1) DEFINISI
Kanker endometrium adalah kanker yang dimulai di lapisan endometrium Formatted: Font: (Default) Times New Roman
(American Cancer Society, 2012). Berdasarkan histopatologi, profil molekul dan Formatted: Font: (Default) Times New Roman
perjalanan klinis kanker endometrium dibagi menjadi dua kategori. Tipe I biasanya
terkait dengan estrogen, dapat didiagnosis lebih awal dan memiliki prognosis yang
menguntungkan. Kanker endometrium tipe II tidak tergantung pada hormone. Kanker
tipe II terjadi mutasi gen p53 dan hilangnya heterozigositas di beberapa lokus kromosom
(Amant F et alet al., 2005).
2) EPIDEMIOLOGI
Sekitar 75% wanita bertahan hidup selama 5 tahun karena kebanyakan Formatted: Font: Bold
merupakan perempuan yang telah didiagnosis pada tahap awal karena pendarahan
vagina yang tidak teratur. Proporsi penyakit 75% terbatas pada rahim (stadium I).
Sebagian besar kanker endometrium terjadi setelah menopause, tetapi 25% kasus
kemungkinan terjadi pada saat premenopause (Ayush Giri, 2011). Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Bold
1
Endometrium mengalami modifikasi strukctural dan perubahan sel-sel khusus saat Formatted: Normal, Indent: Left: 0.5", First line: 0.5",
Don't adjust space between Latin and Asian text, Don't adjust
terjadi dalam menanggapi fluktuasi estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi. space between Asian text and numbers
yang diproduksi oleh sel endometrium yang kadarnya tinggi dalam lingkungan yang kaya
estrogen. Progestagen juga mempengaruhi ekspresi dari PTEN, dimana Progestagen dan
estrogen dapat menyebabkan terjadinya mutasi pada PTEN yang diproduksi oleh sel
endometrium. Hal ini sejalan dengan beberapa observasi yang dilakukan dan daitemukan
kejadian yang serupa pada beberapa hasil observasi. Mutasi PTEN biasanya terlihat
dalam tipe-1 kanker endometrium, ada perubahan gen lain yang spesifik untuk kanker
jenis 1 dan 2, yang mendukung model dualistik karsinogenesis endometrium
carcinogenesis. Karsinoma tipe 1 berhubungan dengan mutasi pada onkogen KRAS2,
PTEN tumour suppressor gen, dan cacat pada perbaikan akibat ketidakcocokan DNA Formatted: Font: Italic
pada proses proliferasi. Kanker tipe 2 terkait dengan mutasi pada TP53 dan ekspresi
ErbB-2 (HER- 2/neu) (Amant F et al., 2012). (Frederic Amant, 2005). Field Code Changed
faktor risiko (Amant F et al., 2012) seperti: Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
i. Faktor resikorisiko reproduksi dan menstruasi (Frederic Amant, 2005). Formatted: Font: (Default) Times New Roman
a) Kebanyakan peneliti menyimpulkan bahwa nulipara mempunyai risiko 33x Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold,
Indonesian
kali lebih besar menderita kanker endometrium dibanding multipara. Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Hipotesis bahwa infertilitas menjadi factorfaktor risiko kanker endometrium Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
didukung penelitian-penelitian yang menunjukkan risiko yang lebih tinggi
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
untuk nullipara dibanding wanita yang tidak pernah menikah.
b) Perubahan-perubahan biologis yang berhubungan dengan infertilitas dikaitkan
dengan risiko kanker endometrium adalah siklus anovulasi ( terpaparekspos
estrogen yang lama tanpa progesterone yang cukup), kadar androstenedion
2
serum yang tinggi (kelebihan androstenedion dikonversi menjadi estrone),
tidak mengelupasnya lapisan endometrium setiap bulan (sisa jaringan menjadi
hiperplastik) dan efek dari kadar estrogen bebas dalam serum yang rendah
pada nulipara.
ii. Usia menarche dini (<12 tahun). Berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker
endometrium walaupun tidak selalu konsisten. Benyak penelitian menunjukkan
usia saat menopause menarche mempunyai hubungan langsung terhadap
meningkatnya kanker ini oleh karena paparan estrogen lebih dini. Sekitar 70%
dari semua wanita yang didiagnosis kanker endometrium adalah pascamenopause.
Wanita yang menopause secara alami diatas 52 tahun 2,4 kali lebih beresiko jika
dibandingkan sebelum usia 49 tahun (Frederic Amant, 2005). Field Code Changed
a) Hormone endogen.
Risiko terjadinya kanker endometrium pada wanita-wanita muda berhubungan Formatted: Indent: Left: 1", First line: 0.25"
dengan kadar estrogen yang tinggi secara abnormal seperti polycystic ovarian
disease yang memproduksi estrogen.n. Formatted: English (United States)
meningkat 2 sampai 12 kali lipat. Peningkatan risiko ini terjadi setelah pemakaian
2-3 tahun. Risiko relativef tertinggi setelah pemakaian selama 10 tahun..
iv. Kontrasepsi oral. Peningkatan risiko secara bermakna terdapat pada pemakaian
kontrasepsi oral yang mengandung estrogen dosis tinggi dan rendah progestin.
Sebaliknya pengguna kontrasepsi oral kombinasi estrogen dan progestin dengan
kadar progesterone tinggi mempunyai efek protektif dan menurunkan risiko
kanker endometrium setelah 1-5 tahun pemakaian .(Frederic Amant, 2005). Field Code Changed
Amant, 2005).
3
vi.v. Obesitas. Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker endometrium. Kelebihan
13-22 kg BB ideal akan meningkatkan risiko sampai 3 kalix lipat. Sedangkan
kelebihan di atas 23 kg akan meningkatkan risiko sampai 10 kalix lipat .(Frederic Field Code Changed
Amant, 2005).
vii.vi. Faktor diet. Perbedaan pola demografi kanker endometrium diperkirakan oleh
peran nutrisi, terutama tingginya kandungan lemak hewani dalam diet. Konsumsi
sereal, kacang-kacangan, sayuran dan buah terutama yang tinggi lutein,
menurunkan risiko kanker yang memproteksi melalui pitoestrogen .(Frederic Field Code Changed
Amant, 2005).
viii.vii. Kondisi medis. Wanita premenopause dengan diabetes meningkatkan 2-3 x lebih
besar berisiko terkena kanker endometrium jika disertai diabetes. Tingginya kadar
estrone dan lemak dalam plasma wanita dengan diabetes menjadi penyebabnya.
Hipertensi menjadi factorfaktor risiko pada wanita pancamenopause dengan
obesitas .(Frederic Amant, 2005). Field Code Changed
ix.viii. Faktor genetik. Seorang wanita dengan riwayat kanker kolon dan kanker payudara
meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium. Begitu juga dengan riwayat
kanker endometrium dalam keluarga .(Frederic Amant, 2005). Field Code Changed
xi.x. Ras. Kanker endometrium sering ditemukan pada wanita kulit putih .(Frederic Formatted: English (United States)
Formatted: English (United States)
Amant, 2005).
Formatted: English (United States), Do not check spelling or
xii.Faktor risiko lain. Pendidikan dan status sosial ekonomi diatas rata-rata grammar
Field Code Changed
meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium akibat konsumsi terapi
Formatted: Indent: Left: 1", No bullets or numbering
pengganti estrogen dan rendahnya paritas (Frederic Amant, 2005). Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
4
Risk Factors for Endometrial Cancer Formatted Table
e Formatted Table
Ris
ka
2–5 Formatted: Font: Times New Roman, 12 pt
paling sering menjadi gejala kanker endometrium, tetapi masih banyak gejala yang
lainnya. Semua wanita postmenopause dengan perdarahan pervaginam dan perdarahan
uterus abnormal yang berhubungan dengan faktor risiko untuk kanker endometrium atau
hiperplasia (misalnya, ovarium polikistik, obesitas, usia di atas 40 tahun, siklus tidak
menentu, terapi penggantian hormon, penggunaan tamoxifen) harus menjalani proses
diagnostik lebih lanjut. Kemungkinan kanker endometrium pada perempuan dengan
perdarahan postmenopause 5-10%, tetapi kemungkinan meningkat dengan usia dan factor
risiko. Gejala lainnya yaitu nyeri panggul, penambahan lingkar abdomen, teraba massa di Formatted: Font: (Default) Times New Roman
abdomen dan terjadi penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa ada sebab yang pasti
(American Cancer Society, 2012).
6
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Gambar 1. Algoritma Evaluasi Perdarahan Uterus Disfungsional Berbasis Faktor Risiko Formatted: Font: Bold
Untuk mengetahui apakah terdapat hiperplasia endometrium atau kanker endometrium, Formatted: English (United States)
Dokter harus menghapus beberapa jaringan sehingga dapat dilihat di bawah mikroskop.
Jaringan dapat diambil dengan melakukan biopsi endometrium atau D & C (pelebaran
7
dan kuret). Pemeriksaan pemeriksaan untuk mepenunjang untuk membantu penegakan
diagnosis kanker endometrium (American Cancer Society, 2012) adalah sebagai berikut: Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
ii. Histeroskopi: : Ini adalah cara agar dokter dapat melihat ke dalam rahim. Dokter
menemditempatkan teleskop kecil ke dalam rahim melalui serviks. Rahim
kemudian diisi dengan NaCl (saline). Hal ini memungkinkan dokter melihat dan
mengambil sampel jaringan endometrium, seperti kanker atau polip. Pasien harus
mendapat tindakandiberi analgesik terlebih dahulu .(American Cancer Society, Field Code Changed
2012).
iii. Dilatasi dan kuretase (D & C): Jika biopsi tidak mendapatkan jaringan yang
cukup, atau jika dDokter tidak bisa menentukan dengan pasti apakah itu kanker, D
& C harus dilakukan. Untuk melakukan hal ini, serviks dibuka, lalu a(melebar)
dan alat khusus digunakan untuk mengikis jaringan dari dalam rahim. Dibutuhkan
sekitar satu jam untuk pemeriksaan ini dan pasien harus dalam dilakukan general Formatted: Font: Italic
anestesia atau spinal maupun epidural anestesia .(American Cancer Society, Formatted: Font: Italic
Field Code Changed
2012).
iv. USG transvaginal: USG adalah penggunaan gelombang suara untuk mengambil
gambar dari bagian dalam tubuh. Ketika tes ini dilakukan untuk kemungkinan
kanker endometrium, Probe ditempatkan ke dalam vVagina. Ini memberikan
gelombang suara yang akanyang memproyeksikan jaringan dari organ panggul.
Pemeriksaan ini dapat membantu menunjukkan apakah penebalan
endometriumendometrium menjadi lebih tebal dari yang seharusnya atau tidak.
Endometrium dikatakan menebal apabila tebal endometrium sudah lebih atau
8
sama dengan 5 mm. Hal ini juga dapat membantu melihat apakah pertumbuhan
kanker tumbuh ke dalam lapisan otot rahim. NaCl (saline) bisa dimasukkan ke
dalam rahim sebelum ujian pemeriksaan untuk memberikan gambaran yang lebih
jelas .(American Cancer Society, 2012). Field Code Changed
Society, 2012).
vii. MRI scan (Magnetic Resonance Imaging): MRI scan sangat membantu dalam Formatted: Font: Italic
melihat otak dan sumsum tulang belakang. Proses pemeriksaan dengan MRI lebih
lama dari CT scan. Hal ini dapat mengganggu bagi sebagian orang (American Field Code Changed
digunakan untuk mencari sel-sel kanker. Sel-sel kanker mengambil dalam jumlah
besar zat tersebut, yang dimasukkan ke dalam darah melalui infus (intravena).
Dengan menggunakan sebuah kamera khusus maka dapat menunjukkan kemana
zat tersebut pergi dalam tubuh. PET kadang-kadang berguna dalam menemukan
lokasi sel kanker .(American Cancer Society, 2012). Field Code Changed
ix.vii. Rontgen dada: rontgen dapat menunjukkan apakah kanker telah menyebar ke
paru-paru atau tidak. Hal ini juga dapat digunakan untuk mencari masalah paru
serius atau masalah jantung .(American Cancer Society, 2012). Field Code Changed
x.viii. Hitung darah lengkap (CBC): untuk Tes ini mengukurkondisi hematologis sel
yang berbeda dalam darah pasien, seperti sel-sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit. Banyak sekali perempuan yang telah kehilangan banyak darah dari
9
rahim yang menyebabkan pasien tersebutsehingga terjadi anemia .(American Field Code Changed
Tabel 2. Kelenjar limfe regional (N) (NCCN, 2014) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Formatted: Left
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
10
Tabel 3. Metastasis (M) (NCCN, 2014) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Gambar 2.5. Stage IA dan IB kanker endometrium (National Cancer Institute, Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
2012NCCN, 2014)
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
11
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Left
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Gambar 3.2.6 Stage II kanker endometrium (National Cancer Institute, 2012NCCN, Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
2014)
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Left
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Gambar 2.74. Stage IIIA dan IIIB kanker endometrium (National Cancer Institute, Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
2012NCCN, 2014)
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
12
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Gambar 2.8 Stage IIIB kanker endometrium (National Cancer Institute, 2012) Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Left
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Gambar 5.2.9 Stage IVA dan IVB kanker endometrium (National Cancer Institute, Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
2012NCCN, 2014)
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
13
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Gambar 2.10 Stage IVB kanker endometrium (National Cancer Institute, 2012) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Left
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan terapi
untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalissasir, sedangkan staging
surgical pembedahan yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan contoh kelenjar
getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum adenokarsinoma endometrium.
(Plataniotis G et al., 2010). Formatted: English (United States)
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua
tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena
sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif)
yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang
dihasilkan oleh ovarium. Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar getah
bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga diangkat. Jika
sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan
kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya (Plataniotis G et al., 2010).. Jika
14
sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka penderita Formatted: Font: Not Italic
2. Radioterapi
15
Penderita stadium I, jika berusia diatas 60 tahun, grade III dan/atau invasi
melebihi setengah miometrium.
Penderita stadium IIA/IIB, grade I, II, III.
Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberi terapi tersendiri (Prawirohardjo,
2006).
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan Formatted: Indent: Left: 1.38", First line: 0.25"
dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah bermetastase.
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa Formatted: Indent: Left: 1.38", First line: 0.25"
16
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan Formatted: Indent: Left: 1.38", First line: 0.25"
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi. Formatted: Indent: First line: 0.13"
B. Persiapan Kemoterapi
Darah tepi : HB, Leukosit, hitung jenis, trobosit.
Fungsi hepar : bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase.
Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, dan creatinine clearance test
(bila serum kreatinin meningkat).
Audiogram (terutama pada pemberian cis-platinum).
EKG (terutama pemberian adriamycin, epirubicin).
C. Syarat Pemberian Kemoterapi
i. Syarat yang harus dipenuhi
Keadaan umum cukup baik.
Penderita mengerti tujuan pengobatan dan mengetahui efek samping
yang akan terjadi.
Faal ginjal dan hati baik.
Diagnosis histopatologik.
Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
Riwayat pengobatan (radioterapi atau kemoterapi) sebelumnya.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb > 10 gr%, leukosit >
5000/mm3, trombosit > 150.000/mm3. Formatted: Indonesian
17
D. Kemoterapi pada Kanker Endometrium (Plataniotis G et al., 2010).
Adjuvan AP (Doxorubicin 50-60 mg/m2, Cisplatinum 60 mg/m2 dengan
interval 3 minggu)
Kemoradiasi Cis-platinum 20-40 mg/m2 setiap minggu (5-6 minggu)
Xelloda 500-1000mg/hari (oral)
Gemcitabine 300mg/m2
Paclitacel 60-80 mg/m2, setiap minggu (5-6 minggu)
Docetaxel 20 mg/m2setiap minggu (5-6 minggu)
Formatted: Normal, No bullets or numbering
Terapi hormonal merupakan penggunaan hormon atau obat penghambat Formatted: Indent: Left: 0.5", First line: 0.5", No bullets
or numbering
hormon untuk melawan kanker. Terapi hormonal yang digunakan untuk mengatasi
kanker endometrium (American Cancer Society, 2012) yaitu:
a. Progestin Formatted: Indent: Left: 1", Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
Progestin adalah obat yang menyerupai progesterone. Obat ini dapat Aligned at: 1.25" + Indent at: 1.5"
Formatted: Indent: Left: 1.25", No bullets or numbering
memperlambat pertumbuhan kanker endometrium. Obat ini memiliki sediaan
oral maupun injeksi. Kadang, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yang
mengandung progestin dapat digunakan. Efek samping dapat berupa
peningkatan glukosa darah, hot flashes, keringat saat malam hari, dan
peningkatan berat badan.
b. Tamoxifen Formatted: Indent: Left: 1", Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
Tamoxifen lebih sering digunakan sebagai terapi hormonal dalam mengatasi Aligned at: 1.25" + Indent at: 1.5"
Formatted: Indent: Left: 1.25", No bullets or numbering
kanker payudara. Namun dapat digunakan unutk terapi hormonal pada kanker
endometrium terutama yang kambuh kembali setelah ditangani. Efek
sampingnya yaitu hot flashes dan penurunan sekresi sekret vagina sehingga
vagina kering.
c. GnRH (Gonadotropin- releasing hormone) agonis Formatted: Indent: Left: 1", Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
Obat ini dapat digunakan untuk perempuan dengan ovarium yang masih aktif, Aligned at: 1.25" + Indent at: 1.5"
18
vagina kering. Pemberian jangka panjang dapat menyebabkan perlemahan
tulang.
d. Inhibitor aromatase Formatted: Indent: Left: 1", Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
3. Setelah ovarium diangkat (atau bila ovarium sudah berhenti bekerja), Aligned at: 1.25" + Indent at: 1.5"
Formatted: Indent: Left: 1.25", No bullets or numbering
estrogen masih diproduksi di dalam jaringan lemak. Inhibitor aromatase dapat
menghentikan produksi estrogen di jaringan lemak dan menurunkan kadar
estrogen. Obat ini masih dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
penggunaannya dalam kanker endometrium. Efek sampingnya adalah nyeri
otot, hot flashes, dan perlemahan tulang bila diberikan jangka panjang. Formatted: English (United States)
A. Tujuan Kemoterapi
Kemoterapi bertujuan untuk :
i.Membunuh sel-sel kanker.
ii.Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
iii.Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.
B. Jenis kemoterapi:
i.Terapi adjuvan
Kemoterapi yang diberikan setelah operasi, dapat sendiri atau bersamaan
dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel yang telah
bermetastase. Formatted: English (United States)
ii.Terapi neoadjuvan
Kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan massa
tumor, biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
iii.Kemoterapi primer
Digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor, yang kemungkinan kecil
untuk diobati, dan kemoterapi digunakan hanya untuk mengontrol
gejalanya.
iv.Kemoterapi induksi
Digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa terapi berikutnya.
19
v.Kemoterapi kombinasi
Menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
C. Cara Pemberian Kemoterapi
(1) Per oral
Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian peroral,
diantaranya chlorambucil dan etoposide (VP-16).
(2) Intra-muskulus
Pemberian ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak diberikan
pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali berturut-turut.
Yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara lain bleomicin dan
methotreaxate.
(3) Intravena
Pemberian ini dapat diberikan secara bolus perlahan-lahan atau diberikan
secara infus (drip). Cara ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang
paling umum dan banyak digunakan.
(4) Intra arteri
Pemberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang
cukup banyak, antara lain, alat radiologi diagnostik, mesin, atau alat filter,
serta memerlukan keterampilan tersendiri.
(5) Intra peritoneal
Cara ini juga jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter
intraperitoneal) serta kelengkapan kamar operasi karena pemasangan perlu
narkose.
