2.1. Cement
2.1.1. Introduction
Pengikatan (set) adalah perubahan bentuk dari bentuk cair menjadi padat, tetapi
masih belum mempunyai kekuatan.
Pengerasan (hardening) adalah pertumbuhan kekuatan dari beton atau mortal setelah
bentuknya menjadi padat.
Semen dicampur air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak (workable).
Namun setelah selang beberapa waktu, pasta akan mulai menjadi kaku dan sukar
dikerjakan. Inilah yang disebut dengan (initial set). Selanjutnya pasta akan mengikat
kekauannya sehingga didapatkan padatan yang utuh. Ini disebut (final set). Proses
berlanjut hingga pasta mempunyai kekuatan, disebut (hardening). Pada umumnya
waktu pengikatan awal minimum adalah 45 menit, sedangkan waktu pengikatan
akhir adalah 6-10 jam.
Penggilingan
Batu kapur = 70%
Pengeringan dihaluskan
Tanah liat = 15%
Pencampuran diproporsikan
Quartzite (silika)
Oksida besi
SEMENT
PORTLAND Gypsum
Suspensi Pra-pemanasan
0
Dipanaskan hingga 800-900 C
Penggilingan
dihaluskan
Klinker Rotary Kiln
didinginkan
0
Dibakar pada 1450 C
C3S (alite) dan C2S (belite) adalah senyawa yang memiliki sifat perekat.
C3A adalah senyawa yang paling reaktif.
C4AF dan lainnya (dari oksida alumina dan besi) berfungsi sebagi katalisator (fluxing
agents) yang menurunkan temperatur pembakaran dalam klin untuk pembentukan
calsium silikat.
KECEPATAN HIDRASI SENYAWA SEMEN
1.3. Admixture
Bahan tambahan untuk beton berupa bahan kimia (Chemical Admixture) ata Mineral
(Mineral Admixture) yang dicampur ke dalam adukan beton untuk memperoleh
sifat-sifat khusus dari beton seperti kemudahan pekerjaan, waktu pengikatan,
pengurangan air pencampur, peningkatan keawetan dan sifat lainnya
2.3.1. Chemical Admixtures
Bahan kimia yang digunakan diklasifikasikak ke 7 jenis
1. Jenis A (Water-reducing admixtures)
a. Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkanWRA ke
dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan