Anda di halaman 1dari 38

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat


PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
2017
VISI PENDIDIKAN NASIONAL
INSAN INDONESIA CERDAS & KOMPETITIF

OLAH HATI/KALBU OLAH PIKIR


CERDAS SPIRITUAL
CERDAS CERDAS INTELEKTUAL
OLAH RASA OLAH RAGA
CERDAS EMOSIONAL&SOSIAL CERDAS KINESTETIK

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


AWAL PENDIDIKAN KARAKTER
2
INTELEKTUAL SOSIAL DAN
Olah Pikir EMOSIONAL
Olah Rasa
Kemandirian iptek, kritis, Sensitivitas, apresiasivitas,
kreatif, imajinatif seni dan budaya,
demokratis, simpatik,
empatik, toleran
CERDAS
SPIRITUAL KINESTETIS
Olah Hati Olah Raga

Iman, takwa, akhlak mulia, Sehat, bugar, berdaya


budi pekerti, pribadi tahan, sigap, terampil,
Unggul trengginas
3
Semangat Juang Tinggi

Mandiri

Pantang Menyerah

KOMPETITIF Inovatif (Agent of Change)

Produktif

Sadar Mutu

Berorientasi global

4
Insan Cerdas Komprehensif dan Kompetitif
Makna Insan Indonesia Cerdas Komprehensif Makna Insan Indonesia Kompetitif

• Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuh-


Cerdas
kan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak
spiritual
mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.

• Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan


sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindah- • Berkepribadian unggul
an seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresi- dan gandrung akan
kannya. keunggulan
• Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang: • Bersemangat juang tinggi
– membina dan memupuk hubungan timbal balik; • Mandiri
Cerdas – demokratis; • Pantang menyerah
emosional & – empatik dan simpatik; • Pembangun dan
sosial – menjunjung tinggi hak asasi manusia; pembina jejaring
– ceria dan percaya diri; Kompetitif • Bersahabat dengan
– menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara; serta perubahan
– berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban • Inovatif dan menjadi
warga negara. agen perubahan
• Produktif
• Sadar mutu
• Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh • Berorientasi global
Cerdas kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan • Pembelajar sepanjang
intelektual teknologi. hayat
• Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif.

• Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan


Cerdas insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan
kinestetis trengginas.
• Aktualisasi insan adiraga. 5
PAUD PAUD
Suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir adalah pemberian upaya untuk
sampai dengan usia enam tahun yang menstimulasi, membimbing,
dilakukan melalui pemberian mengasuh dan pemberian
rangsangan pendidikan untuk kegiatan pembelajaran yang
membantu pertumbuhan dan akan menghasilkan kemampuan
perkembangan jasmani dan rohani dan keterampilan pada anak
(kompetensi).
agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
UU SISDIKNAS (No. 20 tahun 2003)
- Pendidikan Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang
Pendidikan Dasar
- PAUD diselenggarakan 3 jalur (formal,nonformal,& informal)
- PAUD jalur Pendidikan Formal berbentuk TK, RA atau bentuk
lain yang sederajat
- PAUD jalur Pendidikan Nonformal berbentuk Kelompok
Bermain,Taman Penitipan Anak, bentuk lain yg`sederajat.
- PAUD jalur Pendidikan Informal berbentuk pendidikan keluarga
atau pendidikan yg diselenggarakan oleh lingkungan
(8) Meningkatkan (1) Kesiapan anak (2) Mengurangi
Indeks Pembangunan memasuki pendidikan Angka mengulang kelas
Manusia (IPM) lebih lanjut (repeater)

(7) Memperbaiki (3) Mengurangi


derajat kesehatan & Angka putus Sekolah
gizi anak usia dini (DO)

(5) Meningkatkan (4) Mempercepat


(6) Mengurangi
Mutu Pencapaian
Angka Buta
Pendidikan Wajib belajar 8
Huruf muda
1. Alasan Pendidikan: PAUD merupakan pondasi
awal dalam meningkatkan kemampuan anak untuk
menyelesaikan pendidikan lebih tinggi,
menurunkan angka mengulang kelas dan angka
putus sekolah.
2. Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi yang
menguntungkan baik bagi keluarga maupun
pemerintah
3. Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya
untuk menghentikan roda kemiskinan
4. Alasan Hak/Hukum: PAUD merupakan hak setiap
anak untuk memperoleh pendidikan yang dijamin
oleh undang-undang. 9
TUJUAN PAUD
 PAUD juga bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya
potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis,
kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab

 Melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap


potensi yang dimilikinya antara lain: agama, kognitif, sosial-emosional,
bahasa, motorik kasar dan motorik halus, serta kemandirian; memiliki
dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan,
menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai
dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta memiliki
motivasi dan sikap belajar yang positif.
LANDASAN FILOSOFI
TENTANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Pestalozzi (1746-1827)
 Anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang baik
 Masing-masing tahap partumbuhan dan
perkembangan seorang individu haruslah tercapai
dengan sukses sebelum berlanjut pada tahap
berikutnya
 Segala bentuk pendidikan adalah berdasarkan
pengaruh panca indera, dan melalui pengalaman-
pengalaman tersebut potensi-potensi yang dimiliki
oleh seorang individu dapat dikembangkan
 Tujuan pendidikan ialah memimpin anak menjadi
orang yang baik dengan jalan mengembangkan
semua daya yang dimiliki oleh anak
Pestalozzi (1746-1827)
 Segala usaha yang dilakukan oleh orang dewasa harus disesuaikan
dengan perkembangan anak menurut kodratnya, sebab pendidikan pada
hakekatnya adalah suatu usaha pemberian pertolongan agar anak dapat
menolong dirinya sendiri di kemudian hari
 Perkembangan anak berlangsung secara teratur, maju setahap demi
setahap, implikasi atau pengaruhnya adalah bahwa pembelajaranpun
harus maju teratur selangkah demi selangkah
 Lingkungan terutama lingkungan keluarga memiliki andil yang cukup
besar dalam membentuk kepribadian seorang anak pada awal
kehidupannya
 Kecintaan yang diberikan ibu kepada anaknya akan memberikan pengaruh
terhadap keluarga, serta menimbulkan rasa terima kasih dalam diri anak.
Pada akhirnya, rasa terima kasih tersebut akan menimbulkan kepercayaan
anak terhadap Tuhan
Maria Montessori (1870-1952)
 Pentingnya kondisi lingkungan yang
bebas dan penuh kasih agar potensi yang
dimiliki anak dapat berkembang secara
optimal
 Pendidikan merupakan aktivitas diri yang
mengarah pada pembentukan disiplin
pribadi, kemandirian dan pengarahan diri
 Persepsi anak tentang dunia merupakan
dasar dari ilmu pengetahuan.
 Pendidikan merupakan suatu upaya untuk
membantu perkembangan anak secara
menyeluruh dan bukan sekedar mengajar
Maria Montessori (1870-1952)
 Dalam perkembangan anak terdapat masa peka, suatu
masa yang ditandai dengan begitu tertariknya anak
terhadap suatu objek atau karakteristik tertentu serta
cenderung mengabaikan objek yang lainnya.
 Pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan penuh
kasih agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang
secara optimal.
 Anak memiliki kemampuan untuk membangun sendiri
pengetahuannya, dan hal tersebut dilakukan oleh anak
mulai dari awal sekali. Gejala psikis atau kejiwaan yang
memungkinkan anak membangun pengetahuannya sendiri
dikenal dengan istilah jiwa penyerap (absorbent mind).
Friendrich Wilheim August Froebel (1782-1852)
 Anak sebagai individu yang pada kodratnya bersifat
baik. Sifat yang buruk timbul karena kurangnya
pendidikan atau pengertian yang dimiliki oleh anak
tersebut.
 Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental
bagi perkembangan individu karena pada fase inilah
terjadinya peluang yang cukup besar untuk
pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang.
 Apabila anak mendapatkan pengasuhan yang tepat, Friendrich Wilheim Froebel
(1782-1852)
maka seperti halnya tanaman muda akan berkembang
secara wajar mengikuti hukumnya sendiri. Pendidikan
taman kanak-kanak harus mengikuti sifat dan
karakteristik anak.
 Bermain dipandang sebagai metode yang tepat untuk
membelajarkan anak, serta merupakan cara anak dalam
