HALUSINASI) MARCH 1. 2012 1.
DECEMBER 1 ...

DOCUMENTS

Laporan Pendahuluan - Ct

LAPORAN PENDAHULUAN - CT

DOCUMENTS

Lampiran LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI LAMPIRAN.pdf · LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI ...


Bahan-bahan…

LAMPIRAN LAPORAN PENDAHULUAN SUPERVISI LAMPIRAN.PDF · LAPORAN PENDAHULUAN


SUPERVISI ... BAHAN-BAHAN…

DOCUMENTS

177497410 Referat Prolapsus Uteri

177497410 REFERAT PROLAPSUS UTERI

DOCUMENTS
Laporan Pendahuluan - Vacum

LAPORAN PENDAHULUAN - VACUM

DOCUMENTS

Laporan Pendahuluan Prolaps Uteri

LAPORAN PENDAHULUAN PROLAPS UTERI

DOCUMENTS

Laporan Pendahuluan Dan Laporan Kasus

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

DOCUMENTS

LAPORAN KASUS comuda mioma uteri b1.doc

LAPORAN KASUS COMUDA MIOMA UTERI B1.DOC

DOCUMENTS

Laporan Pendahuluan HDR ~ IDE MUDAide-cyber. ? · Laporan Pendahuluan HDR, IDE MUDA, Laporan
Pendahuluan HDR

LAPORAN PENDAHULUAN HDR ~ IDE MUDAIDE-CYBER. ? · LAPORAN PENDAHULUAN HDR, IDE MUDA,
LAPORAN PENDAHULUAN HDR

DOCUMENTS

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH - » Laporan Pendahuluan » LAPORAN PENDAHULUAN


HARGA DIRI RENDAH. LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH Hermanbagus 25. Laporan
Pendahuluan Edit. I. Kasus ( Masalah Utama ) Gangguan

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH - » LAPORAN PENDAHULUAN » LAPORAN


PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH. LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH HERMANBAGUS
25. LAPORAN PENDAHULUAN EDIT. I. KASUS ( MASALAH UTAMA ) GANGGUAN

DOCUMENTS

askep jiwa: LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN WAHAM LAPORAN PENDAHULUAN. WAHAM.


1. ... LAPORAN PENDAHULUAN HDR LAPORAN PENDA... Trend Kesehatan Jiwa Di Masyarakat; Asuhan
Keperawatan Jiwa; Watermark theme. Powered by Blogger. ...
ASKEP JIWA: LAPORAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN WAHAM LAPORAN PENDAHULUAN. WAHAM.
1. ... LAPORAN PENDAHULUAN HDR LAPORAN PENDA... TREND KESEHATAN JIWA DI MASYARAKAT;
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA; WATERMARK THEME. POWERED BY BLOGGER. ...

DOCUMENTS

Laporan Kasus Mioma Uteri

LAPORAN KASUS MIOMA UTERI

DOCUMENTS

LAPORAN KASUS KELOMPOK Anestesi Umum pada pasien Mioma Uteri

LAPORAN KASUS KELOMPOK ANESTESI UMUM PADA PASIEN MIOMA UTERI

DOCUMENTS

Prolapsus Uteri Sie Andi

PROLAPSUS UTERI SIE ANDI

DOCUMENTS

LAY OUT LAPORAN PENDAHULUAN, LAPORAN BULANAN.doc

LAY OUT LAPORAN PENDAHULUAN, LAPORAN BULANAN.DOC

DOCUMENTS

Bab i Pendahuluan Mioma Uteri

BAB I PENDAHULUAN MIOMA UTERI

DOCUMENTS

Prolapsus uteri olgularında uterus koruyucu cerrahi öncesi dikkate ...

PROLAPSUS UTERI OLGULARINDA UTERUS KORUYUCU CERRAHI ÖNCESI DIKKATE ...

DOCUMENTS

Festy Laporan Pendahuluan Mioma Uteri

FESTY LAPORAN PENDAHULUAN MIOMA UTERI

DOCUMENTS

Bir Kokatiel'de Kronik Yumurtlamaya Bağlı Prolapsus Uteri Uterine ...


BIR KOKATIEL'DE KRONIK YUMURTLAMAYA BAĞLI PROLAPSUS UTERI UTERINE ...

DOCUMENTS

01 - Laporan Pendahuluan - Cisadane - Pendahuluan-

01 - LAPORAN PENDAHULUAN - CISADANE - PENDAHULUAN-

DOCUMENTS

View More >

STARTUP - SHARE TO SUCCESS

x By using our site you agree to our Cookie policy. That's Fine

Anda mungkin juga menyukai