Leader Grow Leader-Bussiness Proposal
Leader Grow Leader-Bussiness Proposal
ABSTRACT
Adaptasi program
pengembangan Future
Potential Leader dari Garuda
Indonesia ke BMKG
Rudi Widiyanto
rudi.widiyanto@bmkg.go.id
LEMBAR PENGESAHAN
Leader Grow Leader, A Brief Insight from Garuda Indonesia Internship Program
Coach Mentor
______________________ ______________________
(Edy Wahyono) ( )
_____________________________
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................ 1
B. TUJUAN MAGANG ........................................................................................... 1
BAB II KONDISI EKSISTING INSTANSI ASAL ..................................................................... 3
A. PENERAPAN MANAJEMEN TALENTA ............................................................... 3
B. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI .................................................................. 3
BAB III PENERAPAN MANAJEMEN TALENTA DI GARUDA INDONESIA............................. 5
A. KONSEP TALENT MANAGEMENT DI GARUDA INDONESIA ............................. 5
B. TALENT ACQUISITION...................................................................................... 6
C. TALENT DEVELOPMENT................................................................................... 7
D. TALENT RETENTION......................................................................................... 9
BAB IV RENCANA TINDAK LANJUT ................................................................................ 10
A. KONSEP/ PROGRAM DI GARUDA INDONESIA YANG DIADAPTASI ................. 10
B. LEADER GROW LEADER ................................................................................. 10
A. KESIMPULAN................................................................................................. 13
B. SARAN........................................................................................................... 13
REFERENSI .................................................................................................................... 14
Page |1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semangat dan amanat Reformasi Birokrasi mendorong pemerintah
mengesahkan Undang-undang No. 5 tahun 2015 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN). Pegawai pemerintah kini disebut sebagai ASN, yang terdiri
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja (PPPK). Dua tahun kemudian pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah No. 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS, sebagai petunjuk
pelaksanaan UU No. 5 tahun 2015. Manajemen PNS ini mendasarkan pada
sistem merit sebagai dasar pengelolaan Sumber Daya Aparatur
Pemerintah, dimana setiap individu ditempatkan, dikembangan, dan
diarahkan berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja masing-masing.
BMKG sebagai instansi pemerintah memiliki kewajiban untuk
menaati undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku
mengenai ASN. Peraturan Pemerintah No 11/2017 secara khusus
menyebutkan dalam Bab V mengenai Pengembangan Karier dan
Pengembangan Kompetensi yang harus dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, termasuk pula BMKG. Pola karier, pengembangan
kompetensi, dan rencana suksesi yang berasal dari manajemen talenta
merupakan salah satu indikator penerapan system merit di instansi
pemerintah.
Manajemen talenta menjadi penting karena merupakan penyuplai
kelompok suksesi pejabat administrasi, fungsional, ataupun pimpinan
tinggi. Penerapan manajemen talenta di tiap instansi memiliki perbedaan,
hal ini disesuaikan dengan tantangan, kebutuhan, dan kesanggupan tiap
instansi.
B. TUJUAN MAGANG
Lembaga Administrasi Negara (LAN) mengeluarkan Peraturan
nomor 10 tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri
Sipil. Peraturan tersebut menjelaskan mengenai berbagai metode
pengembangan kompetensi yang dapat dilaksanakan di lingkungan
instansi pemerintah. Peraturan Pemerintah No. 11/2017 dan Peraturan
LAN No. 10/ 2018 meyebutkan bahwa magang/ praktik kerja merupakan
salah satu metode dalam mengembangkan kompetensi PNS.
Page |2
Grow &
Managing Right
Sustainable
People People
Airline
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
KO
APM INT TPB ATP BPP MM FPK PerP MHK MUT KK KS PK
ER
LEVEL 5 3 5 1 13 1 4 4 2 0 8 2 2 5
LEVEL 4 370 109 193 501 97 87 117 172 139 455 99 127 123
LEVEL 3 1901 1114 1918 1921 862 866 1729 966 1275 2079 610 1822 703
LEVEL 2 612 1660 779 433 1902 1217 947 1593 886 339 1147 711 1184
LEVEL 1 12 11 5 29 34 224 76 162 135 10 947 56 379
Grafik Kondisi Kompetensi dan Potensi SDM BMKG
B. TALENT ACQUISITION
Garuda Indonesia, sesuai core business yang dimilikinya,
mengelompokkan pegawai menjadi 3 yaitu cockpit crew, cabin crew, dan
ground staff. Apabila cockpit crew adalah captain pilot dan first officer,
kemudian cabin crew adalah para pramugari dan pramugara, maka semua
pegawai lainya mulai dari penjualan, keuangan, perencanaan strategis,
hingga human capital digolongkan sebagai ground staff.
