Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN KAKAO

Oleh :
Golongan D/ Kelompok 5C
1. Haniatun Nafiah (151510501197)
2. Ilham Arief Rachman H. (151510501300)
3. Puci Anita Sari (151510501259)

LABORATORIUM PRODUKSI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kakao merupakan salah satu tanaman yang di budidayakan sebagai
tanaman perkebunan. Kakao sendiri di budidayakan untuk di manfaatkan bijinya
di mana biji dari tanaman kakao memiliki manfaat yang baik ketika sudah di olah
menjadi coklat. Tanaman kakao sendiri memiliki kecendrungan yang sangat
cocok pada area tropis hal ini di karnakan tanaman kakao memiliki tempat asal
yang bukan merupakan daerah sub tropis sehinga tanaman kakao ketika di
budidayakan di daerah tropis memiliki perkembangan dan pertumbuhan yang
baik. Tanaman kakao pada dasarnya merupakan tanaman yang dapat menjulang
tinggi di mana secara keseluruhan batang tanaman kakao ada dua bagian yang
salin menjulang.
Batang tanaman kakao sendiri harus sering di lakukan perawatan agar
menghasilkan hasil produksi yang maksimal denggan adanya perawatan batang
yang perlu di potong. Batanag dari tanaman kakao sendir sebenarnya terdapat dua
bagian yang di sebut juga denggan ortotrop dan plagiotrop. Batang tanaman
kakao ketika dewasa akan merimbun karena adanya cabang cabang dari batang
utama tanaman oleh sebab itu cabang cabang rimbung yang dapat menganggu
sinar matahari masuk secara langsung ini perlu di potong adapun cabang yang di
potong ini umunya di sebut sebagai cabang tunas air.
Tanaman kakao sendiri sebenrnya memiliki bentuk daun yang panjang dan
cukup lebar di mana daunya ketika masih muda memiliki warna hijau mengkilap
di mana daun kakao memiliki runcingan pada ujung daunnya daun tanaman kakao
sendiri memiliki tulang tulang daun pada bagian tengah daunnya. Akar tanaman
kakao sebenarnya merupakan akar tanaman tunggang di mana akar tanaman
kakao ini akan memiliki banyak anakan akar di mana unsur hara yang ada di
dalam tanah akan di serap oleh akar akar yang sudah bercabang cabang ini.
Cabang – cabang akar pada tanaman kakao ini sendiri selain memiliki manfaat
dalam menyerap unsur hara denggan baik juga memiliki peranan lain yang tidak
kalah penting di mana tanaman yang tumbuh tegak lurus di atas tanah di topang
1
denggan kuat melalaui bawah tanah oleh banyaknya cabang – cabang akar itu
sendiri.
Bunga tanaman kakao berkembanag pada bekas ketiak daun oleh sebab itu
buah dari tanaman kakao banyak di jumpai mengerombol pada batang batang
utama tanaman kakao sehingga tanaman kakao tidak membutuhkan tangkai
tangkai untuk meletakan buahnya. Bunga tanaman kakao sendiri memiliki ukuran
tangkai yang sangat kecil di mana warna dari bunga kakao sendiri adalah ke ungu
unguan jika di amati dengan seksama. Bunga kakao yang telah berubah menjadi
buah akan memiliki warna merah ataupun hijau ketika muda tergantung dari jenis
tanaman kakao itu sendiri dan apabila tanaman kakao telah matang maka akan
berganti warna menjadi kunig dan orange. Kakao merupakan tanaman yang di
manfaatkan bagian bijinya ketika sudah matang biji dari tanaman kakao sendiri
hampir berbentuk hampir seperti segetiga dan setiap buah kakao memiliki isi biji
sekitar 30 – 40 biji dalam setiap buahnya. Kakao akan sanggat bermanfaat ketika
di budidayakan denggan baik sehinga memberikan keuntunggan bagi pelaku
pertanian.

1.1 Tujuan
Mahasiswa mampu mengenali dan mengambarkan karakteristik morfologi
(akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji) tanaman kakao.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kakao merupakan salah satu jenis tanaman tahunan yang saat ini
banyak dibudidayakan untuk dijadikan sebagai bahan baku produk olahan yang
sangat digemari masyarakat. Bagian tanaman kakao yang memiliki karakteristik
paling mudah diketahui adalah pada biji, buah, dan bunga. Ciri-ciri biji kakao
yaitu bagian tansversal datar,warna ungu yang sangat intens, dan sedikit asa asam.
Ciri-ciri buah kakao yaitu kedalaman alur buah sedang, berwarna kuning saat
masak, daging buah keras. Ciri-ciri bunga kakao yaitu kelopak kuning dan bunga
berwarna putih (Martinez et al., 2017). Buah tanaman kakao terdiri dari beberapa
klon seperti klon 45, M 05, 06, LH, LM, dan lainnya. Setiap klon dari buah kakao
tersebut memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda-beda serta kemampuan dan
keunggulan yang berbeda. Misalnya klon 45 memiliki karakter buah berupa
ukurannya besar, memiliki kulit buah yang paling kasar, dan memiliki beragam
warna buah ketika buah masak (Rahmansyah dkk., 2014).
Buah tanaman kakao menjadi pengukur utama berhasil tidaknya kegiatan
budidaya yang dilakukan, karena buah kakao memiliki nilai jual yang tinggi
sehingga dapat mengembalikan biaya yang digunakan untuk produksi. Buah
kakao juga mengandung banyak manfaat, mulai dari biji, kulit buah, dan selaput
yang menyelimuti biji kakao juga memiliki kegunaan sendiri. Tinggi rendahnya
nilai jual buah kakao biasanya dilihat dari kualitas buah kakao tersebut dan
kualitas dari buah kakao tergantung pada berbagai faktor seperti genotipe/kultivar,
lingkungan dna pengolahan pasca panen (Everaert et al., 2017).
Kegiatan budidaya tanaman kakao yang memiliki efisiensi paling baik
dalam proses pertumbuhan tanaman kakao adalah dengan cara intercopping antara
tanaman kakao dengan kelapa. Tanaman kelapa tersebut digunakan sebagai
penaung untuk tanaman kakao sehingga intensitas cahaya matahari dan suhu di
sekitar tanaman kakao menjadi stabil. Kondisi yang stabil tesebut akan membantu
tanaman kakao untuk dapat melakukan produksi secara optimal sehingga buah
yang dihasilkan juga maksimal serta kualitas dari buah yang dihasilkan juga
meningkat (Hani dan Suryanto, 2014).
3
Tanaman kakao dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya sangat
dipengaruhi oleh tersedia atau tidaknya air pada lahan pertanaman terutama ketika
tanaman kakao memasuki fase reproduksi. Ketersediaan air yang cukup menjadi
sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya hasil produksi tanaman kakao
sehingga ketersediaan air pada lahan menjadi sangat perlu untuk diperhatikam.
Ketersediaan air dapat berlebih dan juga sangat kurang, oleh karena itu ketika
terjadi kekurangan ketersediaan air proses produksi menjadi sangat terbatas
karena tanaman kakao mengalami stres akibat dari pemenuhan kebutuhan air yang
kurang (Alban et al., 2016).Kondisi stres ang terjadi pada tanaman kakao juga
dapat terjadi pada tanaman lainnya, oleh karena itu setiap tanaman memiliki
reaksi yang berbeda terhadap kondisi stres yang terjadi. Beberapa tanaman
memiliki kemampuan toleransi terhadap kondisi stres yang terjadi dala
lingkungan tumbuhnya, ada yang melalui peningkatan kemampuan menyimpan
air, peningkatan pembentukan biomassa, peningkatan kemampuan mengatur
proses respirasi dalam tubuh dan lainnya (Susilo dan Sari, 2014).
Produksi buah kakao juga menjadi menurun akibat dari adanya gngguan
lainnya seperti serangan hama ataupun penyakit pada buah kakao. Gangguan yang
sering menyerang tanaman kakao sehingga produksi buah tanaman kakao menjadi
menuruh adalah serangan dari kepik penghisap buah kakao (Helopeltis spp.).
Kepik tersebut menyerang buah kakao dengan cara menusuk buah kakao dan
mengeluarkan cairanyang mengandung racun sehingga timbul bercak-bercak yang
kemudian menyebabkan buah menjadi keras akibat dari jaringan pada buah di
sekitar lokasi tusukan mati. Hal tersebut menyebabkan buah kakao tidak dapat
berkembang secara optimal hingga masak sehingga kualitas buah semakin
menurun dan produksi juga menurun (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
2010).

4
Bab 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum Budidaya Tanaman Perkebunan acara “Identifikasi
Morfologi dan OPT Tanaman Kakao” dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 4
Oktober 2017, pukul 15.10 WIB – selesai. Bertempat di Fakultas Pertanian
Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
1. Kamera
2. Alat tulis
3. Worksheet
4. Kaca pembesar

3.2.2 Bahan
1. Tanaman kakao

3.3 Pelaksanaan Praktikum


1. Mengamati pohon kakao yang sedang berbunga dan berbuah
2. Mengambil gambar dengan kamera, bagian akar (bila memungkinkan),
batang, daun, bunga, buah (penampang melintang dan membujur buah) dan
biji.
3. Menggambar bagian akar (bila memungkinkan), batang, daun, bunga, buah
(penampang melintang dan membujur buah) dan biji dengan baik dan benar
serta memberi keterangan lengkap (warna serta bentuk daun, bunga, buah dan
biji).

5
3.4 Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan yang digunakan pada praktikum Budidaya Tanaman
Perkebunan adalah karakteristik morfologi tanaman kakao yaitu pada bagian akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji.

3.5 Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam praktikum Budidaya Tanaman
Perkebunan adalah analisis deskriptif .

6
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Tabel hasil pengamatan morfologi tanaman kakao
No Gambar Keterangan (Karakteristik dan fungsi)
1 Batang a. Tunas autotroph: Tunas yang
pertumbuhanya ke atas.
b. Tunas plagiotrop: Tunas yang arah
pertumbuhannya ke samping.
c. Jorket: Tempat percabangan dan pola
percabangan ortotrop ke plagiotrop.

2 Daun Daun kakao bersifat dimorfisme artinya


mempunyai dua bentuk tunas vegetative. Pada
tunas ortotrop panjang tangkai daun yaitu 7,5-
10 cm. Pada tunas plagiotrop panjang tangkai
daun yaitu 2,5 cm. Warna daun hijau tua.
Permukaan daun licin dan mengkilap.
Bagiannya:
a. Tangkai: Berbentuk silinder dan bersifat
halus.
b. Helai daun: bulat memanjang pangkal
ujung daun runcing.
a. Tulang daun: menyirip dan memanjang ke
permukaan bawah helai daun.
3 Bunga Bunga kakao bersifat kauliflori artinya bunga
tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak
daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh

7
bunga tersebut semakin lama semakin
menebal dan membesar disebut bantalan
bunga (cushion). Rumus bunga kakao yaitu
K5C5A5+5G(5). Bunga kakao berwarna
putih, ungu atau kemerahan.
Bagiannya:
a. Kepala putik: berseri sebanyak 2
b. Tangkai putik: berukuran kecil panjang.
c. Benang sari: terdiri dari 5-7.
d. Mahkota: berwarna putih.
e. Kelopak: hijau, kecil dan pendek.
f. Tangkai: kecil pendek.
4 Buah Warna bunga kakao ketika muda berwarna
hijau atau hijau agak putih jika sudah masak
akan berwarna kuning. Buah ketika muda
berwarna merah ketika masak berwarna jingga
(orange).
a. Kulit buah tebal tetapi lunak dan
permukaanya kasar.
b. Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi
poros buah. Biji yang dipotong melintang
tampak bahwa biji disusun oleh 2
kotiledon dan poros embrio.
5 Akar Kakao adalah tanaman dengan surface root
feeder artinya sebagian besar akar lateralnya
(mendatar) berkembang dekat permukaan
tanah. Sistem akarnya tunggang yaitu akar
lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok
yang bercabang-cabang menjadi akar-akar
yang lebih kecil. Warna akarnya kecoklatan.

