Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP ILMU EKONOMI


PADA SISWA KELAS X IPS 1 MAN 1 BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Artikel publikasi Diajukan untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan


Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Diajukan Oleh:

ANNI QURROTUL A’YUNI


A 210 110 186

PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP ILMU EKONOMI

PADA SISWA KELAS X IPS 1 MAN 1 BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2014/2015

Anni Qurrotul A’Yuni, A210110186, Program Pendidikan Akuntansi,


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2015

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan penguasaan konsep


siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning. Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan
Kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas X IPS 1 MAN 1 Boyolali
yang berjumlah 29 Siswa. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
yaitu observasi, wawancara dan test. Teknis analisis data yang dilakukan secara
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil
dari penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa
dalam pembelajaran ilmu ekonomi pada materi Bank, Lembaga Keuangan Bukan
Bank, OJK dan Bank Sentral. Hasil ii dapat dilihat dari perolehan indicator
pencapaian penguasaan konsep. Indikator pencapaian penguasaan konsep siswa
pada siklus akhir yaitu siklus II yaitu pada pertemuan I penguasaan mengajukan
pertanyaan yaitu 21 siswa atau 72,41% pada pertemuan II meningkat menjadi 25
siswa atau 86,21%, penguasaan menyelesaikan soal-soal pada pertemuan I yaitu
23 siswa atau 79,31%, pada pertemuan II meningkat menjadi 24 siswa atau
82,76%, penguasaan membuat kesimpulan pada pertemuan I yaitu 20 siswa atau
68,96%, pada pertemuan II meningkat menjadi 23 siswa atau 79,31%. Rata-rata
prosentase penguasaan konsep siswa pada siklus II pertemuan I sebesar 73,56%
dan pertemuan II sebesar 82,76% Peneliti ini menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan penguasaan
konsep siswa pada mata pelajaran Ilmu Ekonomi.

Kata Kunci : Problem Based Learning, Penguasaan Konsep


A. PENDAHULUAN

Ilmu ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari daya upaya manusia


dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. (Nuraini,
2013:4). Ilmu ekonomi merupakan salah satu dari isi pendidikan sebagai
pengetahuan yang harus ditransfer kepada siswa, maka dari itu pelajaran ilmu
ekonomi memerlukan pemusatan pikiran untuk mengingat dan mengenal kembali
semua aturan yang ada dan harus dipenuhi untuk menguasai materi yang
dipelajari. Untuk mengingat dan mengenal kembali materi yang dipelajari siswa
harus mampu menguasai konsep materi tersebut, artinya siswa dikatakan
menguasai konsep Ilmu ekonomi apabila siswa mampu mendeskripsikan tentang
Bank, Lembaga keuangan bukan bank, OJK dan Bank sentral dengan
menggunakan kata-katanya sendiri tetapi tidak mengubah makna didalamnya,
paling penting untuk diperhatikan dalam proses pembelajaran Ilmu ekonomi
adalah bagaimana siswa membentuk konsep. Penguasaan konsep yang diukur
meliputi keenam proses jenjang berfikir atau ranah kognitif menurut Arikunto,
(2013:169-172) antara lain : 1). ingatan yaitu kemampuan siswa untuk mengingat
dan mengali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan
sebagainya, mencakup mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasikan,
mendaftar, menjodohkan, menyebutkan dan menyatakan; 2) pemahaman yaitu
kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu diketahui atau
diingat, mencakup perbedaan, perbandingan, menduga, mengeneralisasikan,
memberikan contoh, menuliskan kembali, memperkirakan ; 3) aplikasi yaitu
kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum,
teori-teori rumus-rumus dan sebagainya dalam sesuatu yang baru, mencakup
mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasikan,
memodifikasikan, menghubungkan, menunjukkan dan menggunakan; 4) analisis
yaitu kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan, mencakup merinci,
menyusun diagram, membedakan, mengilustrasikan, menyimpulkan, memilih,
memisahkan, membagi; 5) sintesis yaitu kemampuan berfikir untuk membentuk
suatu kesatuan pola yang baru, mencakup menyimpulkan, mengkategorikan,

1
mengkombinasikan, mengarang, membuat desain, mengorganisasikan,
menghubungkan, menuliskan kembali, membuat rencana, menyusun,
menciptakan; 6) evaluasi yaitu kemampuan siswa untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu situasi, mencakup menilai, mengambil kesimpulan,
membandingkan, mempertentangkan, mengkritik, mendeskripsikan, membedakan,
menerangkan, memutuskan dan menafsirkan.
Melalui model pembelajaran diharapkan proses pembelajaran menjadi
lebih menyenangkan sehingga dapat meningkatkan penguasaan konsep ilmu
ekonomi. Tetapi pada kenyataannya pemahaman konsep siswa dalam mempelajari
konsep-konsep ilmu ekonomi tidak sesuai dengan harapan guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Ikjisi Sju’roti pada tanggal 6
November 2014 pukul 10.15 WIB di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali di
temukan ada beberapa masalah-masalah selama proses pembelajaran berlangsung
salah satu masalah dalam kelas ini adalah penguasaan konsep siswa masih rendah.
Adapun hasil yang diperoleh dari kelas X IPS 1 dengan jumlah 29 siswa antara
lain: 1). kemampuan siswa mengajukan pertanyaan diatas aspek analisis ada 9
siswa atau 31,03%; 2) Kemampuan menyelesaikan soal-soal yang memperoleh
nilai 72 atau lebih ada 8 siswa atau 27,58%; 3) Kemampuan membuat kesimpulan
yang memperoleh nilai 72 atau lebih ada 8 siswa atau 27,59%.
Untuk mengatasi masalah tersebut Ibu Ikjisi Syu’roti selaku guru ekonomi
mencoba menggunakan metode ceramah bervariasi dan diskusi namun hal
tersebut dirasa belum berhasil. Penyebabnya ada beberapa faktor diantaranya
faktor siswa dan model pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung
siswa kurang berkonsentrasi terhadap proses pembelajaran. Faktor lain yaitu
model pembelajaran yang digunakan guru masih banyak menggunakan ceramah
bervariasi yang hanya membuat siswa mendengarkan saja, ketika guru
mengadakan diskusi antar siswa satu dengan lainnya tidak ada kerja sama,
sehingga proses diskusi tidak berjalan dengan lancar.
Untuk memenuhi hal tersebut guru di tuntut mampu mengelola proses
pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa belajar
berfikir kritis dan berlatih memecahkan masalah yang kemudian siswa

2
memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep
ilmu Ekonomi diperlukan suatu model pembelajaran yang menarik. Salah satu
untuk mengatasinya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning. Menurut Arends (dalam Hosnan, 2014:295) menyatakan:
Model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran
dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga
siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
ketrampilan yang lebih tinggi dan inquiry, memandirikan siswa dan
meningkatkan kepercayaan diri sendiri.

Melalui model pembelajaran problem based learning siswa dituntut


menggunakan logika untuk memecahkan sebab-akibat, menganalisis, dan menarik
kesimpulan. Dalam berfikir kritis siswa dituntut menggunakan strategi kognitif
tertentu yang tepat untuk menguji kedalaman gagasan pemecahan masalah dan
mangatasi kesalahan dan kekurangan yang diharapkan mampu meningkatkan
penguasaan konsep ilmu ekonomi pada siswa,

B. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah PTK, menurut Mulyasa (2009:11) menyatakan


bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati
kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan
(treatment) yang sengaja dimunculkan”. Penelitian dilakukan di MAN I Boyolali
yang beralamat di Jalan Kates No.97 Siswodipuran, penelitian dilaksanakan pada
bulan November sampai bulan Februari tahun 2014/2015. Subjek penelitian ini
adalah kelas X IPS 1 sejumlah 29 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 22
siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah proses belajar mengajar khususnya
peningkatan penguasaan konsep siswa kelas X IPS 1 Madrasah Aliyah Negeri
Boyolali Tahun Ajaran 2014/2015.

Menurut Kemmis dan McTaggart,1999 (dalam Taniredja, 2012:24), yakni


dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat komponen diantaranya: 1)
perencanaan (plan), 2) tindakan (act), 3) pengamatatan (observe), dan 4) refleksi

3
(reflect). Jika hal ini belum teratasi dalam siklus pertama dilanjutkan pada siklus
kedua, untuk perbaikan pada siklus pertama.

Menurut Ismawati (2011:98) “Observasi adalah kegiatan pengamatan


terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera manusia, yakni
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap”. Observasi
dilakukan dikelas yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Teknik observasi
dalam penelitian ini adalah mengamati secara langsung terhadap kejadian
penguasaan konsep siswa. Menurut Ismawati (2011:97) “Wawancara adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi
dari terwawancara”. Wawancara dilakukan dari pra siklus sampai setelah
pembelajaran selesai untuk memperoleh data tentang penguasaan konsep siswa.
Wawancara difokuskan pada kemampuan mengajukan pertanyaan, kemampuan
menjawab soal dan kemampuan membuat kesimpulan. Menurut Ismawati
(2011:97) “Dokumentasi adalah alat pengumpulan data dengan cara menyelidiki
benda-benda tertulis seperti: buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”. Dokumentasi Digunakan untuk
memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain: nama siswa, nomor
induk, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), daftar nilai kelas, dan hasil
ulangan siswa dengan melihat dokumen yang ada dalam sekolah. Menurut
Arikunto, 1996 (dalam Ismawati, 2011:90) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Digunakan untuk mendapatkan data berupa nilai. Dalam hal ini siswa
mengerjakan evaluasi kerja siswa.

Validitas data Menurut Sugiono (2010:363-373) “Validitas merupakan


derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dalam hal ini Peneliti menggunakan dua
macam triangulasi, yang pertama triangulasi sumber yaitu informasi yang
diperoleh dari guru dan siswa tentang tindakan yang diterapkan. Kedua

4
triangulasi teknik yaitu informasi yang diperoleh melalui hasil observasi dan
wawancara.

Teknik analisi data menurut Milles dan Huberman sebagaimana dikutip


oleh Patilima (2005: 97-100), adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dilokasi penelitian
dengan melakukan observasi, wawancara, tes dan domumentasi
dengan menentukan strategi pengumpulan data yang dipandanga tepat
dan untuk menentukan fokus serta pendalaman data pada proses
pengumpulan data berikutnya.
2. Reduksi data yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan,
pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada dilapangan langsung
dan tidak langsung pada waktu pengumpulan dengan demikian
reduksi data dimulai sejak memfokuskan wilayah penelitian
3. Penyajian data yaitu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan
penelitian dilakukan dalam penyajian data diperoleh berbagai jenis
jaringan kerja keterkaitan kegiatan atau tabel
4. Penarikan kesimpulan yaitu pengumpulan data penelitian harus
mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung
dilapangan dengan menyusun pola-pola pengadaan sebab akibat.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari awal pra siklus sampai siklus
II menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan.
Adapun peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

5
Tabel .I
Rekapitulasi Penguasaan Konsep Siswa antar Siklus

Siklus I Siklus II
Aspek yang Pra
No Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan
diamati Siklus
I II I II
1 Penguasaan
31,03% 48,27% 62,07% 75,86% 86,21%
mengajukan
(9 Siswa) (14 Siswa) (18 Siswa) (22 Siswa) (25 Siswa)
pertanyaan
2 Penguasaan
27,59% 58,62% 68,96% 79,31% 82,76%
menyelesaik
(8 Siswa) (17 Siswa) (20 Siswa) (23 Siswa) (24 Siswa)
an soal-soal
3 Penguasaan
27,59% 44,83% 55,17% 68,96% 79,31%
membuat
(8 Siswa) (13 Siswa) (16 Siswa) (20 Siswa) (23 Siswa)
kesimpulan
Rata-Rata
28,74% 50,57% 62,07% 74,71% 82,76%
Prosentase

Gambar.I
Grafik Rekapitulasi Penguasaan Konsep antar Siklus

25 Pra Siklus
20 Pertemuan I
15 Pertemuan II
10 Pertemuan I
5
Pertemuan II
0
Penguasaan Penguasaan Penguasaan
Mengajukan Menyelesaikan Membuat
Pertanyaan Soal-soal Kesimpulan

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaa konsep


meningkat sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, penerapan model
pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran ilmu ekonomi pada
materi Bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank, OJK dan Bank Sentral

6
meningkatkan penguasaan konsep siswa, pada siklus I pertemuan I yaitu 50,57%,
pertemuan II naik menjadi 62,07%, pada siklus II pertemuan I meningkat menjadi
74,71%, pertemuan II meningkat kembali menjadi 82,76%.
Penguasaan konsep sebelum dilaksanakan tindakan kelas masih rendah hal
tersebut di tunjukkan dari indikator-indikator yaitu penguasaan mengajukan
pertanyaan ada 9 siswa atau 31,03%, penguasaan menyelesaikan soal-soal pada
pertemuan ada 8 siswa atau 27,59%, penguasaan membuat kesimpulan ada 8
siswa atau 27,59%.
Penelitian telah dilakukan oleh peneliti kolaborasi guru ekonomi kelas X
IPS 1 MAN I Boyolali dengan menerapkan model pembelajaran problem based
learning pada proses pembelajaran.penguasaan konsep siswa mulai mengalami
peningkatan. Peningkatan penguasaan konsep mulai ditunjukkan tindakan kelas
siklus I dan peningkatan yang signifikan setelah tindakan kelas siklus II.
Pada tindakan kelas siklus I pertemuan I diperoleh hasil berdasarkan data
yang ditunjukkan penguasaan mengajukan pertanyaan ada 14 siswa atau 48,27%,
pada pertemuan II meningkat menjadi 18 siswa atau 62,07%, penguasaan
menyelesaikan soal-soal pada pertemuan I ada 17 siswa atau 58,62%, pada
pertemuan II naik menjadi 20 siswa atau 68,96%, penguasaan membuat
kesimpulan pada pertemuan I ada 13 siswa atau 44,83%, pada pertemuan II
meningkat menjadi 16 siswa atau 55,17%.
Pada siklus II pertemuan I penguasaan mengajukan pertanyaan ada 22
siswa atau 75,86%, pada pertemuan II meningkat menjadi 25 siswa atau 86,21%,
penguasaan menyelesaikan soal-soal pada pertemuan I ada 23 siswa atau 79,31%,
pada pertemuan II naik menjadi 24 siswa atau 82,76%, penguasaan membuat
kesimpulan pada pertemuan I ada 20 siswa atau 68,96%, pada pertemuan II
meningkat menjadi 23 siswa atau 79,31%.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan kelas siklus I dan siklus II,
dalam penelitian ini terbukti bahwa penguasaan konsep siswa kelas X IPS 1
mengalami peningkatan yang signifikan dengan penerapan metode metode
problem based learning.

