1-Laporan Plambing J&T PDF
1-Laporan Plambing J&T PDF
LAPORAN PERENCANAAN
PEKERJAAN SISTEM PLAMBING DAN PERSAMPAHAN (PLP)
1 DATA PROYEK
Nama Bangunan : Gudang J&T
Lokasi : Jl. Soekarno Hatta
Kota Madya Bandung
2 FUNGSI BANGUNAN
Bangunan gedung bersusun ini adalah bangunan yang berfungsi sebagai Gedung Kantor dan
gudang pemyimpanan, yang terdiri dari :
a. Lantai 1, merupakan area yang digunakan untuk keperluan gudang & ruang meeting. Di area
site digunakan sebagai ruang parker kendaraan, ruang Mekanikal Elektrikal, ruang pompa,
GWT dan STP, dan ruang satpam.
Gudang difungsikan sebagai pusat kegiatan penerimaan dan pemilahan/sortir paket-paket
kiriman dan tempat penyimpanan sementara paket-paket kiriman tersebut sebelum
dikirimkan ke tempat tujuan. Contoh barang-barang yang disimpan dalam gudang, terlampir.
b. Lantai 2, digunakan untuk ruang office dan toilet. Sedangkan di area site, lantai 2 berfungsi
sebagai mushola & ruang istirahat.
c. Lantai 3, merupakan area yang berfungsi sebagai office dan toilet.
d. Lantai 4, merupakan area yang berfungsi sebagai officedan toilet umum.
Data-data fungsi ruangan/Data Bangunan Terlampir pada Lampiran 1
3 KLASIFIKASI BANGUNAN
Berdasarkan Ketentuan SNI 03-1745-2000, bangunan ini termasuk Kategori "Bangunan Hunian
Bertingkat Rendah”, dengan kondisi sebagai berikut :
- Muka/level lantai terbawah, pada lantai 1 adalah + 0.00
- Lantai hunian tertinggi, pada lantai atap lantai 4, adalah + 17.00
lantai 5/lantai atap yang mempunyai kapasitas masing-masing roof tank air bersih 2 x 2,5 M3
dan roof tank air recycling volume 2 x 2,5 M3. Lantai 4 dan 3 dilayani dengan sistem
bertekanan menggunakan booster pump, sedangkan lantai 2 dan 1 dilayani secara gravitasi.
Air juga dipompakan ke gedung mushola dan rest area dgn cara disimpan di lantai atap
kemudian dialirkan ke 2 lantai dibawahnya. Kapasitas rooftank adalah 2 x 3 m3.
- Sistem Air Limbah terdiri dari pemilahan jenis air limbah berdasarkan sumber dan
karakteristiknya yaitu, pemipaan air kotoran (black water), pemipaan air kotor (grey water),
dan pemipaan air limbah dari ruang pantry/dapur. Air kotoran ditampung untuk diolah di
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sebelum dialirkan ke drainase kawasan. Air kotor
dialirkan ke bak penampung air kotor, sedangkan air buangan pantry diproses terlebih dahulu
di grease trap kemudian dipompakan ke IPAL untuk diolah menjadi air yang layak untuk
disalurkan ke badan air setempat. Sistem pengolahan air limbah domestic menggunakan STP
biofilter packaged kapasitas 30 M3/hari berlokasi di site.
- Sistem Air Hujan terdiri dari drainase keliling site, beberapa titik talang air hujan diameter 4”,
sumur resapan yang berfungsi untuk meresapkan air ke dalam tanah, dan tangki
penampungan air hujan. Overflow dari tangki penampung air hujan dialirkan ke sumur
resapan.
Sistem recycling air hujan menggunakan bak pengendapan dan filtrasi yaitu sand filter, carbon
filter, dan water softener. Air recycling ini digunakan sebagai sumber air bersih primer.
- Sistem Persampahan terdiri dari pemilahan sampah sejak dari sumbernya berdasarkan
jenisnya yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah dikumpulkan di wadah/kantung
sampah sesuai karakteristiknya. Untuk sampah organik dan arorganik disediakan tempat
sampah berukuran kecil di hampir seluruh ruangan. Container sampah yang lebih besar
digunakan untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah-sampah tersebut ke TPS. Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) terdiri dari 3 ruangan, yaitu ruang sampah organik, ruang
sampah anorganik, dan ruang sampah B3. Sampah organik dan anorganik akan diangkut oleh
PD Kebersihan ke TPA terdekat, sedangkan sampah B3 akan diangkut oleh pihak ke3 yang
telah ditunjuk sebagai pengelola sampah khusus B3.
5 LINGKUP PERENCANAAN
Fungsi dari sistem plambing adalah pertama, untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki dengan tekanan yang cukup. Kedua, membuang air limbah dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Ketiga, meresapkan air hujan yang jatuh ke
atap bangunan ke dalam sumur resapan sebelum dibuang ke drainase.
Fungsi pertama dilaksanakan oleh sistem penyediaan air bersih, ke dua oleh sistem air limbah, ke
tiga oleh sistem air hujan.
1. Perencanaan Sistem Air Bersih, meliputi perencanaan konsep penyediaan air bersih, konsep
distribusi air, perhitungan-perhitungan kapasitas ground water tank dan ruang pompa,
perhitungan sistem pemipaan, pemilihan spesifikasi alat.
2. Perencanaan sistem Air Limbah meliputi perencanaan konsep pembuangan air limbah,
perhitungan kapasitas limbah, perhitungan pemipaan, penentuan jenis pengolahan air
limbah, outline spesifikasi.
3. Perencanaan sistem Air Hujan meliputi konsep pembuangan air hujan, perhitungan diameter
pipa air hujan, perhitungan volume sumur resapan, penentuan jalur drainase dan
perhitungan dimensi drainase.
4. Perencanaan sistem Persampahan meliputi perencanaan pengelolaan sampah berdasarkan
jenisnya, dan sistem pengangkutan sampah dari setiap lantai bangunan menuju ruang
sampah (garbage station) di lantai 1,pengangkutan sampah dari lantai 1 ke TPS di luar
bangunan/site, kemudian pengangkutan dari TPS menuju TPA.
7 KRITERIA PERENCANAAN
8 URAIAN PERENCANAAN
8.1.1 Tujuan utama sistem penyediaan air bersih adalah untuk menyediakan air yang cukup dan tidak
berlebihan, dengan adanya keterbatasan sumber air tanah dan penghematan energy. Maka untuk
menghemat sumber air bersih, direncanakan untuk memanfaatkan air hujan agar dapat digunakan
kembali untuk keperluan siram taman.
Air Recycling digunakan untuk keperluan penggelontoran kloset dan menyiram tanaman.
Pengolahan air baku air sumur direncanakan menggunakan packaged sand filter dan carbon filter
yang berfungsi untuk mengurangi kekeruhan, bau, warna, kapur ataupun kadar besi, mangan
(tergantung hasil tes kualitas air sumur). Selanjutnya dilakukan proses khlorinasi untuk mematikan
bakteri dalam air sehingga aman untuk digunakan sehari-hari.
Tangki atas air bersih di lantai atap, dengan total volume penyimpanan 8 M3, dan tangki air
recycling dengan volume 8 M3.
- Tambahkan atau kurangi tekanan dengan melihat perubahan elevasi. Untuk perubahan
tekanan sebesar ½ psi (0,35 m) adalah untuk setiap perubahan perbedaan tinggi sebesar
0,305 m antara tinggi air di meteran air dengan tinggi air yang keluar di gedung.
- Pilih “rentang tekanan”, “panjang pipa”, dan “nilai UBAP” sesuai dengan jumlah
perlengkapan alat plambing pada tabel 4 halaman 32 buku SNI 8153:2015 Sistem Plambing
Pada Bangunan Gedung, untuk memperoleh diameter pipa dan meter air.
- Ukuran diameter pipa alat plambing yang langsung menuju alat plambing tersebut minimal
harus memenuhi standar SNI 8153:2015 Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung.
- Diameter pipa layanan berdiameter tidak kurang dari 1/2 inch (15 mm).
8.2.5 Lampiran-lampiran Perhitungan yang mendukung ada pada Lampiran 1 sebagai berikut :
- Data Bangunan,
- Perhitungan Neraca Air,
- Perhitungan Kapasitas Penyediaan Air Bersih (GWT)
- Perhitungan Kapasitas Roof Tank Air Bersih
- Perhitungan Head Lift Pump Air Bersih,
- Kurva Pompa Air Bersih,
- Perhitungan Sistem Booster Pump,
- Perhitungan Unit Beban Alat Plambing Air Bersih
- Perhitungan Diameter Pipa Air Bersih
Sistem pemipaan air limbah ini dilengkapi dengan pipa vent yang berfungsi untuk sirkulasi udara ke
seluruh bagian pemipaan air limbah, dan untuk melindungi air penutup dari sistem sifon dan
tekanan balik.
Dimensi minimum pipa tegak, horisontal, atau keduanya ditentukan dari total Unit Beban Alat
Plambing (UBAP) sesuai tabel 10 – Unit Beban Alat Plambing untuk air limbah, halaman 54, SNI
8153:2015.
Diameter pipa air kotor dan pipa vent lalu dapat diperoleh menggunakan tabel 11 – Beban dan
panjang maksimum dari perpipaan air limbah dan ven, halaman 55, buku SNI 8153:2015.
8.3.2.2.1 Lampiran-lampiran Perhitungan yang mendukung ada pada Lampiran 2 sebagai berikut :
- Perhitungan Kapasitas Air Limbah,
- Perhitungan Pipa Air Kotoran
- Perhitungan Pipa Air Kotor
- Perhitungan Pipa Vent
8.4.1.1 Drainase,
Limpasan air hujan yang jatuh dipermukaan tanah dibiarkan meresap kedalam tanah, dan
sebagian lagi dari area halaman parkir/jalan/area perkerasan dialirkan ke drainase sekeliling
bangunan sebelum disalurkan ke sumur resapan kemudian ke drainase kota.