Namun demikian, model perekrutan untuk ketiga jenis pegawai
Garuda Indonesia tersebut disamakan menjadi 5 cara yaitu buy, build,
borrow, bounce, dan bind.
C. TALENT DEVELOPMENT
Garuda Indonesia membuat terobosan kebijakan dengan
menegaskan bahwa pengembangan kompetensi dan peningkatan kinerja
pegawai meruapakan tanggung jawab setiap pegawai dan atasan
langsungnya. Setiap pejabat structural/ manajerial, dalam konteks Human
Capital di Garuda Indonesia, disebut sebagai People Manager.
Leadership
Personal
Functional Bussiness
D. TALENT RETENTION
Penerapan manajemen talenta tidak hanya berbicara mengenai
mendapatkan dan mengembangkan talent, namun juga
mempertahankannya tetap di dalam organisasi. Menyadari hal tersebut,
Garuda Indonesia pun melakukan beberapa strategi untuk
mempertahankan pegawainya. Garuda Indonesia menerapkan Total
Reward Strategy dalam menjaga talenta pegawainya.
Working
Environm Compens
ent ation
Personal
Develop Benefit
ment
•Career •Ticket concession
management •Pension
•Training & •Healtcare
Development insurance
Employee Performance
Plan
Employee Performance Employee Performance
Tracking Review
Employee Development
Plan
Coaching
3) Rancangan program
Building Infrastructure
Top Executive (Forms, Coaching
Adjusting Performance
Commitment & pocketbook,
Review (SKP)
Clearance Development Method
Manuals)
Employee Developmen
Employee Potential Employee Performance
Plan & Employee
Review Tracking
Performance Plan
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Program pemagangan dengan tema Talent Management di
Garuda Indonesia sangat berguna dalam pengembangan manajemen
talenta di lingkungan Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah. Sebagai
BUMN, Garuda Indonesia memiliki kaitan dengan kebijakan pemerintah.
Kondisi ini memungkinkan untuk melakukan duplikasi dan adaptasi
program manajemen talenta.
Duplikasi dan atau adaptasi program manajemen talenta menjadi
lebih mudah dilaksanakan selain Garuda Indonesia adalah BUMN, produk
utamanya berbentuk pelayanan, yang notabene merupakan inti kegiaatan
di pemerintah.
Manajemen talenta di Garuda Indonesia telah berlangsung hampir
1 dekade dengan dukungan dan komitmen Board of Director di tiap
periode, dalalm bentuk penetapan kebijakan perusahaan. Hasil yang diraih
diakui oleh kalangan internasional, tidak dalam bentuk pengelolaan
pegawai namun dalam hal pelayanan. Hal ini membuktikan bahwa
kesuksesan organisasi, apapun lini bisnisnya, salah satunya didukung
dengan manajemen talenta/ pegawai yang mumpuni.
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah baru mendapatkan
titik terang manajemen talenta dengan dikeluarkanya PP nomor 11 tahun
2017 tentang manajemen PNS. Kondisi ini tentunya sangat jauh terlambat,
banyak ketertinggalan yang harus dikejar. Namun sisi baiknya, kita sudah
berada di jalur yang tepat.
B. SARAN
Kegiatan magang dengan tema Talent Management berikutnya
sebaiknya tetap dilaksanakan di lingkungan BUMN daripada di perusahaan
swasta, setidaknya untuk 3 tahun berikutnya. BUMN masih memiliki
keterkaitan dengan lingkungan pemerintah yaitu kementerian BUMN,.
Kondisi ini sangat memudahkan apabila ingin mengambil ide dan contoh
dari BUMN ke lingkungan Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah.
Waktu pemagangan sebaiknya diperpanjang menjadi 3 bulan.
Selama waktu tersebut peserta magang dapat mengikuti 1 kegiatan/ mini
proyek di lokasi magang. Dengan demikian tidak hanya materi presentasi
yang didapatkan, namun iklim kerja dan pola kerja hasil yang merupakan
bagian tak terpisahkan dari manajemen talenta.
P a g e | 14
REFERENSI
Berger, L.A. & Berger, D.R. (Ed). (2004). The Talent Management Handbook.New
York: McGraw Hill Companies.
Goldsmith, M. & Carter, L. (Ed). (2010). Best Practices in talent Management. San
Francisco : Pfeiffer
Isson, J.P. & Harriott, J.S. (2016). People Analytics in The Era of Big Data. New
Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
Sobandi, B., dkk. (2016). Kajian Model Talent Management Dalam Pengembangan
Karier PNS (Studi pada Lembaga Administrasi Negara). Sumedang : Kajian
dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara.