id
TUGAS AKHIR
Oleh
IKA ASTERIANA
M3508039
DIPLOMA 3 FARMASI
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
hasil penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar yang
Ika Asteriana
M3508039
commitii to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IKA ASTERIANA
INTISARI
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dan
prevalensinya tinggi. Hipertensi berperan dalam meningkatkan resiko mikrovaskular
dan makrovaskular pada penderita Diabetes Mellitus. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, dosis,
aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada pasien
hipertensi dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Inap RSUD Karanganyar
periode Januari-Desember 2010 dan kesesuaiannya dengan standar Joint National
Committee (JNC) VII tahun 2004.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif non
analitik menggunakan berkas rekam medik yang dikumpulkan secara retrospektif dan
disajikan dalam bentuk tabel. Populasi studi adalah pasien yang didiagnosis
hipertensi dengan Diabetes Mellitus di instalasi rawat inap RSUD Karanganyar. Data
yang diambil adalah data pasien dan data terapi. Data selanjutnya diolah dengan
Microsoft Excel 2007 dan dianalisis meliputi penghitungan jumlah pasien hipertensi
dengan Diabetes Mellitus, distribusi pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, domisili,
lama perawatan, status pulang, persentase jenis antihipertensi yang digunakan
selanjutnya kesesuaian penggunaan obat dibandingkan dengan Joint National
Committee (JNC) VII tahun 2004.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa 72,7% pasien menggunakan
monoterapi dari golongan ACE Inhibitor dan 9,1% pasien menggunakan monoterapi
dari golongan CCB. Sehingga pelayanan terapi di RSUD Karanganyar untuk pasien
hipertensi dengan Diabetes Mellitus kurang sesuai dengan standar dari Joint National
Committe (JNC) VII tahun 2004.
Kata kunci: hipertensi, penggunaan obat, evaluasi, Diabetes Mellitus, RSUD
Karanganyar.
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
IKA ASTERIANA
ABSTRACT
Hypertension is widely-known as cardiovascular disease and has a high
prevalence. Hypertension plays a role in increasing the microvascular and
macrovascular risk in Diabetes Mellitus patient. This research aims to find out the use
of anti-hypertensive drug including the selection of drug item, dose, using instruction,
dosage form, administration route, and medicine combination in hypertension patient
with Diabetes Mellitus in Inpatient Ward of Karanganyar Local Public Hospital in
period of January-December 2010 and its compatibility with the Joint National
Committee (JNC) VII of 2004.
This study was a descriptive non-analytical method using medical record
document collected retrospectively and presented in the form of table. The population
was the patients whose diagnosed as hypertensive with Diabetes Mellitus in the
Inpatient Ward of Karanganyar Local Public Hospital. The data included the patient
and therapy The data then processed using Microsoft Excel 2007 and analyzed
for the calculation of patient number with hypertensive and Diabetes Mellitus, patient
distribution based on age, sex, location, hospitalization duration, discharge status,
percentage of anti-hypertension type used, thus the compatibility of medicine use
compared with the Joint National Committee (JNC) VII of 2004.
The conclusion was 72.7% patients use monotherapy of ACE inhibitor class
and 9.1% patients using mono-therapy of CCB class. Thus, the therapy service in
hypertensive patient with Diabetes Mellitus was less compatible with the Joint
National Committee (JNC) VII of 2004.
Keywords: hypertension, medicine use, evaluation, Diabetes Mellitus, Karanganyar
Local Public Hospital.
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah atas segala karunia-Nya yang tak terhingga bagi
penulis dan kita semuanya sehingga atas ijin-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
berkas rekam medik yang dikumpulkan secara retrospektif dan bertujuan untuk
mengetahui penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, dosis,
aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada pasien
Desember 2010 dan kesesuaiannya dengan standar Joint National Committee (JNC)
VII tahun 2004. Penulisan tugas akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu penulis
1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang tak terkira.
2. Ibu dan bapak atas dukungannya, materi, dan doa yang tiada henti serta
3. Bapak Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc., (Hons), Ph.D. selaku Dekan
Maret Surakarta.
viito user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Bapak Wisnu Kundarto, S.Farm., Apt. selaku pembimbing tugas akhir atas
7. Ibu Rita Rakhmawati, M.Si., Apt. dan Ibu Estu Retnaningtyas N., STP.,
10. Ibu Emi selaku pelaksana dari bagian Diklat yang telah banyak membantu
11. Bapak Sutarno selaku kepala bagian Rekam Medik yang telah
12. Ibu Arini Ekowati, M.Si., Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RSUD
viiito user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15. Teman-teman seperjuangan D3 Farmasi yang telah berbagi suka dan duka
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, namun
dengan segala kerendahan hati atas kekurangan itu, penulis menerima kritik dan saran
dalam rangka perbaikan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi
Ika Asteriana
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
INTISARI iv
ABSTRACT v
HALAMAN MOTTO vi
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. 1
B. ... 3
C. 4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
A. 5
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Tek 5
2. 6
3. 7
4. 12
5. 14
6. 24
B. 29
C. 30
A. 31
C. . 31
D. . 31
E. 32
F. 34
G. 36
A. 37
B. Ulasan Masing- 50
C. 61
commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan 62
B. Saran ............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA 65
LAMPIRAN 67
xiito user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kla 6
Tabel II. 23
Tabel III. 25
Tabel IV. 28
Tabel VI. 39
Tabel VII. 40
Tabel VIII. 40
Tabel IX. 41
Tabel X. 41
42
Tabel XII. D 44
Tabel XIII. 45
Tabel XIV. 46
Tabel XV. 47
Tabel XVII. 57
xiiito user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
12
16
17
38
xivto user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampi 66
70
xvto user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetes Mellitus
HCT : Hidroklorotiazid
RM : Rekam Medik
TD : Tekanan Darah
xvito user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
diperkirakan telah menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global. Prevalensi
Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko utama gangguan jantung. Selain
silent killer
otak, ataupun ginjal (Anonim, 2006). Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah
yang besar dan serius. Di samping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung
meningkat di masa yang akan datang, juga karena tingkat keganasan penyakit yang
diakibatkan sangat tinggi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan lain-lain,
tetapi hanya 4% yang melakukan kontrol rutin. Hasil survei kesehatan rumah tangga
di kalangan penduduk umur 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 27% laki-laki dan
commit1 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29% wanita menderita hipertensi; 0,3% menderita jantung iskemik dan stroke.
lebih berat karena tidak merubah dan menghindari faktor resiko. Sebanyak 70%
dan 90% hipertensi esensial dan hanya 10% penyebabnya diketahui seperti penyakit
Kesehatan Nasional tahun 2001, angka kesakitan hipertensi pada dewasa sebanyak 6-
2007).
metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang diakibatkan dari kerusakan pada
sekresi insulin, sensitivitas insulin, atau keduanya (Dipiro et al., 2008). DM tipe 2
merupakan kejadian yang banyak terjadi daripada DM tipe 1 dengan prevalensi 90-
mengadakan pemeriksaan kadar gula darah (>200 mg/dl) jika penderita menunjukkan
gejala-gejala klasik seperti bertambahnya rasa haus dan jumlah volume urine,
dibandingkan dengan penderita tanpa diabetes mellitus, dan pada beberapa penelitian
dibuktikan, kenaikan tersebut sesuai dengan umur dan lama diabetes. Diperkirakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
makrovaskular pada pasien dengan DM (Dipiro et al., 2008). Hal inilah yang
pada pasien hipertensi dengan diabetes mellitus (DM) di Instalasi Rawat Inap RSUD
B. Perumusan Masalah
kelamin dan usia, domisili, lama perawatan, dan status pulang pada pasien
Januari-Desember 2010?
dosis, aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada
Januari-Desember 2010?
3. Apakah penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, dosis,
aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada pasien
Januari-Desember 2010 sudah sesuai dengan Joint National Committee (JNC) VII
tahun 2004?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
kelamin dan usia, domisili, lama perawatan, dan status pulang pada pasien
Januari-Desember 2010.
dosis, aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada
jenis obat, dosis, aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi
D. Manfaat Penelitian
2. Bermanfaat bagi pihak yang terkait dan dapat menjadi salah satu sumber
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tekanan Darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersirkulasi
pada dinding-dinding pembuluh darah, dan merupakan satu dari tanda-tanda vital
yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung, kecepatan pernapasan,
dan temperatur. Tekanan darah dihasilkan oleh jantung yang memompa darah ke
dalam arteri-arteri dan diatur oleh respon oleh arteri-arteri pada aliran darah.
(Muhammadun, 2010).
Tekanan darah (TD) ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu curah jantung
Curah jantung merupakan hasil kali antara frekuensi denyut jantung dengan isi
sekuncup (stroke volume), sedangkan isi sekuncup ditentukan oleh aliran balik vena
(venous return) dan kekuatan kontraksi miokard. Resistensi perifer ditentukan oleh
tonus otot polos pembuluh darah, elastisistas dinding pembuluh darah dan viskositas
darah. Semua parameter diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sistem
faktor lokal berupa bahan-bahan yang diproduksi oleh sel endotel pembuluh darah
(Anonim, 2007ª).
commit5 to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tekanan darah pada anak sewaktu lahir rata-rata 80 mmHg sistolis dan 60
120/70 mmHg. Pada waktu kita berumur sekitar 50 tahun, tekanan menjadi rata-rata
140/90 mmHg. Tekanan sistolis menjadi lebih tinggi, apabila umur naik lebih dari 60
pembuluh-pembuluh darahnya, dan arteri menjadi kaku. Pada umur muda laki-laki
tahun. Jadi, umur dan jenis kelamin mempunyai peranan dalam perubahan tekanan
2. Klasifikasi Hipertensi
etiologinya. Berdasarkan tingginya TD, seseorang dikatakan hipertensi bila TD nya >
140/90mmHg (Anonim, 2004). Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII dapat
adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
insulin, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk faktor lingkungan antara lain diet,
meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini antara lain hipertensi
akibat penyakit ginjal (hipertensi renal), hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat,
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang
dimaksud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi maupun pada
seseorang dengan tekanan darah normal. Jika hipertensi yang dialami berat atau
a. Sakit kepala
b. Kelelahan
d. Sesak nafas
e. Gelisah
f. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi 2, yaitu faktor yang tidak dapat
dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
antara lain umur, jenis kelamin, dan genetik, sedangkan faktor yang dapat
dimodifikasi antara lain konsumsi asin/ garam, obesitas, stress, konsumsi alkohol,
a. Umur
Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia, namun lebih sering
dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila
Tetapi bila perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu
b. Jenis kelamin
tetapi setelah umur 50 tahun hal ini merupakan penyebab utama angka
kematian dan kesakitan pada wanita. Meskipun mekanisme yang pasti dari
peningkatan tekanan darah pada wanita belum diketahui, tetapi terdapat alasan
berada pada level yang rendah dan kolesterol baik (HDL) pada level yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tinggi. Estrogen juga menjaga agar tetap terjadi vasodilatasi. Efek protektif ini
c. Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi daripada orang yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram natrium
atau 6 gram garam) per hari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
e. Obesitas
Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks massa tubuh
(kg/m²) > 25 juga merupakan salah satu faktor resiko terhadap timbulnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
tubuh. Ini berarti volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi
Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar
f. Stress
2007).
g. Konsumsi alkohol
Alkohol dapat merusak fungsi saraf pusat maupun tepi. Apabila saraf simpatis
Pada seseorang yang sering minum minuman dengan kadar alkohol tinggi,
tekanan darah mudah berubah dan cenderung meningkat tinggi. Alkohol juga
darah ini memaksa jantung memompa darah lebih kuat lagi, agar darah dapat
h. Merokok
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan
segera setelah isapan pertama. Nikotin diserap oleh pembuluh darah amat
kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa
detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan
Hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk
bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi (Sheps, 2005).
i. Hiperlipidemia
suplai oksigen dan zat makanan ke organ tubuh. Jumlah lemak total yang
optimum 45 mgdl, dan kandungan lemak jahat (LDL) maksimum 130 mg/dl.
Lemak baik masih diperlukan tubuh, sedangkan lemak jahat justru merusak
organ tubuh. Penyempitan dan penyumbatan lemak ini memacu jantung untuk
memompa darah lebih kuat lagi agar dapat memasok kebutuhan darah ke
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
4. Patofisiologi Hipertensi
Renin
Angiotensin I
Angiotensin II
Vasokonstriksi
aldosteron
cardiac output
Reabsorpsi
natrium/ air
menjadi angiotensin I oleh renin. Renin adalah suatu enzim yang dihasilkan oleh sel
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
inilah yang berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah melalui korteks adrenal,
berpengaruh pada reabsorpsi natrium/ air. Hal ini akan meningkatkan volume darah,
resistensi perifer, dan akhirnya juga akan meningkatkan tekanan darah. Pada jaringan
resistensi perifer yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Di jantung,
jantung) akan meningkat. Peningkatan cardiac output inilah yang akan meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
5. Terapi Hipertensi
Algoritme terapi hipertensi menurut JNC VII tahun 2004 dapat dilihat pada
Gambar 2.