meniru kehidupan orang dewasa di sekelilingnya secara
wajar.
Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
 Konsep “kembali ke alam” dan pendekatan yang
bersifat alamiah dalam pendidikan anak. Pendekatan
alamiah berarti anak akan berkembang secara optimal,
tanpa hambatan.
 Menurutnya pula bahwa pendidikan yang bersifat
alamiah menghasilkan dan memacu berkembangnya
kualitas semacam kebahagiaan, spontanitas dan rasa
ingin tahu.
 Walaupun kita telah melakukan kontrol terhadap J.J. Rousseau (1712-1778)
pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sosial
dan melalui indera, tetapi kita tetap tidak dapat
mengontrol pertumbuhan yang sifatnya alami.
 Tujuan pendidikan adalah membentuk anak menjadi
manusia yang bebas.
Jean Piaget dan Lev Vigotsky
 Anak membangun pengetahuannya sendiri karena mereka
memiliki begitu banyak gagasan yang sesungguhnya tidak
pernah diajarkan kepada mereka.
 Pengetahuan pada dasarnya dibangun oleh anak melalui
interaksi dengan lingkungannya.
 Pada dasarnya paham konstruktivis mempunyai asumsi
bahwa anak adalah pembangun pengetahuan yang aktif.
Anak mengkonstruksi pengetahuannya berdasarkan
pengalamannya. Pengetahuan tersebut diperoleh anak
dengan cara membangunnya sendiri secara aktif melalui
interaksi yang dilakukannya dengan lingkungan.
 Lev Vigotsky berpandangan bahwa konteks sosial
merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar
seorang anak. Pengalaman interaksi sosial ini sangat
berperan dalam mengembangkan kemampuan berfikir anak.
Interaksi antara anak dengan lingkungan sosialnya akan
menciptakan bentuk-bentuk aktivitas mental yang tinggi. Lev S. Vygotsky (1896 – 1934)
Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
 Anak sebagai kodrat alam yang memiliki pembawaan
masing-masing serta kemerdekaan untuk berbuat serta
mengatur dirinya sendiri. Akan tetapi kemerdekaan itu
juga sangat relatif karena dibatasi oleh hak-hak yang
patut dimiliki oleh orang lain.
 Pamong hanya boleh memberikan bantuan apabila anak
menghadapi hambatan yang cukup berat dan tidak dapat
diselesaikan.
 Pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah
Ki Hajar Dewantoro
lahir dan batin, serta dapat memerdekakan diri. (1889-1959)
 Anak sebagai individu yang memiliki potensi untuk
berkembang, sehingga pemberian kesempatan yang luas
bagi anak untuk mencari dan menemukan pengetahuan,
secara tidak langsung akan memberikan peluang agar
potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara
optimal.
1. UUD 1945,
a. Pembukaan UUD 1945,
… melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
b. Amandemen UUD 1945, Pasal 28b
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi
2. UU PERLINDUNGAN ANAK (No. 23 tahun 2002)
Setiap anak berhak untuk dapat hidup,tumbuh, berkembang,
dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi
Usia dini (lahir – 6 tahun) merupakan masa perkembangan dan
pertumbuhan yang sangat menentukan bagi anak di masa depannya
atau disebut juga masa keemasan (the golden age) namun sekaligus
periode yang sangat kritis yang menentukan tahap pertumbuhan dan
perkembangan anak selanjutnya
PERKEMBANGAN INTELEKTUAL ANAK
Perkembangan Otak:
• Saat lahir bayi memiliki sekitar 100
milyar sel otak yang belum saling
bersambungan.
• Banjir pengalaman indera dari
banyaknya rangsangan yang
diterima anak akan memperkuat dan
memperbanyak sambungan
(synaps) antar sel.
• Kerja otak sangat efisien, bagian
yang tidak digunakan akan
dimusnahkan (atrophy).
• 50% perkembangan kecerdasan
anak terjadi pada usia 0-4 tahun,
dan 50% sisanya pada rentang usia
Pendidikan Anak Usia Dini didasarkan
atas prinsip-prinsip berikut:
1. Berorientasi pada kebutuhan anak.
2. Sesuai dengan perkembangan anak

