Anda di halaman 1dari 22

GUDANG J & T

JL. SOEKARNO HATTA


BANDUNG

LAPORAN PERENCANAAN
PEKERJAAN SISTEM PLAMBING DAN PERSAMPAHAN (PLP)

1 DATA PROYEK
Nama Bangunan : Gudang J&T
Lokasi : Jl. Soekarno Hatta
Kota Madya Bandung

2 FUNGSI BANGUNAN

Bangunan gedung bersusun ini adalah bangunan yang berfungsi sebagai Gedung Kantor dan
gudang pemyimpanan, yang terdiri dari :
a. Lantai 1, merupakan area yang digunakan untuk keperluan gudang & ruang meeting. Di area
site digunakan sebagai ruang parker kendaraan, ruang Mekanikal Elektrikal, ruang pompa,
GWT dan STP, dan ruang satpam.
Gudang difungsikan sebagai pusat kegiatan penerimaan dan pemilahan/sortir paket-paket
kiriman dan tempat penyimpanan sementara paket-paket kiriman tersebut sebelum
dikirimkan ke tempat tujuan. Contoh barang-barang yang disimpan dalam gudang, terlampir.
b. Lantai 2, digunakan untuk ruang office dan toilet. Sedangkan di area site, lantai 2 berfungsi
sebagai mushola & ruang istirahat.
c. Lantai 3, merupakan area yang berfungsi sebagai office dan toilet.
d. Lantai 4, merupakan area yang berfungsi sebagai officedan toilet umum.
Data-data fungsi ruangan/Data Bangunan Terlampir pada Lampiran 1

3 KLASIFIKASI BANGUNAN

Berdasarkan Ketentuan SNI 03-1745-2000, bangunan ini termasuk Kategori "Bangunan Hunian
Bertingkat Rendah”, dengan kondisi sebagai berikut :
- Muka/level lantai terbawah, pada lantai 1 adalah + 0.00
- Lantai hunian tertinggi, pada lantai atap lantai 4, adalah + 17.00

4 KONSEP PELAYANAN SISTEM


- Sistem Air Bersih terdiri Sistem Air Bersih Primer dan Air Bersih Sekunder. Air bersih primer
digunakan untuk keperluan cuci, wudhu dan kebersihan, sedangkan air bersih sekunder
digunakan untuk keperluan gelontor dan siram tanaman. Sumber air bersih berasal dari
PDAM , air hujan dan air sumur yang telah diolah menggunakan sand filter dan carbon filter.
Sumber air bersih sekunder berasal dari air bekas yang sudah diolah hingga memenuhi
persyaratan kualitas air bersih, sebagai cadangan disiapkan suplai dari tangki air hujan..
Komponen utama Sistem Air Bersih terdiri dari ground water tank (GWT) clean water
kapasitas 240 M3 dan GWT recycling kapasitas 190 M3 berlokasi di luar bangunan (site) di
level lantai basement. Air ini lalu dipompakan menggunakan pompa transfer ke Roof tank di

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 1


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

lantai 5/lantai atap yang mempunyai kapasitas masing-masing roof tank air bersih 2 x 2,5 M3
dan roof tank air recycling volume 2 x 2,5 M3. Lantai 4 dan 3 dilayani dengan sistem
bertekanan menggunakan booster pump, sedangkan lantai 2 dan 1 dilayani secara gravitasi.
Air juga dipompakan ke gedung mushola dan rest area dgn cara disimpan di lantai atap
kemudian dialirkan ke 2 lantai dibawahnya. Kapasitas rooftank adalah 2 x 3 m3.
- Sistem Air Limbah terdiri dari pemilahan jenis air limbah berdasarkan sumber dan
karakteristiknya yaitu, pemipaan air kotoran (black water), pemipaan air kotor (grey water),
dan pemipaan air limbah dari ruang pantry/dapur. Air kotoran ditampung untuk diolah di
Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) sebelum dialirkan ke drainase kawasan. Air kotor
dialirkan ke bak penampung air kotor, sedangkan air buangan pantry diproses terlebih dahulu
di grease trap kemudian dipompakan ke IPAL untuk diolah menjadi air yang layak untuk
disalurkan ke badan air setempat. Sistem pengolahan air limbah domestic menggunakan STP
biofilter packaged kapasitas 30 M3/hari berlokasi di site.
- Sistem Air Hujan terdiri dari drainase keliling site, beberapa titik talang air hujan diameter 4”,
sumur resapan yang berfungsi untuk meresapkan air ke dalam tanah, dan tangki
penampungan air hujan. Overflow dari tangki penampung air hujan dialirkan ke sumur
resapan.
Sistem recycling air hujan menggunakan bak pengendapan dan filtrasi yaitu sand filter, carbon
filter, dan water softener. Air recycling ini digunakan sebagai sumber air bersih primer.
- Sistem Persampahan terdiri dari pemilahan sampah sejak dari sumbernya berdasarkan
jenisnya yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah dikumpulkan di wadah/kantung
sampah sesuai karakteristiknya. Untuk sampah organik dan arorganik disediakan tempat
sampah berukuran kecil di hampir seluruh ruangan. Container sampah yang lebih besar
digunakan untuk mengumpulkan dan mengangkut sampah-sampah tersebut ke TPS. Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) terdiri dari 3 ruangan, yaitu ruang sampah organik, ruang
sampah anorganik, dan ruang sampah B3. Sampah organik dan anorganik akan diangkut oleh
PD Kebersihan ke TPA terdekat, sedangkan sampah B3 akan diangkut oleh pihak ke3 yang
telah ditunjuk sebagai pengelola sampah khusus B3.

5 LINGKUP PERENCANAAN
Fungsi dari sistem plambing adalah pertama, untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang
dikehendaki dengan tekanan yang cukup. Kedua, membuang air limbah dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemarkan bagian penting lainnya. Ketiga, meresapkan air hujan yang jatuh ke
atap bangunan ke dalam sumur resapan sebelum dibuang ke drainase.

Fungsi pertama dilaksanakan oleh sistem penyediaan air bersih, ke dua oleh sistem air limbah, ke
tiga oleh sistem air hujan.
1. Perencanaan Sistem Air Bersih, meliputi perencanaan konsep penyediaan air bersih, konsep
distribusi air, perhitungan-perhitungan kapasitas ground water tank dan ruang pompa,
perhitungan sistem pemipaan, pemilihan spesifikasi alat.
2. Perencanaan sistem Air Limbah meliputi perencanaan konsep pembuangan air limbah,
perhitungan kapasitas limbah, perhitungan pemipaan, penentuan jenis pengolahan air
limbah, outline spesifikasi.
3. Perencanaan sistem Air Hujan meliputi konsep pembuangan air hujan, perhitungan diameter
pipa air hujan, perhitungan volume sumur resapan, penentuan jalur drainase dan
perhitungan dimensi drainase.
4. Perencanaan sistem Persampahan meliputi perencanaan pengelolaan sampah berdasarkan
jenisnya, dan sistem pengangkutan sampah dari setiap lantai bangunan menuju ruang

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 2


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

sampah (garbage station) di lantai 1,pengangkutan sampah dari lantai 1 ke TPS di luar
bangunan/site, kemudian pengangkutan dari TPS menuju TPA.

6 PERATURAN DAN STANDARD YANG DIGUNAKAN

6.1 Peraturan Pemerintah :


a. Undang-undang RI No. 28 tahun 2002, Tentang Bangunan Gedung
b. KepMenKes No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
c. Pergub 38 thn 2012 Bangunan Gedung Hijau.
d. Peraturan Walikota 1023 Bangunan Gedung Hijau Bandung.
e. Permen LHK – RI no P.68 / Menlhk – Setjen / 2016 tentang Baku Mutu Limbah Air Limbah
Domestik.
f. KepMen LH-5-2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
g. Peraturan Pemerintah No 74. tahun 2001 tentang pengelolaan B3.
h. Peraturan Pemerintah RI No.18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3 Jo PP Nomor
85 th 1999.
i. Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
j. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 5 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung.
k. Peraturan Daerah Kota Bandung No.3 tahun 2012 Tentang Pengelolaan Air Tanah.

6.2 Standar Indonesia :


a. SNI 03-6481 Sistem Plambing
b. SNI 03-7065 Tata cara perencanaan sistem plumbing
c. SNI 8153-2015 Sistem Plambing pada bangunan gedung
d. SNI 06-6373-2000 Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Ven Pada Sistem Plumbing
e. SNI 6773:2008 Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air
f. SNI 03-2453-2002 Tata cara Perencanaan Sumur Resapan untuk lahan pekarangan
g. SNI 19-6410-2000 Tata cara penimbunan tanah untuk bidang resapan pada pengolahan air
h. SNI 19-6466-2000 Tata cara evaluasi lapangan untuk sistem peresapan pembuangan air
i. SNI 3242-2008 Tatacara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman

6.3 Referensi & Literatur :


a. Noerbambang,S.M. & Morimura,T. Pedoman dan Perencanaan Sistem Plambing, Edisi 4
tahun 1991
b. Babbit,H.E, 1960, Plumbing, 3rd edition
c. Degremont Co., 1979 Water Treatment Handbook
d. Metcalf & Eddy, inc, 1991. Wastewater Engineering: Treatment, Disposal, Reuse; 3rd edition
e. Parker, Homer.W, 1978, Wastewater systems Engineering’
f. Pedoman Teknis IPAL 2011.

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 3


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

7 KRITERIA PERENCANAAN

7.1 STANDAR KUALITAS AIR,


Kualitas air bersih harus memenuhi standar "Baku Mutu Kualitas Air Minum" yang disyaratkan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/ 2010, tentang Persyaratan &
Kualitas Air Minum.

7.2 KECEPATAN ALIRAN DAN SISA TEKANAN,


1) Kecepatan design pipa : 0,9 - 1,2 m/detik
2) Tekanan minimum perencanaan : 100 kPa atau 10 m kolom air
Sistem distribusi air bersih
3) Tekanan statik maksimum : 2,5 – 3,5 m/detik

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 4


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

4) Sisa tekanan minimum di alat plambing


- Di shower : 1,0 Kg/cm2
- Di katup gelontor kloset : 0,7 Kg/cm2
- Di katup gelontor peturasan : 0,4 Kg/cm2
- Keran biasa : 0,3 Kg/cm2

7.3 KRITERIA PEMAKAIAN AIR BERSIH


- Pegawai : 50 L/org/hari
- Pengunjung : 25 L/org/hari
- Cleaning : 0,5 L/org/hari

7.4 Ukuran minimum Pipa penyediaan air alat plambing


- Shower : 20 mm
- Lavatory : 15 mm
- Pantry : 15 mm
- Urinoir : 20 mm
- Kloset : 15 mm

7.5 KRITERIA/ KAPASITAS AIR LIMBAH


1) Inlet BOD 20-350 mg/liter/hari,
Ammoniak 10-200 mg/liter,
Beban hidraulis 20 M3/hari
2) Faktor kepadatan penghuni adalah 100 persen dari jumlah penghuni yang dihitung untuk
kebutuhan penyediaan air bersih.

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 5


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

7.6 KRITERIA EFFLUENT AIR LIMBAH

7.8 DRAINASE DAN AIR HUJAN


a. Koefisien pengaliran permukaan sebesar : 1,
b. Curah hujan yang digunakan : 83,1 Mm/jam.
c. Kecepatan aliran maksimum yang diijinkan : 3 M/det
d. Kecepatan minimum : 0,75 M/det
e. Air hujan disimpan dalam tangki air hujan dengan volume minimal sebesar 0.025 x curah
hujan.

7.9 SUMUR RESAPAN


1. Dihitung berdasarkan SNI 03-2453-2002 Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Untuk
Lahan Pekarangan.

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 6


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

2. Nilai permeabilitas struktur tanah ≥ 2,0 cm/jam.


3. Jarak penempatan sumur resapan air hujan terhadap bangunan adalah : (a) terhadap sumur
air bersih 3 meter, sumur resapan tangki septik 5 meter dan terhadap pondasi bangunan 1
meter.
7.10 KRITERIA BESARAN TIMBULAN SAMPAH
- Pegawai : 0,5 – 0,75 L/orang/hari
- Pengunjung : 0,15 L/orang/hari

7.11 JENIS BAHAN YANG DIGUNAKAN,


 Pipa Air bersih : PPR PN-10
 Pipa air kotor : PVC
 Pipa air bekas : PVC
 Pipa vent : PVC
 Pipa air hujan : PVC

8 URAIAN PERENCANAAN

8.1 SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

8.1.1 Tujuan utama sistem penyediaan air bersih adalah untuk menyediakan air yang cukup dan tidak
berlebihan, dengan adanya keterbatasan sumber air tanah dan penghematan energy. Maka untuk
menghemat sumber air bersih, direncanakan untuk memanfaatkan air hujan agar dapat digunakan
kembali untuk keperluan siram taman.

8.1.2 SUMBER AIR BERSIH,


Sumber air bersih berasal dari jaringan pipa air bersih kota (PDAM), dan Deepwell sebagai sumber
air cadangan. Sumber air yang berasal dari Deepwell apabila kualitasnya belum memenuhi syarat
akan di proses menggunakan filter untuk mendapatkan kualitas air yang diinginkan.

8.1.3 STANDAR KUALITAS AIR,


Kualitas air bersih harus memenuhi standar "Baku Mutu Kualitas Air Minum" yang disyaratkan oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/ 2010, tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum.

8.1.4 KUALITAS AIR DAN PERUNTUKANNYA


Air Bersih (clean water) digunakan untuk kegiatan domestik seperti mandi, cuci tangan,
kebersihan, dll.

Air Recycling digunakan untuk keperluan penggelontoran kloset dan menyiram tanaman.

Pengolahan air baku air sumur direncanakan menggunakan packaged sand filter dan carbon filter
yang berfungsi untuk mengurangi kekeruhan, bau, warna, kapur ataupun kadar besi, mangan
(tergantung hasil tes kualitas air sumur). Selanjutnya dilakukan proses khlorinasi untuk mematikan
bakteri dalam air sehingga aman untuk digunakan sehari-hari.

8.1.5 VOLUME TANGKI PENYIMPAN AIR


Tangki air bersih bawah tanah : volume 240 M3, terdiri dari kebutuhan domestik (clean water)
sebesar 27 M3, tangki air baku 130 M3, recycling water 40 M3, dan cadangan kebakaran 213 M3.

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 7


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

Tangki atas air bersih di lantai atap, dengan total volume penyimpanan 8 M3, dan tangki air
recycling dengan volume 8 M3.

8.1.6 PENJELASAN SISTEM


Sistem yang digunakan adalah system tangki atap,
Sistem tangki atap adalah sistem dimana air ditampung lebih dulu dalam tangki bawah ( di luar
bangunan / level basement 1), kemudian dipompakan ke tangki atap (roof tank) yang diletakkan di
atas lantai 4 (lantai 5), untuk didistribusikan secara bertekanan untuk 2 lantai teratas dan secara
gravitasi untuk lantai 2 dan lantai 1.

8.2 URAIAN KERJA SISTEM

8.2.1 Pengisian Tanki Bawah


Dari sumber utama air pdam, dan sumur bor/sumur dalam atau air hujan sebagai sumber air
cadangan, dengan menggunakan katup pelampung otomatis yang akan membuka ataupun
sebaliknya menutup apabila muka air telah mencapai level tertentu.

8.2.2 Distribusi air bersih dalam bangunan,


a) Air hasil pengolahan (air bersih) ditampung dalam tanki bawah (ground tank), kemudian air
dipompa ke tangki atas (roof tank).
b) Sistem distribusi air bersih ke seluruh plumbing fixture di 2 lantai teratas dilayani dengan
booster pump. Selanjutnya untuk semua lantai dibawahnya hingga lantai 1 dilayani dengan
sistem pemipaan gravitasi.

8.2.3 Sistem pompa angkat


1) Pompa ini berfungsi untuk memindahkan air dari tanki bawah (Ground Tank) ke tangki atas
(Roof Tank).
2) Pompa akan bekerja secara otomatis, dengan bantuan "water level control", apabila volume
air pada tangki atas telah mencapai jumlah minimum yang telah ditentukan.
3) Jumlah pompa yang melayani tangki atas Air Bersih terdiri dari 2(dua) buah pompa angkat
yang bekerja bergantian, dan 1 buah pompa cadangan.

8.2.4 CONTOH PERHITUNGAN KAPASITAS PENYEDIA AIR terlampir pada Lampiran 1

8.2.4.1 PERHITUNGAN GROUND WATER TANK


Perhitungan kebutuhan air didasarkan pada jumlah dan kebutuhan air penghuni gedung per liter
per orang per hari sesuai standar yang telah ditetapkan. Dari perhitungan tersebut maka dapat
diketahui total pemakaian seluruh gedung per harinya.
Air yang disimpan dalam GWT (ground Water Tank) adalah air bersih untuk kebutuhan domestik
gedung selama 1 hari, ditambah cadangan kebakaran selama 45 menit.

8.2.4.2 PERHITUNGAN PIPA AIR BERSIH


a. Menghitung beban kebutuhan air minum
Suplai air yang diperlukan pada setiap perlengkapan plambing dinyatakan dalam unit beban
alat plambing (UBAP), seperti ditunjukkan pada tabel 3 halaman 30 buku SNI 8153:2015
Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung.

b. Menghitung diameter pipa pelayanan dan meter air.


- Menentukan tekanan yang tersedia pada meter air

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 8


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

- Tambahkan atau kurangi tekanan dengan melihat perubahan elevasi. Untuk perubahan
tekanan sebesar ½ psi (0,35 m) adalah untuk setiap perubahan perbedaan tinggi sebesar
0,305 m antara tinggi air di meteran air dengan tinggi air yang keluar di gedung.
- Pilih “rentang tekanan”, “panjang pipa”, dan “nilai UBAP” sesuai dengan jumlah
perlengkapan alat plambing pada tabel 4 halaman 32 buku SNI 8153:2015 Sistem Plambing
Pada Bangunan Gedung, untuk memperoleh diameter pipa dan meter air.
- Ukuran diameter pipa alat plambing yang langsung menuju alat plambing tersebut minimal
harus memenuhi standar SNI 8153:2015 Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung.
- Diameter pipa layanan berdiameter tidak kurang dari 1/2 inch (15 mm).

8.2.4.3 PERHITUNGAN KAPASITAS TANGKI ATAP


Tangki atas (Roof Tank) berfungsi untuk menampung kebutuhan air pada saat kebutuhan puncak,
dan biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan puncak tersebut,
yaitu sekitar 30 menit.
Kapasitas Tangki Efektif dinyatakan dengan rumus :

Ve = (Qp-Qmax) x Tp + Qpu x Tpu

Dimana : Ve : Kapasitas efektif tangki atas (Liter)


Qp : Kebutuhan puncak (Liter/menit)
Qmax : Kebutuhan jam puncak (Liter/menit)
Qpu : Kapasitas pompa pengisi (Liter/menit)
Tp : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
Tpu : Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

8.2.4.4 PERHITUNGAN DAYA POMPA


Daya hidraulik pompa adalah daya yang dimasukkan ke dalam air oleh rotor atau torak pompa
sehingga air tersebut dapat mengalir.
Daya hidraulik (dalam kilowatt) dapat dinyatakan dengan :
Nh = (0,163) (Q) (H) ( )

Dimana : H : Tinggi angkat total (m)


Q : Kapasitas pompa (m3/menit)
: Berat spesifik (Kg/liter)
Lembar perhitungan ada dalam lampiran 1

8.2.5 Lampiran-lampiran Perhitungan yang mendukung ada pada Lampiran 1 sebagai berikut :
- Data Bangunan,
- Perhitungan Neraca Air,
- Perhitungan Kapasitas Penyediaan Air Bersih (GWT)
- Perhitungan Kapasitas Roof Tank Air Bersih
- Perhitungan Head Lift Pump Air Bersih,
- Kurva Pompa Air Bersih,
- Perhitungan Sistem Booster Pump,
- Perhitungan Unit Beban Alat Plambing Air Bersih
- Perhitungan Diameter Pipa Air Bersih

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 9


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

8.3 SISTEM AIR LIMBAH DAN VENT

8.3.1 PENJELASAN SISTEM

8.3.1.1 PEMIPAAN AIR LIMBAH,


Air buangan/limbah dari seluruh bagian bangunan, kecuali air hujan dan air buangan yang berasal
dari pengurasan Ground Reservoir/Pit/lantai dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Limbah Domestik, yang terdiri dari :
Air kotoran, terdiri dari seluruh air buangan kloset & urinoir.
Air kotor, terdiri dari seluruh air buangan lavatory & floor drain..
Air buangan pantry yang mengandung lemak.

Sistem pemipaan air limbah ini dilengkapi dengan pipa vent yang berfungsi untuk sirkulasi udara ke
seluruh bagian pemipaan air limbah, dan untuk melindungi air penutup dari sistem sifon dan
tekanan balik.

8.3.1.2 PENGOLAHAN AIR LIMBAH,


Air kotoran (black water) dari seluruh area toilet ( kloset dan urinoir) lantai 4 s/d lantai 1 disalurkan
ke STP yang berada di site.
Air kotor dari seluruh lavatory dan floor drain dalam bangunan ditampung dalam bak penampung
air kotor (grey water) berlokasi di site, yang kemudian akan diproses dan dimanfaatkan sebagai air
olahan (recycling water).
Air limbah pantry/dapur yang mengandung lemak diproses terlebih dahulu dalam Portable Grease
Trap kemudian dialirkan ke STP untuk diproses lebih lanjut.

8.3.2 URAIAN KERJA SISTEM

8.3.2.1 SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH,


1) Air kotoran dan air kotor yang berasal dari area toilet dialirkan melalui pipa cabang mendatar
terpisah yaitu pipa air kotoanr yang menampung buangan kloset dan urinoir, dan pipa air kotor
yang menampung buangan floor drain dan lavatory.
2) Air Limbah dari pipa mendatar ini langsung dikumpulkan menuju pipa tegak / pipa riser masing-
masing yaitu Pipa Air Kotoran dan Pipa Air Kotor. Pipa air kotoran dan air kotor dari toilet
dialirkan secara gravitasi apabila memungkinkan. Untuk pipa-pipa yang berasal dari toilet yang
jauh sehingga tidak mencapai ketinggian minimum di plafond, maka air limbah iniditamping
terlebih dahulu di dalam sewage pit untuk kemudian dipompakan ke IPAL ataupun ke tangki
penampungan air hujan.

8.3.2.2 PERHITUNGAN PIPA AIR LIMBAH DAN VENT

Dimensi minimum pipa tegak, horisontal, atau keduanya ditentukan dari total Unit Beban Alat
Plambing (UBAP) sesuai tabel 10 – Unit Beban Alat Plambing untuk air limbah, halaman 54, SNI
8153:2015.
Diameter pipa air kotor dan pipa vent lalu dapat diperoleh menggunakan tabel 11 – Beban dan
panjang maksimum dari perpipaan air limbah dan ven, halaman 55, buku SNI 8153:2015.

8.3.2.2.1 Lampiran-lampiran Perhitungan yang mendukung ada pada Lampiran 2 sebagai berikut :
- Perhitungan Kapasitas Air Limbah,
- Perhitungan Pipa Air Kotoran
- Perhitungan Pipa Air Kotor
- Perhitungan Pipa Vent

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 10


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

8.4 SISTEM DRAINASE DAN TALANG AIR HUJAN

8.4.1 PENJELASAN SISTEM

8.4.1.1 Drainase,
Limpasan air hujan yang jatuh dipermukaan tanah dibiarkan meresap kedalam tanah, dan
sebagian lagi dari area halaman parkir/jalan/area perkerasan dialirkan ke drainase sekeliling
bangunan sebelum disalurkan ke sumur resapan kemudian ke drainase kota.

8.4.1.2 Sumur Resapan


Air hujan yang jatuh di atap bangunan disalurkan ke tangki penyimpanan air hujan untuk
dimanfaatkan sebagai sumber air/air baku air bersih. Overflow dari tangki penyimpan air hujan
dialirkan ke sumur resapan.
Air hujan yang berasal area halaman/parkir/jalan/area perkerasan disalurkan ke sumur resapan.

8.4.2 PERHITUNGAN DAN PENJELASAN SISTEM DRAINASE AIR HUJAN

8.4.2.1 PERHITUNGAN SISTEM DRAINASE AIR HUJAN,


a) Air hujan yang jatuh ke halaman dibuang ke saluran drainase
b) Dalam perencanaan saluran drainase dan talang air hujan, jumlah air hujan dihitung
berdasarkan rumus Rational
Q = 0,002785 C.I.A
Dimana,
Q : jumlah air hujan yang harus ditampung/dialirkan (M3/detik)
C : koefisien pengaliran permukaan
I : curah hujan setempat sebesar 100 mm/jam
A : luas daerah yang menerima air hujan (ha)
c) Faktor perencanaan curah hujan yang digunakan sebesar 3 (tiga) kali curah hujan rata-rata,
sebesar 300 mm/jam.

8.4.3 Lampiran-lampiran Perhitungan yang mendukung ada pada Lampiran 3 sebagai berikut :
- Perhitungan Talang Air Hujan & Sumur Resapan,
- Perhitungan Saluran Drainase

8.5 INSTALASI PENGOLAHAN AIR BAKU

8.5.1 KUALITAS AIR BAKU DAN AIR OLAHAN

Ada 3 instalasi pengolahan air baku dalam perencanaan ini, yaitu :


1. Air sumur bor yang akan diolah menjadi air bersih (primer)
2. Air hujan yang akan diolah menjadi air bersih primer dan sebagai back up air bersih sekunder
(recycling water)
3. Air kotor yang akan diolah menjadi air bersih sekunder (recycling water)
Asumsi kualitas air baku sumur yang akan diolah adalah rata-rata kualitas air tanah di kota
Bandung, yaitu masih mengandung NO2, NO3, Mn dan Fe yang sedikit diatas ketentuan. Untuk itu
maka diperlukan pengolahan yang sesuai.
Kualitas air bersih primer dan sekunder harus memenuhi Persyaratan Kualitas Air Minum sesuai
kepMenKes no 492 tahun 2010.

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 11


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

8.5.2 SISTEM PENGOLAHAN

Sistem pengolahan air baku pada dasarnya terdiri dari bak pengendapan dan filtrasi (penyaringan).
Bak pengendapan diperlukan untuk mengurangi partikel padatan/kekeruhan sehingga mengurangi
beban kerja filter dalam proses selanjutnya.
Filtrasi adalah proses pengolahan dimana air dipisahkan dari koloid dan zat pengotor yang
dikandungnya, jumlah bakteri berkurang, dan karakteristik kimia air tersebut berubah, dengan cara
melewatkannnya melalui media berpori.
Sumber air baku disimpan dalam tangki penyimpan (water tank) yang berfungsi juga sebagai bak
pengendap, kemudian dialirkan oleh pompa filter ke dalam tabung reaktor yang telah berisi larutan
PK, kemudian dipompakan ke tangki sand filter yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel
kecil dan selanjutnya masuk ke dalam tangki carbon filter untuk menghilangkan warna dan bau
serta menurunkan kandungan organik dan residu chlorin. Setelah dari carbon filter air dialirkan ke
tangki manganese filter yang berfungsi untuk menurunkan kadar besi yang terkandung dalam air.
Setelah air melalui proses filterisasi, air ditampung dalam Ground Water Tank (GWT) kemudian
dialirkan ke Roof Tank menggunakan Pompa Transfer/Pompa Angkat.

Kelengkapan sistem pengolahan tersebut sangat tergantung dari hasil analisa kualitas air sumur
yang diperoleh. Jika kualitasnya cukup baik adakalanya cukup hanya menggunakan Sand Filter
dan Carbon Filter sebagai elemen proses pengolahan. Untuk sistem recycling air hujan
ditambahkan proses water softener untuk menurunkan tingkat kesadahan air hujan.

8.5.3 KRITERIA PERENCANAAN FILTER


- Laju Filtrasi : 4,8 – 7,200 L/M2/jam
- Pre-treatment : Sedimentasi (pengendapan)
- Post treatment : desinfeksi
- Jenis media pasir : - Ukuran diameter 0,45 – 0,7 mm
- Koefisien keseragaman 1,2 – 1,7
- Ketebalan media 60 – 75 cm

8.6 INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

8.6.1 Jenis pengolahan air limbah domestik yang dipilih adalah sistem Aerobik Anaerobik Biofilter,
dimana air limbah domestik ini diuraikan secara anaerobik oleh mikroorganisme anaerobic untuk
menurunkan kadar BOD hingga mencapai kadar di bawah 5 mg/L. Setelah itu dilanjutkan dengan
proses penurunan BOD dengan bakteri aerobic untuk menghilangkan sisa BOD dan bau.
Pengolahan dengan filter dan desinfeksi dilakukan untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen,
sehingga dihasilkan kualitas air limbah yang memenuhi syarat untuk dibuang ke badan air.

8.6.2 Kriteria Perancangan sistem pengolahan,


1) Pretreatment : Bar Screen
2) Tank
Detention Time : 24 Jam
Chlorination
Dosis : 15 gr/mL dosis
3) Kriteria Effluent :
a) Kandungan zat padat tersuspensi (SS) : 100 mg/liter
b) Kebutuhan Oksigen Biologis (BOD) : 30 mg/liter.

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 12


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

8.7 SISTEM PERSAMPAHAN

8.7.1 SISTEM PERSAMPAHAN

Sesuai SNI-3242-2008 mengenai tata cara pengelolaan sampah di pemukiman, sampah


diklasifikasikan sebagai berikut :
8.7.1.1 Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti bekas makanan, bekas sayuran,
kulit buah lunak, daun daunan dan rumput.
8.7.1.2 Sampah Anorganik, yaitu sampah seperti kertas, kardus, kaca/gelas, plastik, besi dan logam
lainnya.
8.7.1.3 Sampah Organik Halaman, yaitu sampah yang berasal dari penyapuan halaman, seperti daun dan
rumput.
8.7.1.4 Sampah Taman, yaitu sampah yang berasal dari taman, berupa daun, rumput, pangkasan
tanaman, dan sampah yang berasal dari pengunjung taman, seperti bekas bungkus makanan, dan
sisa makanan.
8.7.1.5 Sampah Jalan, yaitu sampah yang berasal dari penyapuan jalan dan pejalan kaki.
8.7.1.6 Sampah domestik B3, yaitu sampah yang berasal dari aktivitas rumah tangga, mengandung bahan
dan atau bekas kemasan suatu jenis bahan berbahaya dan atau beracun, karena sifat atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak
dan atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia.

8.7.2 SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

8.7.2.1 PENGELOLAAN SAMPAH DALAM BANGUNAN


Pemisahan sampah berdasarkan karakteristiknya (organik/anorganik) sudah dilakukan sejak di
dalam unit bangunan. Pembuang sampah diharuskan memilah dan mengelompokkan sampah
berdasarkan jenisnya dan ditempatkan/dibuang ke tempat sampah khusus yang telah ditandai
masing-masing, untuk sampah organik dan sampah anorganik.

8.7.2.2 PENGELOLAAN SAMPAH DI LUAR BANGUNAN / TPS


Sampah Organik/basah dan sampah anorganik/kering dari dalam bangunan diangkut
menggunakan motor sampah menuju TPS di site (luar bangunan), untuk kemudian diangkut
menuju TPA menggunakan truk pengangkut sampah.
Sampah B3 dikelola sesuai aturan yang berlaku, yaitu diambil secara periodik oleh instansi khusus
pengelola B3.

8.7.2.3 PENGELOLAAN SAMPAH B3


Sesuai Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3, disebutkan
bahwa “Ketentuan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dan
kegiatan skala kecil, ditetapkan kemudian oleh Kepala instansi yang bertanggung jawab”.

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 13


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

8.7.2.4 PERHITUNGAN TIMBULAN SAMPAH


Berdasarkan perhitungan data populasi dan kriteria besaran timbulan sampah, diperoleh volume
sebagai berikut :
 Sampah Karyawan = 412.5 Liter/hari
 Sampah Pengunjung = 175 Liter/hari
Total = 587.00 Liter/hari

8.7.2.5 KEBUTUHAN PERALATAN


Direncanakan menyediakan 3 jenis wadah sampah (bin) di setiap lantainya yaitu bin 1 volume 50L,
bin 2 volume 40L, dan bin 3 volume 20L. Disiapkan pula penamaan dan pemberian warna yang
berdeda untuk menandai wadah sampah organik dan anorganik. Untuk mengumpulkan sampah
dari setiap ruangannya digunakan container 500 L.
Untuk pengangkutan komunal dari dalam bangunan menuju TPS di site digunakan angkutan motor
sampah.

8.7.3 Lampiran-lampiran yang mendukung ada pada Lampiran 4 sebagai berikut :


- Perhitungan Timbulan Sampah
- Diagram Sistem Pengelolaan Sampah

======================================================================================
Perencana : ANNA ZUHPRIHA, ST, IPM
Nomer SKA : 1.3.303.2.029.09.1876486

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 14


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

PERHITUNGAN POPULASI

NO NO LANTAI LEVEL LUASAN POPULASI


LANTAI PEGAWAI PENGUNJUNG

1 LANTAI 1 + 0.00
Gudang 2729 16 0
Rg meeting 398 5 166
Rg meeting 98.8 4 42
Rg meeting 98.8 4 42
Rg meeting 98.8 4 42
Rg Tunggu 98.8 0 0
Rg Resepsionis 2
Toilet wanita 0
Toilet pria 0
Site :
Toilet luar 0
Rg satpam 4
Area cuci mobil 2
Rg ME 1
Rg Pompa & GWT 0
Parkir mobil 97 kend 4
Total populasi lantai 1 3522 46 292

2 LANTAI 2 + 5.00
Area Office 912 91
Toilet 0
Site :
Mushola 0 2
Toilet
Loker
Rg istirahat 462
Total populasi lantai 2 1374 91 2