Modifikasi gaya
hidup
Pilihan obat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
konsumsi alkohol, aktivitas fisik yang teratur, dan penurunan berat badan bagi
pasien dengan berat badan berlebih. Selain dapat menurunkan tekanan darah,
bersifat long term therapy. Hal ini karena penyebab pasti belum diketahui
sehingga pasien harus rajin minum obat antihipertensi. Apabila tidak teratur, bisa
(Muhammadun, 2010).
b. Terapi farmakologis
tekanan sistolik. Target tekanan darah bila tanpa kelainan penyerta adalah
<140/90 mmHg, sedangkan pada pasien dengan DM atau kelainan ginjal, tekanan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Penyakit penyerta
Gambar 3. Terapi Farmakologis Hipertensi dengan Penyakit Penyerta (Anonim, 2004 dan
Dipiro et al., 2008)
Dikenal lima kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim
digunakan untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu diuretik, penyekat reseptor beta
kalsium. Selain itu, dikenal juga tiga kelompok obat yang dianggap lini kedua, yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
2, 5
5
1d
1
1
Penomoran tempat aksi obat antihipertensi diatas sesuai dengan uraian dibawah.
1). Diuretik
penurunan curah jantung dan tekanan darah. Golongan ini dibedakan menjadi
4, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
tubulus distal ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan Cl- meningkat. Efek samping
dari tiazid antara lain dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal, dan
sekresi insulin.
Diuretik kuat bekerja di ansa Henle asenden bagian epitel tebal dengan
cara menghambat kotransport Na+, K+, Cl- dan menghambat resorpsi air dan
elektrolit. Efek samping diuretik kuat hampir sama dengan tiazid, kecuali
kalsium darah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
kreatinin <50 mL/min, peningkatan serum kreatinin (>1,8 mg/dl pada wanita,
dapat dikaitkan dengan hambatan reseptor ß1, antara lain: (1) penurunan
dengan akibat penurunan produksi angiotensin II; (3) efek sentral yang
a). Kardioselektif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
menghambat reseptor ß1, sedangkan pada dosis tinggi juga dapat menghambat
selektivitasnya hilang.
b). Nonselektif
ini dapat menghambat reseptor ß1 dan ß2 pada semua dosis. Penggunaan obat
aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium dan retensi kalium.
Batuk kering merupakan efek samping yang paling sering terjadi dengan
insidens 5-20%, lebih sering pada wanita dan lebih sering terjadi pada malam
hari. Obat ini dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit
ginjal kronis atau yang sudah mendapat diuretik hemat kalium, antagonis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
ARB menimbulkan efek yang mirip dengan pemberian ACE inhibitor. Tapi
tidak memiliki efek samping batuk kering seperti yang sering terjadi dengan
ACE inhibitor. Efek samping yang ditimbulkan oleh pemberian ARB adalah
hipotensi yang dapat terjadi pada pasien dengan kadar renin tinggi seperti
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh
a). Dihidropiridin
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
b). Nondihidropiridin
Produk lepas lambat lebih dipilih untuk terapi hipertensi. Obat-obat ini
curah jantung. Efek samping lain antara lain sakit kepala, edema perifer,
hidung tersumbat, mual, dan lain-lain. Dosis pertama harus diberikan pada
malam hari sebelum tidur. Perlu diinformasikan kepada pasien untuk berdiri
hipotensi ortostatik.
curah jantung. Obat ini masih merupakan pilihan utama untuk pengobatan
tiba-tiba dapat menyebabkan hipertensi rebound. Obat ini lebih efektif bila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
8). Vasodilator
mekanisme yang belum dapat dipastikan. Efek samping yang terjadi berupa
sakit kepala, mual, takikardia, dan angina pektoris. Obat ini digunakan
bersama diuretik dan ß blocker untuk mengurangi retensi cairan dan refleks
Contoh obat, dosis, dan aturan pakai dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Obat Antihipertensi Oral (Anonim, 2004 dan Dipiro et al., 2008)
Golongan Subkelas Nama Obat Dosis (mg/hari) Frekuensi
Diuretik Tiazid Hidroklorotiazid 12,5-50 1
Klorotiazid 125-500 1-2
Indapamid 1,25-2,5 1
Metolazone 0,5-1,0 1
Klortalidon 12,5-25 1
Diuretik Kuat Bumetanid 0,5-2 2
Furosemid 20-80 2
Torsemid 2,5-10 1
Diuretik Hemat Kalium Amilorid 5-10 1-2
Triamteren 50-100 1-2
Antagonis Aldosteron Spironolakton 25-50 1
Eplerenon 50-100 1-2
ß blocker Kardioselektif Atenolol 25-100 1
Betaxolol 5-20 1
Bisoprolol 2,5-10 1
Metoprolol tartrat 100-400 2
Metoprolol suksinat 50-200 1
Nonselektif Nadolol 40-120 1
Propranolol 40-160 2
Timolol 20-40 2
ISA Acebutolol 200-800 2
Carteolol 2,5-10 1
Penbutolol 10-40 1
Pindolol 10-60 2
ACE Inhibitor Captopril 25-100 2
Lisinopril 10-40 1
Enalapril 5-40 1-2
Fosinopril 10-40 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
6. Diabetes Mellitus
metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang diakibatkan dari kerusakan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
rasa haus dan jumlah volume urine, penurunan berat badan yang tidak dapat
2005). Gejala khas DM berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas, dan berat badan
memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Akibatnya ialah
hidup pasien dan menurunkan mortalitas dan morbiditas DM. Terapi DM dibagi
nonfarmakologis terdiri dari diet dan olahraga, sedangkan terapi farmakologis terdiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
a. Terapi nonfarmakologis
1). Diet
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penderita DM,
perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis
berserat tinggi.
2). Olahraga
Olahraga atau latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,
b. Terapi farmakologis
protein. Terapi insulin diberikan jika pasien gagal diterapi dengan kombinasi
OHO dengan dosis yang hampir maksimal atau pasien mengalami alergi/
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
a). Sulfonilurea
b). Biguanid
-glukosidase
sesudah makan. Efek samping yang paling sering ditemukan adalah perut
kembung.
d). Meglitinida
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
sekresi insulin. Obat ini diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian secara
oral dan diekskresi melalui hati. Efek samping yang dapat terjadi akibat
e). Thiazolidinedione
hati secara berkala (Anonim, 2006b dan Dipiro et al., 2008). Nama obat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
pembuluh darah perifer, gangguan pembuluh darah serebral, dan terjadinya gagal
kecil dan merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dari arteriola
jantung koroner, penyakit pembuluh darah otak, dan penyakit pembuluh darah perifer
(Rachmawati, 2009).
sebagai first line therapy sesuai dengan Gambar 3. Sedangkan sebagai terapi
tambahan dapat digunakan diuretik, ß blocker, atau CCB. ACE Inhibitor dan ARB
digunakan sebagai first line therapy karena bersifat kardioprotektif dan renoprotektif.
Hal ini juga didukung penelitian dari Renatasari (2009) yang menyebutkan bahwa
ACE Inhibitor dan ARB mempunyai efek yang baik pada fungsi renal dan
B. Kerangka Pemikiran
persisten. Seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darahnya lebih dari
perubahan gaya hidup (lifestyle modification). Jika dengan cara ini tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
dan makrovaskular pada penderita DM. Target tekanan darah dengan penyakit
penyerta DM adalah <130/80mmHg. ACE Inhibitor dan ARB merupakan first line
therapy untuk semua pasien hipertensi dengan DM. Kedua obat ini menunjukkan
C. Keterangan Empiris
makrovaskular pada pasien dengan DM. ACE Inhibitor dan ARB merupakan first line
therapy untuk semua pasien hipertensi dengan DM. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, dosis,
aturan pakai, bentuk sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada pasien
Desember 2010 dan kesesuaian penggunaan obat antihipertensi tersebut dengan JNC
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Gambaran Subyek Penelitian
b. Pasien wanita lebih banyak ditemukan daripada pasien pria dalam kasus ini,
dengan DM, yaitu 3 pasien (27,3%), dan hanya satu pasien yang berasal dari
e. Pasien dengan status pulang atas persetujuan dari dokter sebanyak 9 pasien
(81,8%) dan hanya 2 pasien (18,2%) yang pulang dalam keadaan pulang
paksa.
31to user
commit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
a. Penggunaan antihipertensi kurang sesuai dengan standar dari JNC VII tahun
2004.
b. Dosis yang diberikan tidak melebihi dosis standar dari JNC VII tahun 2004
c. Sebagian besar obat antihipertensi yang diberikan merupakan obat oral yang
berbentuk tablet, dan hanya satu obat yang berbentuk injeksi yaitu Furosemid.
d. Obat-obat oral mendominasi terapi hipertensi dan obat yang berbentuk injeksi
kombinasi yang lain merupakan kombinasi yang efektif karena berasal dari
3. Penggunaan obat antihipertensi yang meliputi pemilihan jenis obat, dosis, dan
kombinasi obat kurang sesuai dengan JNC VII tahun 2004, tetapi aturan pakai,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
B. Saran
penelitian selanjutnya.
commit to user