Polisi menduga korban diperkosa sebelum dibunuh. Tim identifikasi mengambil sidik
jari korban dan mengambil swab vagina untuk memastikan adanya sperma pelaku.
Kata Sulit: -
Pertanyaan:
Livor mortis dapat kita lihat pada kulit mayat. Juga dapat kita temukan pada organ
dalam tubuh mayat. Masing-masing sesuai dengan posisi mayat. Lebam pada kulit
mayat dengan posisi mayat terlentang, dapat kita lihat pada belakang kepala, daun
telinga, ekstensor lengan, fleksor tungkai, ujung jari dibawah kuku, dan kadang-kadang
di samping leher. Tidak ada lebam yang dapat kita lihat pada daerah skapula, gluteus
dan bekas tempat dasi.
Lebam pada kulit mayat dengan posisi mayat tengkurap, dapat kita lihat pada dahi, pipi,
dagu, bagian ventral tubuh, dan ekstensor tungkai. Lebam pada kulit mayat dengan
posisi tergantung, dapat kita lihat pada ujung ekstremitas dan genitalia eksterna. Lebam
pada organ dalam mayat dengan posisi terlentang dapat kita temukan pada posterior
otak besar, posterior otak kecil, dorsal paru-paru, dorsal hepar, dorsal ginjal, posterior
dinding lambung, dan usus yang dibawah (dalam rongga panggul).
Ada tiga faktor yang mempengaruhi livor mortis yaitu volume darah yang beredar,
lamanya darah dalam keadaan cepat cair dan warna lebam. Volume darah yang beredar
banyak menyebabkan lebam mayat lebih cepat dan lebih luas terjadi. Sebaliknya lebih
lambat dan lebih terbatas penyebarannya pada volume darah yang sedikit, misalnya
pada anemia. Ada lima warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk
memperkirakan penyebab kematian yaitu (1) warna merah kebiruan merupakan warna
normal lebam, (2) warna merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN, atau
suhu dingin, (3) warna merah gelap menunjukkan asfiksia, (4) warna biru menunjukkan
keracunan nitrit dan (5) warna coklat menandakan keracunan aniline (Spitz, 1997).
Interpretasi livor mortis dapat diartikan sebagai tanda pasti kematian, tanda
memperkirakan saat dan lama kematian, tanda memperkirakan penyebab kematian dan
posisi mayat setelah terjadi lebam bukan pada saat mati. Livor mortis harus dapat kita
bedakan dengan resapan darah akibat trauma (ekstravasasi darah). Warna merah darah
akibat trauma akan menempati ruang tertentu dalam jaringan. Warna tersebut akan
hilang jika irisan jaringan kita siram dengan air (Mason, 1983).
b. Kaku mayat (rigor mortis)
Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang terjadi pada otot yang kadang-
kadang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode
pelemasan/ relaksasi primer; hal mana disebabkan oleh karena terjadinya perubahan
kimiawi pada protein yang terdapat dalam serabut-serabut otot (Gonzales, 1954).
1. Cadaveric spasme Cadaveric spasme atau instantaneous rigor adalah suatu keadaan
dimana terjadi kekakuan pada sekelompok otot dan kadang-kadang pada seluruh
otot, segera setelah terjadi kematian somatis dan tanpa melalui relaksasi primer
(Idries, 1997).
2. Heat Stiffening Heat Stiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibat suhu
tinggi, misalnya pada kasus kebakaran (Idries, 1997).
3. Cold Stiffening Cold Stiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibat suhu
rendah, dapat terjadi bila tubuh korban diletakkan dalam freezer, atau bila suhu
keliling sedemikian rendahnya, sehingga cairan tubuh terutama yang terdapat sendi-
sendi akan membeku (Idries, 1997).
Kaku mayat akan terjadi pada seluruh otot, baik otot lurik maupun otot polos. Dan
bila terjadi pada otot rangka, maka akan didapatkan suatu kekakuan yang mirip atau
menyerupai papan sehingga dibutuhkan cukup tenaga untuk dapat melawan kekakuan
tersebut , bila hal ini terjadi otot dapat putus sehingga daerah tersebut tidak mungkin
lagi terjadi kaku mayat.
