Disusun oleh:
SITI CHOLIMAH
SN182079
A. PENGERTIAN NYERI
Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada suatu receptor.
Setiap rangsangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika
intensitasnya cukup kuat (Saifullah, 2015).
Nyeri merupaakan kondisi dimana berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang
berbeda-beda baik dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya (Tetty, 2015).
B. ETIOLOGI NYERI
1. Faktor Resiko
a. Nyeri Akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
Menunjukkan kerusakan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Muka dengan ekspresi nyeri
Gangguan tidur
(penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang,
mengeluh)
2. Nyeri Kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan non verbal
Menunjukan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus
pada diri sendiri
Kelelahan
Perubahan pola tidur
Takut cidera
Interaksi dengan orang lain menurun
3. Faktor Predisposisi
Trauma
Peradangan
Trauma psikologis
4. Faktor Presipitasi
Lingkungan
Suhu ekstrim
Kegiatan
Emos
C. FISIOLOGI NYERI
Nyeri merupakan campuran komplek antara reaksi fisik, emosi dan
tingkah laku. Memahami dengan baik pengalaman nyeri akan membantu
penjelasan tiga komponen fisiologi yaitu resepsi, persepsi, dan juga reaksi.
Reseptor syaraf yang ada pada kulit dan jaringan akan memberikan respon
atau stimulus yang di akibatkan kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial.
Sebuah rangsangan nyeri mengirimkan sebuah rangsangan melalui
serabut syaraf peripheral, serabut nyeri ini memasuki urat syaraf tulang
belakang dan melukai satu dari beberapa jalan akhir dengan zat warna abu-
abu dari syaraf tulang belakang hingga ke otak, yang selanjutnya otak
menafsirkan nyeri tersebut. Dua jenis serabut syaraf peripheral
menyalurkan stimulus yang menyakitkan yaitu serabut A delta dan serabut
C. Serabut A delta mengirimkan sensasi menusuk, dan terbatas, cepat serta
terdapat intensitas nyeri. Sedangkan pada serabut C menyampaikan
rangsangan yang di batasi kurang baik, mendalam dan menetap. Ketika
serabut A delta dan C memindahkan impuls dari peripheral menuju pada
akhir serabut di tanduk tulang belakang. Dengan tanduk tulang belakang
tersebut, neurotransmitter seperti pada substansi P dilepaskan, dan
menyebabkan sebuah pengiriman simpatik dan bahkan efferent (sensori)
serabut peripheral kebidang spinothalamik yang selanjutnya impuls nyeri
dikirim dengan cepat ke sistem saraf pusat (potter & perry, 2010).
D. KLASIFIKASI NYERI
1) Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Jenisnya :
a) Nyeri Neuropatik
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang disebabkan oleh cedera.
Sehingga sensasi yang dirasakan adalah rasa panas dan seperti
ditusuk-tusuk dan kadang disertai hilangnya rasa atau adanya rasa
yang tidak enak pada perabaan.
b) Nyeri Psikogenik
Nyeri psikogenik adalah nyeri yang berhubungan dengan adanya
gangguan jiwa misalnya cemas dan depresi. Nyeri akan hilang
apabila keadaan kejiwaan pasien tenang.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri Akut
Batasan karakteristik
1. Mengkomunikasikan descriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman
nyaman, mual, keram otot)
2. Rentang perhatian terbatas
3. Pucat
4. Muka dengan ekspresi nyeri
5. Menarik diri
Faktor yang berhubungan :
1. Biologis
2. Kimia
3. Fisik
4. Psikologis
b. Nyeri kronik
Batasan karakteristik
1. Subyektif
a. Depresi
b. Keletihan
c. Takut kembali cidera
2. Obyektif
a. Perubahan pola tidur
b. kemampuan untuk meneruskan aktivitas sebelumnya
c. Anoreksia
d. Perubahan pola tidur
e. Perilaku melindungi
f. Iritabilitas
g. Perilaku protektif yang dapat diamati
h. Penutunan interaksi dengan orang lain
i. Gelisah
j. Berfokus pada diri sendiri
k. Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin,
perubahan posisi tubuh)
l. Perubahan berat badan
I. DAFTAR PUSTAKA
Atmantika, 2016.Hubungan Antara Intensitas Nyeri Dengan Keterbatasan
Fungsional Aktivitas Sehari-hari Pada Penderita Low
Back Pain di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Depkes, RI.(2015).Profil Kesehatan Indonesia Rakorpop Kementerian
Kesehatan RI Jakarta, 1 Desember 2015. Jakarta:
Depkes.
Herdman. (2010). Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit
Buku Kedokteran. Jakarta :EGC.
Herdman, T. Heather, dkk. 2015. NANDA International Diagnosis
Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: EGC.
Tarwoto, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Edisi 4 Salemba Medika : Jakarta