8.4.3 Lampiran-lampiran Perhitungan yang mendukung ada pada Lampiran 3 sebagai berikut :
- Perhitungan Talang Air Hujan & Sumur Resapan,
- Perhitungan Saluran Drainase
Sistem pengolahan air baku pada dasarnya terdiri dari bak pengendapan dan filtrasi (penyaringan).
Bak pengendapan diperlukan untuk mengurangi partikel padatan/kekeruhan sehingga mengurangi
beban kerja filter dalam proses selanjutnya.
Filtrasi adalah proses pengolahan dimana air dipisahkan dari koloid dan zat pengotor yang
dikandungnya, jumlah bakteri berkurang, dan karakteristik kimia air tersebut berubah, dengan cara
melewatkannnya melalui media berpori.
Sumber air baku disimpan dalam tangki penyimpan (water tank) yang berfungsi juga sebagai bak
pengendap, kemudian dialirkan oleh pompa filter ke dalam tabung reaktor yang telah berisi larutan
PK, kemudian dipompakan ke tangki sand filter yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel
kecil dan selanjutnya masuk ke dalam tangki carbon filter untuk menghilangkan warna dan bau
serta menurunkan kandungan organik dan residu chlorin. Setelah dari carbon filter air dialirkan ke
tangki manganese filter yang berfungsi untuk menurunkan kadar besi yang terkandung dalam air.
Setelah air melalui proses filterisasi, air ditampung dalam Ground Water Tank (GWT) kemudian
dialirkan ke Roof Tank menggunakan Pompa Transfer/Pompa Angkat.
Kelengkapan sistem pengolahan tersebut sangat tergantung dari hasil analisa kualitas air sumur
yang diperoleh. Jika kualitasnya cukup baik adakalanya cukup hanya menggunakan Sand Filter
dan Carbon Filter sebagai elemen proses pengolahan. Untuk sistem recycling air hujan
ditambahkan proses water softener untuk menurunkan tingkat kesadahan air hujan.
8.6.1 Jenis pengolahan air limbah domestik yang dipilih adalah sistem Aerobik Anaerobik Biofilter,
dimana air limbah domestik ini diuraikan secara anaerobik oleh mikroorganisme anaerobic untuk
menurunkan kadar BOD hingga mencapai kadar di bawah 5 mg/L. Setelah itu dilanjutkan dengan
proses penurunan BOD dengan bakteri aerobic untuk menghilangkan sisa BOD dan bau.
Pengolahan dengan filter dan desinfeksi dilakukan untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen,
sehingga dihasilkan kualitas air limbah yang memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air.
======================================================================================
Perencana : ANNA ZUHPRIHA, ST, IPM
Nomer SKA : 1.3.303.2.029.09.1876486
PERHITUNGAN POPULASI
1 LANTAI 1 + 0.00
Gudang 2729 16 0
Rg meeting 398 5 166
Rg meeting 98.8 4 42
Rg meeting 98.8 4 42
Rg meeting 98.8 4 42
Rg Tunggu 98.8 0 0
Rg Resepsionis 2
Toilet wanita 0
Toilet pria 0
Site :
Toilet luar 0
Rg satpam 4
Area cuci mobil 2
Rg ME 1
Rg Pompa & GWT 0
Parkir mobil 97 kend 4
Total populasi lantai 1 3522 46 292
2 LANTAI 2 + 5.00
Area Office 912 91
Toilet 0
Site :
Mushola 0 2
Toilet
Loker
Rg istirahat 462
Total populasi lantai 2 1374 91 2
3 LANTAI 3 + 10.00
office 4011 401 3
Toilet
Total populasi lantai 3 4011 401 3
4 LANTAI 4 + 13.50
office 120 12 3
Toilet
Total populasi lantai 4 120 12 3
NERACA AIR
Gudang JNT
3
PRIMER : a. Lavatory, wudhu = 17.50 M /hari 16.63
3
PDAM 22,02 M3/hari b. Pantry = 2.75 M /hari 2.48 STP
3 3
Back up : c. Public Area Cleaning = 4.54 M /hari 4.09 17.23 M /hari
3 3
AIR HUJAN Sub total 1 (PRIMER) = 24.79 M /hari 17.23 M /hari 17.23 Ke Sumur Ke Drainase
3
M /hari Resapan
3
d. Siram taman = 2.00 M /hari 2.00 Diserap tanah
Sub total 2 (SEKUNDER)= 2.00 M3/hari 3
M /hari
3
TOTAL SEKUNDER = 16.75 M /hari 3.96 Ke Drainase
3
M /hari
RECYCLING WATER
20.71 M3/hari
HEAD POMPA = (Head Statik + Head Loss Friksi Pipa + Head Loss Fitting) x SF
TOILET SATPAM 0 1 0 0 1 0 0 4
WUDHU 0 0 0 0 10 0 0 20
Perhitungan Head