Kaku mayat mulai terdapat sekitar 2 jam post mortem dan mencapai puncaknya setelah
10-12 jam pos mortem, keadaan ini akan menetap selama 24 jam dan setelah 24 jam
kaku mayat mulai menghilang sesuai dengan urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot-
otot wajah, leher, lengan, dada, perut, dan tungkai. Adanya kejanggalan dari postur
pada mayat dimana kaku mayat telah terbentuk dengan posisi sewaktu mayat
ditemukan, dapat menjadi petunjuk bahwa pada tubuh korban telah dipindahkan setelah
mati. Ini mungkin dimaksudkan untuk menutupi sebab kematian atau cara kematian
yang sebenarnya.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi kaku mayat :
A. Kondisi otot
1. Persediaan glikogen
Cepat lambat kaku mayat tergantung persediaan glikogen otot. Pada kondisi
tubuh sehat sebelum meninggal, kaku mayat akan lambat dan lama, juga pada
orang yang sebelum mati banyak makan karbohidrat, maka kaku mayat akan
lambat.
2. Gizi
Pada mayat dengan kondisi gizi jelek saat mati, kaku mayat akan cepat terjadi.
3. Kegiatan Otot
Pada orang yang melakukan kegiatan otot sebelum meninggal maka kaku mayat
akan terjadi lebih cepat.
B. Usia
1. Pada orang tua dan anak-anak lebih cepat dan tidak berlangsung lama.
2. Pada bayi premature tidak terjadi kaku mayat, kaku mayat terjadi pada bayi
cukup bulan.
C. Keadaan Lingkungan
1. Keadaan kering lebih lambat dari pada panas dan lembab
2. Pada mayat dalam air dingin, kaku mayat akan cepat terjadi dan berlangsung
lama.
3. Pada udara suhu tinggi, kaku mayat terjadi lebih cepat dan singkat, tetapi pada
suhu rendah kaku mayat lebih lambat dan lama.
4. Kaku mayat tidak terjadi pada suhu dibawah 10oC, kekakuan yang terjadi
pembekuan atau cold stiffening.
D. Cara Kematian
1. Pada mayat dengan penyakit kronis dan kurus, kuku mayat lebih cepat terjadi
dan berlangsung tidak lama.
2. Pada mati mendadak, kaku mayat terjadi lebih lambat dan berlangsung lebih
lama.
Penilaian algor mortis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut, antara lain :
Ada 17 tanda pembusukan, yaitu wajah dan bibir membengkak, mata menonjol, lidah
terjulur, lubang hidung dan mulut mengeluarkan darah, lubang lainnya keluar isinya
seperti feses (usus), isi lambung, dan partus (gravid), badan gembung, bulla atau kulit
ari terkelupas, aborescent pattern/ marbling yaitu vena superfisialis kulit berwarna
kehijauan, pembuluh darah bawah kulit melebar, dinding perut pecah, skrotum atau
vulva membengkak, kuku terlepas, rambut terlepas, organ dalam membusuk, dan
ditemukannya larva lalat. Organ dalam yang cepat membusuk antara lain otak, lien,
lambung, usus, uterus gravid, uterus post partum, dan darah. Organ yang lambat
membusuk antara lain paru-paru, jantung, ginjal dan diafragma. Organ yang paling
lambat membusuk antara lain kelenjar prostat dan uterus non gravid. Larva lalat dapat
kita temukan pada mayat kira-kira 36-48 jam pasca kematian. Berguna untuk
memperkirakan saat kematian dan penyebab kematian karena keracunan.
Golongan organ berdasarkan kecepatan pembusukannya, yaitu:
1. Early : Organ dalam yang cepat membusuk antara lain jaringan intestinal, medula
adrenal, pankreas, otak, lien, usus, uterus gravid, uterus post partum, dan darah
2. Moderate : Organ dalam yang lambat membusuk antara lain paru-paru, jantung,
ginjal, diafragma, lambung, otot polos dan otot lurik.
3. Late : Uterus non gravid dan prostat merupakan organ yang lebih tahan terhadap
pembusukan karena memiliki struktur yang berbeda dengan jaringan yang lain yaitu
jaringan fibrousa.
Saat kematian dapat kita perkirakan dengan cara mengukur panjang larva lalat.