D. Cara Kerja Kemoterapi
Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel yang
teratur. Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel
yang lain akan mati. Sel yang abnormal akan membelah diri dan
berkembang secara tidak terkontrol yang pada akhirnya akan terjadi suatu
massa yang disebut tumor.
Siklus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap:
1. Fase G0: Fase istirahat
20
2. Fase G1: Sel siap membelah diri yang diperantarai oleh beberapa
protein penting untuk bereproduksi. Berlangsung 18-30 jam
3. Fase S: DNA sel akan dicopy,18-20 jam
4. Fase G2: Sintesa sel terus berlanjut,2-10 jam
5. Fase M: sel dibagi menjadi 2 sel baru,30-60 menit
Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi
mempunyai target dan efek merusak bergantung pada siklus selnya. Obat
kemoterapi aktif pada saat sel bereproduksi, sehingga sel tumor yang aktif
merupakan target utama dari kemoterapi. Namun, efek samping obat
kemoterapi yaitu dapat mempengaruhi sel yang sehat.
E. Persiapan Kemoterapi
Darah tepi : HB, Leukosit, hitung jenis, trobosit.
Fungsi hepar : bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase.
Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, dan creatinine clearance test
(bila serum kreatinin meningkat).
Audiogram (terutama pada pemberian cis-platinum).
EKG (terutama pemberian adriamycin, epirubicin).
F. Syarat Pemberian Kemoterapi Formatted: Indent: Left: 1", Hanging: 0.38"
i. Syarat yang harus dipenuhi Formatted: Indent: Left: 1.5", Hanging: 0.13"
21
Mempunyai pengetahuan kemoterapi dan menejemen kanker pada
umumnya
Sarana laboratorium yang lengkap.
G. Efek samping: Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering
1) Pada kulit.
Alopesia.
Berbagai kelainan kulit lain.
2) Gangguan di mukosa.
Stomatitis.
Enteritis yang menyebabkan diare.
Sistitis hemoragik.
Proktitis
3) Pada saluran cerna.
Anoreksia.
Mual muntah.
4) Depresi sumsum tulang.
Pansitopenia atau anemia.
Leukopenia.
Trombositopenia.
5) Menurunnya imunitas.
6) Gangguan organ.
Gangguan faal hati.
Gangguan pada miokard.
Fibrosis paru.
Ginjal.
7) Gangguan pada saraf.
Neuropati.
Tuli.
Letargi.
8) Penurunan libido.
9) Tidak ada ovulasi pada wanita.
22
2.1.5 Kemoterapi pada Kanker Endometrium
Adjuvan AP (Doxorubicin 50-60 mg/m2, Cisplatinum 60 mg/m2 dengan Formatted: Centered, Indent: Hanging: 0.5"
Formatted: English (United States)
interval 3 minggu)
Formatted Table
Kemoradiasi Cis-platinum 20-40 mg/m2 setiap minggu (5-6 minggu) Formatted: Centered, Indent: Hanging: 0.5"
IA dengan hanya 42% untuk highgrade Tahap IC endometrium cancers. Jarak dari serosa
23
mungkin menjadi faktor prognostik yang lebih baik daripada invasi miometrium dari
cavum uteri. Kanker endometrium non-endometrioid seperti karsinoma serosa merupakan
10% dari semua kanker endometrium tetapi dengan angka kekambuhan dan kematian
mencapai lebih dari 50% (Amant F et al., 2012). Komplikasi pada kanker endometrium
yaitu infertilitas (oleh karena histerektomi), limfedema, peningkatan risiko terkena
infeksi, serta perdarahan (American Cancer Society, 2012). (Frederic Amant, 2005). Field Code Changed
Formatted: English (United States)
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Gambar 2.11 Teknik operatif (National Cancer Institute, 2012DAFTAR PUSTAKA) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, Bold
Formatted: Centered
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold
24
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold,
English (United States)
Albers JR, Hull SK, Wesley RM. Abnormal Uterina Bleeding. Am Fam Physician Formatted: Font: Not Bold
2004;69:1915-26;1931-2. Available from: http://www.aafp.org/afp/2004/0415/p1915.html Formatted: Indent: Left: 0", Hanging: 0.38", Space After:
0 pt
[accessed March 11, 2015]
Formatted: Font: Not Bold
Amant F, Mirza MR, Creutzberg CL. Cancer of the corpus uteri. International Journal of
Field Code Changed
Gynecology & Obstetrics 119S2 2012; S110-S117. Available from: Formatted: No underline, Font color: Auto
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCAQFj Field Code Changed
AA&url=http%3A%2F%2Fwww.unipd.it%2Festerni%2Fwwwginec%2Fsito%2520didatti Field Code Changed
ca%2FUnita%2527%2520operative%2FGinecologia%2520Oncologica%2FFIGO%252020
12%2520ENDOMETRIUM%2520.pdf&ei=84AFVa6KCcLwmAWrhoKoDw&usg=AFQj
CNF6-FpIBUBWcRXHAqHCcrJbYt_ISw&sig2=9t7aNM-ptsMd5eNEQO-
9_w&bvm=bv.88198703,d.dGY [accessed March 11, 2015]
American Cancer Society.2012. Endometrial (Uterine) Cancer. American Cancer Society.
Available from:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8 Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, No
underline, Font color: Auto
&ved=0CD0QFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.cancer.org%2Fendometrial--uterine--
cancer-overview-
pdf&ei=qEsEVbKuL4bmuQSuv4GwCw&usg=AFQjCNHuTem2BiI5S66bsrXyobInV--
O2w&sig2=jECVOcNVIX5JHfCUSWfoBw&bvm=bv.88198703,d.c2E [accessed March
11, 2015]
Burke WM, Orr J, Leitao M et al. Endometrial cancer: A review and current management Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, No
underline, Font color: Auto
strategies: Part I. Gynecologic Oncology 134. 2014; 385–392. Available from:
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, No
https://www.sgo.org/wp-content/uploads/2012/09/ENDOMETRIAL_PART_I.pdf. underline, Font color: Auto
[accessed March 11, 2015]
National Comprehensive Cancer Network (NCCN). NCCN Clinical Practice Guidelines in
Oncology : Uterine Neoplasms. NCCN 2014;35. Available from:
http://www.nccn.org/professionals/physician_gls/f_guidelines.asp#uterine [accessed March Field Code Changed
Plataniotis G, Castiglione M. Endometrial cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines. Annals Formatted: Font: Italic, No underline, Font color: Auto
of Oncology, 2010; 41–45. Available from: Commented [M1]: cari sumbernya di mozilla udah di bookmark
American Cancer Society. (2012). Endometrial (Uterine) Cancer. American Cancer Society. Formatted: No underline, Font color: Auto
Formatted: Line spacing: 1.5 lines
Available from:
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8 Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, No
underline, Font color: Auto
25
&ved=0CD0QFjAD&url=http%3A%2F%2Fwww.cancer.org%2Fendometrial--uterine--
cancer-overview-
pdf&ei=qEsEVbKuL4bmuQSuv4GwCw&usg=AFQjCNHuTem2BiI5S66bsrXyobInV--
O2w&sig2=jECVOcNVIX5JHfCUSWfoBw&bvm=bv.88198703,d.c2E [accessed March
11, 2015]
Burke WM, Orr J, Leitao M et al. Endometrial cancer: A review and current management Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, No
underline, Font color: Auto
strategies: Part I. Gynecologic Oncology 134. 2014; 385–392. Available from:
https://www.sgo.org/wp-content/uploads/2012/09/ENDOMETRIAL_PART_I.pdf.
[accessed March 11, 2015]
Ayush Giri, S. R.-J. (2011). Caffeinated Coffee, Decaffeinated Coffee and Endometrial.
Nutrients, 937-950.
Frederic Amant, P. M. (2005). Endometrial cancer. Lancet, 491–505. Formatted: Font: Italic, No underline, Font color: Auto
G. Plataniotis, M. C. (2010). Endometrial cancer: ESMO Clinical Practice Guidelines. Annals of Formatted: Font: Italic, No underline, Font color: Auto
26