7
Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Wawan
Herman Wijaya (2013) yang berjudul “penerapan model pembelajaran triple role
playing untuk meningkatkan penguasaan konsep sistem pemerintahan tingkat
pusat pada siswa kelas IV SD Negeri II Jatipurwo kabupaten Wonogiri tahun
ajaran 2012/2013”. Menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep diatas
KKM, hal ini dapat dilihat dari 12 siswa siklus I yang mengalami ketuntasan ada
9 siswa atau 75% dan meningkat pada siklus II ada 12 siswa atau 100%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran triple role
playing dapat meningkatkan penguasaan konsep sistem pemerintahan tingkat
pusat
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ayu Sri Hastuti (2013) yang
berjudul “Penerapan model pembelajaran problem posing untuk meningkatkan
penguasaan konsep penyesuaian makhluk hidup pada siswa kelas V SDN 1
Cabeankunti Tahun 2012/2013”. Menunjukkan terjadi peningkatan penguasaan
konsep penyesuaian makhluk hidup, hal ini dapat dilihat pada siklus I sebesar
83,25% dan meningkat pada siklus II sebesar 87,21%.
Penelitian yang dilakukan oleh Desvian Halimilon Wicaksono (2014) yang
berjudul “Penerapan Problem based learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas
belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Panjuna 02 tahun ajaran 2014/2015”.
Menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar pada materi
perkembangbiakan tumbuhan dan hewan cukup signifikan, hal ini dapat dilihat
perolehan skor rata-rata pada siklus I sebesar 73,88% dan meningkat pada siklus
II sebesar 90,15%. Penelitian ini menyimpulkan Penerapan Problem based
learning (PBL) dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA .
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dewi Anjani (2014), melaporkan
penelitian tentang “Pengaruh Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA
terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas VIII SMP Ta’mirul islam
Surakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014”. Hasil yang dperoleh adalah
menunjukkan bahwa siswa yang diajar menggunakan PBL sering berfikir kritis di
peroleh hasil 73,88% sedangkan tanpa PBL di peroleh hasil sebanyak 47, 6%
dengan kriteria siswa kadang-kadang berfikir kritis dalam pembelajaran.

8
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah
dilakukan peneliti dengan tindakan siklus I dan Siklus II pada siswa kelas X IPS 1
Madrasah Aliyah Negeri I Boyolali dengan penerapan model pembelajaran
problem based learning dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, dengan
rata-rata setelah tindakan sebesar 82,76%.

D. SIMPULAN

Penerapan model pembelajaran problem based learning dapat


meningkatkan penguasaan konsep siswa dalam proses pembelajaran ekonomi
kelas X IPS 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara kolaborasi
peneliti dan guru ekonomi Madrasah Aliyah Negeri I Boyolali mengalami
peningkatan yang signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep
siswa yaitu kondisi sebelum diterapkannya model pembelajaran problem based
learning sebesar 28,74% dari 29 Siswa, pada tindakan siklus I pertemuan I
meningkat sebesar 50,57% dari 29 siswa, pertemuan II meningkat sebesar
62,07%, dan pada tindakan siklus II meningkat sebanyak 74,71% dari 29 siswa,
pertemuan II meningkat kembali menjadi 82,76% dari 29 siswa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi


Aksara

Anjani. Dewi. 2014. Pengaruh Problem Based Learning pada mata pelajaran IPA
terhadap kemampuan berfikir kritis siswa kelas VIII SMP Ta’mirul islam
Surakarta semester genap tahun ajaran 2013/2014. Skripsi : UMS.

Hastuti. Ayu Sri. 2013. Penerapan model pembelajaran problem posing untuk
meningkatkan penguasaan konsep penyesuaian makhluk hidup pada siswa
kelas V SDN 1 Cabeankunti Tahun 2012/2013. Skripsi : UMS.

Hosnand. 2014. Pendekatan saintifik dan konstektual dalam pembelajaran abad


21.Bogor :Ghalia Indonesia

Ismawati. Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa & Sastra. Surakarta:
Yuma Pustaka

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nuraini, efi. 2013. Ekonomi . Sidoarjo: PT Masmedia Buana Pustaka

Patilima. Hamid. 2005 . Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Al-Fabeta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif,


Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Taniredja. Tukiran. 2012. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan


Profesi Guru. Bandung: CV ALFABETA

Wijaya. Wawan Herman. 2013. penerapan model pembelajaran triple role playing
untuk meningkatkan penguasaan konsep sistem pemerintahan tingkat
pusat pada siswa kelas IV SD Negeri II Jatipurwo kabupaten Wonogiri
tahun ajaran 2012/2013. Skripsi : UMS.

Wicaksono. Desvian Halimilon. 2014. Penerapan Problem based learning (PBL)


untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri
Panjuna 02 tahun ajaran 2014/2015. Skripsi : UMS.

Anda mungkin juga menyukai