Anda di halaman 1dari 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ruminansia kecil, hewan pemamah
biak dan merupakan hewan mamalia yang menyusui anak-anaknya, domba dapat
menghasilkan bulu (wool) yang sangat baik untuk keperluan bahan sandang (tekstil).
Berdasarkan sifat-sifatnya, domba lebih suka hidup bersama atau berkelompok dan tidak
bersifat liar.Banyak keuntungan yang diperoleh jika melakukan pemeliharaan domba secara
intensif, salah satunya yaitu melakukan grooming dan perawatan domba seperti pencukuran
bulu dan pemotongan kuku pada domba.
Bulu-bulu yang menggumpal dan kotor pada ternak domba sebaiknya digunting, karena
kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit,
parasit dan jamur yang dapat mengganggudanmembahayakankesehatanternak.
Tujuan dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit, parasit-
parasit luar (ekto parasit) seperti kutu serta penyakit kulit lainnya yang disebabkan oleh
jamur. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan untuk memperindah
domba terutama pejantan (Mathius et al. 1989).

Pencukuran dapat dilakukan setahun 1 sampai 2 kali pada betina, sedangkan pada pejantan
dilakukan setiap 3 sampai 4 bulan karena pejantan harus selalu kawin dan jika rambutnya
panjang akan mengganggu aktivitas perkawinan, juga mengurangi keindahan. Pencukuran
yang pertama dilakukan pada waktu domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba
tidak stress.

Pencukuran bulu domba biasanya dilakukan pada cuaca terang dan panas (Morrison,
1956), begitu juga domba yang dicukur jangan terlalu muda, karena domba yang masih muda
perlu mempertahankan panas tubuhnya dari pengaruh dingin atau pun hujan (Spedding dkk.,
1945). Pada musim panas, kelenjar minyak (oil) di bawah kulit akan berperan aktif,
kemungkinan akan menutupi pori-pori pada kulit, sehingga sukar untuk melepaskan
(membuang) panas tubuh pada ternak (Sutardi, 1980) dan akan mempengaruhi pertumbuhan/
pertambahan bobot badan.

Domba yang tidak pernah dicukur, maka bulunya merupakan media tempat bersarangnya
kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat mengganggu kesehatan ternak (Morisson,
1956).

Selain itu pada bulu domba yang kotor akan mudah berkembangnya kuman penyakit,
karena berkontaminasi urine, feces domba mengandung Amonia (NH3) (Sutardi dkk, 1983;
Roffcer and Satter, 1981).
Dapus

Morrison. 1956. Feed and Feeding Morrison Publisher .

Spedding C. R. W.1970. Sheep Production and Grazing Management. Balliere, Tindall and
Cassete London.

Sutardi, J. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi, Departemen Ilmu Makanan Ternak Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor .

Sutardi dkk. 1983. Standardisasi mutu bahan makanan Ruminansia berdasarkan


metabolisme oleh mikroba rumen, dilaksanakan atas biaya proyek pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi No. 89/PPT/DPPM/416/79, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Dept. P & K. 30

Anda mungkin juga menyukai