Anda di halaman 1dari 65

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peranan penting pasar modal bagi pihak emiten sebagai tempat untuk

mendapatkan sumber dana sedangkan bagi investor sebagai tempat untuk

menginvestasikan dananya, bila pasar modal efesien maka pasar modal akan

memberikan return seperti yang diharapkan oleh para investor. Pasar modal

berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara investor dengan emiten sebagai

pengguna dana dalam menjalankan fungsinya, biasanya kegiatan pasar modal

berlangsung disuatu tempat yang disebut Bursa efek. Bursa efek berperan sebagai

pihak penyelenggara yang menyediakan sistem atau sarana untuk

mempertemukan para investor). Disamping seorang investor mendapatkan return

atas apa yang ia investasikan, ada sebuah risiko yang harus ditanggungnya, selain

itu investor juga harus bisa menganalisa saham dengan melihat kinerja

perusahaannya. Kinerja yang semakin bagus, maka perusahaan itu akan

memberikan return yang semakin besar.

Return saham adalah nilai yang diperoleh sebagai hasil dari aktivitas investasi.

Return merupakan tujuan utama investor untuk mendapatkan hasil dari investasi

yang dilakukan oleh investor, return yang semakin besar akan menarik para

investor untuk membeli saham tersebut, return saham akan mencerminkan

bagaimana kinerja sebuah perusahaan sehingga investor yang akan berinvestasi

bisa menjadikan return saham sebagai salah satu pertimbangan investasi yang
akan investor lakukan. Menurut Musthafa (2017:106), Return Saham merupakan

salah satu factor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan

atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.

Karena para investor umumnya mempunyai sifak tidak menyukai resiko (risk

everse), maka para investor harus ditawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar

apabila mereka dihadapkan pada suatu kesempatan investasi yang mempunyai

resiko tinggi. Sumber- sumber yang mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi

adalah suku bunga dan Profitabilitas.

` Suku bunga adalah jumlah bunga yang harus dibayar, oleh peminjam

untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu tertentu.

Adanya kenaikan suku bunga yang tidak wajar akan menyulitkan dunia usaha

untuk membayar beban bunga dan kewajiban, karena suku bunga yang tinggi akan

menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi

profit perusahaan. Menurut Musah et al (2018: 27) 45% dari laba bank berasal

dari perbedaan harga jual dan harga beli (spread) suku bunga. Spread suku bunga

hanyalah perbedaan antara suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan bank

umum dalam suatu ekonomi”.

Menurut Weygandt et al (2008:400), Rasio Profitabilitas (Profitability ratio)

mengukur pendapatan atau keberhasilan operasi dan sebuah perusahaan untuk

periode waktu tertentu. Laba atau kekurangannya, mempengaruhi kemampuan

perusahaan untuk memperoleh pendanaan utang dan ekuitas. Hal tersebut juga

mempengaruhi posisi likuiditas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk

bertumbuh sebagai konsekuensinya, baik kreditor maupun investor tertarik


dengan mengevaluasi daya laba profitabilitas. Profitabilitas sering kali digunakan

sebagai uji utama serta kefektivitasan operasi manajemen.

Penelitian tentang return saham telah sering dilakukan dalam beberapa

dekade terakhir dimana dapat kita lihat betapa pentingnya sebuah konsep return

saham dalam keuntungan perusahaan. Return saham merupakan tujuan utama

investor untuk mendapatkan hasil dari investasi yang dilakukan oleh investor.

Return saham yang semakin besar akan menarik para investor untuk membeli

saham tersebut. Hal inilah yang menjadi sorotan sehingga banyak dilakukan oleh

para peneliti diantara peneliti yang pernah dilakukan adalah Ardiansyah (2018),

yang melakukan penelitian tentang pengaruh variabel nilai tukar dan suku bunga

terhadap return saham dengan profitabilitas sebagai variabel intervening pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2013-2016.

Dimana nilai tukar tidak memiliki pengaruh secara langsung terhadap return

saham. Sedangkan suku bunga memiliki pengaruh langsung terhadap return

saham, dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap return saham, tetapi

pengaruh nilai tukar dan suku bunga terhadap return saham dengan profitabilitas

sebagai variabel intervening memiliki pengaruh negatif terhadap return saham

melalui profitabilitas. Dan penelitian yang dilakukan Kurniasari dkk (2018), yang

melakukan penelitian tentang pengaruh inflasi dan suku bunga terhadap return

saham dengan profitabilitas sebagai variabel intervening di perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015 dimana dalam penelitian ini

dapat ditarik kesimpulan bahwa inflasi dan suku bunga memiliki pengaruh secara

langsung terhadap return saham, sedangkan Profitabilitas tidak memiliki pengaruh


secara langsung terhadap return saham. Serta inflasi dan suku bunga memiliki

pengaruh secara tidak langsung terhadap return saham melalui profitabilitas.

Tentu hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Tegar dan Pujawati

yang menemukan profitabilitas berpengaruh positif terhadap Return saham.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat

permasalahan tersebut untuk dilakukanya penelitian, dalam penelitian ini penulis

menggunakan profitabilitas sebagai variabel intervening untuk memperkuat atau

memperlemah pengaruh suku bunga terhadap return saham perusahaan, dengan

judul penelitian :”pengaruh suku bunga terhadap return saham dengan

profitabilitas sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2015-2017”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat di ketahui

identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Adanya faktor yang dapat mempengaruhi return saham yang perlu diketahui

investor

2. Naik turunnya nilai Suku Bunga merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi

para investor untuk melakukan investasi saham. Suku Bunga yang tinggi akan

menambah beban bagi perusahaan sehingga sehingga secara langsung akan

mengurangi profit perusahaan

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode 2015-2017.

2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode 2015-2017

3. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode 2015-2017.

4. Apakah suku bunga berpengaruh terhadap return saham melalui ptofitabilitas

padap erusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode

2015-2017.

5. Apakah Suku Bunga dan Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode 2015-

2017.

1.4 Pembatasan masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Dalam penelitian ini hanya berfokus pada satu variabel independen, suku

bunga.

2. Dalam penelitian ini variabel dependennya yaitu return saham.

3. Penelitian ini menggunakan variabel intervening, yaitu Profitabilitas.

1.5 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan diatas maka

tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:


1 Untuk mengertahui pengaruh Suku bunga terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2015-

2017.

2. Untuk mengertahui pengaruh profitabilitas terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode 2015-

2017

3. Untuk mengertahui pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode 2015-

2017.

4. Untuk mengertahui pengaruh suku bunga terhadap return saham melalui

profitabilitas saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek

indonesia periode 2015-2017.

5. Untuk mengertahui suku bunga dan profitabilitas terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia periode 2015-

2017.

1.6 Manfaat penelitian

Penulis berharap agar hasil dari penelitian ini dapat menambah

pemahaman dalam memperkarya pengetahuan yang berhubungan tentang sejauh

mana pengaruh suku bunga terhadap return saham dengan profitabilitas sebagai

variabel intervening pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.
1.7 Sistematika penelitian

Adapun gambaran mengenai isi dari penelitian ini dibuat sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,

perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

Bab ini menjelaskan mengenai kajian pustaka, review penelitian

terdahulu yang sejenisnya, kerangka pemikiran,

pengembangan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari objek dan ruang lingkup penelitian, metode

penelitian, operasional variabel penelitian, metode penentuan

populasi dan sample, prosedur pengumpulan data, dan metode

analisis yang digunakan dalam menganalisis data yang telah

diperoleh dalam penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang deskripsi unit analisis dari hasil

penelitian serta pembahasannya

BAB V PENUTUP
Menjelaskan kesimpulan penelitian dan sarannya yang berkaitan

dengan hasil penelitian.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Return saham
A. Pengertian Return saham
Menurut Gumanti (2011:54), return saham adalah suatu investasi yang

diukur sebagai total keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor selama

periode tertentu. Return sering kali dinyatakan dalam perubahan nilai asset

(capital gain atau capital loss) ditambah sejumlah penerimaan tunai (cash

distribution) yang dapat berupa dividen atau pembayaran bunga yang

diekspresikan dalam suatu persentase atau nilai awal periode suatu investasi.

Menurut Musthafa (2017:106), return saham merupakan salah satu

faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan merupakan imbalan atas

keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Karena

para investor umumnya mempunyai sifak tidak menyukai resiko (risk everse),

maka para investor harus ditawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar apabila

mereka dihadapkan pada suatu kesempatan investasi yang mempunyai resiko

tinggi.

B. Jenis-jenis return saham

menurut Musthafa (2017: 107), jenis return dapat dibedakan menjadi dua

yaitu:

1. Return Aktual

Return yang telah terjadi (Return actual), yang dihitung berdasarkan data

historis (ex post data), return actual ini berguna sebagai dasar penentuan return
ekspektasi (expected return) dan risiko dimasa yang akan datang (conditioning

expected return).

2. Return Ekspektasi

Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh

investor di masa yang akan datang. Berbeda dengan return actual yang bersifat

sudah terjadi, return ekspektasi sangat mungkin berlainan dengan return actual

yang diterima.

