Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PRAKTIKUM

OLEH

NAMA MAHASISWA : PUTRI APRILLIA SARAGIH

NPM : 17.11.150

DOSEN PENGAMPUH : Ns. HERNAWATI SEMBIRING

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (S1)

INSTITUT KESEHATAN DELIHUSADA

DELITUA
1. MENCUCI TANGAN DAN PEMASANGAN HANDSCOON

A. Pengertian

Mencuci tangan secara steril (suci hama) khususnya bila akan membantu tindakan
pembedahan.

Menggunakan sarung tangan merupakan komponen kunci dalam meminimalkan


penularan penyakit serta mempertahankan lingkungan bebas infeksi.

B. Tujuan

1. Mencegah terjadinya infeksi silang.


2. Menjaga kebersihan perseorangan.
3. Mengurangi resiko petugas terkena infeksi bakterial dari klien
4. Mencegah penularan flora kulit petugas pada klien
5. Mengurangi kontaminasi tangan petugas dengan mikroorganisme yang dapat
berpindah dari klien satu ke klien yang lainnya.

2. MEMPERBEDEN

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR

Jenis persiapan tempat tidur

 Unoccupied bed (tempat tidur yang belum ada klien diatasnya):


o Closed bad (tempat tidur tertutup)
o Open bed (tempat tidur terbuka)
o Aether bed (tempat tidur pasca operasi)
 Occupied bed (mengganti tempat tidur dengan klien diatasnya)

Prinsip perawatan tempat tidur

1. Tempat tidur klien harus tetap bersih dan rapi

2. Linen diganti sesuai kebutuhan dan sewaktu-waktu, jika kotot

3. Pengguanaan linen bersih harus sesuai kebutuhan dan tidak boros

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perawatan tempat tidur

1. Hindari kontaminasi pada linen bersih

2. Ketika akan mengganti linen pada tempat tidur klien, bawa linen sesuai kebutuhan. Jangan
membawa linen berlebihan untuk menghindari terjadinya kontaminasi
kuman/mikroorganisme dan infeksi nosokomial dari satu klien ke klien lainnya.

3. Pada saat memasang linen bersih, bentangkan linen diatas tempat tidur, jangan dikibaskan.
4. Jangan menempatkan linen kotor pada tempat tidur klien, meja, atau peralatan klien
lainnya.

5. Saat memasang linen/alat tenun pada tempat tidur klien, gunakan cara yang efektif dan
gunakan pada satu sisi dulu setelah selesai baru pindah ke sisi lain.

6. Tempatkan linen/alat tenun yang kotor pada tempat yang tertutup (ember yang ada
tutupnya). Bawa dengan hati-hati, jangan menyentuh pakaian perawat dan cuci tangan
setelahnya.

7. Perawat harus tetap memperhatikan keadaan umum klien selama melaksanakan tindakan.

UNOCCUPIED BED

Tempat tidur tertutup (closed bed)

Pengertian

Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan dan masih tertutup dengan sprei penutup (over
laken) diatasnya.

Tujuan

a. Agar siap pakai sewaktu-waktu

b. Agar tampak selalu rapi

c. Memberikan perasaan senang dan nyaman pada klien.

Persiapan alat

1. Tempat tidur, kasur, dan bantal

2. Alat tenun disusun menurut pemakaiannya:

a. Alas kasur

b. Laken/sprei besar

c. Perlak

d. Stik laken / sprei melintang

e. Boven laken

f. Selimut dilapat terbalik (bagian dalam selimut dilipat diluar)

g. Sarung bantal
h. Over laken/sprei penutup

Prosedur pelaksanaan

1. Cuci tangan

2. Letakkan alat tenun yang telah disusun sesuai pemakaian didekat tempat tidur

3. Pasang alas kasur dan kasur

4. Pasang sprei besar/laken dengan ketentuan berikut:

a. Garis tengah lipatan diletakkan tepat ditengah kasur

b. Bentangkan sprei, masukkan sprei bagian kepala kebawah kasur ± 30 cm;


demikian juga pada kaki, tarik setegang mungkin

c. Pada ujung setiap sisi kasur bentuk sisi 90⁰, lalu masukkan seluruh tepi sprei
kebawah kasur dengan rapid an tegang

5. Letakkan perlak melintang pada kasur ± 50 cm dari bagian kepala

6. Letakkan stik laken diatas sprei melintang, kemudian masukkan sisi-sisinya kebawah
kasur bersama dengan perlak

7. Pasang boven pada kasur daerah bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik masukkan
kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi bagian bawah (kaki) dibentuk 90⁰ dan
masukkan kebawah kasur.tarik sisi atas sampai terbentang.

8. Pasang selimut pada kasur bagian kaki, pada bagian atas yang terbalik dimasukkan
kebawah kasur ± 10 cm kemudian ujung sisi-sisinya dibentuk 90⁰ dan masukkan kebawah
kasur. Tarik sisi atas sampai terbentang

9. Lipat ujung atas boven sampai tampak garis/pitanya

10. Masukkan bantal kedalam sarungnya dan letakkan diatas tempat tidur dengan bagian
yang terbuka dibagian bawah

11. Pasang sprei penutup (over laken)

12. Cuci tangan

Tempat tidur terbuka (open bed)

Pengertian

Merupakan tempat tidur yang sudah disiapkan tanpa sprei penutup (over laken)
Tujuan

Dapat segera digunakan

Dilakukan

ü Jika ada klien baru

ü Pada tempat tidur klien yang dapat/boleh turun dari tempat tidur

Persiapan alat

Sama dengan pemasangan alat tenun pada tempat tidur tertutup, hanya tidak memakai over
laken/sprei penutup

Prosedur pelaksanaan

Seperti menyiapkan tempat tidur tertutup, tetapi tidak dipasang over laken. Jika telah
tersediatempat tidur tertutup, angkat over laken kemudian lipat.

Tempat tidur klien pasca operasi (Aether bed)

Pengertian

Merupakan tempat tidur yang disiapkan untuk klien pascaoperasi yang mendapat narkose
(obat bius)

Tujuan

a. Menghangatkan klien

b. Mencegah penyakit/komplikasi pascaoperasi

Persiapan alat

1. Tambahkan satu selimut tebal pada alat tenun untuk tempat tidur terbuka.

2. Dua buah buli-buli panas/WWZ (warm water zack), dengan suhu air 40⁰C-43⁰C
3. Perlak dan handuk dalam satu gulungan dengan handuk dibagian dalam

4. Thermometer air (jika ada)

Prosedur pelaksanaan

1. Cuci tangan

2. Pada tempat tidur terbuka, angkat bantal dan bentangkan gulungan perlak dan handuk
pada bagian kepala

3. Pasang selimut tambahan hingga menutup seluruh permukaan tempat tidur

4. Letakkan buli-buli panas pada sprei dan selimut pada bagian kaki, arahkan mulut buli-
buli ke pinggir tempat tidur

5. Angkat buli-buli panas sebelum klien dibaringkan, setelah kembali dari kamar bedah

6. Lipat pinggir selimut tambahan bersama-sama selimut dari atas tempat tidur pada salah
satu sisi tempat masuknya klien, sampai batas pinggir kasur, lalu lipat sampai sisi yang lain.

7. Cuci tangan

3. MENGATUR POSISI PASIEN

1. Posisi Fowler

a. Pengertian

Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala tempat tidur
lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.fowlerr

b. Tujuan

Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi.

Meningkatkan rasa nyaman

Meningkatkan dorongan pada diafragma sehingga meningkatnya ekspansi dada dan ventilasi
paru

Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi yang menetap

c. Indikasi
1) Pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan

2) Pada pasien yang mengalami imobilisasi

2. Posisi Sim’s

a. Pengertian

Posisi sim adalah posisi miring kekanan atau miring kekiri. Posisi ini dilakukan untuk
memberi kenyamanan dan memberikan obat per anus (supositoria). Berat badan terletak pada
tulang illium, humerus dan klavikula.jnhgvb

b. Tujuan

1) Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi

2) Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot pinggang

3) Memasukkan obat supositoria

4) Mencegah dekubitus

c. Indikasi

1) Pasien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah perineal

2) Pasien yang tidak sadarkan diri

3) Pasien paralisis

4) Pasien yang akan dienema

5) Untuk tidur pada wanita hamil.

3. Posisi Trendelenberg

a. Pengertian

Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah daripada
bagian kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke otak.trendelenburg

b.Tujuan
1) Pasien dengan pembedahan pada daerah perut.

2) Pasien shock.

3) pasien hipotensi.

c. Indikasi

1) Pasien dengan pembedahan pada daerah perut

2) Pasien shock

3) Pasien hipotensi.

4. Posisi Dorsal Recumben

a. Pengertian

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan kedua lutut fleksi (ditarik atau
direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk merawat dan memeriksa serta
pada proses persalinan.images

b. Tujuan

Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan punggung belakang.

c. Indikasi

1) Pasien dengan pemeriksaan pada bagian pelvic, vagina dan anus

2) Pasien dengan ketegangan punggung belakang.

5. Posisi Lithotomi

a. Pengertian

Pada posisi ini pasien berbaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya ke
atas bagian perut. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa genitalia pada proses persalinan, dan
memasang alat kontrasepsi.semi fowler
b. Tujuan

1) Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul, misal vagina

taucher, pemeriksaan rektum, dan sistoscopy

2) Memudahkan pelaksanaan proses persalinan, operasi ambeien,

pemasangan alat intra uterine devices (IUD), dan lain-lain.

c. Indikasi

1) Pada pemeriksaan genekologis

2) Untuk menegakkan diagnosa atau memberikan pengobatan

terhadap penyakit pada uretra, rektum, vagina dan kandung

kemih.

6. Posisi Genu pectrocal

a. Pngertian

Pada posisi ini pasien menungging dengan kedua kaki di tekuk dan dada menempel pada
bagian alas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk memeriksa daerah rektum dan
sigmoid.dvb xcdv

b. Tujuan

Memudahkan pemeriksaan daerah rektum, sigmoid, dan vagina.

c. Indikasi

1) Pasien hemorrhoid

2) Pemeriksaan dan pengobatan daerah rectum, sigmoid dan vagina.

7. Posisi orthopeneic

a. Pengertian
Posisi pasien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada, seperti
pada meja.

b. Tujuan

Memudahkan ekspansi paru untuk pasien dengan kesulitan bernafas

yang ekstrim dan tidak bisa tidur terlentang atau posisi kepala hanya bisa pada elevasi
sedang.

c. Indikasi

Pasien dengan sesak berat dan tidak bisa tidur terlentang.

8. Supinasi

a. Pengertian

Posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.

b. Tujuan

Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien


pembedahan atau dalam proses anestesi tertentu.

c. Indikasi

1) Pasien dengan tindakan post anestesi atau penbedahan tertentu

2) Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma.

9. Posisi pronasi

a. Pengertian

Pasien tidur dalam posisi telungkup Berbaring dengan wajah menghadap ke bantal.

b. Tujuan

1) Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang


2) Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut.

c. Indikasi

1) Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan

2) Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau punggung.

10. Posisi lateral

a. Pengertian

Posisi miring dimana pasien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat tubuh berada
pada pinggul dan bahu.

b. Tujuan

1) Mempertahankan body aligement

2) Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi

3) Meningkankan rasa nyaman

4) Mengurangi kemungkinan tekanan yang menetap pada tubuh akibat posisi yang menetap.

c. Indikasi

1) Pasien yang ingin beristirahat

2) Pasien yang ingin tidur

3) Pasien yang posisi fowler atau dorsal recumbent dalam posisi lama

4) Penderita yang mengalami kelemahan dan pasca operasi.

4. PEMBERIAN OKSIGEN

A. Pengertian

Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat
bantu dan oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui kanula nasal dan masker
oksigen.
B. Tujuan Umum

 Meningkatkan ekspansi dada


 Memperbaiki status oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen
 Membantu kelancaran metabolisme
 Mencegah hipoksia
 Menurunkan kerja jantung
 Menurunkan kerja paru –paru pada klien dengan dyspnea
 Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensi frekuensi napas pada penyakit paru

5. PEMENUHAN BAB/ BAK DI TEMPAT TIDUR

Pengertian

Membantu pasien yang hendak buang air besar atau buang air kecil ( BAB / BAK ) di atas
tempat tidur dengan menggunakan pispot.

Pispot adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu pasien pada waktu buang air besar
dan buang air keci ditempat tidur, karena pasien tidak melakukannya sendiri.

6. PEMBERIAN MAKAN

Bertujuan membantu memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan membangkitkan selera


pasien pada pasien yang tidak mandiri.

7. MEMANDIKAN PASIEN

Prosedur keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara sendiri.

Tujuan

 menjaga kebersihan tubuh


 mencegah kemungkinan terjadinya infeksi akibat kebersihan kulit yang kurang
 memperlancar sistem peredaran darah
 menambah kenyamanan pasien

8. VULVA HIEGENE

a. Pengertian

Vulva hygiene adalah perawatan vulva dengan cara membersihkan vagina dengan cream,
atau minyak khusus pembersih untuk mencegah terjadinya infeksi baik oleh bakteri atau
kuman.

b. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya infeksi yang disebabkan keadaan vulva yang kotor, bau, dan
adanya rabas baru.

c. Manfaat

Setiap wanita harus bisa membersihkan vagina sendiri dan bahwa sedikit bau atau rabas
vagina adalah normal, meski rabas baru atau rabas dengan jenis yang berbeda harus
dievaluasi terutama jika tersebut melakukan hubungan seksual.

Manfaat yang diperoleh antara lain : terhindar dari infeksi, meningkatkan rasa percaya diri
dan mendapatkan perasaan nyaman.

9. VITAL SIGN

Pengertian Vital Signs

Vital signs merupakan tanda-tanda vital yang sangat mempengaruhi kesetimbangan keadaan
haemodinamik seseorang. Adanya perubahan pada tanda vital mengindikasikan adanya
gangguan organ yang berperan dalam menjaga keseimbangan haemodinamik.Tanda-tanda
vital ini terdiri dari tekanan darah (blood pressure), denyut nadi (pulse rate), laju pernapasan
(respiratory rate), dan suhu tubuh.

Macam macam vital sign

a. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan kekuatan dan jumlah darah yang dipompa baik ke sirkulasi
pulmoner maupun sitemik yang bergantung pada siklus jantung. Tekanan darah akan lebih
tinggi pada keadaan sistolik (waktu ventrikel berkontraksi dan darah dipompakan ke seluruh
tubuh) dan sedikit menurun pada keadaan diastolik (waktu ventrikel berelaksasi dan darah
menuju ke ventrikel). Tinggi rendahnya tekanan darah dapat dipengaruhi oleh aktivitas,
asupan makanan, dan keadaan psikis.

b. Suhu (T)
Pemeriksaan suhu tubuh bertujuan untuk menilai keseimbangan antara produksi dan
pengeluaran panas oleh tubuh. Pemeriksaan suhu tubuh biasanya diperiksa menggunakan
termometer, baik termometer air raksa maupun elektrik. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
pada mulut, lipatan ketiak (aksila), lipat paha, dan anus (rektum).

c. Pernapasan (RR)
Bernapas merupakan suatu proses yang terdiri dari inspirasi dan ekspirasi yang dbantu oleh
otot-otot bantu pernapasan. Pemeriksaan pernapasan merupakan suatu teknik yang dilakukan
untuk menilai fungsi sistem pernapasan yang dapat meliputi tipe, frekuensi, dan kedalaman
pernapasan. Frekuensi bernapas normal ialah 16-20x/menit. Jika frekuensi pernapasan diatas
20 x/menit maka disebut sebagai pernapasan cepat (takipnea) dan jika frekuensinya kurang
dari 16x/menit disebut sebgai pernapasan lambat (bradipnea). Sedangkan untuk penilaian
kedalaman pernapasan, pada orang normal akan didapatkan pernapasan yang tidak dalam dan
juga tidak dangkal.

d. Denyut Nadi (HR)


Denyut nadi merupakan suatu gelombang tekanan yang timbul dan bergerak cepat pada
arteri dipengaruhi oleh kerja jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh melalu
pembuluh darah arteri.

10. INJEKSI IM, IC, SC

Injeksi Intramuskuler

Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke jaringan oto
dengan menggunakan spuit. Pemberian obat dengan cara ini dilakukan pada bagian tubuh
yang berotot besar,agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya pada bagian
bokong,dan kaki bagian atas,atau pada lengan bagian atas.

Injeksi Intra Cutan

 memasukkan obat ke dalam jaringan kulit yang peka (lapisan kulit / dermis)
 injeksi secara IC biasanya untuk skin test seperti screening tuberculin dan tes alergi.

Injeksi Subkutan

Injeksi subkutan adalah injeksi yang disuntikkan ke lapisan lemak yang berada tepat di
bawah kulit (berbeda dengan injeksi intravena, yang disuntikkan langsung ke dalam aliran
darah). Karena pelepasan obat ke sistem tubuh berlangsung lebih lambat dan bertahap dengan
injeksi subkutan daripada dengan injeksi intravena, injeksi subkutan sering kali digunakan
untuk menyuntikkan berbagai vaksin maupun obat (contohnya, pada kasus diabetes tipe I,
insulin sering kali disuntikkan dengan injeksi jenis ini). Resep untuk obat yang diberikan
melalui injeksi subkutan biasanya disertai dengan instruksi mendetail tentang cara yang benar
untuk melakukan injeksi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai