Keperawatan
Kamis, 03 Januari 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Syok kardiogenik adalah sindroma klinis akibat dari tidak cukupnya curah
jantung untuk mempertahankan fungsi otot-otot vital akibat disfungsi otot jantung
sehingga jantung tidak dapat mempertahankan perfusi yang cukup untuk permintaan
metabolis dari jaringan. Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena fungsi
jantung yang tidak adekuat seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik
jantung. manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah,
kekacauan mental, dan kegelisahan.
Satu bentuk syok yang amat berbahaya dan mengancam jiwa penderitanya
adalah syok kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu keadaan yang
diakibatkan oleh karena tidak cukupnya curah jantung untuk mempertahankan fungsi
alat-alat vital tubuh akibat disfungsi otot jantung.
Hal ini merupakan suatu keadaan gawat yang membutuhkan penanganan yang
cepat dan tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka kematiannya
tetap tinggi yaitu antara 80-90%. Penanganan yang cepat dan tepat pada penderita
syokkardiogenik ini mengambil peranan penting di dalam
pengelolaan/penatalaksanaan pasien guna menyelamatkan jiwanya dari ancaman
kematian.
Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung akut
dan kemungkinan terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan komplikasi infark
yang paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang sangat tinggi. Walaupun akhir-
akhir ini angka kematian dapat diturunkan sampai 56% (GUSTO), syok kardiogenik
masih merupakan penyebab kematian yang terpenting pada pasien infark yang dirawat
di rumah sakit.
Perkiraan terbaru kejadian syok kardiogenik antara 5%-10% dari pasien dengan
infark miokard. Perkiraan yang tepat sulit karena pasien yang meninggal sebelum
mendapat perawatan di rumah sakit tidak mendapat diagnosa. Dalam membandingkan
monitoring awal dan agresif dapat meningkatkan dengan jelas insiden syok
kardiogenik. Studi dari Worcester Heart Attack, sebuah komunitas analisis terkenal,
menemukan kejadian kardiogenik syok 7,5%. Insiden ini stabil dari tahun 1978-1988.
Manfaat umum penggunaan streptokinase dan jaringan aktivator plasminogen untuk
menghambat kerusakan arteri (GUSTO-1) sedang diteliti.
Insiden kardiogenik syok 7,2% yakni sebuah rata-rata yang ditemukan pada
percobaan trombolitik multisenter yang lain . Kebanyakan penyebab dari kardiogenik
syok adalah infark miokard akut, walaupun infark yang kecil pada pasien dengan
sebelumnya mempunyai fungsi ventrikel kiri yang membahayakan bisa mempercepat
shock. Syok dengan onset yang lambat dapat menjadi infark, reocclusi dari sebelumnya
dari infark arteri atau dekompensasio fungsi miokardial dalam zona noninfark yang
disebabkan oleh metabolik abnormal. Itu penting untuk mengenal area yang luas yang
tidak berfungsi tetapi miokardium viable dapat juga menjadi penyebab atau
memberikan kontribusi untuk terjadinya perkembangan kardiogenik syok pada pasien
setelah mengalami infark miokard (Hollenberg,S.,2003).
Oleh karena itu, kelompok tertarik untuk membahas tentang syok kardiogenik
agar dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana hasil tinjauan secara teoritis dan kasus terhadap
klien dengan syok kardiogenik.
b. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
B. Anatomi Fisiologi
Saluran darah vena jantung Sistem aliran darah vena pada jantung sebagai
berikut: Vena-vena dan arteri-arteri koronaria mengalir ke dalam atrium kanan melalui
sinus koronaria. Sinus koronaria mengalir ke dalam atrium kanan ke arah kiri dari dan
superior ke pembukaan dari vena cava inferior. Great Cardiac Vein mengikuti cabang
anterior interventrikular dari koronaria kiri dan kemudian menjalar ke arah belakang
kiri pada cabang-cabang atrioventrikular. Pembuluh darah vena sedang mengikuti
arteri interventrikular posterior dan bersamaan dengan pembuluh darah vena kecil
yang mengikuti arteri marginalis, mengalir ke dalam sinus koronaria. Sinus koronaria
mengalir ke pembuluh darah vena pada jantung.
Terdapat 3 jenis sel dalam jantung yang berperan dalam proses impuls normal
di dalam jantung, yaitu:
Nodus sino- atrial (SA) adalah pacemaker jantung. Ia terletak di atas krista
terminalis, dibawah pembukaan vena cava superior di dalam atrium kanan.
Impuls yang dihasilkan oleh nodus SA diantar melalui otot-otot atrial untuk
menyebabkan sinkronisasi kontraksi atrial. Impuls tiba ke nodus atrioventrikular
(AV) yang terletak di septum interatrial dibawah pembukaan sinus koronaria. Dari
sini impuls diantar ke ventrikel melalui serabut atrioventrikular (His) yang turun ke
dalam septum interventrikular. Serabut His terbagi menjadi 2 cabang kanan dan
kiri. Cabang-cabang ini akan berakhir pada serabut-serabut Purkinje dalam
subendokardium dari ventrikel.
Jika sebuah gelombang depolarisasi mencapai sebuah sel jantung, kalsium akan
dilepaskan ke dalam sel sehingga sel tersebut berkontraksi. Sel jantung memiliki
banyak sekali protein kontraktil, yaitu aktin dan miosin.
C. Etiologi
Infark miokard akut yang cukup jelas (>40%), infark ventrikel kanan.
Penyakit jantung arteriosklerotik.
2. Mekanis
Regurgitasi mitral/aorta
3. Obstruksi :
2. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau
hipoperfusi iskemik.
4. Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur septum,
atau infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat)
syok kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil.
5. Valvular stenosis.
D. Manifestasi Klinis
1. Nyeri dada yang berkelanjutan (continuing chest pain), dyspnea (sesak/sulit
bernafas), tampak pucat (appear pale), dan apprehensive (=anxious, discerning,
gelisah, takut, cemas)
3. Hipoperfusi jaringan.
8. Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90–110 kali/menit, atau bradikardi
berat (severe bradycardia) karena terdapat high-grade heart block.
16. Suara nafas dapat terdengar jelas (clear) pada mulanya, atau rales (= rattles,
rattlings) dari edem paru akut (acute pulmonary edema).
17. S1 terdengar lembut (soft). Dapat juga terdengar suara jantung abnormal
(abnormal heart sounds), misalnya: S3 gallop, S4, atau murmur dari ruptured
papillary muscle, regurgitasi mitral akut, atau septal rupture.
18. Pulmonary edema pada setting hipotensi merupakan highly suggestive untuk
cardiogenic shock. Edema permukaan (peripheral edema) dapat mensugesti gagal
jantung kanan (right-sided heart failure).
4. Takikardi.
5. Nadi cepat, kecuali ada blok A-V.
8. Sianosis.
Kriteria :
E. Patofisiologi
Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi cepat dan
lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi,
penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan lembab. Disritmia sering terjadi
akibat penurunan oksigen ke jantung.seperti pada gagal jantung, penggunaan kateter
arteri pulmonal untuk mengukur tekanan ventrikel kiri dan curah jantung sangat
penting untuk mengkaji beratnya masalah dan mengevaluasi penatalaksanaan yang
telah dilakukan. Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan
(LVEDP = Left Ventrikel End Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal
untuk berfungsi sebagai pompa yang efektif.
LV = left ventricle
F. WOC
G. Komplikasi
1. Cardiopulmonary arrest
2. Disritmia
4. Stroke
5. Tromboemboli
H. Pemeriksaan Penunjang
6. Oksimetri nadi : Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk
PPOM.
7. AGD : Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia
dengan peningkatan tekanan karbondioksida.
I. Penatalaksanaan
1. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.
3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi
dengan pemberian morfin.
4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.
7. Medikamentosa :
12. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak
adekuat. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.
13. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV.
1. Emergent therapy
2. Volume expansion
Jika tidak ada tanda volume overload atau edema paru, volume expansion dengan
100mL bolus dari normal saline setiap 3 menit sebaiknya dicoba; hingga, baik
perfusi yang cukup maupun terjadi kongesti paru. Pasien dengan infark ventrikel
kanan memerlukan peningkatan tekanan untuk mempertahankan atau menjaga
kardiak output.
3. Inotropic support
a. Pasien dengan hipotensi ringan (tekanan darah sistolik 80-90 mmHg) dan
kongesti pulmoner, untuk hasil terbaik dirawat dengan dobutamine (2,5
mikrogram/kg berat badan/menit, pada interval 10 menit). Dobutamine
menyediakan dukungan inotropik saat permintaan oksigen miokardium
meningkat secara minimal.
b. Pasien dengan hipotensi berat (tekanan darah sistolik kurang dari 75-80
mmHg) sebaiknya dirawat dengan dopamine. Pada dosis lebih besar dari 5,0
mikrogram/kg berat badan/menit, stimulasi alfa-adrenergik secara bertahap
meningkat, menyebabkan vasokonstriksi perifer. Pada dosis lebih besar dari
20 mikrogram/kg berat badan/menit, dopamine meningkatkan ventricular
irritability tanpa keuntungan tambahan.
4. Terapi reperfusi
Reperfusi miokardium iskemik merupakan terapi yang efektif untuk pasien dengan
infark miokard akut dan syok kardiogenik.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Nama : Ny. A
Umur : 59 th
2. Primary Survey
a. Airway
b. Breathing
Klien terlihat sesak nafas, RR: 28x/menit, terdapat suara tambahan wheezing,
tidak ada trauma dada, SPO2: 120%, menggunakan otot bantu nafas retraksi
intercostalis, menggunakan alat bantu nafas spontan breathing 10 L/menit.
c. Circulation
Tidak ada perdarahan, kulit kuning pucat, nadi cepat N: 120x/menit, akral
dingin, diaforesis (mandi keringat), CRT>3 detik, irama reguler, HR:
159x/menit, TD: 60/40 mmHg, MAP (Tekanan darah arteri rata-rata) : 43
mmHg, konjungtiva anemis.
d. Disability
Disability: tingkat kesadaran semi coma, GCS: E=2 M=2 V=2, ROM terbatas
e. Eksposure
DO :
- RR : 28x/i
- SPO2 : 120%
Intervensi :
- Pantau TTV
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
DO :
- TD 60/40mmHg
- Conjungtiva anemis
- Akral dingin
- Diaforesis
- CRT>3 detik
Intervensi :
- Evaluasi adanya nyeri dada
- Pantau TTV
3. Secondary Survey
A. Riwayat Kesehatan
- Keluhan Utama
TD : 60/40mmHg RR : 28x/i
N : 120x/i S : 34.7°C
P : Hipoksia miokardium
Q : Tertusuk-tusuk
R : Dada kiri
S:9
T : Terus menerus
Genogram
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
N : 120x/i S : 34.7°C
b. Kepala
Kepala bersih, bentuk simetris, rambut hitam dan lurus, tidak terdapat
benjolan/massa.
c. Mata
Sklera an ikterik, conjungtiva anemis, reflek pupil isokor, tidak ada tanda
peradangan.
d. Telinga
e. Hidung
Mulut bersih, membran mukosa kering, gigi bersih dan tidak ada caries,
tidak ada peradangan pada tonsil dan kesulitan menelan.
g. Leher
Tdak ada pembesaran kelenjar tyroid dan JVP. Serta tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid dan kaku kuduk.
h. Thorak (paru-paru)
Warna kulit sawo matang, dada simetris, vocal fremitus teraba kiri dan
kanan, suara nafas wheezing.
i. Kardiovaskuler (jantung)
Ictus cordis tidak terlihat namun teraba. Batas jantung kiri yaitu 2 Jari LMCS
RIC V dan batas jantung kanan yaitu 2 Jari LSD RIC II. Bunyi jantung I dan II
yaitu 60/40mmHg.
j. Abdomen
Perut tidak membuncit, tidak terdapat massa, tympani, bising usus 6x/i.
k. Ekstremitas
Tangan dan kaki simetris, tidak ada oedema, tidak ada luka, tangan dan
kaki berkeringat dan terdapat sianosis pada ekstremitas atas dan bawah.
l. Kulit
Kulit besih namun tampak kering, turgor kulit baik, tidak terdapat
lesi/jaringan parut, akral terasa dingin, tidak ada massa dan nyeri tekan.
5. Analisa Data
↓
Asupan oksigen ke jantung
↓
Hipoksia miokardium
Mekanisme anaerob
Nyeri dada
Nyeri akut
2 Intoleransi aktivitas
↓
Ds : Klien mengatakan bahwanyeri
yang dirasakannya sangat Nutrisi dan O2 ke jaringan
menghambatnya dalam beraktivitas ↓
Do : ↓
TD : 60/40mmHg ↓
N : 120x/i ↓
6. Diagnosa Keperawatan
7. Intervensi Keperawatan
NO DX NOC NIC
Sumber Orang sering kali lupa menjaga tubuh senantiasa sehat dan bugar. Rutinitas
kerja yang tak bisa ditunda menjadi salah satu penyeb...
ASKEP GADAR Pada Klien dg Syok Kardiogenik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-
tanda hipoperfusi jaringan yang diaki...
Tugas Teknologi Informasi STIKES Alifah
Sumber Orang sering kali lupa menjaga tubuh senantiasa sehat dan bugar. Rutinitas kerja yang tak
bisa ditunda menjadi salah satu penyeb...
Arsip Blog