Anda di halaman 1dari 2

Seperti yang kita ketahui bahwa seluruh materi di muka bumi ini ada dalam satu siklus.

Dalam ilmu ekologi dijelaskan bahwa makanan yang kita konsumsi merupakan untaian
materi dari makhluk hidup lain mulai dari produsen, konsumen primer, hingga konsumen
sekunder atau tersier. Semakin tinggi tingkatan tropik maka akan semakin sedikit energi yang
diserap. Artinya semakin banyak jumlah makhluk hidup dalam tingkatan tropik di bawahnya
untuk memenuhi kebutuhan makhuk hidup dengan tingkat tropik atas. Dengan demikian,
manusia yang vegetarian akan memerlukan lebih sedikit sumber daya alam dibandingkan
dengan manusia yang non-vegetarian. Hal ini karena vegetarian memerlukan lebih sedikit
sumber daya semisal lahan untuk peternakan, air, dan pakan ternak sehingga meminimalisasi
kesulitan sumber pangan.
Perilaku mencari makan, optimalisasi perolehan makanan, jenis-jenis makanan yang
berbeda-beda pada setiap spesies di setiap tingkatan tropik mengakibatkan setiap rantai
makanan saling berkaitan dan membentuk jaring-jaring makanan (Gambar 5.1 B).
Dikarenakan proses ekologi yang terjadi di suatu ekosistem berjalan sangat kompleks yang
melibatkan seluruh komponen spesies di setiap tingkatan tropik maka penggambaran proses
makan dan dimakan menjadi sangat kompleks. Secara praktis, kompleksitas peristiwa makan
dan dimakan yang terjadi di alam bebas digambarkan melalui jarring-jaring makanan yang
berupa kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk
jaring.

Gambar 5.1 Skema Rantai dan Jaring Makanan. A) Rantai Makanan, B) Jaring-jaring
makanan (Khanacademy.org).
SUMBER: Ilhamdi, Liwa dan Gito Hadiprayitno. 2018. Ekologi Hewan. Gunung Sari:
Penerbit Arga Puji Press.
Perubahan secara drastis pada puncak jaring-jaring makanan dapat mendorong efek domino,
yaitu mempengaruhi pula banyak tingkatan trofik rendah. Efek domino trofik ini bergantung
pada sejumlah tingkatan trofik dalam ekosistem dan meluas ke predator untuk mereduksi
kelimpahan tingkatan trofik sampai di bawah daya dukung pada sumber daya yang terbatas.
Beberapa spesies merupakan komponen yang sangat penting untuk keseluruhan ekosistem
yang kemudian dikenal dengan istilah spesies kunci (keystone species). Artinya ialah bahwa
mereka menempati niche ekologi yang mempengaruhi banyak spesies lainnya. Kehilangan
atau turunnya populasi spesies kunci ini mengakibatkan dampak yang besar dan serius pada
ekosistem. Banyak ahli percaya bahwa reintroduksi serigala ke Taman Nasional Yellowstone
National Park pada tahun 1995 setelah mereka dimusnahkan dari kawasan itu melalui
perburuan telah menyebabkan penurunan satu tingkatan trofik, dan hasil reintroduksi secara
umum positif. Serigala secara nyata telah menurunkan populasi elk, memberi kesempatan
pohon willow untuk tumbuh kembali. Pengaruh nyata terjadi terutama pada banyak daerah
aliran sungai (riparian) tempat elk merumput pohon willows secara intensif. Pertumbuhan
willow menarik burung- 48 burung dan mamalia kecil dalam jumlah yang besar untuk
mengolonisasi daerah tersebut.

SUMBER: Sumarto, Saroyo dan Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung: CV. Patra
Media Grafindo.

Anda mungkin juga menyukai