8
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum lapang yang dilakukan di lahan kakao
Fakultas Pertanian Universitas Jember diperoleh hasil morfologi tanaman kakao
sebagai berikut:
1. Batang Kakao memilki tunas autotrop, plagitrop dan jorket. Tunas autrotof
yaitu tunas yang arah pertumbuhanya ke atas. Tunas plagiotrop yaitu tunas
yang arah pertumbuhanya ke samping sedangkan jorket merupakan tempat
percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop. Jorket ini berada
diantara tunas autrotop dan tunas plagiotrop. Tanaman yang berasal dari biji
setelah mencapai tinggi sekitar 0,9-1,5 m akan membentuk jorket yang
kemudian tumbuh 3-6 cabang yang arahnya ke samping dengan sudut 0-90°.
Tunas air atau chupan dapat tumbuh dari batang ataupun cabang dan dapat
membentuk jorket baru. Tunas air apabila tidak dikurangi dapat bersaing
dengan batang utama sehingga akan mengurangi pembungaan dan
pembuahan. Sifat tanaman kakao yaitu dimorfisme yang artinya mempunyai
dua bentuk tunas vegetatif atau memiliki dua bentuk percabangan yaitu
cabang ortotrop yang tumbuh ke atas dan cabang plagiotrop yang tumbuh ke
samping (Susanto, 1994).
2. Daun kakao bersifat dimorfisme yang artinya mempunyai dua bentuk tunas
vegetatif, pada tunas autotroph panjang tangkai daun yaitu 7,5-10 cm. Warna
daun kakao ini adalah hijau tua. Permukaan daun licin dan mengkilap.
Memiliki bagian diantaranya: a) Tangkai berbentuk silinder dan bersifat halus,
b) Helai daun bulat memanjang dan pangkal ujung daun meruncing, c) Tulang
daun menyirip dan memanjang ke permukaan bawah helai daun. Daun kakao
memiliki dua persendian (articulation) yang terletak pada pangkal dan ujung
tangkai daun. Hal tersebut menunjukkan bahwa pergerakan daun
menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari (Susanto, 1994).
Tanaman kakao termasuk tanaman yang membutuhkan naungan sehingga
dengan mengatur penaung dan pengurangan daun atau pemangkasan akan
mempengaruhi proses pembungaan.

9
3. Bunga kakao memiliki sifat kaulioflori yang artinya bunga tumbuh dan
berkembang dari bekas ketiak daun pada batang. Tempat tumbuh bunga
tersebut semakin lama semakin menebal dan membesar yang disebut dengan
bantalan bunga (cushion). Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan.
Benangsari yang steril disebut staminodia dan yang fertile disebut stamen
yang berada pada lingkaran dalam. Bunga kakao bersifat protogini yang
berarti kepala putik lebih dahulu masak daripada kepala sari. Bunga kakao
tidak berbau, tidak mengandung madu dan serbuk sarinya bergetah sehingga
saling melekat satu sama lain membentuk gumpalan.
4. Buah kakao ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah
masak akan berwarna kuning dan buah muda yang berwarna merah setelah
masak menjadi orange. Kulit buah tebal tetapi lunak dan permukaanya kasar.
Biji tersusun dalam lima baris mengelilingi porosbuah. Biji kakao yang di
potong melintang akan tampak bahwa biji disusun oleh 2 kotiledon dan poros
embrio. Buah akan masak setelah berumur enam bulan, saat itu ukurannya
beragam dari panjang 10 hingga 30 cm, bergantung dari kultivar dan faktor-
faktor lingkungan selama perkembangan buah. Biji tersusun dalam lima baris
mengelilingi poros buah. Jumlahnya beragam yaitu 20-50 butir per buah. Jika
dipotong melintang tampak bahwa biji disusun atas dua kotiledon yang saling
melipat dan bagian pangklanya menempel di poros lembaga (embryo axis).
Akar tanaman kakao yaitu akar tunggang dengan akar lembaga yang tumbuh
terus-menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar yang
lebih kecil. Warna akar tanaman kakao ini adalah coklat. Tanaman kakao
adalah tanaman dengan surface root reader yang artinya sebagian besar akar
lateralnya (mendatar) berkembang dekat permukaan tanah.