Penyebab kematian karena racun dapat kita ketahui dengan cara mengidentifikasi racun
dalam larva lalat. Ada sembilan faktor yang mempengaruhi cepat-lambatnya
pembusukan mayat, yaitu:
1. Mikroorganisme. Bakteri pembusuk mempercepat pembusukan.
2. Suhu optimal yaitu 21-370 C mempercepat pembusukan.
3. Kelembaban udara yang tinggi mempercepat pembusukan.
4. Umur. Bayi, anak-anak dan orang tua lebih lambat terjadi pembusukan.
5. Konstitusi tubuh. Tubuh gemuk lebih cepat membusuk daripada tubuh kurus.
6. Sifat medium. Udara : air : tanah (1:2:8).
7. Keadaan saat mati. Oedem mempercepat pembusukan. Dehidrasi memperlambat
pembusukan.
8. Penyebab kematian. Radang, infeksi, dan sepsis mempercepat pembusukan. Arsen,
stibium dan asam karbonat memperlambat pembusukan.
9. Seks. Wanita baru melahirkan (uterus post partum) lebih cepat mengalami
pembusukan. Pada pembusukan mayat kita juga dapat menginterpretasikan suatu
kematian sebagai tanda pasti kematian, untuk menaksir saat kematian, untuk
menaksir lama kematian, serta dapat membedakannya dengan bulla intravital (Al-
Fatih II, 2007).
PEMERIKSAAN KORBAN
1. Dicatat nama dokter pemeriksa dan perawat pembantu
2. Dicatat tanggal dan jam pemeriksaan
Anamnesa
UMUM
1. Identitas korban : nama , umur , pekerjaan
2. Status perkawinan : gadis, sudah menikah, janda
3. Haid terakhir, pola haid
4. Riwayat penyakit, penyakit kelamin, penyakit kandungan
5. Apakah memakai kontrasepsi
KHUSUS
1. Siapa yang melaporkan ke polisi :
Korban
Keluarga
Masyarakat
2. Saat kejadian : tanggal dan jam
3. Tempat kejadian
4. Apakah korban melawan
5. Apakah korban pingsan
6. Apakah korban kenal dengan pelaku
7. Apakah terjadi penetrasi penis dan terjadi ejakulasi
8. Apakah ada deviasi sexual
9. Jumlah pelaku
10. Apakah setelah kejadian korban :
Mencuci kemaluan
Mandi
Ganti pakaian
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan spermatozoa
Analisis DNA
Sampai akhir 1980 – an, tes serologis pada kasus pemerkosaan menyangkut penelitian
enzim tradisional. Penentuan tipe DNA secara nyata menghilang pada saat tes. ”Sidik jari”
DNA contohnya untuk keperluan forensik, dikembangkan oelh Dr.Alec Jeffreys pada tahun
1985.6-8 Pada setiap untai DNA, ada ratusan rangkaian DNA identik. Panjangnya, konstitusi,
dan jumlah rangkaian berulang yang berbeda pada setiap orang. Identifikasi dan penemuan
rangkaian nukleotida dipunyai oleh sel seseorang adalah dasar dari identifikasi DNA.
Pentingnya sidik jari DNA yaitu bahwa jaringan yang terdiri dari sel berinti dapat
terhubung dengan kuat, biasanya pada penyingkiran statistik pada orang yang lain. DNA dapat
diperoleh dari sperma, sel – sel darah berinti, sel – sel dari jaringan lunak, gigi, tulang, kuku,
saliva, urin dan rambut – dasarnya, setiap jaringan dimana terdapat sel – sel berinti. DNA dapat
diekstraksi dari spesimen ini, secara kimia dibagi dalam fragmen – fragmen, yang membentuk
jejak yang digunakan sebagai identifikasi profil. Jejak ini dapat dibandingkan dengan jejak
DNA yang dibuat dari contoh darah tersangka. Apabila ini cocok, dan uji dilakukan dengan
penyelidikan yang tepat, secara nyata tidak ada keraguan yang diduga sebagai sumber jaringan
untuk menyingkirkan orang lainnya, kecuali dengan identitas yang kembar. Apabila pola tidak
cocok, yang diduga bukanlah pelaku.
Sebagai tambahan identifikasi DNA alami yang mutlak, ada keuntungan yang lain.
DNA jauh lebih stabil daripada enzim dan protein yang biasanya digunakan dalam identifikasi
darah. Tidak adanya positif palsu disebabkan karena degradasi. Apabila DNA berubah, maka
akan gagal membentuk pola. DNA cukup tahan terhadap penghancuran dan analisis dibuat
pada manusia sisa ratusan tahun yang lalu.
Banyak orang yang tidak mengetahui apa arti dari pencocokan DNA. Kecuali untuk
kembar monozigot, pola DNA adalah unik untuk setiap orang. Membuat profil DNA,
bagaimanapun juga tidak dengan membandingkan seluruh pola DNA pada orang dan bukti
DNA , hanya bagian hanya satu menit. Pencocokan dibuat berdasarkan penyingkiran statistik
pada semua orang. Untuk menentukan ini, frekuensi terjadinya dari alel – alel yang terpilih
pada jumlah populasi yang besar ditentukan, dan tes dilakukan untuk menentukan adanya alel
yang dipilih. Apabila bukti DNA dan DNA tersangka diuji pada alel yang terjadi pada satu dari
sepuluh orang, dan mereka cocok, kemudian 9 dari 10 orang dari populasi disingkirkan sebagai
asal dari DNA. Apabila alel kedua diuji juga terjadi dan cocok, maka 99 dari 100 orang dapat
disingkirkan. Apabila alel – alel cukup cukup untuk dilakukan uji, maka kemungkinan untuk
menyingkirkan dapat mencapai jutaan bahkan milyaran. Akhirnya, pencocokan ini dibuat
secara statistik.
Semua sel – sel yang berinti terdiri atas 23 pasang kromosom kecuali untuk sperma dan
ovum, yang terdiri dari 23 kromosom daripada 23 pasang. Setiap kromosom terdiri atas spiral
ganda dari deoxyriboneucleic acid (DNA) dalam bentuk tangga terpuntir atau rantai ganda. Sisi
daeri tangga terdiri dari gula yang bertukar – tukar (deoxiribosa) dan molekul fosfat;
penghubungnya terdiri atas cincin nitrogen, dimana basa nitrogen yang terikat lemah dengan
hidrogen. DNA terdiri atas unit yang disebut nukleotida, yang terdiri atas gula, grup fosfat,
dahn basa. Jutaan nukleotida ini membentuk satu rantai tunggal. Meskipun terdapat jutaan
nukleotida, hanya 4 basa yang berbeda dipakai. Dua diantaranya adalah purin (Adenin dan
Guanin) dan dua lainnya adalah pirimidin (Timin dan Sitosin) . dalam bentuk anak tangga,
guanin selalu berikatan dengan sitosin dan adenin dengan timin. Disini hanya terdapat 2
kemungkinan penggabungan dan ini disebut pelengkap pasangan basa. Oleh karena jutaan
nukleotida membentuk rantai tunggal dan faktanya disana hanya terdapat 23 pasang kromosom
pada setiap sel, disana kebanyakan terdapat variasi yang tidak terbatas dalam susunan
nukleotida. Perintah atau urutan dari basa molekul DNA membentukkode untuk informasi
genetik sel – sel.
Sebuah gen adalah rangkaian basa – basa ini yang menempati lokasi yang spesifik
(lokus) pada kromosom, menghasilkan produk yang spesifik. Disana biasanya lebih dari satu
bentuk gen dari setiap lokus. Ini disebutalel. Kebanyakan kromosom, tidak diketahui
fungsinya. Area initerdiri dari banyak salinan dari urutan basa yang lengkap, panjangya 50 –
60 pasang basa, tersusun satu dibelakang yang lainnya, berdua – duaan. Pengulangan urutan
dikenal sebagai pengulangan pasangan, dengan area yang dibuat dari pengulangan pasangan
yang diketajui sebagai VNTR (Variable Number of Tandem Repeats). Sama seperti gen, lokus
dari VNTR dapat memiliki banyak alel. Lokus – lokus VNTR merupakan area pertama yang
digunakan dalam menentukan tipe DNA karena alel yang banyak.
Metode asli dari analisa DNA adalah RFLP (Restriction Fragment Length
Polymorphism). Metode ini panjang, metode yang rumit yang memerlukan minimal 6 – 8
minggu untuk menghantarkannya. DNA secara kimia dikeluarkan dari spesimen biologis yang
diajukan dan dimurnikan. Kemudian dipotong dalam fragmen – fragmen melalui enzim
restriksi. Substansi ini memotong molekul DNA pada urutan basa yang spesifik. Jumlah
fragmen DNA dan panjangnya dihasilkan oleh enzim restriksi yang tepat bergantung pada
seberapa sering urutan basa enzimterjadi di spesimen DNA. Karena setiap urutan DNA
seseorang berbeda, fragmen – fragmen di spesimen DNA dari satu orang ke orang lainnya
berbeda dalam jumlah dan panjangnya dari spesimen DNA yang berbeda.
Fragmen – fragmen DNA dibagi menjadi pita – pita oleh elektroforesis. DNA
membawa muatan negatif dan akhirnya menghantarkan ke arah kutub positif di elektroforesis.
Jarak setiap fragmen yang berjalan tergantung pada panjangnya. Semakin panjang suatu
fragmen, semakin lambat perpindahannya. Ini menciptakan sejumlah pita – pita DNA pada gel.
Ini dipindahkan ke membran nilon melalui teknik ynag disebut Southern blotting. Membran
kemudian terpapar pada pemeriksaan DNA yang memiliki label radioaktif. Pemeriksaan dicari
urutan basa yang lengkap. Akhirnya, adenine mencari timin, dan guanin mencari sitosin.
Pemeriksaan kemudian mengikat jejak DNA. Film X – ray ditempatkan disebelah membran
untuk mendeteksi pola radioaktif yang tampak sebagai seri dari pita yang sama dengan kode
batang pada alat di toko penjual makanan. Setiap pita atau garis gelap menunjukkan titik
dimana pemeriksaan DNA terikat pada urutan basa yang lengkap. Pola pita unik untuk setiap
orang (kecuali kembar identik), hanya sebagai sidik jari. Ketika dua orang memiliki pola yang
sama untuk satu atau dua pemeriksaan, jika jumlah yang cukup dari pemeriksaan yang
digunakan, pada beberapa titik, pemeriksaan mulai dengan ketidakcocokan dan orang dapat
disingkirkan. Apabila DNA yang diuji datang dari orang yang diuji melawan, dan jumlah yang
cukup dari pemeriksaan sedang berjalan, kemudian secara statistik, kemungkinan seseorang
merupakan sumber dari DNA mendekati 100 %. Dengan penggunaan pemeriksaan DNA yang
cukup, kemungkinan bahwa identifikasi positif dapat sebesar 30 juta banding satu.8
Interpretasi:
Bila terdapat spermatozoa, maka kepala spermatozoa berwarna merah ungu dan
lehernya berwarna merah muda.
Interpretasi:
Bila bercak tsb adalah semen maka akan terlihat spermatozoa diantara serabut-serabut
benang. Dengan kepala berwarna merah dan ekor berwarna biru muda.
1. Reaksi Florence : - Buat reagen dengan mencampur Iodium 1gr + larutan lugol Kj 2 gr +
aquadest 40ml.
-Bercak di ekstrasi pada kaca objek dan keringkan,
-Letakkan ekstrak pada kaca objek dan keringkan.
-Tutup bercak tsb dengan kaca penutup.
-Teteskan reagen dipinggir kaca penutup dan biarkan mengalir bercampur ekstrak tsb.
-Lihat dibawah mikroskop.
Interpretasi : (+) Bila ditemukan Kristal-kristal Choline per Iodida – (berbentuk daun
bamboo dengan warna coklat).
DD : Sekret vagina dapat memberikan reaksi positif.
2. Reaksi Berberio
Dasar: adanya sperma dalam cairan mani.
Cara: mirip dengan reaksi Florence, hanya reagen nya diganti Larutan pikrat jenuh.
C. Pemeriksaan tersangka
1. Tempelkan gland penis pada kaca objek dengan erat dan keringkan secukupnya.
2. Letakkan kaca objek tsb diatas cawan yang berisi larutan lugol Kj dan terkena uap lugol.
3. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran sedang.
Interpretasi:
Bila memang telah terjadi persetubuhan, maka akan terlihat epitel vagina (sel yang
besar-besar berwarna coklat).
Epitel penis akan berwarna kekuning-kuningan.
Landasan hukum
Pasal 133 KUHAP menyebutkan:
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana,
ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau
dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis,
yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label
yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari
kaki atau bagian lain badan mayat.
Yang berwenang meminta keterangan ahli adalah penyidik dan penyidik pembantu
sebagaimana bunyi pasal 7(1) butir h dan pasal 11 KUHAP :
Penyidik yang dimaksud di sini adalah penyidik sesuai dengan pasal 6(1) butir a, yaitu penyidik
yang pejabat Polisi Negara RI. Penyidik ini adalah penyidik tunggal bagi pidana umum,
termasuk pidana yang berkaitan dengan kesehatan dan jiwa manusia. Oleh karena visum et
repertum adalah keterangan ahli mengenai pidana yang berkaitan dengan kesehatan jiwa
manusia, maka penyidik pegawai negeri sipil tidak berwenang meminta visum et repertum,
karena mereka hanya mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi
dasar hukumnya masing-masing (Pasal 7(2) KUHAP).
Pasal 179 KUHAP
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter ahli
lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan
(2) Semua ketentuan tersebut diatas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan
keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam
bidang keahliannya
Sanksi hukum bila siapa saja yang menolak permintaan penyidik, dapat dikenakan sanksi
pidana :
Pasal 216 KUHP :
Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut
undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasar- kan
tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana;
demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau mengga-
galkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama
empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
5. PENUTUP.
o Memuat kata “Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan mengingat sumpah pada
waktu menerima jabatan”.
o Diakhiri dengan tanda tangan, nama lengkap/NIP dokter.
1. Jinayat terhadap jiwa (jinayat an-nafsi) = jinayat yang mengakibatkan hilangnya nyawa
(pembunuhan). Pembunuhan jenis ini terbagi tiga:
a. Pembunuhan dengan sengaja (al-‘amd) =
Misalnya = memanah binatang buruan atau sejenisnya, namun ternyata anak panahnya nyasar
mengenai orang hingga meninggal dunia.
Sangsi Hukuman:
Diyat berupa 100 ekor unta secara berangsur-angsur selama tiga tahun.
Dan tidaklah layak bagi seorang mukmin untuk membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah, (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar
diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga
terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal ia mukmin,
maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Dan jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka
(hendaklah si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh)
serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya,
maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara tobat
kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.(Qs. An-Nisa`: 92)
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannnya ialah
Jahannam.Ia kekal di dalamnya. Allah pun murka kepadanya, mengutuknya, serta
menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisa`: 93)
2. Jinayat kepada badan selain jiwa = Penganiayaan yang tidak sampai menghilangkan
nyawa:
Larangan membunuh
Islam melarang umatnya membunuh seseorang manusia atau seekor binatang
sekalipun, kalau itu tidak berdasarkan kebenaran hukumnya. Dalam Islam orang-orang yang
halal darah atau boleh dibunuh karena perintah hukum dengan prosedurnya adalah orang-orang
murtad, yaitu orang-orang Islam yang berpindah agama dari Islam ke agama lainnya, sesuai
dengan hadis
Yang halal darah juga adalah pembunuh, bagi dia berlaku hukum qishash yakni
diberlakukan hukuman balik oleh yang berhak atau negara melalui petugasnya. Penzina
muhshan (yang sudah kawin) adalah satu pihak yang halal darah juga dalam Islam melalui
eksekusi rajam, mengingat jelek dan bahayanya perbuatan dia yang sudah kawin tetapi masih
berzina juga. Semua pihak yang halal darah tersebut harus dieksekusi mengikut prosedur yang
telah ada dan tidak boleh dilakukan oleh seseorang yang tidak punya otaritas baginya.
Selain dari tiga pihak tersebut dengan ketentuan dan prosedurnya masing-masing tidak
boleh dibunuh, sebagaimana firman Allah swt: “...wala taqtulun nafsal latiy harramallahu illa
bilhaq...” (...jangan membunuh nyawa yang diharamkan Allah kecuali dengan kebenaran...)
(QS. al-An’am: 151). Larangan ini berlaku umum untuk semua nyawa baik manusia maupun
hewan, kecuali yang dihalalkan Allah sebagaimana terhadap tiga model manusia di atas tadi
atau hewan nakal yang mengganggu manusia dan hewan yang disembelih dengan nama Allah.
Sementara hukuman ukhrawi-nya adalah dilemparkan dalam neraka oleh Allah SWT
suatu masa nanti, sesuai dengan firman-Nya: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah
murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. an-
Nisa’: 93)
Bagi pembunuh yang sudah dimaafkan oleh keluarga terbunuh sehingga bebas dari
hukuman qishash, wajib baginya membayar diyat kepada keluarga terbunuh sebanyak 100 ekor
unta. Jumhur ulama sepakat dengan jumlahnya dan bagi wilayah yang tidak mempunyai unta
dapat diganti dengan lembu atau kerbau atau yang sejenis dengannya. Dalam Islam, qishash
diberlakukan karena di sana ada kelangsungan hidup umat manusia, sebagaimana firman Allah:
“Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang
berakal, supaya kamu bertakwa.” (QS. al-Baqarah: 179).
Qishash ini betul-betul sebuah keadilan dalam sistem hukum pidana Islam, di mana
seseorang yang membunuh orang lain tanpa salah harus dibunuh balik. Ini sama sekali tidak
melanggar hak azasi manusia (HAM) sebagaimana diklaim orang-orang yang tidak paham
hukum Islam. Bagaimana mungkin kalau seseorang membunuh orang lain tanpa dibenarkan
agama dapat diganti dengan hukuman penjara 5-9 tahun, sementara orang yang dibunuhnya
sudah meninggal. Malah yang seperti itulah melanggar HAM, karena tidak berimbang antara
perbuatan jahat yang dilakukannya dengan hukuman terhadapnya.
Ada tiga macam jenis pembunuhan dalam Islam yang mempunyai hukum qishash yang
berbeda, yaitu pembunuhan sengaja, semi sengaja dan tidak sengaja. Pembunuhan sengaja
adalah seseorang sengaja membunuh orang lain yang darah dan keselamatan jiwanya
dilindungi. Yaitu dengan menggunakan alat untuk membunuh seperti senjata api dan senjata
tajam.
Tindak pidana pembunuhan secara sengaja jika memenuhi unsur-unsur: (1) orang yang
melakukan pembunuhan adalah orang dewasa, berakal, sehat, dan bermaksud membunuh; (2)
terbunuh adalah orang yang terpelihara darahnya (tidak halal untuk dibunuh); dan (3) alat yang
digunakan untuk membunuh dapat mematikan atau menghilangkan nyawa orang. Jika
pembunuh sengaja dimaafkan oleh keluarga terbunuh maka sipembunuh wajib membayar diyat
berat berupa 100 ekor unta, terdiri dari 30 ekor unta betina berumur 3-4 tahun, 30 ekor unta
betina berumur 4-5 tahun, dan 40 ekor unta betina yang sedang bunting.
Pembunuhan semi sengaja adalah menghilangkan nyawa orang lain dengan alat yang
tidak biasa digunakan untuk membunuh dan tidak dimaksudkan untuk membunuh. Ia juga
harus membayar diyat berat kalau sudah dimaafkan keluarga terbunuh dengan cara
mengangsurnya selama 3 tahun. Sementara pembunuhan tidak sengaja adalah seperti orang
melempar buah mangga di pohon lalu terkena seseorang di bawah pohon mangga tersebut
sehingga mati.
Diyat bagi kasus seperti ini adalah diyat ringan, yaitu 100 ekor unta terdiri atas 20 ekor
unta betina berumur 1-2 tahun, 20 ekor unta betina berumur 2-3 tahun, 20 ekor unta jantan
berumur 2-3 tahun, 20 ekor unta betina berumur 3-4 tahun, dan 20 ekor unta betina berumur 4-
5 tahun. Pihak pembunuh wajib membayarnya dengan mengangsur selama 3 tahun, setiap
tahun wajib membayar sepertiganya. Kalau tidak dapat dibayar 100 ekor unta, maka harus
dibayar 200 ekor lembu atau 2.000 ekor kambing.