Dosen Pembimbing:
R. RUDI ALHEMPI
AKUNTANSI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “M”.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu Negara tidak akan pernah bias lepas dari berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada Negara-negara yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan,pengangguran,kenaikan harga
(inflasi), dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah poko bangsa ini dan membutuhkan
solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat langkah Negara
Indonesia untuk menjadi Negara yang lebih maju. Meskipun di dunia ini terdapat beraneka
ragam system ekonomi yang dianut oleh masing-masing Negara, pada hakekatnya setiap
persoalan yang dihadapi oleh setiap sitem ekonomi tersebut adalah sama. Dalam rangka
mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya, setiap system ekonomi yang dianut oleh setiap
Negara akan menghadapi persoalan ekonomi yang sama.
Pemerintah adalah ibarat seorang nahkoda yang sedan menjalankan sebuah kapal.
Di dalam jangka pendek ia harus dapat menjaga kondisi kapalnya akan terhindar dari berbagai
ancaman selama perjalanan. Sedangkan di dalam jangka panjang, nahkoda tersebut harus
berusaha agar kapalnya dapat mencapai tujuan yang diinginkan / dicita-citakan. Tentu saja dalam
kenyataannya perjalanan kapal yang dinahkodainya tidah semulus yang direncanakan, banyak
sekali rintangan dan masalah yang selalu mengintai dan harus siap dipecahkan begitu muncul
menghadangnya.
Di dalam jangka panjang pemerintah harus menghantarkan masyarakat indonesia
kepada kemakmuran, kesejahteraan lahir dan batin serta harus menghadapi masalah jangka
panjang seperti masalah pertumbuhan ekonomi. Sedangkan di dalam jangka pendek pemerintah
dituntut untuk selaludapat membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif / mendukung
semua pihak. Sedangkan dipihak lain masih harus menghadapi masalah-masalah ekonomi jangka
pendek yang terkenal dengan istilah “tiga penyakit pokok ekonomi”. Dan sesungguhnya
keberhasilan pemerintah dalam jangka panjang tidak terlepas dari kemampuannya menangani
masalahmasalah ekonomi jangka pendek ini.
PEMBAHASAN
2.1 Pengangguran
2. Pengangguran Struktural
Pengangguran Struktural adalah Perubahan struktur dan kegiatan ekonomi
sebagai akibat perkembangan ekonomi dapat menimbulkan masalah
pengangguran. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran
struktural: (i) sebagai akibat dari kemerosotan permintaan, atau (ii) sebagai akibat
dari semakin canggihnya teknik memproduksi. Pengangguran yang diakibatkan
oleh kemajuan teknik memproduksi dinamakan pengangguran teknologi.
3. Pengangguran Normal
Pengangguran Normal adalah Apabila dalam suatu periode tertentu
perekonomian terus menerus mengalami perkembangan yang pesat, jumlah dan
tingkat pengangguran akan menjadi semakin rendah. Pada akhimya perekonomian
dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu apabila
pengangguran tidak melebihi dari 4 persen.
1) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran tersembunyi ialah Apabila dalam sesuatu kegiatan
perekonomian jumlah tenaga kerja sangat berlebihan. Sebagai akibat dari kelebihan
tenaga kerja tersebut, sebahagian tenaga kerja di kegiatan tersebut dapat dipindahkan
ke kegiatan ekonomi yang lain tanpa mengurangi tingkat produksi di kegiatan yang
pertama.
Kelebihan tenaga kerja dan pengangguran tersembunyi di sektor pertanian
banyak berlaku di negara-negara berkembang. Jumlah penduduk yang sudah terlalu
besar, dan diikuti pula oleh perkembangan penduduk yang sudah sangat cepat,
menyebabkan rasio (perbandingan) di antara tanah-tenaga kerja di negara-negara
tersebut sangat kecil sekali.
2) Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu
tertentu di dalam satu tahun. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-
waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedang menurun kesibukannya. Waktu di
antara menuai dan masa menanam berikutnya, dan periode di antara sesudah
menanam bibit dan masa mengutip hasilnya, adalah masa yang kurang sibuk dalam
kegiatan pertanian. Di dalam periode tersebut banyak di antara para petani dan tenaga
kerja di sektor pertanian tidak melakukan sesuatu pekerjaan. Berarti mereka sedang
dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk sementara saja,
dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu. Oleh sebab itu ia dinamakan pengangguran
musiman.
3) Setengah Menganggur.
Tenaga kerja yang bekerja dalam jumlah jam kerja yang terbatas itu tidak
dapat dianggap sebagai sepenuhnya bekerja. Tetapi mereka juga bukanlah
penganggur. Oleh sebab itu mereka digolongkan sebagai setengah menganggur atau
underemployment.
Pengangguran sukarela ialah Mahasiswa dan pelajar dan ibu-ibu rumah tangga
tidak digolongkan dalam angkatan kerja walaupun berdasarkan umur, mereka dapat
digolongkan sebagai angkatan kerja.
Pengangguran tak-sukarela ialah Apabila pada suatu tingkat upah tertentu tenaga
kerja secara aktif mencari kerja, tetapi mereka tidak dapat memperoleh kerja.
Dampak inflasi yang kurang baik bagi beberapa aspek kegiatan ekonomi
masyarakat di antaranya :
1. Inflasi akan menjadikan turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki
penghasilan (kenaikkan pendapatannya) dengan kenaikkan harga yang di
sebabkan karena inflasi.
2. Inflasi menyebabkan turunnya nilai riil kekayaaan masyarakat yang
berbentuk kas, karena nilai tukar kas (uang misalnya) tersebut akan menjadi
kecil, karena secara nominal harus menghadapi harga komoditi per satuan
yang lebih besar.
3. Inflasi akan menyebabkan nilai tabungan masyarakat menjadi turun, sehingga
orang akan cenderung memili menginvestasikan uangnya dalam aktiva yang
lebih baik, daripada menabungknnya ke bank.
4. Inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi
terhambat, sebagai contoh, dari sektor perdagangan luar negeri, maka
komoditi ekspor Indonesia menjadi tidak dapat lagi bersaing dengan komoditi
sejenis di pasar dunia.
Ilusi termasyhur dan termuskil dari para ekonom kondang, terutama yang
berbasis di Chicago adalah netralitas uang. Uang tidak memengaruhi roda
perekonomian. Terdapat dua kelompok besar dari para filosof uang yang tidak
percaya pada pentingnya arus dana (cash flow) dalam menggerakkan roda usaha.
Kelompok yang satu percaya bahwa uang bisa memengaruhi gerak roda
perekonomian jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang (entah sampai berapa
lama) pengaruh uang akan netral. Mazhab yang satu lagi, yang paling banyak
ditelan logikanya, mengatakan, dalam jangka pendek pun uang tidak berpengaruh.
Kesamaan dari kedua mazhab tersebut ada pada peran bank sentral (BI) yang
berujung pada sia-sianya, bahkan berbahayanya, penerapan kebijakan moneter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas. Masalah ekonomi pasti di hadapi oleh setiap Negara. Untuk mengatasi
masalah ekonomi perlu adanya system ekonomi yang sesuai bagi suatu Negara.
Berdasarkan dari pembahasan masalah pokok perekonomian indonesia dapat
ditarik kesimpulan, bahwa masalah pokoknya yaitu pengangguran dan inflasi.
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja yang sedang mencari
pekerjaan dan belum mendapatkannya. Dan inflasi adalah proses menurunnya nilai
mata uang secara kontinu.
Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran
yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran
tinggi tingkat harga-harga relatif stabil. Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat
akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat pada lemahnya investasi pula, dan
akhirnya berdampak pada menambahnya Pengangguran karena tidak adanya
kesempatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA