Anda di halaman 1dari 11

Module II

Cement (Semen), Water (Air) and Admixture

2.1. Cement
2.1.1. Introduction

Pengikatan (set) adalah perubahan bentuk dari bentuk cair menjadi padat, tetapi
masih belum mempunyai kekuatan.
Pengerasan (hardening) adalah pertumbuhan kekuatan dari beton atau mortal setelah
bentuknya menjadi padat.
Semen dicampur air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak (workable).
Namun setelah selang beberapa waktu, pasta akan mulai menjadi kaku dan sukar
dikerjakan. Inilah yang disebut dengan (initial set). Selanjutnya pasta akan mengikat
kekauannya sehingga didapatkan padatan yang utuh. Ini disebut (final set). Proses
berlanjut hingga pasta mempunyai kekuatan, disebut (hardening). Pada umumnya
waktu pengikatan awal minimum adalah 45 menit, sedangkan waktu pengikatan
akhir adalah 6-10 jam.

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 1


1.1.2. Type of Cement
Based by ASTM C150/AASHTO M 85

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 2


Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 3
Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 4
PROSES PEMBUATAN SEMENT PORTLAND

Penggilingan
Batu kapur = 70%
Pengeringan dihaluskan
Tanah liat = 15%
Pencampuran diproporsikan
Quartzite (silika)
Oksida besi

SEMENT
PORTLAND Gypsum
Suspensi Pra-pemanasan
0
Dipanaskan hingga 800-900 C

Penggilingan
dihaluskan
Klinker Rotary Kiln
didinginkan
0
Dibakar pada 1450 C

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 5


SIFAT MASING-MASING KOMPOSISI UTAMA SEMEN

Kecepatan Panas hidrasi Andil terhadap


Bahan Susut
hidrasi (Joule/gram) kekuatan

C3S Cepat 503-tinggi >> dalam 28 hari Sedang

C2S Lambat 260-rendah > setelah 28 hari Sedang

C3A Sangat cepat 867-sangat tinggi > dalam 1 hari Besar

C4AF Cepat 419-sedang sedikit Kecil

C3S (alite) dan C2S (belite) adalah senyawa yang memiliki sifat perekat.
C3A adalah senyawa yang paling reaktif.
C4AF dan lainnya (dari oksida alumina dan besi) berfungsi sebagi katalisator (fluxing
agents) yang menurunkan temperatur pembakaran dalam klin untuk pembentukan
calsium silikat.
KECEPATAN HIDRASI SENYAWA SEMEN

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 6


Senyawa C2S mempunyai kecepatan hidrasi yang paling lambat sehingga semen
Yang proporsi C2S yang tinggi sering digunakan untuk pengecoran beton masif
Dengan skala besar, misalnya untuk dam atau pondasi rakit.
Dari pengamatan kecepatan evolusi panas hidrasi, atau dari pengukuran kenaikan
temperatur di bawah kondisi isotermal, ada 5 tahapan yang dapat diindentifikasi:
1. Hidrolis awal yang berlangsung terjadi waktu semen kontak dengan air, semen
beraksi cepat untuk beberapa menit.
2. Periode pasif (dorman period) di mana gypsum mencegah terjadinya flash set
pada C3A karena butiran semen dilapisi gel. Periode reaksi lambat berlangsung
sekitar setengah sampai 2 jam. Selama itu terjadi pemecahan dan pembentukan
kembali lapisan coating gel yang semakin tebal.
3. Percepatan terjadi dengan pecahnya coating karena bertambahnya tekanan
osmosis. Inilah waktu inisial set. Kecepatan reaksi bertambah sampai final set.
4. Perlambatan. Proses menjadi kaku berlanjut sampai tercapainya pengerasan.
Kondisi stabil di mana difusi lambat mengendalikan proses hidrasi yang lama

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 7


Peyimpanan semen
Agar semen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama, peyimpana semen harus
memperhatikan hal2 berikut
a. Semen harus terbebas dari kotoran dari luar
b. Semen harus tersimpan didalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari
basah dan lembab
c. Urutan pegaturan sesuai dengan tipe semen
d. Simpan ditempat tertutup, bila ada yang telah dibuka
e. Untuk memudahkan dan mejaga kelembaban, tinggi tumpukan jangan lebih
10 sak,, jarak ke dinding 50 cm dan dari lantai 30 cm

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 8


1.2. Water (air)

1.3. Admixture
Bahan tambahan untuk beton berupa bahan kimia (Chemical Admixture) ata Mineral
(Mineral Admixture) yang dicampur ke dalam adukan beton untuk memperoleh
sifat-sifat khusus dari beton seperti kemudahan pekerjaan, waktu pengikatan,
pengurangan air pencampur, peningkatan keawetan dan sifat lainnya
2.3.1. Chemical Admixtures
Bahan kimia yang digunakan diklasifikasikak ke 7 jenis
1. Jenis A (Water-reducing admixtures)
a. Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkanWRA ke
dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 9


didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi.
b. Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas
(jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton
segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi.
c. Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi
jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability
sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan
beton tanpa WRA.
2. Jenis B (Retarding Admixture)
Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan
beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang waktu
untuk pemadatan, pengangkutan dan pengecoran
3. Jenis C : Accelerating Admixtures
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses pengikatan dan
pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan untuk memperpendek
waktu pengikatan semen sehingga mempecepat pencapaian kekuatan beton. Yang
termasuk jenis accelerator adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat.
Pda daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan menggunakan
accelerator jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada
beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.
4. Jenis D : Water Reducing and Retarding Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan
konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan
pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton, maka jumlah
semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang dikurangi. Bahan ini
berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air pengaduk beton, maka
berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat air total pada beton.
5. Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 %
atau lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan untuk
mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga
diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit,
tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi.
Bahan tambah jenis ini berupa superplasticizer. Yang termasuk jenis

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 10


superplasticizer adalah : kondensi sulfonat melamine formaldehyde dengan
kandungan klorida sebesar 0,005 %, sulfonat nafthalin formaldehyde, modifikasi
lignosulphonat tanpa kandungan klorida. .
6. Jenis F water reducing, high range admixture
Jenis bahan ini dapat mengurangi jumlah air pada campuran beton dan
meningkatkan slump beton sampai 208 mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % -
2 % dari berat semen
7. Jenis G Water Reducing, High Range Retarding admixtures
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 %
atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini
merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton.
Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang
kerja.

2.3.2. Mineral Admixture


1. Pozzolan
2. Fly ash
3. Slag
4. Silica fume, etc

Module of concrete technology (BETANO 2019) Page 11

Anda mungkin juga menyukai