C. Komponen-komponen Return saham

Komponen Return saham menurut Musthafa (2017:106), komponen-

komponen return saham terdiri dari 2 jenis, yaitu:

1. Yield

Merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas perusahaan

atau pendapatan yang diperoleh secara periodic dari suatu investasi, misalnya

Bunga pada Obligasi atau deposito dan Dividen Saham.

2. Capital Gain

Merupakan kenaikan (penurunan), harga suatu surat berharga yang bisa

memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Lebih lanjut Gumanti

(2011:53), mendefinisikan keuntungan modal (Capital Gain) merupakan

keuntungan yang di peroleh karena suatu investasi merupakan selisih harga jual

dan harga perolehan (beli). Jika investasi yang dilakukan mengalami kerugian,

maka hal itu disebut kerugian modal (Capital Loss).


2.1.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut David dan Christian (2009:13), teori keuangan memakai model

ekonomi standar untuk menggambarkan perilaku perusahaan. Model tersebut

menganggap perusahaan seperti sebuah kotak hitam yang memproses input

menjadi suatu output dan perusahaan di asumsikan akan memberikan respon

rasional terhadap adanya insentif ekonomi. Teori keuangan seolah mengabaikan

bahwa di perusahaan ada manajer. Masalah keagenan antara pemegang saham

(pemilik perusahaan) dengan manajer potensial terjadi apabila manjemen tidak

memiliki saham mayoritas perusahaan. Pemegang saham tentu menginginkan

manajer bekerja dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.

Sebaliknya, manajer perusahaan bisa saja bertindak untuk memaksimumkan

kemakmuran mereka sendiri. terjadilah conflict of interest.

Agency problem juga muncul antara kreditor (pemberi utang), misalnya

antara pemegang obligasi perusahaan dengan pemegang saham yang diwakili oleh

manajemen perusahaan. Konflik muncul jika:

1. Manajemen mengambil proyek-proyek yang risikonya lebih besar daripada

yang diperkirakan oleh kreditor

2. Perusahaan meningkatkan jumlah utang hingga mencapai tingkatan yang lebih

tinggi dari pada yang diperkirakan kreditor.

Kedua tingkatan diatas akan meningkatkan risiko financial perusahaan,

selanjutnya akan menurunkan nilai pasar utang/ obligasi perusahaan yang belum

jatuh tempo. Kreditor dirugikan jika perusahaan mengambil proyek yang terlalu

berisiko karena ini akan meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Dilain


pihak, jika proyek beresiko tinggi tersebut memberikan hasil yang bagus,

kompensasi yang diterima kreditor (berupa bunga) tidak ikut naik.

2.1.2. Suku Bunga

Menurut Bodie (2008:180), suku bunga dan perkiraan nilainya dimasa

depan merupakan salah satu masukan yang penting bagi keputusan investasi.

Perkiraan Suku bunga merupakan salah satu bagian yang paling sulit dari

ekonomi terapan. Sedangkan Menurut Putong (2013:277), Suku bunga adalah

pembayaran untuk pemakaian uang. Bunga merupakan kelebihan kas yang

diterima atau di bayarkan kembali atas jumlah yang dipinjam. Bagaimana suku

bunga ditentukan? Salah satu faktor yang penting adalah tingkat risiko kredit

(risiko tidak membayarkan). Jika faktor-faktor lainnya tidak berubah maka

semakin tinggi risiko kredit, semakin tinggi suku bunga.

Jumlah bunga yang terlibat dalam transaksi keuangan adalah fungsi dari 3

variabel berikut :

1. Pokok utang (Principal). Jumlah yang dipinjam atau di investasikan

2. Suku bunga (Interest rate). Persentase dari pokok utang yang beredar

3. Waktu (Time). Jumlah tahun atau bagian fraksional dari tahun ketika jumlah

pokok utang itu beredar.

Jadi, ketiga hubungan tersebut dapat diterapkan sebagai berikut :

1. Semakin besar jumlah pokok utang, semakin besar jumlah bunga

2. Semakin tinggi suku bunga. Semakin besar jumlah bunga.

3. Semakin lama periode waktu, semakin besar jumlah bunga.


Menurut Sattar (2014:145) Pada penggunaan dana, sejumlah uang yang

dibayarkan atau diterima dikenal sebagai suku bunga. Kreditor menerima bunga

ketika ia meminjamkan uang dan debitor membayar bunga ketika ia meminjam

uang. Namun disisi lain untuk menarik peminjam lainnya maka Bank harus

mempertahankan suku bunga dalam kisaran yang sebanding.

2.1.3 Profitabilitas

A. Pengertian Profitabilitas

Menurut Irham (2012:135), rasio profitabilitas merupakan rasio yang

mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang di tujukan oleh besar

kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan

penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik

menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

Didalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio profitabilitas Return On Equity

Menurut (Irham, 2012:135), Rasio profitabilitas secara umum ada 4, yaitu:

1. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin merupakan margin laba kotor, yang memperlihatkan

hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan.

2. Net Profit Margin

Net Profit Margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan

3. Return on Investment ( ROI)

Return on Investment ( ROI) rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah

ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan

yang diharapkan.
4. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity, rasio ini

mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang

dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.

B. Tujuan dan manfaat rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak

pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan,

terutama pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan

perusahaan. (Kasmir, 2015:197)

Tujuan pengguna rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak

luar perusahaan, yaitu:

a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu

periode tertentu.

b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
2.2. Review Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah rangkuman tinjauan penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian ini:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO. Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian


1 Ardiansyah Pengaruh variabel Nilai Tukar tidak memiliki
,Tegar. nilai tukar dan suku pengaruh secara langsung terhadap
(2018) bunga terhadap return saham. Sedangkan suku
return saham dengan bunga memiliki pengaruh langsung
profitabilitas sebagai terhadap return saham, dan
variabel intervening profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap return saham, tetapi
pengaruh nilai tukar dan suku
bunga terhadap return saham
melalui profitabilitas memiliki
pengaruh negatif terhadap return
saham melalui profitabilitas
2 Kurniasari pengaruh inflasi dan inflasi dan suku bunga memiliki
dkk. (2018) suku bunga terhadap pengaruh secara langsung terhadap
return saham dengan return saham, sedangkan
profitabilitas sebagai Profitabilitas tidak memiliki
variabel intervening pengaruh secara langsung terhadap
return saham. Serta inflasi dan suku
bunga memiliki pengaruh secara
tidak langsung terhadap return
saham melalui profitabilitas.

3 Labibah, Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga tidak


Shofia. inflasi,suku bunga memiliki pengaruh langsung
(2016) dan nilai tukar terhadap return saham. Sedangkan
terhadap return Nilai tukar memiliki pengaruh
saham dengan langsung terhadap return saham.
Risiki Sistematis Risiko sistematis beta tidak
(BETA) sebagai memiliki pengaruh terhadap return
variabel intervening saham begitu juga dengan Inflasi
dan suku bunga tidak memiliki
pengaruh tidak langsung terhadap
return saham melalui risiko
sistematis beta, sedangkan nilai
tukar memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap return saham
melalui risiko sistematis beta.

4 Wahyuning Pengaruh Tingkat Suku bunga tidak memiliki


sih Dkk. Suku Bunga Dan pengaruh negatif terhadap return
(2018) Inflasi saham sedangkan inflasi memiliki
Terhadap Return pengaruh negatif terhadap return
Saham Dengan Nilai saham. Begitu juga dengan Nilai
Tukar Rupiah tukar memiliki pengaruh negatif
Sebagai Variabel terhadap return saham. Suku bunga
Intervening tidak memiliki pengaruh terhadap
return saham melalui nilai tukar
tetapi Inflasi memiliki pengaruh
terhadap return saham melalui nilai
tukar.
5 Dwikirana, Analisis Pengaruh Profitabilitas berpengaruhpositif
Prasetiono. Rasio Profitabilitas, terhadap return saham. Sedangkan
(2016) Likuiditas, Dan likuiditas dan leverage berpengaruh
Leverage Terhadap negative terhadap return saham
Return Saham Profitabilitas dan likuiditas
Dengan Nilai berpengaruh positif terhadap Nilai
Perusahaan Sebagai perusahaan ,dan Nilai perusahaan
Variabel Intervening berpengaruh positif terhadap return
saham. Sedangkan nilai perusahaan
belum mampu memberikan
pengaruh mediasi terhadap
hubungan antara likuiditas dan
Return Saham tetapi mampu nilai
perusahaan mampu memediasi
terhadap hubungan antara
Profitabilitas dan leverage ke return
saham.
6 Inayati, Pengaruh Rasio Profitabilitas tidak memiliki
Zahro. Profitabilitas pengaruh positif terhadap return
(2012) Terhadap Return saham.
Saham Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
7 Kurniawan, Analisis Pengaruh variabel inflasi tidak memiliki
Haslamiyan Inflasi, Suku Bunga, pengaruh signifikan terhadap
to. (2017) Jumlah Uang Profitabilitas Sedangkan suku
Beredar, Nilai Tukar bunga dan jumlah uang yang
Rupiah Terhadap beredar memiliki pengaruh positif
Profitabilitas Bank terhadap profitabilitas tetapi nilai
Umum Syariah Di tukar memiliki pengaruh negatif
Indonesia Periode terhadap Profitabilitas di Bank
2014 – 2016 umum syariah Indonesia
8 Kusuma, Analisis pengaruh Variabel Eva, Roa memiliki
Negara EVA, ROA,kurs dan pengaruh secara signifikan dan
Andi. tingkat suku bunga positif terhadap return saham
(2008) terhadap return sedangkan Kurs dan suku bunga
saham memiliki pengaruh negative dan
signifikan terhadap Return saham

