Anda di halaman 1dari 2

SIAPAKAH ANAK KITA?

Kita perlu mengetahui siapakah anak kita?

 Berharap anak menjadi kepanjangan kita?


 Anak sebagai kompensasi kita?
 Anak adalah beban hidup kita?
 Anak sebagai penolong kita?
 Ciptaan Tuhan yang dipercayakan kepada kita?

Konsep kita akan siapakah anak, menjadi sangat nyata tatkala anak bertumbuh menjadi
Remaja. Misalkan:

 Jika kita melihatnya sebagai KEPANJANGAN KITA, maka kita akan makin
menuntutnya untuk melakukan semua yang kita lakukan dan menjadi SAMA
seperti diri kita
 Jika kita melihatnya sebagai KOMPENSASI kita, maka kita akan makin
menuntutnya untuk menutupi KEKURANGAN kita supaya dia TIDAK
MENJADI SEPERTI KITA
 Jika kita melihatnya sebagai BEBAN HIDUP kita, maka kita makin akan
bersikap TIDAK RAMAH dan PERHITUNGAN dengannya. Relasi kita
dengannya akan berbentuk UNTUNG-RUGI!
 Jika kita melihat anak sebagai PENOLONG kita, maka kita akan makin
BERGANTUNG padanya dan menuntutnya untuk MENYELESAIKAN
masalah yang kita hadapi.
 Jika kita melihat anak sebagai CIPTAAN TUHAN YANG DIPERCAYAKAN
KEPADA KITA, maka kita akan mengasuhnya dengan penuh tanggung jawab
BERSAMA TUHAN.

Konsep kita akan siapakah anak, juga mempengaruhi kasih kita kepadanya

Kasih kepada anak berkurang sewaktu:

 Anak tidak menjadi seperti yang diharapkan!


 Anak tidak menghargai pengorbanan kita!
 Anak tidak menyambut uluran tangan kita!
 Anak melawan kita!
 Anak menghina kita!
 Kita kecewa kepadanya!

Firman Tuhan:
"Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan (kata-kata ini
bisa ditukar anak-anak secara umum), dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti
anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda.
Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya
itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu
gerbang." (Mazmur 127 :3-5)

Membangun Keakraban dengan Anak

Hal-hal yang perlu dilakukan orang tua terhadap anak mereka yaitu:

1. Kuantitas waktu sama atau bahkan lebih penting daripada kualitas


waktu yang kita habiskan dengan anak. Ingat, anak tidak menyimpan
memori akan semua hal yang terjadi; anak menyimpan ikatan batiniah
yang terjalin melalui waktu yang kita bagikan dengan anak.
2. Mengerjakan atau melakukan kegiatan bersama, bukan sekadar
mengajak anak dan membiarkannya melakukan aktivitas itu sendirian,
misalnya bermain atau mengerjakan proyek bersama.
3. Memberikan barang yang disukainya. Mendapatkan hadiah yang
didambakan senantiasa menambah sukacita anak. Memberikan kepada
anak barang yang disukainya merupakan wujud kasih orang tua
kepada anak. Ingat, memberikan barang harus dilakukan dengan
penuh hikmat.
4. Jika tidak mempunyai alasan untuk mengatakan, tidak, katakan, ya,
terhadap permintaannya. Jangan sampai anak membentuk pemikiran
bahwa orang tuanya selalu mengatakan, tidak, terhadap
permintaannya. Relasi dibangun di atas, ya, bukan, tidak.
5. Perlakukan anak dengan adil; jangan bersikap kejam atau tidak
manusiawi. Ingat, berhati-hatilah dengan tuntutan yang kita sendiri
tidak dapat memenuhinya.
6. Lakukanlah hal-hal yang spontan dan menyenangkan. Inilah hal-hal
yang akan diingat oleh anak.

Anda mungkin juga menyukai