Garis Waktu Perkembangan Anak

Percaya Menguasai Diri Prakarsa Menghasilkan


vs vs vs vs
Tidak Percaya Malu & Ragu Bersalah Hasil yg rendah
Sensorimotor Pra-Operasional Kongkrit
Tubuh Mainan Bermain Kerja
3. Mengembangkan Kecerdasan Anak
9 Dimensi Kecerdasan Jamak
(Multiple Intelligences)
1. Kecerdasan linguistik (cerdas kosakata)
2. Kecerdasan logika dan matematika (cerdas angka dan rasional)
3. Kecerdasan spasial (cerdas ruang/tempat/gambar)
4. Kecerdasan kinestetika-raga (cerdas raga)
5. Kecerdasan musik (cerdas musik)
6. Kecerdasan interpersonal (cerdas orang)
7. Kecerdasan intrapersonal (cerdas diri)
8. Kecerdasan naturalis (cerdas alam)
9. Kecerdasan Spritual (cerdas kalbu/religi)
26
4. Belajar melalui bermain
5. Belajar dari kongkrit ke abstrak, sederhana ke kompleks,
gerakan ke verbal, dan dari sendiri ke sosial.

6. Anak sebagai pebelajar aktif


7. Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang
dewasa dan teman sebaya di lingkungannya
8. Menggunakan lingkungan yang kondusif

9. Merangsang kreativitas dan inovatif


10. Mengembangkan kecakapan hidup

11. Memanfaatkan potensi lingkungan


12. Sesuai dengan kondisi sosial budaya

13. Stimulasi secara holistik


IMPLEMENTASI FILOSOFI, TEORI DAN
PENDEKATAN DALAM PELAKSANAAN PAUD
 BERKAITAN DENGAN ANAK
 Anak akan belajar dengan baik ketika mereka
menggunakan sensori
 Semua anak dapat dididik
 Setiap anak harus dioptimalkan potensinya
 Pendidikan harus dimulai sejak dini
 Anak tidak dapat dipaksa belajar jika belum siap belajar
 Mempersiapkan anak bagi perkembangan selanjutnya
dalam belajar
 Kegiatan pembelajaran harus menarik dan bermakna
 Interaksi sosial dengan guru dan kelompok usia penting
bagi perkembangannya
 BERKAITAN DENGAN GURU
 Guru harus menyayangi dan menghargai semua anak
 Guru harus memiliki dedikasi untuk mengajar secara
profesional
 Pengajaran yang baik harus berdasarkan teori, filosofi,
tujuan dan sasaran
 Mengajar anak menggunakan materi sebenarnya
 Pengajaran dimulai dari yang konkret sampai abstrak
 Observasi penting guna mengetahui proses belajar anak
 Pengajaran harus berpusat pada anak bukan berpusat
pada guru
Peran Guru PAUD
1. Sebagai Pengelola
 Melaksanakan administrasi kelompok

2. Sebagai Pendidik dan Fasilitator


 Menjadi model
 Menciptakan lingkungan yang
menyenangkan
 Menyiapkan sarana dan bahan bermain
yang beragam
 Mendukung anak waktu belajar
 Memperkuat kemampuan/ pengalaman
positif anak
 Mencatat perkembangan belajar anak

3. Sebagai peneliti
- mengamati perkembangan anak
- memahami kebutuhan anak
BERKAITAN DENGAN ORANG TUA
* Keluarga merupakan lembaga yang paling penting
dalam pendidikan dan pengembangan anak
* Orang tua adalah pendidik utama dan pertama
bagi anak
MEMBACA 10%

MENDENGAR 20%

MELIHAT 30%
MELIHAT & MENDENGAR 50%
BERDISKUSI 70%
MENGALAMI 80%
MENGAJAR KE ORANG LAIN 95%

PIRAMIDA BELAJAR
Ya Allah,
Sehatkan tubuhku
Cerdaskan otakku
Bersihkan hatiku
Indahkan akhlakku

Anda mungkin juga menyukai