10
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh di lahan mengenai morfologi
tanaman kakao yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi morfologi tanaman kakao di lahan meliputi identfikasi morfologi
batang, daun, bunga, buah dan akar, setiap morfologi tersebut memiliki jenis
karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda.
2. Tujuan adanya dilakukan identifikasi morfologi tanaman kakao agar dapat
mengetahui secara jelas fungsi dari setiap organ yang dimiliki oleh tanaman
kakao dan dapat mengidentifikaisnya pada saat di lahan.
3. Umumnya morfologi batang yang dijumpai di lapang yaitu terdapat tunas
autrotop, plagiotrop dan jorket. Daun berwarna hijau tua, permukaanya licin
dan mengkilap. Bersifat dimorfisme. Bunganya bersifat kauliflori dan warna
bunganya yaitu putih. Buah kakao jika masih muda berwarna hijau atau hijau
agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Akar yang dimiliki
tanaman kakao adalah akar tunggang yang berwarna kecoklatan.

5.1 Saran
Sebaiknya pelaksanaan praktikum di lakukan secara bertahap artinya di
fokuskan pada satu tanaman saja akhirnya nanti praktikan dapat memfokuskan
pada satu identifikasi tanaman dan juga asisten dapat mendampingi secara lebih
intensif lagi dengan pemberian materi-materi yang lebih jelas, selain itu juga
nantinya akan lebih menghemat waktu dan pelaksanaan praktikum dapat berjalan
dengan lancar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alban, M. K. A., S. E. Apshara, K. B. Hebbar, T. G. Mathias, and A. Severin.


Morpho-physiological Criteria for Assessment of Two Month Old Cocoa
(Theobroma cacao L.) genotypes fo Drought Tolerance. Plant Physiology,
21(1) : 23-30.

Everaert, H., H. Rottiers, P. H. D. Pham, L. T. V. Ha, T. P. D. Nguyen, P. D.


Tran, J. D. Wever, K. Maebe, G. Smagghe, K. Dewettinck, K. Messens.
2017. Molecular Characterization of Vietnamese Cocoa Genotypes
(Theobroma cacao L.) Using Microsatellite Markers. Tree Genetics and
Genomes, 31(1) : 15-25.

Hani, A., dan P. Suryanto. 2014. Dinamika Agroforestry Tegalan di Perbukitan


Menoreh, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kehutanan
Wallacea, 3(2) : 119-128.

Martinez, I. B., M. V. D. L. Crus, M. R. Nelson, and P. Bertin. 2017.


Morphological Characterization Of Traditional Cacao (Theobroma cacao
L.) Plants in Cuba. Genetic Resources and Crop Evolution, 64(1) : 73-99.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Budi Daya Kakao. Jakarta :
AgroMedia Pustaka.

Rahmansyah, Mutmainah, Muslimin, dan I. N. Suwastika. 2014. Variasi Genetik


Klon Kakao (Theobroma cacao L.) di Desa Sausu Peore Kab. Parigi
Muotong. Natural Science, 3(3) : 239-246.

Susanto, F.X. 1994. Tanaman Kakao Budidaya dan Pengolahan Hasil.


Yogyakarta: Kanisius.

Susilo, A. W., dan I. A. Sari. 2014. Hubungan Antara Karakteristik Pertunasan


dengan Ketahanan Kakao (Theobroma Cacao L.) Terhadap Penyakit
Pembuluh Kayu. Pelita Perkebunan, 30(3) : 181-189.

12
LAMPIRAN

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Anda mungkin juga menyukai