2.2 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan kerangka berfikir diatas makan dapat dibuat sebuah kerangka

pemikiran sebagai berikut

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran

H1

H3 H2
Suku bunga Profitabilitas Return Saham
(X1) (Y1) (Y2)

2.3 Pengembangan Hipotesis


2.4.1 Pengaruh Suku Bunga terhadap Return Saham

Suku bunga yang tinggi akan menurunkan return. Tingkat suku bunga yang

tinggi menyebabkan ekspektasi dari return yang tidak sesuai kenyataan, dan akan

meningkatkan biaya produksi, sehingga akan menyebabkan meningkatnya harga

jual barang sehingga minat akan barang tersebut menjadi menurun yang
berdampak langsung pada keuntungan penjualan. Keputusan investor untuk tidak

berinvestasi karena dianggap tidak menarik lagi, pada akhirnya investor mulai

menganggap perekonomian mulai menurun dan menjual harga saham mereka,

yang menyebabkan harga saham jatuh. Sebaliknya jika suku bunga menurun maka

investor mulai berinvestasi dan membeli saham dengan harapan mampu menjual

dengan harga yang lebih tinggi dimasa depan. Peningkatan pembelian saham

menyebabkan harga saham naik.

Beberapa penelitian terdahulu yang mencoba mengukur suku bunga

terhadap return saham memberikan hasil yang tidak konsisten. Hal tersebut dapat

dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ardiansyah (2018), Kurniasari

dkk (2018) dan Negara (2008), Menemukan hasil bahwa perubahan suku bunga

memiliki pengaruh secara langsung terhadap return saham. Sedangkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Labibah (2016), dan Wahyuningsih Dkk (2018).

Menemukan hasil bahwa perubahan suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap

return saham. Berdasarkan hasil uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Diduga Suku Bunga memiliki pengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.4.2 Pengaruh profitabilitas terhadap return saham

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Dengan

demikian bagi investor jangka panjang akan sangat penting dengan analisis

profitabilitas ini, misalnya bagi pemegang saham akan mendapatkan keuntungan


yang akan diterima dalam bentuk dividen, keuntungan dalam investasi ini disebut

sebagai return. Dengan kata lain profitabilitas perusahaan yang semakin baik

maka harga saham perusahaan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham,

maka return saham perusahaan yang bersangkutan juga meningkat. Begitu juga

sebaliknya jika semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, maka kinerja

perusahaan semakin memburuk dan hal ini berdampak pada penurunan harga

saham dipasar modal. Dengan menurunnya harga saham maka return saham juga

menurun.

Penelitian terdahulu yang mencoba mengukur profitabilitas terhadap return

saham yang dilakukan oleh Inayati (2012), yang menemukan hasil bahwa

Profitabilitas tidak memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Dwikirana dan Prasetiono (2016), yang

menemukan hasil bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap return

saham. Berdasarkan hasil uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H2: Diduga Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.4.3. Pengaruh suku bunga terhadap profitabilitas

Naik turunnya nilai Suku Bunga merupakan hal yang perlu diperhatikan

bagi para investor untuk melakukan investasi saham. Suku Bunga yang tinggi

akan menambah beban bagi perusahaan. Karena suku bunga yang tinggi akan

menambah beban bagi perusahaan sehingga secara langsung akan mengurangi


profit perusahaan. Suku Bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi aliran kas

perusahaan. Dengan kata lain saat tingkat suku bunga tinggi dapat diasumsikan

berpengaruh terhadap rendahnya kredit pinjaman yang dihimpun. Secara langsung

jika kredit pinjaman rendah maka laba perusahaan juga akan menurun. Begitu

juga sebaliknya jika suku bunga menurun maka kredit pinjaman juga meningkat

yang akan berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan yang meningkat.

Hal tersebut dapat dilihat dari Penelitian terdahulu yang mencoba

mengukur pengaruh Suku Bunga terhadap profitabilitas oleh Kurniawan (2017)

yang menemukan hasil bahwa suku bunga berpengaruh positif terhadap

Profitabilitas Berdasarkan hasil uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H3: Diduga Suku Bunga memiliki pengaruh terhadap profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2.4.4 Pengaruh Suku Bunga terhadap Return Saham melalui Profitabilitas

Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik,

artinya jika suku bunga meningkat maka harga saham akan turun. Maka risiko

terjadinya kerugian akan semakin besar. Suku Bunga yang terlalu tinggi juga akan

mempengaruhi aliran kas perusahaan. Dengan kata lain saat tingkat suku bunga

tinggi dapat diasumsikan berpengaruh terhadap rendahnya kredit pinjaman yang

dihimpun. Secara langsung jika kredit pinjaman rendah maka laba perusahaan

juga akan menurun. Sebaliknya jika suku bunga menurun maka investor mulai

berinvestasi dan membeli saham dengan harapan mampu menjual dengan harga

yang lebih tinggi dimasa depan dan laba perusahaan juga akan meningkat.
Beberapa penelitian terdahulu yang mencoba mengukur pengaruh Suku

bunga terhadap return saham melalui profitabilitas memberikan hasil yang tidak

konsisten. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ardiansyah (2018) menemukan hasil bahwa suku bunga memiliki memiliki

pengaruh negatif terhadap return saham melalui profitabilitas. Sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari dkk (2018) menemukan hasil bahwa

Suku bunga memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap return saham

melalui profitabilitas Berdasarkan hasil uraian tersebut, peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H4: Diduga Suku Bunga memiliki pengaruh terhadap return saham melalui

profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

2.4.5 Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Profitabilitas terhadap

Return saham

Nilai tukar merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam

perekonomian terbuka karena pengaruhnya cukup besar bagi neraca transaksi

berjalan, menguat atau melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing

sering kali menjadi penyebab naik turunnya harga saham dibursa. Suku bunga

yang meningkat akan membuat para investor menjual saham mereka yang

membuat harga saham jatuh, sebaliknya jika suku bunga menurun maka investor

mulai berinvestasi dan membeli saham dengan harapan mampu menjual dengan

harga yang lebih tinggi dimasa depan. Peningkatan pembelian saham

menyebabkan harga saham naik. Selanjutnya profitabilitas yang semakin baik


maka harga saham juga meningkat. Dengan meningkatnya harga saham, maka

return saham perusahaan yang bersangkutan juga meningkat, dan dengan

menurunnya harga saham maka return saham juga menurun. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai tukar yang menguat, suku bunga yang menurun dan profitabilitas

yang semakin baik akan meningkatkan return saham.

Beberapa penelitian terdahulu yang mencoba mengukur pengaruh nilai

tukar, Suku bunga dan profitabilitas terhadap return saham. Hal tersebut dapat

dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Negara (2008) menemukan hasil

bahwa Kurs dan suku bunga memiliki pengaruh negative dan signifikan terhadap

Return saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dwikirana dan

Prasetiono (2016) menemukan hasil bahwa Profitabilitas berpengaruh positif

terhadap return saham berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Inayati

(2012)yang menemukan hasil bahwa Profitabilitas tidak memiliki pengaruh positif

terhadap return saham. Berdasarkan hasil uraian tersebut, peneliti merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H5: Diduga Nilai Tukar, Suku Bunga dan Profitabilitas memiliki pengaruh

terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

2.5 Hipotesis

H1: Diduga Suku bunga berpengaruh terhadap return saham

H2: Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap return saham

H3: Diduga suku bunga berpengaruh terhadap profitabilitas


H4: Diduga Suku bunga berpengaruh terhadap return saham melalui

profitabilitas

H5: Diduga Suku bunga dan Profitabilitas berpengaruh terhadap return

saham
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh suku bunga terhadap

return saham dengan Profitabilitas sebagai variabel intervening. Objek dan ruang

lingkup penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia dengan

periode 2015-2017.

penelitian dapat diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu

www.Idx.co.id periode yang akan diteiliti oleh penelitian ini adalah 2015,2016,

dan 2017 dan situs resmi Bank Indonesia www.bi.go.id .

3.2 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif

yaitu mendeskripsikan peristiwa dan kejadian untuk mengetahui hubungan satu

variabel dengan variabel lainnya dengan memperoleh data dalam bentuk angka-

angka atau bilangan numeric berupa laporan keuangan seperti laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan di Bursa Efek

Indonesia melaui situs www.idx.co.id. Dan situs resmi Bank Indonesia yaitu

www.bi.go.id

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Di dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel dependen,

variabel independen dan variabel intervening.


