"
Kebanyakan kita berusaha untuk hidup sebaik mungkin supaya hidup tidak menyisakan
penyesalan di hari tua. Namun pada kenyataannya tidak ada seorang pun yang dapat melewati
hidup tanpa penyesalan. Seperti tupai yang terjatuh, kita pun tersandung dalam satu dua hal
sehingga mesti menanggung penyesalan di hari tua. Berikut akan dipaparkan pelbagai ruang
dalam kehidupan yang kerap menyisakan penyesalan. Mudah-mudahan melalui refleksi ini kita
dapat menghindar dari kesalahan serupa sehingga kita tidak harus menyisakan penyesalan dalam
hidup.
Salah satu sumber penyesalan di masa tua berkaitan dengan hal membesarkan anak. Meskipun
ada banyak penyebabnya namun dapat dipastikan bahwa pada dasarnya kita TERLALU SIBUK
DENGAN DIRI SENDIRI.
Berikut akan dipaparkan beberapa hal yang berhubungan dengan membesarkan anak yang kerap
menjadi penyesalan di kemudian hari.
Terlalu bergantung pada anak membuatnya menjadi kuat dan tidak lagi takut kepada kita.
Firman Tuhan kepada kaum bapak adalah, "Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah
di dalam hati anak-anakmu tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Efesus
6:4)
Orang tua yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri pastilah membangkitkan amarah
anak. Orang tua yang memberi dirinya kepada anak sepenuhnya dan menerapkan disiplin yang
tepat, ia akan menerima kasih dan hormat anak.
Berikut akan dipaparkan hal apakah yang mesti kita utamakan dalam membesarkan anak agar
kita tidak menuai penyesalan di hari tua.
KESIMPULAN:
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-
orang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah." (Markus 10:14) Tugas kita sebagai orang tua
adalah membesarkan anak dan membawanya datang kepada Kristus. Jangan sampai kita malah
menghalanginya datang kepada Tuhan karena kehidupan kita. Sadarlah bahwa anak hanya
bertumbuh sekali. Ia tidak akan mengulang proses pertumbuhannya. Jadi, jangan sia-siakan
waktu bersamanya. Kasihi anak dan nikmatilah kebersamaan dengannya.
Memang membesarkan anak, tidak langsung terlihat hasilnya. Banyak orang tua Kristen lebih senang
mengerjakan sesuatu yang langsung dapat dilihat hasilnya, entah itu karier atau apa yang disebut
pelayanan. Saatnya, orang tua Kristen perlu belajar memahami cara kerja Allah dalam penyelamatan
dunia ini. Allah mulai dari satu orang bapa yaitu Abraham, dan penyelamatan ini baru akan
dirampungkan oleh keturunannya berabad-abad bahkan berzaman-zaman kemudian. Bagaimana
seandainya anak Abraham, nakal-nakal dan susah diatur? Bagaimana jika seandainya Ishak dan Yakub
tidak setia di jalan yang harus ditempuhnya? Semoga perintah dalam Amsal 22:6 ini ditaati oleh para
orang tua Kristen, dan semoga genaplah janji Tuhan dengan bangkitnya anak-anak yang setia
menempuh jalan yang harus dilaluinya.
artikel.sabda.org/membesarkan_anak