3 LANTAI 3 + 10.00
office 4011 401 3
Toilet
Total populasi lantai 3 4011 401 3

4 LANTAI 4 + 13.50
office 120 12 3
Toilet
Total populasi lantai 4 120 12 3

5 LANTAI ATAP + 17.00

9027.2 550 300

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 15


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

PERHITUNGAN KAPASITAS PENYEDIAAN AIR

NAMA PROYEK : J &T


JENIS BANGUNAN : KANTOR & GUDANG

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR


PEMAKAI AIR BERSIH KEBUTUHAN AIR BERSIHKEBUTUHAN AIR RECYCLING
JENIS HUNIAN JUMLAH SATUAN PER - UNIT TOTAL PER - UNIT TOTAL
LT / HARI LT / HARI LT / HARI LT / HARI
PEGAWAI 550.00 Orang 25.00 13,750.00 25.00 13,750.00
PENGUNJUNG 300.00 Orang 12.50 3,750.00 12.50 3,750.00
PUBLIC AREA CLEANING 9,027.00 M2 0.50 4,513.50 0.00 0.00
SIRAM TAMAN 1,000.00 M2 0.00 0.00 2.00 2,000.00
JUMLAH KEBUTUHAN AIR 22,013.50 19,500.00
TOTAL 41,513.50

KEBUTUHAN AIR HARIAN


KEBUTUHAN LAIN - LAIN : 0.00 %
FAKTOR KEAMANAN : 10.00 %
3
JUMLAH KEBUTUHAN PERHARI : 45.66 M
JANGKA WAKTU PEMAKAIAN / HARI : 8.00 JAM
KEBUTUHAN HARIAN RATA - RATA : 95.14 LITER / MENIT

KAPASITAS SUMBER PENYEDIAAN AIR


- PELAYANAN OLEH SUMBER PAM : 20.00 JAM
DEBIT AIR PAM YANG DIBUTUHKAN : 38.05 LITER / MENIT
- PELAYANAN OLEH SUMBER AIR SUMUR : 16.00 JAM
JUMLAH SUMUR : 1.00 BUAH
DEBIT AIR TIAP SUMUR : 47.57 LITER/MENIT

KAPASITAS TANGKI BAWAH TANAH


TANGKI AIR BERSIH
KAPASITAS CADANGAN DALAM HARI : 1.0 HARI
3
CADANGAN PEMAKAIAN AIR BERSIH : 24.21 M
3
CADANGAN KEBAKARAN : 213.00 M
3
KAPASITAS TANGKI BAWAH AIR BERSIH : 237.21 M

TANGKI AIR RECYCLING


KAPASITAS CADANGAN DALAM HARI : 1.0 HARI
3
CADANGAN PEMAKAIAN AIR RECYCLING : 21.45 M

TANGKI AIR HUJAN DAN AIR BAKU


LUASAN LANTAI ATAP : 4,300.0 M2
3
VOLUME PENAMPUNGAN AIR HUJAN : 107.50 M
3
VOLUME TANGKI AIR BAKU : 20.00 M
3
KAPASITAS TANGKI : 127.50 M

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 16


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

PERHITUNGAN KAPASITAS AIR BUANGAN DOMESTIK

NAMA PROYEK : J &T


JENIS BANGUNAN : KANTOR & GUDANG

PERHITUNGAN AIR BUANGAN

SUMBER AIR BUANGAN JUMLAH AIR BUANGAN


JENIS HUNIAN JUMLAH SATUAN PER - UNIT TOTAL
LT / HARI LT / HARI

KARYAWAN 550 ORANG 50.00 27,500


PENGUNJUNG 300 ORANG 25.00 7,500
PENGINAP 0 ORANG 120.00 0

JUMLAH KEBUTUHAN AIR 35,000

KAPASITAS AIR BUANGAN


3
JUMLAH KEBUTUHAN PERHARI : 35.00 M
DIBULATKAN : 40.00 M3/HARI

NERACA AIR
Gudang JNT

SUMBER AIR PEMAKAIAN AIR PENGOLAHAN AIR LIMBAH

3
PRIMER : a. Lavatory, wudhu = 17.50 M /hari 16.63
3
PDAM 22,02 M3/hari b. Pantry = 2.75 M /hari 2.48 STP
3 3
Back up : c. Public Area Cleaning = 4.54 M /hari 4.09 17.23 M /hari
3 3
AIR HUJAN Sub total 1 (PRIMER) = 24.79 M /hari 17.23 M /hari 17.23 Ke Sumur Ke Drainase
3
M /hari Resapan

SEKUNDER : GREY WATER TANK


3
RECYCLING 20.71 a. Kloset = 14.75 M /hari 14.75 20.71
3 3 3 3
M /hari b. = 0.00 M /hari M /hari 20.71 M /hari
3
Sub total 1 (SEKUNDER)= 14.75 M /hari

3
d. Siram taman = 2.00 M /hari 2.00 Diserap tanah
Sub total 2 (SEKUNDER)= 2.00 M3/hari 3
M /hari

3
TOTAL SEKUNDER = 16.75 M /hari 3.96 Ke Drainase
3
M /hari
RECYCLING WATER
20.71 M3/hari

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 17


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

PERHITUNGAN KAPASITAS PENYEDIAAN AIR

NAMA PROYEK : J &T


JENIS BANGUNAN : KANTOR & GUDANG

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

PEMAKAI AIR BERSIH JUMLAH KEBUTUHAN AIR


JENIS HUNIAN JUMLAH SATUAN PER - UNIT TOTAL
LT / JAM LT / HARI

KARYAWAN 550 ORANG 25.00 13,750


PENGUNJUNG 300 ORANG 12.50 3,750
2
PUBLIC AREA CLEANING 9,027 M 0.50 4,514
2
SIRAM TAMAN 1,000 M 0.00 0

JUMLAH KEBUTUHAN AIR 22,013.50

KEBUTUHAN AIR HARIAN


KEBUTUHAN LAIN - LAIN : 0.00 %
FAKTOR KEAMANAN : 10.00 %
3
JUMLAH KEBUTUHAN PERHARI : 24.21 M
JANGKA WAKTU PEMAKAIAN DLM SEHARI : 8.00 JAM
KEBUTUHAN HARIAN RATA - RATA : 50.45 LITER / MENIT

PERHITUNGAN KEBUTUHAN WAKTU PUNCAK


FAKTOR PENGALI JAM PUNCAK : 2.00
PEMAKAIAN AIR SELAMA JAM PUNCAK
- RATA - RATA DEBIT JAM PUNCAK : 100.90 LITER / MENIT
- RATA - RATA DEBIT MENIT PUNCAK : 201.79 LITER / MENIT
- JANGKA WAKTU PUNCAK : 60.00 MENIT
3
- PEMAKAIAN AIR PADA JAM PUNCAK : 6.05 M

KAPASITAS TANKI RESERVOIR ATAS


KAPASITAS LIFT / TRANSFER PUMP : 150.00 LITER / MENIT
FAKTOR KEAMANAN : 1.10
3
VOLUME TANKI EFFEKTIF MINIMUM : 5.64 M
3
VOLUME TANKI EFFEKTIF DI BULATKAN : 6.00 M

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 18


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

PERHITUNGAN HEAD LIFT PUMP AIR BERSIH


(Pompa Air Bersih ke Roof Tank)

HEAD POMPA = (Head Statik + Head Loss Friksi Pipa + Head Loss Fitting) x SF

> Head Statik


Adalah ketinggian pompa terhadap inlet pipa di roof tank

> Head Loss friksi Pipa


Adalah kerugian tekanan akibat gesekan dalam pipa
= Panjang pipa x HL Pipa (mm kolom air / meter panjang pipa)

> Head Loss Fitting


Adalah kerugian tekanan karena peralatan pipa.

> Tabel Perhitungan

pompa ab gwt ke lt atap


Panjang pipa vertikal = 23.5 meter
Panjang pipa horisontal = 128 meter
Panjang Pipa keseluruhan = 151.5 meter
laju aliran air = 150 lpm
Diameter pipa PPR = 50 mm
Jumlah elbow standar = 10 buah
Jumlah elbow 45 = 2 buah
Jumlah foot valve = 1 buah
jumlah T lurus = 2 buah
Panjang equivalen = 65.7 m
Panjang pipa total = 217.2 m
Head loss = 35 mm/m
Head loss pipa = 7.6 meter
Static Head = 23.5 meter
Safety factor = 1.2
Sisa tekan yg diinginkan = 3 m
Total Head = 40.3 m
dibulatkan = 40 m
Daya pompa = 2.16 kw

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 19


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

PERHITUNGAN UBAP AIR BERSIH

NO NAMA RUANG NOMOR JUMLAH FIXTURE AIR PRIMER JUMLAH


RT JS LAV UR JAN FC SHO BT UBAP

LANTAI 1 TOILET OFFICE (L) 4 4 4 0 0 0 0 32

TOILET OFFICE (P) 6 4 0 0 0 0 0 14

TOILET SITE (L) 2 5 5 0 0 0 0 37

TOILET SITE (P) 5 5 0 0 0 0 0 15

TOILET SATPAM 0 1 0 0 1 0 0 4

LANTAI 2 TOILET OFFICE (L) 4 4 4 0 0 0 0 32

TOILET OFFICE (P) 6 4 0 0 0 0 0 14

WUDHU 0 0 0 0 10 0 0 20

TOILET MUSOLA (L) 2 2 2 0 0 0 0 16

TOILET MUSOLA (P) 4 2 0 0 0 0 0 8

LANTAI 3 TOILET OFFICE (L) 1 1 0 0 0 0 0 3

TOILET OFFICE (P) 1 1 0 0 0 0 0 3

LANTAI 4 TOILET OFFICE (L) 1 1 0 0 0 0 0 3

TOILET OFFICE (P) 1 1 0 0 0 0 0 3

TOTAL FIXTURE 34 32 15 0 11 0 0 204


TOTAL UBAP RT-1
RT-2
TOTAL UBAP 195

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 20


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

PERHITUNGAN SISTEM BOOSTER PUMP


(J&T)

Analisa Aliran Serempak Toilet Tipikal

> Pompa Booster melayani kebutuhan air 2 lantai teratas


Unit alat plambing : Lt 4 = 26
Lt 3 = 26
Total = 52 UBAP
= 120 Lpm,

Perhitungan Head

> Residual head di titik kritis = 7 m.


Statik head = 3 meter
Safety Factor = 1.2

> Head Loss friksi Pipa :


Diameter Pipa L pipa Q HL Friksi Fitting L ekivalen HL pipa
(m) (L/mnt) (mm/m) (m)
50 mm 15 120 25 1 bh check valve 8.4 0.59
25 1 bh valve 0.39 0.01
o
25 6 bh elbow 90 12.6 0.32
25 1 bh tee lurus 0.6 0.02
40 mm 28 80 40 1 bh tee cabang 2.1 1.20
40 1 bh valve 0.3 0.01
40 1 bh elbow 90 1.5 0.06
25 mm 2 40 100 1 bh tee cabang 1.5 0.35
25 mm 100 1 bh valve 0.18 0.02
25 mm 100 1 bh tee lurus 0.27 0.03
20 mm 2 25 130 1 bh tee cabang 1.2 0.42
15 mm 4 12 160 3 bh elbow 90 1.8 0.93
15 mm 160 1 bh ball valve 4.5 0.72
4.66

> Tekanan yang dibutuhkan = 10.392 meter


Dibulatkan = 11 meter

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 21


GUDANG J & T
JL. SOEKARNO HATTA
BANDUNG

Laporan Perencanaan Sistem Plambing dan Persampahan PLP - 22

Anda mungkin juga menyukai