3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen disebut juga variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiyono,

2016:39). Yang menjadi variabel dependen didalam penelitian ini adalah Return

saham.

Return saham (Y2)

Menurut Gumanti (2011: 54). Return saham adalah nilai yang diperoleh

sebagai hasil dari aktivitas investasi. Suatu investasi diukur sebagai total

keuntungan atau kerugian yang diterima oleh investor selama periode tertentu.

Return sering kali dinyatakan dalam perubahan nilai asset (Capital Gain dan

Capital loss). Return merupakan tujuan utama investor untuk mendapatkan hasil

dari investasi yang dilakukan oleh investor. Variabel return saham dihitung

menggunakan rumus:

Pi,t – Pi,t – 1
Ri,t =
Pi,t-1

Keterangan :

Ri, t = Return Saham

Pt, t = Harga Saham Sekarang

Pi, t-1 = Harga saham periode lalu

(Sumber: Gumanti, 2011)


3.3.2 Variabel Independen

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2016:39).

dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yait:

Suku Bunga (X2)

Menurut Rahardjo (2003:56), Penentuan tingkat suku bunga dipasar

obligasi dipengaruhi berbagai factor yang terkait. Salah satu faktor penting yang

terkait adalah tingkat biaya modal pinjaman (Suku Bunga pinjaman) yang ada di

Perbankan. Ini biassanya dijadikan acuan untuk penentuan kisaran tingkat suku

bunga tersebut. Pihak perbankan iru sendiri menentukan tingkat suku bunga

pinjaman komersial dengna mengacu pada tingkat suku bunga yang dikeluarkan

Bank Sentral (Bank Indonesia), misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sering

menjadi acuan untuk menentukan tingkat suku bunga. Pengukurannya

berdasarkan data Per 31 Desember diterbitkan Bank Indonesia Berdasarkan

penetapan Rapat Umum Dewan Gubernur BI. Melalui situs resmi Bank Indonesia

www.bi.go.id

3.3.3 Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati

dan diukur.Variabel ini merupakan variabel penyela/ antara yang terletak di antara

variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung

mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. (Sugiyono,

2016:39).
Pfofitabilitas (Y2)

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas

manajemen secara keseluruhan yang di tujukan oleh besar kecilnya tingkat

keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun

investasi. (Irham, 2012:135). Didalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio

profitabilitas Return on equity (ROE).

Laba berseh setelah pajak


ROE =
Ekuitas pemegegang saham

(Sumber: Fahmi,2012)

Tabel 3.1
Tabel Operasional Variabel
Variabel Definisi Rumus Skala
pengukuran

Return saham Hasil keuntunga atau Pi,t-Pi,t-1


kerugian yang
diperoleh dari suatu Ri,t = x 100% Ratio
investasi saham Pi,t-1

Profitabilitas Kemampuan Earning after tax


perusahaan dalam
menghasilkan laba ROE =
Ratio
Shareholder’s
Equity

Suku bunga Persentase uang Rata-rata suku bunga


yang dipinjam yang dari data per Desember
harus dibayarkan yang diterbitkan Bank
sebagai imbal jasa Indonesia Berdasarkan
Ratio
dalam suatu periode penetapan Rapat Umum
tertentu Dewan Gubernur BI.
Melalui situs resmi Bank
Indonesia www.bi.go.id
3.4 Teknik penentuan populasi dan sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2016:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2015, 2016 dan 2017.

Perusahaan yang menjadi populasi dalam penelitian ini berjumlah 154

perusahaan.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pemilihan sampel yang

digunakan adalah menggunakan pemilihan sampel purposive sampling adalah

sampling yang dipilih mempunyai tujuan atau target tertentu. Adapun kriteria

sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufakur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015

sampai 2017.

2. Perusahaan manufaktur yang tidak menyajikan laporan keuangan tahunan

dalam mata uang Rupiah (Rp).

3. Perusahaan manufaktur yang mengalami rugi setiap tahunnya selama tahun

penelitian periode 2015-2017.


4. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara

lengkap yang berakhir 31 Desember dan dipublikasikan berturut-berturut

selama periode pengamatan

5. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki harga saham penutup (Closing

Price) per Desember

Tabel 3.2
Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria Sampel Jumlah Jumlah
Sampel

1 Perusahaan manufakur yang terdaftar di 154


Bursa Efek Indonesia periode 2015 - 2017
2 Perusahaan manufaktur yang tidak
menyajikan laporan keuangan tahunan (11) 143
dalam mata uang Rupiah (Rp).

3 Perusahaan manufaktur yang mengalami


Rugi setiap tahunnya selama tahun (55) 88
penelitian periode 2015-2017

4 Perusahaan manufaktur yang tidak


menerbitkan laporan keuangan secara
lengkap yang berakhir 31 Desember dan
dipublikasikan berturut-berturut selama (20) 68
periode pengamatan

5 Perusahaan manufaktur yang tidak


memiliki harga saham penutup (Closing (11) 57
Price) perdesember

Jumlah 97

Jumlah Sampel 57

(57x 3 Tahun = 171 Objek penelitian)

Sumber: Data Diolah Penulis (2019)


Tabel 3.3
Daftar Sampel Perusahaan
1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk

2 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk Tbk dan Entitas Anak

3 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk

4 ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk

5 ASII PT. Astra International Tbk dan Entitas Anak

6 AUTO PT. Astra Otoparts Tbk dan Entitas Anak

7 BATA PT. Sepatu Bata Tbk

8 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk dan Entitas Anak

9 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk

10 CINT PT. Chitose Internasional Tbk

11 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk

12 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk

13 DPNS PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk

14 DVLA PT. Darya-Varia LaboratoriaTbk

15 EKAD PT. Ekadharma International Tbk

16 GGRM PT. Gudang Garam Tbk

17 HMSP PT. HM Sampoerna Tbk

18 ICBP PT. Indofood CBP

19 IGAR PT. Champion Pacific Indonesia Tbk

20 IMPC PT. Impack Pratama Industri Tbk

21 INAI PT. Indal Aluminium Industry Tbk

22 INCI PT. Intanwijaya Internasional Tbk

23 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan Entitas Anak

24 INDS PT. Indospring Tbk dan Entitas Anak

25 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk


26 ISSP PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk

27 JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan Entitas Anak

28 KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk

29 KBLI PT. KMI Wire and Cable Tbk

30 KBLM PT. Kabelindo Murni Tbk

31 KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk

32 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk

33 LION PT. Lion Metal Works Tbk

34 LMSH PT. Lionmesh Prima Tbk

35 MERK PT. Merck Tbk

36 MYOR PT. Mayora Indah Tbk

37 NIPS PT. Nipress Tbk

38 PICO PT. Pelangi Indah Canindo Tbk

39 PYFA PT. Pyridam Farma Tbk

40 RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk dan Anak Perusahaan

41 ROTI PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk

42 SCCO PT. Sucaco Tbk

43 SIDO PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

44 SMBR PT. Semen Baturaja Tbk

45 SMGR PT. Semen Indonesia Tbk dan Entitas Anak

46 SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk

47 SRSN PT. Indo Acidatama Tbk

48 STAR PT. Star Petrochem Tbk dan Entitas Anak

59 TCID PT. Mandom Indonesia Tbk

50 TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk

51 TRIS PT. Trisula International Tbk

52 TRST PT. Trias Sentosa Tbk


53 TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk

54 ULTJ PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk

55 UNIT PT. Nusantara Inti Corpora Tbk

56 WIIM PT. Wismilak Inti Makmur Tbk

57 WTON PT. Wika Beton Tbk

Sumber : www.idx.go.id (diolah)

3.5 Metode Pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jenis data sekunder. Data sekunder merupakan data yang didapatkan peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara atau dengan teknik dokumentasi,

baik secara tertulis maupun elektronik yang berupa data historis laporan-laporan

keuangan tahunan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2015- 2017 yang di unduh di website www.idx.co.id. dan situs resmi Bank

Indonesia www.bi.go.id periode 2015 sampai dengan 2017.

3.6 Metode analisis

Dalam penelitian ini digunakan metode regresi berganda atau analisis

regresi pada dasarnya merupakan suatu studi untuk mengetahui pengaruh satu

sama lain atau lebih variabel independen terhadap variavel dependen.

1.6.1 Analisi Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, standar deviasi, maksimum dan

minimum.Data deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau

mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk

dipahami. (Ghozali,2013:19).
3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan model regresi

linier berganda. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah

berdistribusi normal. Data yang digunakan dalam penelitian bebas dari gejala

multikolonieritas, dan hereroskedastisitas. Asumsi klasik yang baik adalah

berdistribusi normal, tidak terjadi multikolonieritas dan tidak terjadi

heteroskedastisitas. Semua pengolahan data statistik untuk pengujian tersebut

dilakukan dengan menggunakan SPSS.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, (Ghozali,

2013:160). Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik. Test

statistik yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov test. Uji Kolmogorov-

Smirnov dua arah menggunakan kepercayaan 5 persen. Dasar pengambilan

keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah adalah sebagai berikut:

1. apabila hasil asymp sig (2 – tailed) lebih besar > dari 0,05 maka data

terdistribusi normal.

2. apabila hasil asymp sig (2 – tailed) lebih kecil < dari 0,05 maka data tersebut

tidak terdistribusi normal.

3.6.2.2 Uji Autokolerasi

Menurut Ghozali (2013:110), uji autokolerasi bertujuan menguji apakah

dalam model regresi linear ada kolerasi antara kesalahan penganggu pada periode

t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi


kolerasi, maka dinamakan problem autokolerasi. Model regresi yang baik adalah

yang tidak terjadi kolerasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mendeteksi ada setidaknya autokolerasi dalam model regresi yaitu melalui uji

Durbin-Waston (DW test) dengan ketentuansebagai berikut:

1. Jika d lebih kecil dari d1 atau lebih besar dari (4-d1), maka hipotesis nol

ditolak, yang berarti terdapat autokolerasi.

2. Jika d terletak antara du dan (4-du), maka hipotesis diterima yang berarti tidak

ada autokolerasi.

3. Jika d terletak diantara d1 dan du diantara (4-du) dan (4-d1), maka tidak

menghasilkan kesimpulan yang pasti.

3.6.2.3 Uji Multikoloniearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendiagnosa

adanya multicollinearity dilakukan dengan uji Variance Inflation Factor (VIF)

yang dihitung dengan rumus sebagai berikut (Ghozali,2013:105).

Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya

(2) Variance Inflation Vactor (VIF).Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel

independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Dalam

pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen

(terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya.Tolerance mengukur

variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF =1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai

VIF ≤ 10.

3.6.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dengan dilakukan beberapa metode pengujian yang bisa digunakan diantaranya

Speaman’s rho, uji Glejser dan melihat pola grafik plot. Namun, dalam penelitian

ini untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan

uji Sperman Rho. Jika tingkat signifikansi berada diatas 5% (0,05) berarti tidak

terjadi heteroskedastisitas, tetapi jika berada dibawah 5% (0,05) berarti terjadi

gejala heteroskedastisitas.

3.6.3 Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Sugiyono (2012:297). Analisi jalur (Path analysis) merupakan

pengembangan dari analisi regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan

sebagai bentuk khusus dari analisis jalur (regression is special case of path

analysis). Oleh karena itu, sebelum mempelajari analisis jalur, maka terlebih dulu

harus dipahami konsep dasar analisis regresi dan kolerasi. Analisi jalur digunakan

untuk melukiskan dan menguji model hubungan antara variabel yang berbentuk

sebab akibat (bukan bentuk hubungan interaktif/ reciprocal). Dengan demikian


dalam model hubungan antar variabel tersebut. Terdapat variabel independen

yang dalam hal ini disebut variabel Eksogen (Exogenous). Dan variabel dependen

yang disebut variabel endogen (Endogenous). Melalui analisis jalur ini akan dapat

ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen

menuju variabel dependen yang terakhir.

Menurut Ghozali (2018:245), mengatakan untuk menguji pengaruh

variabel intervening digunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Analisis

jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda. Menurut Ghozali

(2018:247), hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel

lainnya tanpa ada variabel ke tiga yang memediasi (intervening) hubungan kedua

variabel tadi. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ke tiga yang

memediasi hubungan kedua variabel ini. Koefisien jalur dihitung dengan

membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang dihipotesiskan.

Persamaan dalam model ini terdiri dari dua tahap, yaitu

Y2 = ɑ + b1 x1 + b2 x2 + e2 (2)

Keterangan:

Y2 = Return saham

b1 = Koefisien Regresi Suku Bunga

x1 = Suku bunga

b2 = koefisien regresi return on equity

x2 = Return on equity

e1 = Residual
YI = ɑ + b1 x1 + e1 (1)
Keterangan:

Y1 = Return on equity

b1 = Koefisien Regresi Suku Bunga

x1 = Suku Bunga

e1 = Residual

Menurut Baron dan Kenny dalam buku Ghozali (2018:243), suatu variabel

dikatakan mediator atau intervening jika variabel tersebut ikut mempengaruhi

hubungan antara variabel prediktor (independen) dan variabel criterion

(dependen). Analisis jalur (Path analysis) dalam penelitian ini adalah return on

asset. Analisis jalur akan membantu dalam melihat besarnya koefisien tidak

langsung dan secara langsung dari variabel terikat terhadap variabel bebas, dengan

memperhatikan besarnya koefisien. maka bisa di bandingkan besarnya pengaruh

tidak langsung dan secara langsung. Berdasarkan nilai koefisien tersebut, akan di

ketahui variabel mana yang memberikan pengaruh terbesar dari pengaruh terkecil

terhadap variabel terikat. Apabila pengaruh tidak langsung lebih besar dari pada

pengaruh langsung maka dapat disimpulkan bahwa hubungan yang sebenarnya

adalah tidak langsung atau variabel mediating.

3.6.4 Uji Hipotesis

Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian

parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi (R2)

(Ghozali, 2013) pengujian hipotesis tersebut sebagai berikut :


3.6.4.1 Uji Statistik t

Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik t pada dasarnya menunjukan

seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan

statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikan > ɑ (0,05) berarti hipotesis tidak terbukti atau H0 diterima

dan Hɑ ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara individual.

2. Jika nilai signifikan < ɑ (0,05) berarti hipotesis terbukti atau H0 ditolak dan Hɑ

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen secara individual.

3.6.4.2 Uji Statistik F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah

variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat

(Ghozali, 2013:98). Uji signifikansi tersebut memiliki ketentuan hipotesis dimana

HO: βi ≠ 0,artinya semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen. Serta apabila Ha: βi = 0, artinya semua

variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen. Kriteria pengambilan keputusan uji signifikansi ini adalah:

a. Jika F hitung > F tabel, Tingkat signifikan < 0,05 maka H0 ditolak (ada

pengaruh signifikan)

b. Jika F hitung < F tabel, Tingkat signifikan > 0,05 maka H0 diterima (tidak ada

pengaruh signifikan)
3.6.4.3 Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Menurut Ghozali (2013:97), Koefisien Determinasi (R²) pada intinya

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu.Nilai R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi

variabel dependen amat terbatas.Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.Secara umum koefisien determinasi untuk

data silang (crossection) relative rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series)

biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi.

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias

terhadap jumlah variabel independen yang dimasukan kedalam model. Setiap

tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak peduli apakah

variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Unit Analisis/Observasi

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode pengamatan yaitu

tahun 2015 sampai dengan tahun 2017.Pemilihan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Setiap kriteria yang ditetapkan konsisten dengan tujuan penelitian dan

dimaksudkan agar diperoleh sampel perusahaan yang valid untuk dijadikan objek

penelitian dan dapat mewakili karakteristik populasi penelitian.

Berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebelumnya, maka perusahaan yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 57 perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI selama periode pengamatan.Dengan periode penelitian selama 3

tahun, sehingga jumlah observasinya 171 yang diperoleh dari 57 x 3 (perkalian

antara jumlah perusahaan dengan periode tahun pengamatan.

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1 Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif adalah suatu metode yang memberikan gambaran

mengenai nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, serta standar

deviasi dari variabel dependen, variabel independen dan variabel intervening.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS V.22 diperoleh hasil

perhitungan sebagai berikut:


Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Suku bunga 171 4.25 7.50 5.5000 1.43307


Profitabilitas 171 .00 .37 .1184 .08214
Return saham 171 -.99 8.59 .0642 .80021
Valid N (listwise) 171
sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)

Dari hasil statistik deskriptif diketahui jumlah pengamatan (N) adalah 171 data

perusahaan

1. Nilai minimum Return saham adalah -0,99, nilai Return saham maksimum

adalah 8,59, nilai rata-rata Return saham 0,0642 dengan standar deviasi

sebesar 0,80021

2. Nilai minimum Suku Bunga adalah 4,25 nilai Suku Bunga maksimum

adalah 7,50, nilai rata-rata Suku Bunga 5,5000 dengan standar deviasi

sebesar 1,43307

3. Nilai minimum return on equity adalah 0,00, nilai return on equity

maksimum adalah 0,37 nilai rata-rata return on equity 0,1184 dengan

standar deviasi sebesar 0,08214

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013:160), Uji normalitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogorov-

Smirnov. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Kolmogorov-Smirnov
Data Sebelum Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 171
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .80001363
Absolute .197
Most Extreme Differences Positive .197
Negative -.183
Kolmogorov-Smirnov Z 2.582
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)

Berdasarkan output diatas menunjukan bahwa data Kolmogorov-Sminrov

Z adalah 2,582 dan nilai signifikan 0,000 nilai signifikan 0,000 < 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal.

Untuk mendapatkan data berdistribusi normal maka salah satu cara yang

dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara mentransformasi data

menjadi outlier. Menurut Ghozali (2018:40), outlier adalah kasus atau data yang

memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-

observasi lainnyadan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah

variabel tunggal atau variabel kombinasi. Untuk sampel kecil (kurang dari 80),

maka standar skor dengan nilai ≥ 2,5 dinyatakan outlier. Untuk sampel besar

standar skor dinyatakan outlier nilainya pada kisaran 3 sampai 4. Setelah

dilakukan outlier, maka komposisi data deskriptif adalah:


Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Analisis Kolmogorov-Smirnov
Data Setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 132
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .32147303
Absolute .116
Most Extreme Differences Positive .116
Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z 1.335
Asymp. Sig. (2-tailed) .057

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Berdasarkan hasil output diatas menunjukan bahwa data Kolmogorov-Smirnov Z


adalah 1.335 dan nilai signifikan 0,057 > 0,05 maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Autokolerasi

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi terdapat

korelasi antar satu periode sekarang dengan periode sebelumnya. Uji ini dilakukan

dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian autokorelasi dengan

menggunakan uji Durbin-Watson tersebut dapat dilihat dari tabel 4.4.

Tabel 4.4.
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate
1 .416a .173 .161 .32396 1.859

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Suku bunga


b. Dependent Variable: Return saham
Sumber: data sekunder yang diolah peneliti, 2019

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat

bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai

1,794 dengan jumlah unit analisis (n) sebanyak 132 dan jumlah variabel bebas (k)

adalah 2 sehingga nilai dU (k,n = 2,132 ) adalah 1.7624. Hal ini menunjukkan

bahwa data 132 tersebut terbebas dari autokorelasi dikarenakan nilai dU sebesar

1,7624 lebih kecil dari nilai dW sebesar 1,859 dan nilai dW lebih kecil dari 4-dU

sebesar 4-1,7624 = 2,2376 atau dapat dibuat persamaan seperti 1,7624 < 1,859 <

2,2376. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi

maka dapat dilakukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan model regrasi

linier berganda.

4.2.2.3 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau bebas

(Ghozali,2013:105). Hasil pengujian uji multikolonieritas dalam penelitian dapat

dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Collinearity Statistics


Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) .385 .114


1 Suku bunga -.091 .020 -.379 .973 1.028
Profitabilitas 1.112 .367 .246 .973 1.028
a. Dependent Variable: Return saham
Sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas yang dilihat pada tabel 4.5.

diatas menunjukkan bahwa model penelitian dengan Return saham sebagai

variabel dependennya serta variabel independen dan variabel Interveningnya yang

terdiri dari Nilai Tukar, Suku bunga dan Profitabilitas yang diproksikan dengan

return on equity yang dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Variabel Suku bunga menunjukkan nilai tolerance sebesar 0,973 > 0,10 dan

nilai VIF sebesar 1,028 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Suku bunga

yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas.

2. Variabel Profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity menunjukkan

nilai tolerance sebesar 0,973> 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,028 < 10, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

tidak terjadi multikolinearitas.

4.2.2.4 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari satu pengamatan ke pengamatan yang

lain (Ghozali, 2013:139). Dalam penelitian ini menggunakan uji sperman rho,

hasil pengujian uji heteroskedastisitas dengan analisis uji spreman rho dapat

dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:


Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Correlations
Unstandardized
Residual
Correlation
.074
Coefficient
Suku bunga
Sig. (2-tailed) .397
N 132
Correlation
-.041
Coefficient
Spearman's Profitabilitas
Sig. (2-tailed) .640
rho
N 132
Correlation
1.000
Coefficient
Unstandardized Residual
Sig. (2-tailed) .
N 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikan untuk variabel

Nilai signifikan untuk variabel Suku Bunga sebesar 0,397. Nilai signifikan untuk

Profitabilitas (ROE) sebesar 0,640. Nilai signifikansi dari semua variabel

independen dan variabel Intervening berada diatas taraf signifikansi yang

digunakan yaitu 0,05. Hal ini ditarik kesimpulan bahwa model penelitian yang

digunakan terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

4.2.3 Uji Hipotesis

4.2.3.1 Analisis Regresi Model 1

Analisis regresi model 1 (satu) digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan dari variabel bebas (independent) Nilai tukar dan Suku bunga terhadap

variabel mediasi (intervening) return on asset. Adapun hipotesis yang diuji dalam
regresi model 1 ini yaitu, H4 diduga Nilai tukar berpengaruh terhadap

Profitabilitas H5 diduga Suku bunga berpengaruh terhadap Profitabilitas, dan H8

diduga Nilai tukar dan Suku bunga berpengaruh terhadap Profitabilitas.

Persamaan struktural pada analisis regresi model 1 (satu) adalah sebagai berikut:

Return On equity = ɑ + b1Suku bunga + e1 (1)

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh Nilai Tukar (X1) dan Suku

bunga (X2) terhadap Return On Equity (Y1) secara parsial. Hasil analisis statistik

t dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.7
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .063 .026 2.383 .019
1
Suku bunga .010 .005 .181 2.165 .032

a. Dependent Variable: Profitabilitas


Sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)

Berdasarkan tabel 4.7 bahwa nilai Standardized coefficients Beta variabel

Suku bunga (X1) dengan nilai Beta 0,181 Pengujian parameter individual

digunakan untuk perhitungan pengaruh secara tidak langsung melalui variabel

return on Equity dan akan dianalisis untuk H3.

Hipotesis 3: Diduga Suku Bunga berpengaruh terhadap Profitabilitas.

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Suku Bunga berpengaruh

terhadap Profitabilitas Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7 dimana didapatkan nilai
signifikan 0,032 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung dengan ttabel (ttabel ɑ =

0,05,df=132-1-1) di dapat thitung 2.165 lebih kecil dari 1,65666 Dengan demikian

kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima H3 sehingga Suku bunga

berpengaruh Positif terhadap Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI periode 2015-2017.

Berdasarkan tabel 4.8 diatas maka F hitung sebesar 4.686 dan nilai

signifikan sebesar 0,032 pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara

nilai F hitung dengan F tabel dan tingkat signifikan. Maka F hitung > F tabel yaitu

4.686 > 3,07 dan signifikan 0,032 < 0,05. sehingga dapat disimpulkan H8

Diterima hal ini berarti variabel nilai tukar dan suku bunga berpengaruh secara

simultan terhadap profitabilitas

2. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh

kemampuan variabel Nilai tukar (X1) dan suku bunga (X2) secara keseluruhan

dalam menjelaskan profitabilitas (Y1). Hasil uji koefisien determinasi dapat

dilihat pada tabel 4.8 Sebagai berikut:

Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi(R²)
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
1 .181a .033 .026 .07872

a. Predictors: (Constant), Suku bunga


b. Dependent Variable: Profitabilitas
Sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis SPSS model summary

menunjukan bahwa besarnya Adjusted R Square adalah 0,033 dengan demikian

besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel Suku bunga terhadap Return on

equity adalah sebesar 33%, sedangkan sisanya sebesar 67% adalah dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak dapat diteliti dalam penelitian.

4.2.3.2 Analisis Regresi Model 2

Analisis regresi model 2 (dua) digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan dari variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent).

Adapun hipotesis yang diuji dalam regresi model 2 ini yaitu, H1 diduga Suku

bunga berpengaruh terhadap Return saham, H2 diduga Profitabilitas berpengaruh

terhadap Return saham dan H5 diduga Nilai tukar, Suku Bunga dan Profitabilitas

berpengaruh terhadap Return saham. Pada analisis regresi model 2 persamaan

strukturalnya adalah:

Return saham = ɑ + b1 Nilai tukar + b2 Suku bunga + b5 Profitabilitas + e2

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)

Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh Suku bunga (X1) dan

Return On Equity (Y1) terhadap Return saham (Y2) secara parsial dengan

membandingkan nilai thitung dengan ttabel dan menggunakan tingkat signifikan

0,05 sedangkan ttabel adalah 1,65675 diperoleh dari df= n-k-1 atau 132-2-1=129.

Hasil analisis statistik uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji T)
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error Beta

(Constant) .385 .114 3.392 .001


1 Suku bunga -.091 .020 -.379 -4.668 .000
Profitabilitas 1.112 .367 .246 3.030 .003

a. Dependent Variable: Return saham


Sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)

Berdasarkan dari hasil uji t tabel di atas, maka persamaan regresi yang

mencerminkan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

Y= 0,385 + -0,091 X1 + 1.112 X3 + e2

Keterangan:

Y = Return saham

X1 = Nilai tukar

X2 = Suku bunga

X3 = Return On Equity

e2 = Residual/eror

Berdasarkan pada uji tabel di atas di dapat nilai standardized coefficients beta

variabel Suku bunga (X2) sebesar -0,379 dan nilai standardized coefficients beta

variabel Retun on Equiy (Y1) sebesar 0.246 secara parsial terhadap variabel

Return saham (Y2) . Nilai pada uji signifikan regresi model 2 tersebut akan

digunakan untuk perhitungan hubungan variabel intervening dalam penelitian ini,

dimana akan dikalikan dengan nilai standardized coefficients beta uji signifikansi

parameter individual regresi model 1 pada masing-masing variabel secara parsials


Hipotesis 1: Diduga Suku bunga berpengaruh terhadap Return saham

H1: Suku bunga berpengaruh terhadap Return saham

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Suku bunga berpengaruh

terhadap Return saham. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.10 dimana didapatkan

nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan nilai thitung dengan ttabel (ttabel ɑ =

0,05, df=132-2-1) di dapat thitung -4.668 lebih kecil dari -1,65675. Dengan

demikian kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima H21 sehingga Suku

bunga berpengaruh negatif terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.

Hipotesis 2: Diduga Profitabilitas berpengaruh terhadap Return saham

H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap Return saham

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa return on equity

berpengaruh terhadap Return saham. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.10 dimana

didapatkan nilai signifikan 0,003 lebih kecil dari 0,05, dan nilai thitung dengan

ttabel (ttabel ɑ = 0,05,df=132-2-1) di dapat thitung 3.030 lebih besar dari 1,65675.

Dengan demikian kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima H2 sehingga

Profitabilitas berpengaruh terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.

1. Uji Simultan (Uji F)

Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara simultan antara variabel

independen terhadap variabel dependen dengan membandingkan nilai F hitung

dengan F tabel dan menggunakan tingkat signifikan 0,05 sedangkan nilai F tabel
adalah diperoleh dari df 1=3, df 2=132-2-1= 129. Hasil pengujian dapat dilihat

pada tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11
Hasil Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.841 2 1.420 13.533 .000b

1 Residual 13.538 129 .105


Total 16.379 131

a. Dependent Variable: Return saham


b. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Suku bunga

Berdasarkan tabel 4.11 diatas maka F hitung sebesar 13.533 dan nilai

signifikan sebesar 0,000 pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara

nilai F hitung dengan F tabel dan tingkat signifikan. Maka F hitung > F tabel yaitu

15.533 > 3,07 dan signifikan 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan H5

diterima, hal ini berarti variabel Suku bunga dan Profitabilitas berpengaruh secara

simultan terhadap Return saham

2. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variabel Nilai tukar (X1), Suku bunga (X2), dan Profitabilitas (Y1)

secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel Return saham (Y2). Hasil uji

koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.12 Sebagai berikut:


Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi(R²)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
1 .416a .173 .161 .32396

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Suku bunga


b. Dependent Variable: Return saham
Sumber data: output SPSS22 (data diolah 2019)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis SPSS model summary

menunjukkan bahwa besarnya Adjusted R Square adalah 0,161 atau 16,1%. Hal

ini menunjukan bahwa pengaruh Suku bunga dan Profitabilitas terhadap Return

saham sebesar 16,1% sedangkan sisanya sebesar 84,9% dijelaskan oleh variabel

lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini

4.2.3.3 Uji Intervening

Untuk membuktikan bahwa variabel Profitabilitas mampu menjadi

variabel yang memediasi antara variabel Suku bunga terhadap Return saham,

maka akan dilakukan perhitungan pengaruh langsung atau tidak langsung antara

nilai tukar dan suku bunga terhadap return saham. Apabila pengaruh tidak

langsung suku bunga terhadap return saham melalui Profitabilitas lebih besar

dibandingkan pengaruh secara langsung suku bunga terhadap return saham, maka

Profitabilitas bisa menjadi variabel yang memediasi antara nilai tukar dan suku

bunga terhadap return saham

hubungan antara variabel prediktor (independen) dan variabel criterion

(dependen).Analisis jalur akan membantu dalam melihat besarnya koefisien tidak

langsung dan secara langsung dari variabel terikat terhadap variabel bebas, dengan
memperhatikan besarnya nilai standardized coefficients regresi masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen dan dapat dibuat gambar analisis

jalur sebagai berikut:

Gambar 4.1
Analisis Intervening Suku Bunga Terhadap Return Saham Melalui
Profitabilitas
-0,379

Suku bunga Profitabilitas Return Saham


(X1) 0,181 (Y1) 0,246 (Y2)

e1= 0,909

Besarnya nilai error pada masing-masing pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen didapat melalui perhitungan sebagai berikut:

Pe1= √ (1- 0,173) = 0,909

Berikut perhitungan pengaruh secara langsung dan tidak langsung dapat

dilihat sebagai berikut:

a. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

1. Pengaruh suku bunga Terhadap Return saham

pengaruh langsung = -0,379

pengaruh tidak langsung (melalui return on equity) = (0,181) x (0,246)

= 0,044526

Menurut Baron dan Kenny dalam buku Ghozali (2018:243), apabila

pengaruh tidak langsung lebih besar dari pada pengaruh langsung maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan yang sebenarnya adalah tidak langsung atau

variabel mediating.

Tabel 4.13
Hasil Analisis Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
No. Variabel Direct Indirect Total Kriteria Kesimpulan

1 Suku -0,379 0,044526 0.334474 Direct Return on


Bunga effect equity
<indirect sebagai
effect variabel
intervening

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Pengaruh Suku bunga terhadap Return saham

Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS 22 dapat diketahui hasil

pengujian terhadap pengaruh suku bunga terhadap return saham membuktikan

bahwa suku bunga mempunyai nilai thitung dengan ttabel (ttabel ɑ = 0,05, df=132-2-

1) di dapat nilai thitung -4.668 lebih besar dari -1,65675. Berdasarkan nilai tersebut

maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima H1, ini menunjukan bahwa

suku bunga memiliki pengaruh negatif terhadap return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. berdasarkan tabel 4.10

diatas dapat diketahui nilai signifikan suku bunga yaitu 0,000 lebih kecil dari 0,05

dimana hal ini menunjukkan terjadi pengaruh antara suku bunga terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.

Suku bunga yang tinggi akan menurunkan return. Tingkat suku bunga yang

tinggi menyebabkan ekspektasi dari return yang tidak sesuai kenyataan, dan akan

meningkatkan biaya produksi, sehingga akan menyebabkan meningkatnya harga

jual barang sehingga minat akan barang tersebut menjadi menurun yang
berdampak langsung pada keuntungan penjualan. Keputusan investor untuk tidak

berinvestasi karena dianggap tidak menarik lagi, pada akhirnya investor mulai

menganggap perekonomian mulai menurun dan menjual harga saham mereka,

yang menyebabkan harga saham jatuh. Sebaliknya jika suku bunga menurun maka

investor mulai berinvestasi dan membeli saham dengan harapan mampu menjual

dengan harga yang lebih tinggi dimasa depan. Peningkatan pembelian saham

menyebabkan harga saham naik.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Labibah (2016), dan Wahyuningsih Dkk (2018). Menemukan hasil bahwa

perubahan suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Akan

tetapi penelitian ini konsisten dengan penelitin yang dilakukan oleh Ardiansyah

(2018), Kurniasari dkk (2018) dan Negara (2008), Menemukan hasil bahwa

perubahan suku bunga memiliki pengaruh secara langsung terhadap return saham.

4.3.2 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Return saham

Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS 22 dapat diketahui bahwa hasil

pengujian terhadap pengaruh Profitabilitas terhadap return saham membuktikan

bahwa Profitabilitas mempunyai nilai thitung dengan ttabel (ttabel ɑ = 0,05,df=132-

2-1) di dapat nilai thitung 3.030 lebih besar dari ttabel 1,65675. Berdasarkan nilai

tersebut maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima H2, ini

menunjukan bahwa Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Berdasarkan

tabel 4.10 diatas diketahui nilai signifikan Profitabilitas yaitu 0,003 lebih kecil
dari 0,05 dimana hal ini bahwa Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.

Hal ini berarti besar kecilnya laba yang dihasilkan perusahaan berpengaruh

terhadap return saham yang dihasilkan, hal ini berhubungan dengan kemampuan

perusaahaan memperoleh laba berkaitan dengan penjualan, total aktiva maupun

modal. Bagi pemegang saham dengan analisis profitabilitas ini akan mendapatkan

keuntungan dalam bentuk dividen, keuntungan dalam investasi ini disebut sebagai

return. Dengan kata lain profitabilitas perusahaan yang semakin baik akan

berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwikirana dan Prasetiono

(2016), yang menemukan hasil bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif

terhadap return saham. Akan tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Inayati (2012), yang menemukan hasil bahwa

Profitabilitas tidak memiliki pengaruh positif terhadap return saham.

