1234
1234
PENDAHULUAN
Lalu lintas angkutan umum adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
lalu lintas, angkutan umum, jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, prasarana lalu
pengelolaannya. Lalu lintas dan angkutan jalan sebagai bagian dari sistem
dua atau sepeda motor mempunyai risiko yang tinggi dalam menyumbang
kejadian kecelakaan lalu lintas. Cedera tak disengaja akibat kecelakaan kendaraan
yang lainnya. Jumlah kecelakaan lalu lintas akibat dari kendaraan bermotor
dengan jenis kendaraan sepeda motor mengalami kenaikan dari tahun ke tahun
dari pada jenis kendaraan lainnya seperti mobil penumpang, bus, mobil truk
tanggung jawab bersama antara pengguna jalan dan aparatur negara yang
1
terhadap pengadaan dan pemeliharaan infra dan supra struktur, sarana dan
lintas adalah suatu peristiwa di jalanyang tidak diduga dan tidak disengaja yang
korban manusia dan kerugianharta benda. Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian
pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang
harisehat yang hilang (disability adjusted life years/DALYs). Pada tahun 2020
motornyatidak lengkap (rem tidak ada, kaca spion tidak ada, lampu tidak
lintas (lakalantas) di Provinsi Aceh pada tahun 2011 sebanyak 1.327 kasus (naik
64,64 %), jumlah yang meninggal dunia 732 orang (naik 12,7%). Pada tahun 2012
sebanyak 1.413 kasus (naik 6,48 %), jumlah yang meninggal dunia 723 orang
(turun 1,2 %). pada tahun 2013 sebanyak 1.470 kasus (naik 4,03 %), jumlah yang
meninggal dunia mencapai 672 orang (turun 3,61 %) dan pada tahun
2014sebanyak 1.489 kasus (naik 1,34 %), jumlah yang meninggal dunia 717
orang (naik3,18 %). Begitu juga dengan kerugian materil yang dialami akibat dari
lakalantas meningkat dari Rp 6,2 miliar lebih menjadi Rp 6,79 miliar atau sekitar
10 persen pada tahun 2014. selain itu usia korban kecelakaan yang meninggal
umumnya didominasi oleh anak-anak usia muda atau masih produktif karena tak
mematuhi aturan berlalu lintas, seperti ugal-ugalan membawa sepeda motor dan
lalu lintas di Kabupaten Aceh Barat Daya pada tahun 2014 adalah sebanyak 38
kasus dengan korban meninggal dunia adalah sebanyak 24 orang, korban luka
berat sebanyak 30 orang dan korban luka ringan sebanyak 31 orang. Sedangkan
jumlah kasus kecelakaan pada tahun 2015 dari Januari hingga Juli 2015 adalah
berat dan 37 orang luka ringan (Polres Aceh Barat Daya, 2015).
Akibat dari tingginya angka kecelakaan lalulintas dan sesuai dengan
resolusi PBB, pemerintah melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang
dan jumlah penduduk sebanyak 1.250 jiwa. Jumlah masyarakat yang memiliki
lainnya memiliki kendaraan sepeda motor berupa becak yang digunakan untuk
bekerja yaitu becak barangdan becak bus dan hanya 8 KK,selanjutnya sebanyak
7KK lainnya tidak memiliki kendaraan sepeda motor. Hampir seluruh masyarakat
gampong Gadang memiliki kendaraan sepeda motor. Jumlah kepala keluarga yang
memiliki SIM adalah sebanyak 71 orang, sedangkan 176 orang kepala keluarga
lainnya tidak memiliki SIM (Data Observasi awal di Gampong Gadang, 2015).
banyak yang suka memodifikasi kendaraannya, seperti membuka kaca spion, atau
menggunakan kaca spion hanya satu saja. Dari hasil obsevasi di gampong Gadang
terdapat 1 kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan meninggal dunia pada
tahun 2013 dan pada tahun 2014 terdapat 3 kecelakaan lalu lintas, 1 kasus
tersebut terjadi karena disebabkan oleh tidak kendaraan yang tidak menggunakan
kaca spion. Karena jauh dari ibukota kabupaten kecelakaan lalu lintas ini tidak
sebanyak 7 orang yang tidak menggunakan kaca spion, hal ini mereka lakukan
karena mereka menganggap penggunaan kaca spion adalah sebagai alat pelengkap
kaca spion karena takut kena razia yang sering dilakukan oleh pihak
sendiri, oleh karena itu sering terjadi kecelakaan karena kelengkapan kaca spion
diabaikan.
bentuk skripsi yang diberi judul: “Pengaruh Tidak Menggunakan Kaca Spion
2015.”
1.4 Hipotesis
Ha : Adanya Pengaruh Tidak Menggunakan Kaca Spion pada Sepeda Motor
berkepentingan.
c. Bagi pengendara sepeda motor yang belum memiliki kaca spion agar
melengkapinya.
lintas.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Keselamatan
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak
pekerjaannya.
dan resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan, yaitu
kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang,
kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering dihubungan
8
dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas
kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian.
ada penyebabnya, sebab kecelakaan harus dianalisis dan ditemukan, agar tindakan
korektif kepada penyebab itu dapat dilakukan serta dengan upaya preventif
direncanakan dan tidak terkendali, ketika aksi dan reaksi objek, bahan, atau
(1990) yang dikutip oleh Bhaswata (2009) kecelakaan dapat diartikan sebagai tiap
kejadian yang tidak direncanakan dan terkontrol yang dapat disebabkan oleh
tersebut yang mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cedera ataupun
diinginkan lainnya.
dan Angkutan Jalan, mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa
kerugianharta benda. Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan
yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau
kapan dan dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya trauma, cedera, ataupun
pergerakan dari kendaraan. Dari beberapa definisi kecelakaan lalu lintas dapat
disimpulkan bahwa kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa pada lalu
lintas jalan yang tidak diduga dan tidak diinginkan yang sulit diprediksi kapan dan
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 229,
karakteristik kecelakaan lalu lintas dapat dibagi kedalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
dalam Kartika (2009) dapat dibagi menjadi beberapa jenis tabrakan, yaitu:
1. Angle(Ra), tabrakan antara kendaraan yang bergerak pada arah yang berbeda,
searah.
samping ketika berjalan pada arah yang sama, atau pada arah yang berlawanan.
Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampak kecelakaan lalu lintas dapat
sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30
cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu lebihdari
30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat
tetap jika sesuatu anggota badan hilang atautidak dapat digunakan sama sekali
tidakmemerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari 30
hari.
Jalan Raya merupakan produk hukum yang menjadi acuan utama yang mengatur
Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Raya yang sudah sudah tidak sesuai lagidengan kondisi, perubahan lingkungan
strategis, dankebutuhan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan saat ini
mengenai lalu lintas dan angkutan jalan yang lama diterbitkan kemudian
Bermotor, PP No. 43/1993 tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, PP No.
44/1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. Lalu dibuatlah pedoman teknis untuk
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sepeda motor adalah
Pengendara sepeda motor harus mematuhi hukum yang sama dengan pengemudi
adalah:
layak jalan
sebagai berikut:
lampu dan pemantul cahaya yang meliputi lampu utama dekat, lampu
utama jauh, lampung penunjuk arah, satu lampu posisi depan dan
genap dengan sinar kelap-kelip berwarna kuning tua dan dapat dilihat
pada waktu siang maupun malam hari oleh pemakai jalan lainnya.
Lampu penunjuk arah dipasang sejajar di sisi kiri dan sisi kanan bagian
berjumlah satu buah. Kaca spion terbuat dari kaca atau bahan
menyerupai kaca yang tidak merugah jarak dan bentuk orang dan/atau
yaitu:
1. Sepeda motor harian. Sepeda motor inididesain untuk berjalan di jalan
dijalan aspal dan non aspal. Sepeda motorini dilengkapi dengan lampu
digunakan di jalan raya, biasanya tidak dilengkapidengan surat dan lampu serta
lampu indikator/sein
4. Sepeda motor roda tiga. Jenis ini lebihkepada sepeda motor dengan tiga
bagiansisinya.
perhatian sebelum berkendara, agar terhindar dari kondisi tak aman (unsafe
1. Alat kendali.
a. Rem, periksa rem depan dan belakang secara bersamaan. Tiap rem harus
b. Kopling dan gas, kedua alat harus berfungsi dengan halus. Gas harus
secara halus dan tidak terdapat kabel yang kusut dan dalam keadaan
terurai
2. Ban.
a. Tekanan, periksa tekanan ban (khususnya saat ketika kondisi ban masih
b. Tapak ban, ban dengan permukaan yang tidak rata merupakan hal yang
berkendara.
berbahaya.
Pastikan bahwa semua lampu utama dan sein dalam keadaan bersih dan
memastikan bahwa lampu jauh dan dekat dapat bekerja dengan baik pula.
c. Lampu rem, coba semua tuas rem dan pastikan bahwa semua rem dapat
di depan lampu rem atau dengan melihat pantulan cahanya pada dinding.
4. Spion.
5. Rantai
Periksa rantai sepeda motorapakah telah dilumasi dan setelannya telah tepat.
Kaca spion adalah cermin lengkung bagian dari permukaan sebuah bola
yang berongga. Cemin ini dibedakan atas cermin cekung (konkaf) dan cermin
cembung (konveks). Jika cahaya dipantulkan dari sisi dalam bola, maka cermin
disebut cermin cekung, sebaliknya jika cahaya dipantulkan dari sisi luar bola,
motor ataupun kendaraan lainnya yang berfungsi untuk melihat keadaan lalu lintas
disekitar kendaraan kita khususnya yang ada di belakang. Jadi sangatlah penting
selama mengemudi untuk sesekali melihat kaca spion, apalagi saat kondisi
kenderaan bermotor berjumlah dua atau lebih, kecuali sepeda motor. Kaca spion
dibuat dari kaca atau bahan menyerupai kaca yang tidak merubah jarak dan
kaca spion.
persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama,
lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan,
knalpot, dan kedalaman alur ban. (Pasal 285ayat (1) Pasal 106 ayat (3), Pasal 48
arah belakang kendaraan secara jelas. Kaca spion ini harus bisa diatur oleh
pengemudi dalam posisi mengemudi normal, arahnya mudah diatur, dapat tetap
bertahan pada posisi tertentu, dan juga harus harus dapat berfungsi dengan baik
pada siang dan malam hari.Cermin kendaraan bermotor, mencakup syarat mutu
kaca spion yang dipasang pada sepeda motor roda dua dan roda tiga tanpa rumah-
rumah (kendaraan bermotor kategori L). Kaca spion adalah cermin untuk melihat
kearah belakang kendaraan secara jelas. Ketentuan umum kaca spion ini diatur
dalam standar ini. Persyaratan mutu yang diatur dalam standar ini, meliputi: 1)
sipon disebutkan dalam Pasal 106 Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa Persyaratan Teknis Ranmor tidak
Lampu mundur, lampu batas tanda batas Dimensi badan kendaraan, lampu
gandengan, lampu Rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat
penggandengan, penempelan, atau penghapus kaca. Pasal 285 ayat 2 Pasal 106 (3)
Pasal 48 (2) diancam dengan denda Rp. 500.000,-. Ini menandakan pemerintah
akan mengganggu ketertiban dan keselamatan dalam berlalu lintas baik diri
secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup baik bagi diri sendiri
maupun bagi orang lain, agar dapat terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Menurut
(WHO dalam Mahawati et al, 2013) kesehatan adalah keadaan sejahtera sempurna
secara fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau ketidak
mampuan. Secara tradisional kesehatan adalah bebas dari penyakit atau rasa sakit.
Keselamatan adalah bagian dari tujuan teknik lalu lintas yang meliputi keamanan,
No.22, 2009).
(kanan dan kiri). Bersihkan dan setel posisi spion sebelum mulai berkendara.
Sangat berbahaya jika menyetel spion pada saat berkendara. Spion harus disetel
agar dapat melihat area di belakang. Pengendara harus dapat melihat lajur di
sebelah dan di belakang pada kaca spion. Hal ini untuk menghindari terjadinya
jelas. Kaca spion ini harus bisa diatur oleh pengemudi dalam posisi mengemudi
normal, arahnya mudah diatur, dapat tetap bertahan pada posisi tertentu, dan juga
harus harus dapat berfungsi dengan baik pada siang dan malam hari (Standart
Nasional Indonesia, 2009). Dari penjelasan yang lain kaca spion berfungsi untuk
melihat keadaan lalu lintas disekitar kendaraan kita khususnya yang ada di
belakang, terutama saat kondisi kendaraan mundur, belok, menyalip atau pindah
jalur.
2.5 Upaya Keselamatan Lalu Lintas
Angkutan Jalan pada pasal 229perlu dilakukan beberapa perumusan dalam bentuk
1. Engineering
2. Education
diawasi olehpetugas.
3. Enforcement
Merupakan segalabentuk kegiatan dan tindakan dari polri dibidang lalu lintas
ditaati oleh semua para pemakai jalan dalam usaha menciptakan kenyaman
kesadaran dalam dirinya untuk beretika dalam berlalu lintas dengan benar
dalam diri bisa dipengaruhi oleh faktor internal (kesadaran diri seseorang)
semangat untuk menciptakan situasi lau lintas harus dimiliki oleh semuastake
diri baik sumber daya manusia, sarana dan prasarana serta hal lainnya dalam
dan teknologi sangat bermanfaat sebagai pemantau lalu lintas jalan raya
stake holder dan dalam pelaksanaannya harus dapat bekerja sama secara
1. Alat Kendali
2. Ban
3. Lampu dan Sein Keselamatan Lalu Lintas
4. Spion Pengendara
5. Rantai
METODOLOGI PENELITIAN
dengan pendekatan Cross Sectional, bahwa variabel bebas dan terikat diteliti pada
saat yang bersamaan saat penelitian dilakukan, yang bertujuan untuk mengetahui
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
ini adalah secara acak sederhana atau random sampling dengan rumus
slovinsebagai berikut:
N
n=
1+N (d)²
24
Keterangan: N : Populasi Penelitian
n : Sampel penelitian
222
n=
1+222 (0,1)²
222
n=
1+222 (0,01)
222
n=
1+ 2,22
222
n=
3,22
1. Kriteria inklusi
pribadi
2. Kriteria eksluisi
(Notoatmodjo, 2002).
2. Coding, dimana data yang telah didapat dari hasil penelitian dikumpul
1. Data Primer
disusun sebelumnya.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari jurnal, skripsi, buku, kepala gampong Gadang
Variabel Independent
No Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Kaca Spion Kaca untuk Wawancara Kuesioner 1. Ada Ordinal
melihat 2. Tidak Ada
kendaraan di
belakang
kendaraan
sepeda motor
Variabel Independen
1 Keselamatan Keselamatan Wawancara Kuesioner 1. Ada Ordinal
. Lalulintas diri pengendara 2. Tidak Ada
Pengendara sepeda motor
dari kecelakaan
lalu lintas
penelitian ini adalah skala Guddman yaitu memberi skor dari nilai tertinggi ke
1. Kaca Spion
2. Keselamatan Pengendara
frekuensi dari masing-masing variabel, kemudian data ini di sajikan dalam bentuk
2001).
akan di hitung nilai odd ratio (OR). Bila tabel 2 x 2, dan dijumpai nilai expected
(harapan) kurang dari 5, maka yang digunakan adalah “Fisher’s Exact Test”
untuk membuktikan yaitu dengan ketentuan p value < 0,05 (H0 ditolak) sehingga
2. Bila 2 x 2 dan nilai E > 5, maka uji yang dipakai sebaliknya Contiuty
Corection,
mengetahui pengaruh linier dua variabel katagorik ,sehingga kedua jenis ini
jarang digunakan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
disebut dengan kemukiman Rawa. Gampong Gadang dengan luas area 650 Ha
Aceh Barat Daya. Gampong Gadang terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Sehati,
Seakat dan Paris. Secara umum keadaan topografi gampong Gadang merupakan
dataran rendah yang tidak berbukit, degan mayoritas lahan adalah sebagai
berkebun. Ketinggian tanah lebih kurang 5 meter dari atas permukaan laut dengan
Sebelah Barat berbatas dengan Gampong Padang Hilir dan Kedai Siblah
1. Umur Responden
31
Tabel4.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan UmurResponden dalam Tidak
Menggunakan Kaca Spion pada Sepeda Motor terhadap
Keselamatan Lalu Lintas Pengendara di Gampong Gadang
Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun 2015
NO Umur Responden Frekuensi %
1 21-25 Tahun 8 11,6
2 26-30 Tahun 10 14,5
3 31-35 Tahun 4 5,8
4 36-40 Tahun 21 30,4
5 41-45 Tahun 14 20,3
6 >45 Tahun 12 17,4
Total 69 100
Sumber: data primer 2015
(5,8%).
2. Pendidikan
3. Jenis Kelamin
4. Kaca Spion
penggunaan kaca spion adalah sebagai salah satu faktor untuk menjaga
satu faktor untuk tidak ada menjaga keselamatan berkendara adalah sebanyak
39responden (56,5%).
dependen. Pengujian ini menggunakan uji chi-square. Dimana ada hubungan yang
Tabel 4.5. Pengaruh Faktor Kaca Spion pada Sepeda Motor terhadap
Keselamatan Lalu Lintas Pengendara di Gampong Gadang
Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat DayaTahun 2015
Kaca Keselamatan Berkendara Total
Spion AdaTidak AdaPvalue OR
f % f % f %
Ada 18 66,7 9 33,3 27 100 0,004 5,0
Tidak Ada 12 28,6 30 71,4 42 100 (1,7-14,1)
Jumlah 30 43,5 39 56,5 69 100
Sumber:data primer 2015
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwadari 27 responden yang ada
responden (33,3%) yang merasa tidak ada keselamatan lalu lintas berkendara
sepeda motor di jalan. Sedangkan dari 42 responden yang tidak ada menggunakan
kaca spion, sebanyak 12 responden (28,6%) yang merasa ada keselamatan lalu
lintas berkendara sepeda motor di jalan dan sebanyak 30 responden (71,4%) yang
merasa tidak ada keselamatan lalu lintas berkendara sepeda motor di jalan.
Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,004 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,004< α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat pengaruh
yang signifikan antara faktor penggunaan kaca spion pada sepeda motor terhadap
merasa menggunakan kaca spion akan berpeluang sebanyak 5,0 kali untuk terjaga
4.3 Pembahasan
penggunaan kaca spion pada sepeda motor terhadap keselamatan lalu lintas
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu
variabel kaca spion, dengan variabel dependen yaitu dengan keselamatan
pengendara.
Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,004 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,004 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat pengaruh
yang signifikan antara faktor penggunaan kaca spion pada sepeda motor terhadap
dengan menggunakan kaca spion karena kaca spion yang digunakannya dalam
bentuk standar dan dimanfaatkan untuk melihat kendaraan yang ada di belakang
baik pada saat menyebrang maupun ingin berhenti. Sedangkan responden yang
tidak di pengaruhi oleh kaca spion karena mereka menggunakan kaca spion yang
tidak standar yaitu ukurannya kecil dan mereka juga tidak memanfaatkan kaca
dikarenakan mereka melihat sendiri bahwa banyak kasus kecelakaan yang dialami
oleh pengendara karena mereka tidak mengetahui bagaimana kendaraan yang ada
merupakan suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak
pekerjaannya.
arah belakang kendaraan secara jelas. Kaca spion ini harus bisa diatur oleh
pengemudi dalam posisi mengemudi normal, arahnya mudah diatur, dapat tetap
bertahan pada posisi tertentu, dan juga harus harus dapat berfungsi dengan baik
spion terhadap pencegahan kecelakaan lalu lintas sepeda motor. Meskipun dengan
derajat signifikan yang berbeda. Pada penelitian ini derajat sinifikan (p=0,21)
diperoleh hasil bahwa pecegahan kecelakaan lalu lintas oleh siswa SLTA di Kota
hari. Hal tersebut bila dikaitkan dengan pengetahuan mereka tentang manfaat
kacaspion, penggunaan helm, dan fungsi rem yang baik serta menyalakan lampu
besar motor bila berkendaraan di siang hari, ternyata ada kaitannya. Karena
5.1 Kesimpulan
Berdasakan hasil uji chi square didapat nilai Pvalue= 0,004 dan ini lebih
kecil dari α = 0,05 (Pvalue= 0,004 < α = 0,05) sehingga diuraikan terdapat pengaruh
antara tidak menggunakan kaca spion pada sepeda motor terhadap keselamatan
Barat Daya.
5.2 Saran
1. Hasil penelitian tentang pengaruh tidak menggunakan kaca spion pada sepeda
pada sepeda motor banyak yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Maka
disarankan kepada Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (LLAJR) atau
pihak kepolisian khusus satuan lalu lintas agar melakukan penyuluhan atau
kecelakaan lalu lintas sepeda motor di Gampong Gadang, selain itu dapat
berlalu lintas.
39
3. Kepada masyarakat pengguna sepeda motor agar dapat lebih memperhatikan
seluruh peralatan sepeda motor agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas
seperti menggunakan Helm berstandar SNI, mengecek kondisi rem baik rem
tangan maupun rem kaki, menngecek klakson, lampu, dan kondisi ban.
Asdar Mohamad (2013). Perilaku Safety Riding pada siswa SMA di Kabupaten
Pangkep Sulawesi Selatan. Thesis, FKM Universitas Hasanudin.
Tersedia dari: http//repository Unhas.ac.id/ handle/123456789/Muhamad
Asdar K11/093. (Diakses 14 Desember 2013).
PolRes Aceh Barat Daya. 2015. Kecelakaan Lalu Lintas di Kabupaten Aceh Barat
Daya Tahun 2015. Aceh Barat Daya
Silalahi, Bennet & Silalahi, Rumondang. 2003. Seri Manajemen No. 112 :
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Pustaka
Binaman Pressindo.
Standart Nasional Indonesia (SNI), 2009. Kaca Spion untuk Kendaraan Bermotor
Kategori L. Badan Standarisasi Nasional SNI 2770.2.
Syaaf, RZ., 2007. Modul Kuliah: Aspek Perilaku Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Depok : FKM UI
Undang-undang Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009. Tentang Lalu Lintas
dan Permasal ahannya.
Woro dan Subik. 2007. Profil Keparahan Cedera pada Korban Kecelakaan Sepeda
Motor di Instalasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati. Jurnal Medicinz. Vol
26 No.2 Halaman 65-72. Universitas Medicina.
KUESIONER PENELITIAN
I. KarakteristikResponden
Nama :
JenisKelamin :
Umur :
Pendidikan :
N Pertanyaan
o
1 Apakah sepeda motor anda menggunakan 2 kaca spion
Ya
2 Kaca spion yang anda gunakan apakah standar atau tidak standar
Ya
Tidak
3 Menurut anda kaca spion yang standar itu adalah yang sesuai dengan yang
diterapkan disaat pertama kali di beli
Ya
Tidak
Tidak
N Pertanyaan
o
1 Apakah penggunaan kaca spion lengkap dan standar apakah dapat
membantu anda menghindari kecelakaan lalu lintas
Ya
Tidak
2 Menurut anda pengertian lengkap adalah dua kaca spion di kiri stang dan di
kanan stang
Ya
Tidak
3 Kalau anda menggunakan kaca spion kecil (tidak standar) tentu pandangan
dibelakang akan kurang jelas sehingga mudah terjadi kecelakaan lalu lintas
Ya
Tidak
Tidak