Analisis Kinerja Menggunakan Balanced SC PDF
Analisis Kinerja Menggunakan Balanced SC PDF
9 (2014)
ABSTRACT
In order to evaluate the performance, it needs a benchmark. In evaluating is not only considering the
financial aspects but it is also considering the non financial aspects. Balanced Scorecard is one of instruments to
appraise the performance.The research object is PT PLN (Persero) of East Java Distribution in North Surabaya
Area. The research was conducted for 3 years, since 2010 until 2012. The data is obtained through literary
study, primary and secondary data, and interview. Data analysis technique is done by considering 4 perspectives
which are: financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, and learning and
growth perspective. Financial perspective is considered from return on investment, profit margin, and growth
rate revenue. Customer perspective is considered from the customer growth and satisfaction, internal business
process perspective is considered from the company’s innovation, while learning and growth perspective is
considered from employees’ training.The result of study shows that financial perspective is regarded good
enough. customer perspective, internal business process perspective, and learning and growth perspective are
regarded good.
INTISARI
Untuk memberikan penilaian terhadap kinerja, diperlukan adanya tolak ukur. Dimana dalam
memberikan penilaian, tidak hanya melihat dari segi keuangan, tetapi juga dari segi non keuangan.
Balanced Scorecard merupakan salah satu alat untuk menilai kinerja. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kinerja perusahaan diukur menggunakan Balanced Scorecard. Objek penelitian
adalah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara. Penelitian dilakukan dengan
mengambil data selama 3 tahun terakhir, yaitu tahun 2010 sampai dengan 2012. Data diperoleh
melalui studi pustaka, data primer, data sekunder, dan wawancara. Teknik analisis data dengan
melihat dalam empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Perspektif keuangan dilihat dari
Return on Investment, Profit Margin, dan Growth Rate Revenue, perspektif pelanggan dilihat dari
pertumbuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan, perspektif proses bisnis internal menggunakan
inovasi perusahaan, sedangkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dilihat dari pelatihan
karyawan. Hasil studi menunjukkan bahwa perspektif keuangan dianggap cukup baik. Perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran,
dianggap baik.
1
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
PENDAHULUAN
(Persero) berada dalam lingkungan yang nyaman dan tidak kompetitif, karena monopoli
dibidang jasa pendistribusian tenaga listrik, tetapi sejak diberlakukannya UU No 30 Tahun
2009 yang menyatakan bahwa tidak hanya BUMN yang berlaku sebagai penyelenggara
usaha penyediaan tenaga listrik. Maka PT PLN (Persero) harus melakukan persiapan untuk
menghadapi hal tersebut. Penetapan target-target kinerja harus dibuat dan pencapaian
realisasinya harus terpantau dan terukur dengan baik.
Untuk mempersiapkan hal tersebut, maka diharapkan dengan menggunakan konsep
Balanced Scorecard dapat membantu perusahaan memberikan gambaran posisi kinerja
perusahaan.
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian Kinerja
Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi.
3
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
4
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Growth (bertumbuh), perusahaan menghasilkan produk dan jasa yang memiliki potensi
pertumbuhan. Perusahaan harus melibatkan sumber daya yang cukup banyak untuk
mengembangkan dan meningkatkan berbagai produk dan jasa baru, membangun dan
memperluas fasilitas produksi, membangun kemampuan operasi menanamkan investasi
dalam sistem, infrastruktur dan jaringan distribusi yang akan mendukung terciptanya
hubungan global, dan memelihara serta mengembangkan hubungan yang erat dengan
pelanggan. Tujuan finansial keseluruhan perusahaan dalam tahap pertumbuhan adalah
prosentase tingkat pertumbuhan pendapatan, dan tingkat pertumbuhan penjualan di
berbagai pasar sasaran, kelompok pelanggan, dan wilayah.
Sustain (bertahan), pada tahap ini perusahaan diharapkan mampu mempertahankan
pangsa pasar yang dimiliki dan secara bertahap tumbuh dari tahun ke tahun. Proyek
investasi akan lebih diarahkan untuk mengatasi berbagai kemacetan, perluasan kapasitas,
dan peningkatan aktivitas perbaikan yang berkelanjutan, dibanding investasi yang
memberikan pengendalian modal dan pertumbuhan jangka panjang seperti yang dilakukan
pada tahap pertumbuhan.
Harvest (penuaian), pada tahap ini perusahaan mulai memperoleh hasil dari investasi-
investasi yang dilakukan. Perusahaan tidak lagi melakukan investasi lebih jauh kecuali
hanya untuk memelihara dan perbaikan fasilitas, tetapi tidak untuk melakukan ekspansi
atau membangun suatu kemampuan baru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah
memaksimalkan arus kas masuk ke perusahaan.
Menurut Kaplan dan Norton (2000:44) tema strategis perspektif finansial dalam rangka
penerapan strategi usaha pada setiap tahapan diatas adalah sebagai berikut:
1) Bauran dan pertumbuhan pendapatan
Bauran dan pertumbuhan pendapatan mengacu kepada berbagai usaha untuk
memperluas penawaran produk dan jasa, menjangkau pelanggan dan pasar baru,
mengubah bauran produk dan jasa ke arah penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi,
serta penetapan ulang harga produk dan jasa.
2) Penghematan biaya atau peningkatan produktivitas
Tujuan penghematan biaya dan peningkatan produktivitas mengacu kepada usaha untuk
menurunkan biaya langsung produk dan jasa, mengurangi biaya tidak langsung, dan
pemanfaatan bersama berbagai sumber daya perusahaan.
3) Pemanfaatan aktiva atau strategi investasi
Dalam pemanfaatan aktiva atau strategi investasi, manajer berusaha untuk mengurangi
tingkat modal kerja yang dibutuhkan untuk mendukung volume dan bauran bisnis
tertentu. Mereka juga berusaha untuk lebih memanfaatkan basis aktiva tetap, dengan
mengarahkan berbagai bisnis baru kepada sumber daya perusahaan yang belum
digunakan dengan kapasitas penuh, menggunakan secara lebih efisien sumber daya yang
langka, dan melepas aktiva yang tidak memberikan pengembalian yang memadai sebesar
nilai pasarnya.
b. Perspektif Pelanggan
Dalam perspektif pelanggan dari Balanced Scorecard, perusahaan harus mengidentifikasi
pelanggan dan segmen pasar di mana mereka akan berkompetisi. Elemen yang paling
penting dalam suatu bisnis adalah kebutuhan pelanggan. Kebutuhan spesifik pelanggan
dapat didaftarkan melalui pemahaman yang tepat mengenai karakteristik pelanggan. Di
samping kebutuhan spesifik pelanggan, konsep segmentasi pasar juga penting untuk
diketahui karena akan bermanfaat bagi penilaian pasar dan penetapan strategi memasuki
pasar (strategi pemasaran). Vincent Gaspersz (2002:52)
5
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
Kelompok pengukuran pelanggan utama menurut Kaplan dan Norton (2000:59) terdiri
dari:
1) Pangsa Pasar
Pangsa pasar menggambarkan posisi usaha dalam suatu pasar tertentu dimana suatu
unit usaha menjual. Pangsa pasar dapat diukur dalam jumlah rupiah yang dibelanjakan
atau volume unit yang dijual. Ukuran pangsa pasar secara keseleruhan juga didasarkan
atas unit bisnis keseluruhan yang telah diberikan oleh perusahaan ini dalam periode
tertentu.
2) Retensi Pelanggan
Cara untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dalam segmen
pelanggan sasaran diawali dengan mempertahankan pelanggan yang ada di segmen
tersebut. Perusahaan yang dapat dengan segera melakukan identifikasi seluruh
pelanggan misalnya, perusahaan industri, distributor dan pedagang besar, penerbit
majalah dan surat kabar, perusahaan jasa komputer on-line bank, perusahaan kartu
kredit, dan penyedia jasa telepon jarak jauh dapat mengukur retensi pelanggan dari
periode ke periode. Selain mempertahankan pelanggan, banyak perusahaan
menginginkan dapat mengukur loyalitas pelanggan melalui prosentase pertumbuhan
bisnis dengan pelanggan yang ada saat ini.
3) Akuisisi Pelanggan
Akuisisi pelanggan dapat diukur berdasarkan tingkat suatu unit usaha menarik atau
memenangkan pelanggan dan usaha baru. Baik retensi pelanggan maupun akuisisi
yang merupakan tolok ukur keberhasilan, keduanya menunjukkan apakah perusahaan
telah berhasil dalam memenuhi tujuan pelanggannya.
4) Kepuasan Pelanggan
Ukuran kepuasan pelanggan merupakan tolok ukur umpan balik bagi perusahaan
untuk mengetahui seberapa baik pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggan.
5) Profitabilitas Pelanggan
Mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari pelanggan atau segmen tertentu
setelah dihitung berbagai pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan tersebut.
c. Perspektif proses bisnis/internal
Menurut Mulyadi (2001:271) sasaran strategi yang perlu diwujudkan dari perspektif ini
adalah bagaimana menjadikan organisasi memiliki empat kapabilitas utama berikut ini:
- Learning
Adalah kemampuan organisasi untuk menghasilkan inovasi, menciptakan ide baru,
memanfaatkan pengetahuan.
- Capacity to change
Adalah kemampuan organisasi untuk bertindak secara gesit, memiliki kapasitas
untuk berubah, bergerak dengan cepat, mengurangi cycle time, responsif dan
bertindak secara fleksibel.
- Boundarylessness
Adalah kemampuan organisasi untuk berkolaborasi dalam tim, melintasi unit
organisasi, dan bertindak sebagai organisasi maya.
- Accountability
Adalah kemampuan organisasi dalam berdisiplin, merekayasa proses pekerjaan, dan
menciptakan kepemilikan karyawan atas hasil.
Pada perspektif proses bisnis internal, para manajer melakukan identifikasi berbagai
proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham.
Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini
setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif finansial dan pelanggan. Proses
6
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
bisnis internal ini mencakup indikator proses inovasi, proses operasi, dan proses pelayanan
purna jual (Kaplan dan Norton, 2000:83)
1) Proses Inovasi
Proses inovasi sebagai gelombang panjang penciptaan nilai dimana perusahaan
pertama kali menemukan dan mengembangkan pasar baru, pelanggan baru, serta
kebutuhan yang sedang berkembang dan yang tersembunyi dari pelanggan yang ada
saat ini. Kemudian melanjutkan gelombang panjang penciptaan dan pertumbuhan
nilai, perusahaan merancang dan mengembangkan produk dan jasa baru yang
memungkinkannya menjangkau pasar dan pelanggan baru dan memuaskan
kebutuhan pelanggan yang baru teridentifikasi.
2) Proses Operasi
Proses operasi merupakan gelombang pendek penciptaan nilai di dalam perusahaan.
Dimulai dengan diterimanya pesanan pelanggan dan diakhiri dengan penyampaian
produk atau jasa kepada pelanggan. Proses ini menitikberatkan kepada penyampaian
produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten, dan tepat
waktu.
3) Layanan Purna Jual
Layanan purna jual mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian
produk yang rusak dan yang dikembalikan, serta proses pembayaran, seperti
administrasi kartu kredit.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif keempat atau terakhir dalam Balanced Scorecard adalah mengembangkan
tujuan dan ukuran-ukuran yang mengendalikan pembelajaran dan pertumbuhan organisasi.
Tujuan-tujuan yang ditetapkan dalam perspektif finansial, pelanggan, dan proses bisnis
internal mengidentifikasi dimana organisasi harus unggul untuk mencapai terobosan
kinerja, sementara tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan
infrastruktur yang memungkinkan tujuan-tujuan ambisius dalam ketiga perspektif itu
tercapai. Tujuan-tujuan dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan
pengendali untuk mencapai keunggulan outcame ketiga perspektif finansial, pelanggan dan
proses bisnis internal. Terdapat tiga kategori yang sangat penting dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan, yaitu:
- Kompetensi karyawan
- Infrastruktur teknologi
- Kultur perusahaan
METODA PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan
penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi
saat ini dari objek tertentu yang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran kinerja, diukur dengan menggunakan Balanced Scorecard, yang terdiri dari empat
perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis bisnis
internal dan proses pembelajaran serta pertumbuhan.
Objek penelitian ini adalah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya
Utara di Jl Gemblongan No. 64 Surabaya, yang beroperasi dibidang jasa distribusi tenaga
listrik.
angka, simbol, kode dan lain-lain. Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa2 atau hal-
hal atau keterangan2 atau karakteristik2 sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan
menunjang atau mendukung penelitian (Hasan, 2002:82).
a. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah:
- Data primer, merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber
pertama yaitu melalui kuesioner yang ditujukan kepada 150 pelanggan.
- Data sekunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui
studi kepustakaan baik melalui literatur buku maupun dari internet.
b. Teknik pengumpulan Data
Adapun tiga teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
- Kuesioner
Kuesioner/angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang
dijadikan responden untuk dijawabnya.
- Studi Pustaka
Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan,
untuk memperoleh gambaran teoritis mengenai konsep penilaian kinerja
menggunakan Balanced Scorecard.
- Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap
nara sumber atau sumber data.
Satuan Kajian
Satuan kajian dalam penelitian ini adalah kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Area Surabaya Utara, yang diukur dengan menggunakan Balanced Scorecard, yang
terdiri atas empat perspektif yaitu:
- Perspektif Keuangan
ROI (Return On Investment)
Profit Margin
Growth Rate Revenue
- Perspektif Pelanggan
Tingkat Pertumbuhan Pelanggan
Tingkat Kepuasan Pelanggan
- Perspektif Proses Bisnis Internal
Inovasi
- Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Pelatihan Pegawai
b. Profit Margin
Profit Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan
laba bruto per rupiah penjualan, dihitung dengan rumus berikut:
Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan
c. Growth Rate Revenue
Growth Rate Revenue merupakan indikator kinerja yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan pendapatan berdasarkan prosentase kenaikan
pendapatan dari periode sebelumnya.
Growth Rate Revenue = (Revenue Th X – Revenue Th X-1) /Revenue Th X-1
- Perspektif Pelanggan
d. Tingkat Pertumbuhan Pelanggan
Jumlah pertumbuhan pelanggan diukur dengan= Jumlah pelanggan periode
berjalan-Jumlah pelanggan tahun sebelumnya.
e. Tingkat Kepuasan Pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan diukur berdasarkan nilai hasil survey kepuasan
pelanggan.
- Perspektif Proses Bisnis Internal
Inovasi
Inovasi digunakan untuk mengetahui produk/ jasa yang ditawarkan perusahaan
apakah mengalami perubahan dari produk/ jasa yang sudah ada.
- Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Pelatihan Pegawai
Pelatihan pegawai digunakan untuk mengetahui berapa banyak pegawai yang
diberikan pelatihan dan berapa jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan
tersebut.
PEMBAHASAN
9
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
“...ROI PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara mengalami
peningkatan di tahun 2011 dikarenakan adanya subsidi dari pemerintah, sehingga
meningkatkan laba bersih perusahaan. Sedangkan untuk penurunan ROI pada
tahun 2012, dikarenakan meningkatnya Transfer Price untuk pembelian tenaga
listrik dari pembangkit, tetapi tidak ada kenaikan harga jual listrik dan
meningkatnya konsumsi tenaga listrik pelanggan.”
- Hasil perhitungan Profit Margin, sebagai berikut
Laba Bersih
Profit Margin = x 100%
Penjualan
Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukkan Profit Margin pada tahun 2010 sebesar
-1,68%, tahun 2011 sebesar 30,93% dan tahun 2012 sebesar 24,79%. Profit Margin pada tahun
2011 mengalami kenaikan sebesar 32,61% dibandingkan tahun 2010, sedangkan tahun 2012
Profit Margin mengalami penurunan sebesar -6,13% dari tahun 2011. Profit Margin
mencerminkan besaran laba yang diperoleh perusahaan atas penjualan yang telah
dilakukan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa, terjadi peningkatan laba dan penjualan di tahun
2011, sedangkan pada tahun 2012 terjadi penurunan laba meski penjualan mengalami
peningkatan. Meningkatnya pendapatan dan turunnya laba, mempengaruhi Profit Margin.
- Hasil perhitungan Growth Rate Revenue, sebagai berikut:
Growth (Revenue ThX -
Rate = Revenue ThX-1) x 100%
Revenue Revenue ThX-1
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, menunjukkan Growth Rate Revenue pada tahun
2010 sebesar 11,04%, pada tahun 2011 sebesar 36,85%, dan pada tahun 2012 sebesar 10,55%.
Growth Rate Revenue tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 25,81% dibandingkan tahun
2010, sedangkan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar -26,31% dibandingkan tahun
2011. Growth Rate Revenue mencerminkan pertumbuhan pendapatan perusahaan.
Peningkatan dan penurunan Growth Rate Revenue dapat diketahui berdasarkan
pernyataan Ibu Melda Rosa selaku Fungsional Ahli di bidang Akuntansi;
“...Pendapatan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara, dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, dan kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2011. Kenaikan
tersebut dikarenakan adanya “Program Pelayanan Penyambungan Sejuta Pelanggan”, yang
menambah jumlah pelanggan secara signifikan, dan kemudian mempengaruhi
(meningkatkan) penjualan tenaga listrik.
2. Perspektif Pelanggan
Ukuran perspektif pelanggan adalah dengan menghitung tingkat pertumbuhan
pelanggan, dan melakukan survey kepuasan pelanggan.
- Tingkat Pertumbuhan Pelanggan
∑ Pertumbuhan
= ∑ Pelanggan ThX - ∑ Pelanggan ThX-1
Pelanggan
tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar Rp 130.154 dan pada tahun 2012 mengalami
penurunan sebesar Rp 76.683.
Ibu Melda Rosa selaku Fungsional Ahli di bidang Akuntansi;
“...Untuk meningkatkan pengetahuan dan produktivitas karyawan, maka setiap
tahun PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara mewajibkan
karyawannya untuk mengikuti pelatihan sesuai bidang masing-masing, dengan
mengikuti minimal 2 pelatihan, yang berlaku mulai tahun 2010.”
5. Hasil Pengukuran Balanced Scorecard dengan Analisis Trend dalam Menilai Kinerja
Perusahaan.
Balanced Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya
mengukur dari sisi keuangan tetapi juga dari sisi non keuangan. Balanced Scorecard tidak
hanya memperhatikan hasil akhir dari pengukuran kinerja, tetapi juga memperhatikan
proses dalam menghasilkan hasil akhir tersebut.
Dalam pengukuran kinerja menggunakan Balanced Scorecard belum ada perhitungan
yang baku, sehingga penulis menggunakan analisis trend dalam mengukur kinerja PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara. Analisis trend adalah analisis yang
membandingkan indikator kinerja perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
Perbedaan antara hasil indikator yang dicapai saat ini dengan indikator pada masa lalu akan
memperlihatkan apakah perusahaan tersebut mengalami peningkatan atau penurunan
dalam kinerjanya akan dapat dilihat pada tren dari tahun ke tahun.
Berikut adalah rangkuman dari hasil analisis keempat perspektif Balanced Scorecard
dalam mengukur kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara
selama tahun 2010, 2011, dan 2012.
Dari ringkasan di atas, perspektif keuangan dapat disimpulkan bahwa kinerja PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara selama periode 2010-2012 secara
umum dapat dikatakan relatif baik, hal ini terlihat dari hasil pengukuran ketiga indikator
yang digunakan (ROI, Profit Margin dan Growth Rate Revenue) menunjukkan kinerja yang
positif meski pada tahun 2012 mengalami penurunan. Untuk perspektif pelanggan dapat
disimpulkan bahwa kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara
selama periode 2010-2012 dapat dikatakan relatif baik, hal ini terlihat dari adanya
pertumbuhan pelanggan dari tahun ke tahun dan survey pelanggan yang menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan pelanggan termasuk kategori baik. Dan untuk Perspektif proses
bisnis internal dengan adanya inovasi dalam pelayanan dari tahun ke tahun maka
kesimpulan kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara selama
periode 2010-2012 dapat dikatakan relatif baik. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
yang diukur dengan adanya pelatihan karyawan yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan,
yang juga dilihat dari besarnya biaya pelatihan karyawan yang dikeluarkan, menunjukkan
hasil yang relatif baik. Karena hal ini membuktikan bahwa PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Area Surabaya Utara masih memperhatikan pentingnya pelatihan karyawan guna
meningkatkan produktivitas pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas dalam bab 4, maka
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Timur Area Surabaya Utara dengan menggunakan Balanced Scorecard.
2. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, studi
pustaka dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah
deskriptif analisis.
12
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 9 (2014)
3. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area
Surabaya Utara menggunakan Balanced Scorecard, dapat ditarik kesimpulan bahwa
manajemen mempunyai kinerja yang cukup baik, berikut adalah hasil pengukurannya:
a. Perspektif keuangan, untuk mengetahui berapa besar keuntungan yang dihasilkan
atas usaha yang telah dilakukan yang diukur dengan ROI, Profit Margin, dan Growth
Rate Revenue pada tahun 2010, 2011 dan 2012, dapat dikategorikan cukup baik. Karena
kinerja perspektif keuangan masih belum stabil, terjadi kenaikan yang signifikan di
tahun 2011, namun pada tahun 2012, mengalami penurunan.
b. Perspektif pelanggan, untuk mengetahui keberlangsungan suatu usaha salah satunya
dengan melihat kepuasan konsumen sebagai pengguna produk atau jasa perusahaan.
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Surabaya Utara dalam perspektif
pelanggan, mempunyai kinerja yang baik yang terlihat dalam kenaikan pertumbuhan
pelanggan dari tahun ke tahun dan hasil survey menunjukkan bahwa tingkat
kepuasan pelanggan termasuk kategori baik.
c. Perspektif proses bisnis internal mengukur inovasi yang telah dibuat, dimana hasil
pengukuran tersebut adalah baik. Hal ini terlihat dari kinerja perspektif proses bisnis
internal yang stabil dengan adanya perbaikan pelayanan dari tahun ke tahun dengan
membuat inovasi dalam produk/ jasa perusahaan selama tiga tahun terakhir.
d. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran bertujuan untuk mengukur pengetahuan
dan produk1`tivitas karyawan, yang terlihat dengan adanya pelatihan yang
diwajibkan diikuti oleh seluruh karyawan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Kesimpulan hasil pengukuran adalah baik.
Penulis memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan yaitu:
1. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tmur Area Surabaya Utara sebaiknya terus
membuat inovasi-inovasi dalam pelayanan, guna mempertahankan kepercayaan
pelanggan. Meskipun saat ini belum memiliki pesaing dalam bidang pendistribusian
tenaga listrik, tetapi demi menjaga kelangsungan perusahaan jangka panjang hal
tersebut perlu dilakukan.
2. Sistem pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard sebaiknya tidak hanya
dipandang sebagai alat ukur kinerja semata, tetapi yang lebih penting adalah juga
dipandang sebagai instrumen strategis bagi pengambilan keputusan di masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2005. Sistem Manajemen Strategik Berbasis Balanced Scorecard. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard. Jakarta: Salemba Empat.
Gaspersz, V. 2002. Balanced Scorecard Dengan Six Sigma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kaplan, R. S. dan D. P. Norton. 1996. Balanced Scorecard. Jakarta: Erlangga.
Hapsari, M. K. 2010. Analisis Kinerja dengan menggunakan metode BSC guna mengetahui efisiensi
dan efektifitas kinerja. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surabaya (STIESIA). Surabaya.
Nirma. 2011. Pengukuran Kinerja Berbasis Balanced Scorecard: Studi Kasus Pada PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa Timur APJ Surabaya Selatan. Tidak di Publikasikan. Stiesia. Surabaya
Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Mulyadi dan J. Setyawan. 1999. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem
Pelipatgandaan Kinerja Perusahaan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Aditya Media.
13