Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

PRIODE PRANATAL DAN KELAHIRAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan. Masa ini pada
umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari waktunya,
periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang sangat singkat, tetapi justru
pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada
masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi barat
cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode prenatal.
Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian
pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang
normal.

Perkembangan manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan
telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum)
wanita terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot.

Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan
manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Disini kami selaku penulis
makalah akan mencoba untuk menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini kami akan
membahas tentang tahap-tahap perkembangan prenatal, karakteristiknya dan faktor-faktor
perkembangan prenatal. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan
pada kelahiran diantaranya tahap-tahap pada kelahiran dan pengaruh kelahiran terhadap
perkembangan pascalahir.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu masa konsepsi dan awal kehidupan?

2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan masa prenatal?

2. Bagaimana ciri-ciri priode pranatal?

3. Apakah arti penting periode prenatal bagi perkembangan?

4. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal?

5. Apa saja prinsip-prinsip sifat dari orang tua terhadap anak?

6. Apa itu pengertian kelahiran?

C. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah mengenai priode masa prenatal dan kelahiran antara lain sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui Masa konsepsi dan awal kehidupan

2. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan masa prenatal

3. Untuk mengetahui ciri-ciri pada masa prenatal

4. Untuk mengetahui arti penting periode prenatal bagi perkembangan

5. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal

6. Untuk mengetahui tahap-tahap pada kelahiran


BAB II

PEMBAHASAN

A. Periode pranatal dan awal kehidupan

1. Pengertian masa konsepsi dan awal kehidupan

Konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur (ovum) dan sperma. Peristiwa konsepsi
terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal. Ovaluasi
adalah peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk di buahi.

2. Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal

Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap
perkembangan. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode prenatal ini berikut
akan diuraikan masing-masing pada tahapnya.

a) Tahap Germinal (Germinal Stage) (0-12 Bulan)

Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah
periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama
dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur
(ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan (fertilization). Saat itu sel sperma pria
bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang di sebut
zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, ysng
di sebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena
jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin
lebih besar dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan
berproses di sepanjang tubafalopi.
Blastokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting.
Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah.
Dari lapisan atas berkembangan rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-
kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot, tulang atau
rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam.
Sementara itu lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan
sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga akan
terbentuk dari sel-sel blastokis. Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi
blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding
rahim inilah yang di sebut embrio.

b) Tahap Embrio (Embriyonic Stage) (13-24 Bulan)

Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam
di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini di
mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya
banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran
panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian tubuh embrio itu belum sepenuhnya
terbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali
sebagai manusia dalam bentuk kecil.

Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan
proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala,
kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh
darah, dan jantung serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang dari
pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal
adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat
(tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan.

Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu
perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantung amniotic
berisi cairan amniotic, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai
pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada
dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan
anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana
penghubung antara ibu dan embrio.

Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh
darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga
pembuluh darah besar, satu unuk menyediakan bahan makanan dan dua untuk membawa sisa-
sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila di potong
tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf.
Hal ini terlibat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia, tetapi
kepala lebih besar di bandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu,
perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai
terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak pada tahap
ini organ-organ seks juga mulai terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai
berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal, mulai
terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.

c) Tahap Janin (Fetus Stage) (25 – 37 Bulan)

Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan periode fetus atau periode
janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usi 9
minggu sampai lahir.

Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal
ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang
dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian
badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan
ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah
dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut.

Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu
ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan
dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya,
seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat),
kekayaan, batas usia, dan lain-lain.

Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin tersebut, maka pada bulan keempat
dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau
menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan
ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5 kg. Pada
saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai
menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, di buka dan ditutup,
mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa
menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janin sudah
mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk
mengatur temperatur badannya setelah kalahiran.

Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive
terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam
suatu studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr.
Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in the
hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari selama 6
minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali diperdengarkan
pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum pernah diperdengarkan sebelumnya.
Untuk membentuk cerita mana yang lebih disukai, bayi diberi sebuah dot yang dapat merekam
setiap perubahan dan peningkatan atau penurunan interval waktu menyusun. Ternyata,
perubahan kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “the
cat in the hat”. Tetapi hal demikian tidak terjadi pada waktu mendengarkan cerita baru. Jadi, bayi
menunjukkan suatu piihan yang jelas berdasarkan pada pengalamannya selama masa prenatal.
3. Ciri-ciri periode pranatal

Meskipun relatif singkat, periode prenatal mempunyai enam karakteristik penting, masing-
masing karakteristik mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang
kehidupan. Ciri-cirinya yaitu:

a) Pada saat ini sifat-sifat bawaan, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya,
diturunkan sekali untuk selamanya.

b) Kondisi-kondisi yang baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkembangan sifat bawaan
sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangannya bahkan sampai
mengganggu pola perkembangan yang akan datang.

c) Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan
kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.

d) Perkembangan dan pertumbuhan yang oral lebih banyak terjadi selama periode prenatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.

e) Periode prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun
psikologis.

f) Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-
sikap yang baru diciptakan.

4. Arti Penting Periode Prenatal bagi Perkembangan

Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh besar
terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu:

a) Penentuan Sifat Bawaan

Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu pertama,
faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa sifat
bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan
jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.
b) Penentuan Jenis Kelamin

Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya,
yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang
sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan jenis kelamin
ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga
penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.

c) Penentuan Jumlah Anak

Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi
kelahiran kembar.

d) Penentuan Urutan Anak

Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap


perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan memberikan
peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga. Hal ini berpengaruh
terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal

Sebagaimana telah di jelaskan sebelumnya bahwa periode prenatal merupakan periode


yang sangat penting dan menentukan perkembangan individu pada periode-periode berikutnya.
Selama periode prenatal ini, rahim merupakan lingkungan yang sangat menentukan
perkembangan janin. Pada umumnya, kondisi rahim ibu itu sangat nyaman bagi janin dan
terlindung dari setiap gangguan. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa janin tersebut secara absolut
luput dari pengaruh-pengaruh luar. Pada uraian berikut ini akan di bahas beberapa faktor yang
mempengaruhi perkembangan prenatal.
a. Emosi ibu

Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Hal ini adalah karena ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis,
antara lain meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon
adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membuat janin kekurangan darah.

Ibu yang mangalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan,
kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di
bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi di asosiasikan dengan
kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.

b. Penyakit yang diderita ibu

Penyakit yang di derita ibu hamil dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal.
Apalagi penyakit tersebut bersifat kronis, seperti kencing manis, TBC, radang saluran kencing,
penyakit kelamin dan sebagainya, dapat menyebabkan lahirnya bayi-bayi yang cacat. Demikian
pula, bila terjadi benturan ketika janin berusia 3 bulan di sertai dengan gangguan kesehatan pada
ibu, seperti influenza, gondok atau cacar, dapat merusak perkembangan janin. Bahkan, apabila
ibu hamil terserang campak rubella (campak jerman), dapat di pastikan bahwa 60%
kemungkinan bayi lahir dalam keadaan cacat. Jika campak rubella menyerang pada 2 bulan
pertama kehamilan, mengakibatkan kebutaan, ketulihan, kelainan jantung, kerusakan pada sistem
saraf pusat, serta keterbelakangan mental dan emosional.

c. Umur

Umur atau usia mungkin merupakan menjadi salah satu pertimbangan ketika memutuskan
untuk hamil. Bagi sebagian wanita, usia mungkin tidak menjadi masalah ketika kesehatannya
terjaga. Namun, pada umumnya semakin tua usia wanita saat hamil, semakin meningkat resiko
pada kesehatan dirinya dan kehamilannya.
d. Gizi Ibu

Faktor lain yang cukup mempengaruhi perkembangan masa prenatal adalah gizi ibu. Hal ini
adalah karena janin yang sedang berkembang sangat tergantung pada gizi ibunya, yang di
peroleh melalui darah ibunya. Oleh karena itu, makanan ibu-ibu yang sedang hamil harus
mengandung cukup protein, lemak, vitamin dan karbohidrat untuk menjaga kesehatan bayi.
Anak-anak yang di lahirkan oleh ibu yang kekurangan gizi cenderung cacat. Suatu investigasi
tentang ibu-ibu mendokumentasikan pentingnya peran gizi dalam perkembangan masa prenatal
dan kelahiran. Ternyata, ibu-ibu yang makanannya paling buruk cenderung memiliki anak yang
beratnya paling rendah, kurang vitalitas, dan lahir prematur atau meninggal. Dalam investigasi
lain, makanan tambahan yang di berikan kepada ibu-ibu yang kekurangan gizi selama kehamilan
meningkatkan performa anak mereka selama 3 tahun pertama kehidupannya.

e. Pemakaian Bahan-Bahan Kimia Oleh Ibu

Bahan-bahan kimia yang terdapat pada obat-obatan atau makanan yang ada dalam peredaran
darah ibu yang tengah hamil, dan mempengaruhi perkembangan janin. Bahan-bahan kimia
tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik meupun pada sistem kimiawi dalam
tubuh janin, yang dinamakan metabolisme. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi
lingkungan didalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.

Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan
janin adalah thalidomite. Pada orang dewasa, thalidomite tidak berdampak buruk. Tetapi, pada
embrio, obat penenang itu sangat merusak. Kalau ibu menelan thalidomite selama dua bulan
pertama kehamilan, dapat menghambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.

Minuman yang mengandung alkohol juga merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan prenatal. Wanita pecandu alkohol dan tetap meminumnya selama kehamilannya
dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan melahirkan bayi dengan gejala yang
disebut “sindrom alkohol janin”, yaitu sekelompok keabnormalan yang tampak pada anak dari
ibu yang banyak meminum alkohol selama kehamilan.Keabnormalan itu meliputi cacat pada
wajah, seperti hidung dan bibir bawah yang pendek.
Menghisap rokok oleh wanita hamil juga dapat berdampak buruk bagi perkembangan masa
prenatal. Merokok selama kehamilan dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran,
menimbulkan resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi
selama proses kelahian, serta penyesuaian diri yang buruk. Obat memengaruhi janin melalui
beberapa cara. Pertama, langsung bekerja pada janin, menyebabkan kerusakan, kelainan
perkembangan atau kematian. Kedua, memengaruhi fungsi plasenta, yaitu mengerutkan
pembuluh darah sehingga mengurangi suplai oksigen dan zat gizi ke janin. Ketiga, menyebabkan
otot rahim berkontraksi sangat kuat, sehingga mengurangi aliran darah ke janin, dan
mencederainya.

F. Pengaruh Obat-obatan Pada Ibu Hamil

Pengaruh obat terhadap janin tergantung pada tingkat perkembangan janin, dosis, dan
kekuatan obat.Obat tertentu, seperti hormon pada pil KB, obat oral anti-diabetes turunan sulfonil
urea, antibiotika golongan sulfat, dan lain-lain, yang diminum di awal kehamilan (sebelum hari
ke-17 setelah pembuahan), bisa menyebabkan kematian janin atau tidak memengaruhi janin
sama sekali. Pada saat itu janin sangat kebal terhadap cacat bawaan.

Pada hari ke-17 sampai ke-57 setelah pembuahan -saat organ tubuh mulai terbentuk- janin
sangat rentan terhadap terjadinya cacat bawaan.Obat yang sampai ke janin bisa menyebabkan
keguguran, cacat bawaan yang terlihat jelas, atau cacat yang baru tampak di kemudian hari.

Obat yang diminum setelah organ tubuh janin terbentuk sempurna (usia kehamilan trimester I,
setelah 12 minggu), berpeluang kecil menyebabkan cacat bawaan yang nyata, tetapi bisa
menyebabkan perubahan dalam pertumbuhan dan fungsi organ serta jaringan yang telah
terbentuk secara normal. Misalnya, obat antibiotika golongan tetracycline, doxycycline,
streptomycin dan kanamycin, obat anti-pembekuan darah, golongan antihistamin, dan lain-lain.

Prinsipnya, pemberian obat pada ibu hamil, khususnya jika diberikan dalam jangka waktu
tertentu, perlu pertimbangan dengan melihat keuntungan dan kerugiannya. Harus dihindari
pemberian jangka panjang jenis obat yang bersifat toksik atau meracuni organ ibu dan janin,
terutama yang bisa menembus selaput pelindung plasenta.
B. Perkembangan Masa Kelahiran

Studi psikologi tentang kelahiran relatif baru dibandingkan dengan studi medis, studi
psikologis tentang kelahiran lebih di fokuskan pada bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan pascalahir, kondisi lingkungan pra lahir, dan sejumlah faktor lain yang
mempengaruhi perkembangan sebelum dan sesudah lahir. (Hurlock, 1978).

1. Tahap-Tahap Kelahiran

Tahap pertama terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15-20 menit. Kontraksi ini
menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka ketika tahap pertama berlangsung kontraksi
semakin sering yang terjadi setiap 2-5 menit. Intensitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap
kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat
bergerak dari peranakan ke saluran kelahiran.

Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini
berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong
bayi keluar dari tubuhnya. Waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir
setiap menit.

Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, dan selaput lain dilepaskan
dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek.

2. Pengaruh Kelahiran terhadap Perkembangan Pasca Lahir

Kondisi-kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir:

a) Jenis kelahiran

Secara umum kelahiran dapat dibedakan atas empat jenis, kelahiran normal atau spontan,
kelahiran dengan peralatan, kelahiran melintang, kelahiran pembedahan ceasar.

b) Pengobatan ibu
Obat-obatan yang digunakan ibu sebelum dan selama proses kelahiran dapat mempengaruhi
kelahiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak obat yang diberikan pada ibu saat
melahirkan, semakin lama dan sulit bayi menyesuaikan diri dengan kehidupan pascalahir. Bayi
yang lahir dari ibu yang memakan oxytocin cendurung mengalami penyakit kuning. Demikian
juga kelahiran yang dipaksakan dengan dibantu oleh obat-obatan pembunuh rasa sakit, akan
semakin banyak perawatan kesehatan diperlukan setelah kelahiran.

c) Lingkungan pra lahir

Setiap kondisi dalam lingkungan pra lahir yang menghalangi perkembangan janin sesuai dengan
tabel waktu yang normal akan lebih banyak mengakibatkan kesulitan pada saat lahir dan
penyesuaian pascalahir di bandingkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman.

d) Jangka waktu periode kelahiran

Lama rata-rata periode kelahiran 38 minggu atau 266 hari namun hanya sedikit bayi yang lahir
tepat pada waktunya. Adakalanya bayi lahir lebih awal dan adakalanya lebih lambat dari waktu
rata-rata tersebut. Bayi yang lahir lebih awal disebut prematur sedangkan bayi yang lebih lambat
disebut posmatur.

Bayi yang lahir premature,(lahir sebelum waktunya) maupun yang berat lahirnya rendah
dianggap sebagai bayi yang beresiko tinggi dan cenderung memperlihatkan gejala perkembangan
yang berbeda dengan bayi yang lahir tepat waktu atau lebih lambat. bayi posmatur biasanya lebih
cepat dan berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan pasca lahir dibandingkan dengan bayi
yang normal sekalipun.

e) Perawatan pasca lahir

Perhatian dan perawatan yang dilakukan ibu terhadap bayi yang baru dilahirkan mempunyai
pengaruh positif terhadap perkembangannya. Bayi yang mendapat perhatian dan perawatan
dengan baik cenderung lebih waspada, lebih aktif, dan lebih tanggap terhadap rangsangan luar
dibandingkan dengan bayi yang kurang mendapat perawatan. Beberapa dokter rumah sakit
meyakini bahwa periode singkat setelah kelahiran memiliki arti penting bagi perkembangan bayi
oleh karena itu selama waktu ini, orang tua dan bayi perlu membentuk hubungan kedekatan
emosional yang memberi landasan bagi perkembangan yang optimal pada tahun-tahum ke depan.
Bayi yang dipisahkan dari ibunya setelah lahir, dapat menyulitkan perkembangan ikatan.
Menempatkan bayi yang baru lahir di sebelah tempat tidur ibunya dimaksudkan agar ibu segera
dapat merespon dan memenuhi kebutuhan perawatan bagi anaknya. Disamping itu metode lain
yang dilakukan adalah dengan meletakkan bayi yang baru lahir di atas perut ibu segera setelah
lahir, dengan keyakinan bahwa penempatan itu akan mendorong ikatan emosional ibu dan bayi.

f) Sikap orang tua

Hubungan baik orang tua dengan anak dapat membantu bayi dalam menyesuaikan diri
dengan lingkuungan baru yang di alami setelah lahir. Demikian pentingnya kondisi atau sikap
ibu terhadap penyesuaian diri bayi yang baru lahir, seorang ayah sangat dituntut dalam
persalinan anak sebab kehadiran ayah dalam ruang persalinan, dapat memberikan dukungan dan
kekuatan emosional bagi ibu pada saat melahirkan bayi. Disamping itu, dilihatkan dalam konteks
psikologi Islam, pentingnya kehadiran ayah dalam ruang persalinan mempunyai kaitan erat
dengan tanggung jawab pemberian pendidikan pertama, yakni menyuarakan lafadz adzan di
telinga kanan dan khomat di telinga kiri pada saat ia lahir.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tahap-tahap perkembangan pada masa prenatal dibagi menjadi 3 tahap perkembangan,


yaitu tahap germinal, tahap embrio, dan tahap janin. Tahap germinal berlangsung kira-kira 2
minggu pertama dari pembuahan. Tahap embrio dimulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah
pembuahan. Selama periode embrio ini pertumbuhan terjadi dalam 2 pola yaitu, cephalocaudal
dan proximodistal. Tahap janin dimulai pada usia 9 minggu sampai lahir. Dalam makalah ini
juga dibahas mengenai 6 karakteristik masa prenatal. Selain itu terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan prenatal yakni, kesehatan ibu, gizi ibu, pemakaian bahan-bahan
kimia oleh ibu, keadaan dan ketegangan emosi ibu, takhayul dan kenyataan di Indonesia,serta
X-Ray kehamilan. Perkembangan pada masa prenatal juga memiliki arti penting dalam
perkembangan anak seperti penentuan sifat bawaan, penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah
anak, penentuan urutan anak.

Pada masa kelahiran terdapat beberapa tahap; tahap pertama terjadi kontraksi peranakan
yang berlangsung 15-20 menit. Tahap kedua di mulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher
rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1 ½ jam. Tahap ketiga setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari,
tali pusar, dan selaput lain dilepaskan dan di buang. Tahap akhir inilah yang paling pendek. Ada
beberapa kondisi kelahiran yang mempengaruhi perkembangan pascalahir yaitu, jenis kelahiran,
pengobatan ibu, lingkungan pra lahir, jangka waktu periode kelahiran, perawatan pasca lahir, dan
sikap orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita.2010.Psikologi Perkembangan.Bandung: Remaja Rosdakarya.

http///ciri-ciri-pranatal.html

Mar’at Samsunuwiyati, 2010, “Psikologi Perkembangan”, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rohman Abid, Diktat Tafsir (Tematik Psikologi),.

Hurlock, Elizabeth B.1980. “Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Kehidupan,”. Jakarta : Erlangga.

http://sugiyanto.students-blog.undip.ac.id/

http://psikologiunity.files.wordpress.com%2F2011%2F12%2Ftahap-pranatal.doc

http://animenekoi.blogspot.com/2011/06/perkembangan-masa-prenatal-dan.html

Anda mungkin juga menyukai