4.3.3 Pengaruh suku bunga terhadap Profitabilitas

Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS 22 dapat diketahui hasil

pengujian terhadap pengaruh Suku bunga terhadap Profitabilitas membuktikan

bahwa Suku bunga mempunyai nilai thitung dengan ttabel (ttabel l ɑ=0,05, df=138-

1-1) di dapat nilai thitung 2.165 lebih besar dari ttabel 1,65666. Berdasarkan nilai

tersebut maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah menerima H3, ini

menunjukan bahwa suku bunga memiliki pengaruh terhadap pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017. Berdasarkan tabel 4.10

nilai signifikan suku bunga yaitu 0,032 lebih kecil dari 0,05 dimana hal ini
menunjukan bahwa suku bunga memiliki pengaruh terhadap Profitabilitas pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017

Hasil ini penelitian ini menunjukkan berarti naik turunya suku bunga

mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Suku bunga yang melemah akan

meningkatkan laba perusahaan. Dan Suku bunga yang melemah juga akan

mengakibatkan tingginya jumlah kredit pinjaman meningkat dikarenakan

banyaknya para investor yang melakukan pinjaman disaat suku bunga menurun

dengan harapan tingkat pengembalian uang yang dipinjam rendah. Yang akan

berpengaruh terhadap laba perusahaan. Hasil penelitian ini tidak didukung oleh

penelitian Kurniawan (2017) yang menemukan hasil bahwa suku bunga

berpengaruh positif terhadap Profitabilitas.

4.3.4 Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return saham Melalui Profitabilitas

Berdasarkan uraian tabel hasil analisis pengaruh langsung dan tidak langsung,

dapat dilihat bahwa pengaruh secara tidak langsung Suku bunga terhadap return

saham melalui Profitabilitas lebih besar dibanding pengaruh secara langsung. Hal

ini ditunjukkan dari nilai pengaruh tidak langsung variabel Suku bunga terhadap

Return saham melalui Profitabilitas, yaitu perkalian antara nilai standardized

coefficients Beta Suku bunga terhadap Profitabilitas dengan nilai standardized

coefficients Beta Profitabilitas terhadap return saham sebesar 0,044526 dan nilai

pengaruh langsung variabel Suku bunga terhadap return saham sebesar -0,379.

Maka dapat dikatakan bahwa variabel Profitabilitas dalam penelitian ini mampu

memediasi hubungan antara Suku bunga terhadap Return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2015-2017.


Bahwa secara tidak langsung Suku bunga melalui Profitabilitas

mempunyai pengaruh terhadap Return saham. Suku bunga yang melemah akan

meningkatkan laba perusahaan. Dan Suku bunga yang melemah juga akan

mengakibatkan jumlah kredit pinjaman meningkat dikarenakan banyaknya para

investor yang melakukan pinjaman disaat suku bunga menurun dengan harapan

tingkat pengembalian uang yang dipinjam rendah. Yang akan berpengaruh

terhadap laba perusahaan. Jika laba perusahaan mangalami peningkatan maka

return saham yang dihasilkan perusahaan juga mengalami peningkatan. Hasil

penelitian ini didukung oleh penelitian Ardiansyah (2018) menemukan hasil

bahwa suku bunga memiliki memiliki pengaruh negatif terhadap return saham

melalui profitabilitas. Dan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasari dkk (2018)

menemukan hasil bahwa Suku bunga memiliki pengaruh secara tidak langsung

terhadap return saham melalui profitabilitas.

4.3.5 Pengaruh Suku Bunga dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS 22 dapat diketahui hasil

pengujian terhadap pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Return On Equity

Terhadap Return Saham pada hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa,

variabel Nilai Tukar, Suku Bunga dan Profitabilitas secara simultan berpengaruh

terhadap Return saham dengan nilai F hitung sebesar 13.533 dengan signifikansi

0,000 lebih kecil dari 0,05 dan sehingga hal tersebut menunjukan bahwa variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Artinya setiap perubahan

yang terjadi pada nilai tukar, suku bunga dan Profitabilitas secara bersama-sama

berpengaruh terhadap Return saham.


Hal ini menunjukkan nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata

uang negara lain jadi nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu rupiah yang

ditranslasikan kedalam mata uang negara lain. Menguatnya kurs rupiah terhadap

mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi. Nilai

tukar inilah yang menjadi salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas

dipasar saham. Nilai tukar yang menguat akan meningkatkan return saham,

selanjutnya Suku bunga yang rendah akan meningkatkan return. Tingkat suku

bunga yang melemah meningkatkan returns saham perusahaan. Begitu juga

dengan profitabilitas besar kecilnya laba yang dihasilkan perusahaan berpengaruh

terhadap return saham yang dihasilkan, hal ini berhubungan dengan kemampuan

perusaahaan memperoleh laba yang berkaitan dengan penjualan, total aktiva

maupun modal. Bagi pemegang saham dengan analisis profitabilitas ini akan

mendapatkan keuntungan dalam bentuk dividen, keuntungan dalam investasi ini

disebut sebagai return. Dengan kata lain profitabilitas perusahaan yang semakin

baik akan berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham perusahaan


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil suatu

kesimpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Suku Bunga berpengaruh terhadap Return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2015-2017.

2. Profitabilitas berpengaruh terhadap Return saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017.

3. Suku bunga berpengaruh terhadap Profitabilitas pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2017.

4. Profitabilitas mampu memediasi hubungan antara suku bunga terhadap

Return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2017.

5. Suku bunga dan Profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2015-2017.

5.2 Saran

Bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan Return saham sebaiknya

memperhatikan beberapa saran dibawah ini untuk mendapatkan hasil yang lebih

baik, yaitu:
1. Menambah proksi masing-masing variabel, seperti menggunakan return

on asset dan return on equity secara bersama sama, menggunakan current

ratio, quick ratio dan cash ratio secara bersama- sama.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada

perusahaan manufaktur dan memperbesar ukuran sampel dan menambah

periode penelitian dengan rentang waktu yang lebih dari 3 tahun agar hasil

penelitian lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Tegar. 2018. Pengaruh Nilai Tukar Dan Suku Bunga Terhadap
Return Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Periode
2011-2015. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrhim.

Brigham dan Houston. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Essential of


financial Management. Edisi Sebelas. Jakarta: Salemba Empat.

Bodie, dkk. 2008. Investment Investasi. Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Burhanuddin. 2009. Pasar Modal Syariah. Edisi. Yogyakarta: UII Pres.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: ALFABETA.

Frederick D.S.Choi dan Gary K.Meek. 2010. International Accounting. Edisi


Enam. Jakarta: Salenba Empat.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.


Cetakan keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
25.Cetakan kedelapan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Haslamiyanto, Kurniawan. 2017. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Jumlah


Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah Di Indonesia Periode 2014 – 2016 . Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Hery. 2017. Teori Akuntansi Pendekatan Konsep dan Analisis.. Jakarta: PT


Grasindo.

Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan ke Delapan.


Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kodrat, David Sukardi dan Herdinata Christian. 2009. Manajemen Keuangan


based on Empirical Research. Edisi Satu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kurniasari, Wulan. dkk. 2018. Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap Return
Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening Di Perbankan
Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Jurnal
Accounting, Universitas Pancasila. Vol 2 No.1, Hal 73-86.

Labibah, Shofia. 2016. Pengaruh Nilai Tukar Dan Suku Bunga Terhadap Return
Saham Dengan Resiko Sistemati (BETA) Sebagai Variabel Intervening
Periode 2011-2015. Skripsi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrhim.

Malik, Muhammad Faizan. 2014. Interest rate and its effect on bank’s
profitability. Journal of applied environmental and biological science. Hal
225.

Musah, Alhasan. Et al. 2018. The impact of interest rate Spread on Bank
Profitability in Ghana. International journal of business. Vol. 6 No 1 Hal 27

Musthafa. 2011. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET Negara,

Andi Kusuma. 2008. Analisis pengaruh EVA, ROA, Kurs dan Tingkat
Suku Bunga Terhadap Return Saham. Artikel. Universitas
Muhammadiyah Tangerang.

Offiong, Amenawo. I. Et al. 2016. Foreign exchange fluctuations and commercial


banks profitability in Nigeria. Journal of financial and accounting. Vol. 7
No 1. Hal 121.

Prasetiono, Sekar Aditya Dwikirana. 2016. Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas,


Likuiditas, Dan Leverage Terhadap Return Saham Dengan Nilai
Perusahaan Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Manajemen, Universitas
Ponerogo, Semarang. Vol 5 No.3, Hal 12-14.

Putong, Iskandar. 2013. Economics Pengantar Mikro dan Makro, Edisi Lima.
Jakarta: Mitra Wacana Media.

Rahardjo, Sapta. 2003. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Sattar, Abdul. 2014. Impact of interest rate changes on the profitability of four
major commercial bank in Pakistan, international journal of accounting
and financial reporting. Vol.4 No 1 Hal 145

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ke Dua Puluh Satu.


Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualiatif, dan R&D, Cetakan Ke


Dua Puluh Tiga. Bandung: ALFABETA.

Wahyuningsih, Elvina. dkk. 2018. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi
Terhadap Return Saham Dengan Nilai Tukar Rupiah Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Accounting, Universitas Pandanaran, Semarang. Hal 4-
17.
Weygandt, Jerry. J et al. 2008. Accounting Principlos. Jakarta: Salemba Empat.

Zahro, Nafi Inayati. 2012. Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Vol 5
No.1 Hal 40-41.

www.bi.go.id

www.idx.co.id

www.sahamok.com

Anda mungkin juga menyukai