Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke merupakan masalah kesehatan masyarakat dimana peningkatan usia


dalam masyarakat berdampak terhadap perkembangan prevalensi penyakit ini. Secara
global stroke menempati urutan kedua penyebab kematian (Pandian, 2013). Namun,
di negara-negara maju prevalensi stroke sudah mengalami penurunan hampir 50%.
Data kematian karena stroke di negara-negara Association of Southeast Asian Nations
(ASEAN) lebih bervariasi. Stroke merupakan penyebab utama kematian di negara-
negara ASEAN sejak tahun 1992. Indonesia menempati urutan
pertama kematian di rumah sakit karena stroke (Aliah dkk, 2007).
Penelitian kohort yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa insiden stroke pada
laki-laki lebih tinggi (16 per 1.000 penduduk) dibandingkan dengan perempuan (13,9
per 1000 penduduk) (Zhao, 2014).
Prevalensi stroke tahun 2010 di Amerika sebesar 2,6% (CDC, 2012). Hasil Riset
Kesehatan Dasar 2013 (Riskesdas) prevalensi stroke mengalami peningkatan sebesar
3,8‰, dimana hasil Riskesdas tahun 2007 ditemukan stroke di Indonesia sebesar 8,3
dan stroke tahun 2f013 sebesar 12,1. (Kemenkes,2013). Prevalensi stroke tertinggi di
Indonesia yaitu di Sulawesi Selatan berdasarkan gejala dan didiagnosis oleh tenaga
kesehatan pada tahun 2007 sebesar 7,4‰, sedangkan pada tahun 2013 terjadi
peningkatan menjadi 17,9‰ diikuti dengan DI Yogyakarta (16,9‰), 2 Sulawesi
Tengah (16,6‰), dan Jawa Timur (16‰) (Kemenkes, 2013)
sedangkan, prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan didiagnosis tenaga
kesehatan pada tahun 2007 (5,0‰) dan meningkat pada tahun 2013
(7,1‰).
Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke (Anies, 2006). Hasil Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan bahwa prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 14% (Depkes, 2004). Prevalensi hipertensi di
Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 (9,4%) lebih tinggi dibanding
tahun 2007 (7,2%) (Kemenkes, 2013) sedangkan, prevalensi hipertensi di Sulawesi
Selatan
tahun 2007 sebesar 5,7% meningkat pada tahun 2013 sebesar 10,3% (Kemenkes,
2013). Namun, stroke juga dipengaruhi beberapa faktor risiko. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa faktor risiko stroke yaitu hipertensi, penyakit Diabetes
Mellitus, Penyakit Jantung Koroner,
kadar kolestrol dalam darah, riwayat keluarga stroke, usia, jenis kelamin,
dan status merokok (Sorganvi dkk, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Juan dkk (2010) seseorang yang
mempunyai riwayat hipertensi 2 kali lebih berisiko terkena stroke. Berdasarkan hasil
penelitian hipertensi meningkatkan risiko 3,8 kali terkena stroke (Sorganvi dkk,

1
2

2014). Merokok mempunyai risiko 2,2 kali lebih besar terkena stroke (Sorganvi dkk,
2014). Individu berusia di atas 55 tahun mempunyai risiko terserang stroke iskemik
meningkat 2 kali lipat setiap dekade (Mahendra dkk, 2004). Hasil studi kasus, laki-
laki cenderung terkena stroke 3 kali berisiko dibanding dengan perempuan 3
(Mahendra dkk, 2004). Berdasarkan hasil penelitian di Mumbai insiden
stroke pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan sedangkan di
Trivandrum insiden stroke pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki
(Pandian, 2013.
Berdasarkan data Riskesdas 2013 didapatkan jumlah populasi pada data Riskesdas di
Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 49.129 kemudian peneliti melakukan cleaningdata
sehingga populasi menjadi 33.371 dan peneliti mengambil jumlah total populasi
untuk dianalisis lanjut. Penelitian menggunakan data Riskesdas karena dapat
mengetahui gambaran hipertensi dengan stroke di Provinsi Sulawesi Selatan. Namun,
belum jelas bagaimana hubungan hipertensi dengan kejadian stroke di Sulawesi
Selatan sehingga peneliti tertarik untuk melakukan peneliti

B. Rumusan Masalah

Jumlah penderita penyakit stroke di Indonesia tahun 2013


berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) diperkirakan
sebanyak 1.236.825 orang (7,0‰), sedangkan berdasarkan
diagnosis Nakes/gejala diperkirakan sebanyak 2.137.941 orang (12,1‰).
Berdasarkan diagnosis Nakes maupun diagnosis/gejala, Provinsi Jawa Barat
memiliki estimasi jumlah penderita terbanyak yaitu sebanyak 238.001 orang
(7,4‰) dan533.895 orang (16,6‰). (kemenkes 2014)

Berdasarkan data data di atas, maka saya tertarik untuk melakukan


penelitian yang berjudul Hubungan pola hidup terhadap peningkatan jumlah
pasien stroke
3

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan pola hidup terhadap peningkatan jumlah
pasien stroke di sentra medika cikarang

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya hubungan pola hidup terhadap peningkatan jumlah


pasien stroke
b. Diketahuinya stroke menurut karakteristik individu (usia,
jenis kelamin, status merokok) di Sulawesi Selatan tahun 2013

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola hidup terhadap

peningkatan jumlah pasien stroke di sentra medika cikarang ?

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat sebagai tambahan informasi tentang hubungan pola

hidup terhadap peningkatan jumlah pasien stroke di sentra medika cikarang.

2. Bagi Masyarakat

Sebagai masukan dan pertimbangan bagi masyarakat dalam usaha

meningkatkan derajat kesehatan.

3. Bagi Pengembangan Ilmu

Menambah pengetahuan bagi peneliti dalam penerapan teori yang

didapatkan selama pendidikan dan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai