Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknik pembelajaran dapat diartikan cara yang dilakukan seorang guru
dalam mengimpelementasiakan metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara tenknis akan berbeda
dengan penggunaaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya
terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, pelu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini,
guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama.
Selain Teknik, seorang guru juga membutuhkan metode dan
pendekatan pembelajaran agar proses belajar mengajar berlangsung dengan
baik. Pada umumnya belajar bahasa merupakan belajar komunikasi dimana
pendidik lebih berperan penting dalam keberhasilan peserta didiknya. Hal ini
pun berhubungan dengan kemampuan dan strategi penerapan pendidik dalam
mentransferkan ilmu kepada peserta didiknya. Komunikasi yang terjadi dalam
proses kegiatan belajar mengajar baik lisan maupun tulisan diarahkan untuk
meningkatkan kulaitas peserta didiknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Teknik?
2. Sebutkan jenis-jenis Teknik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
3. Bagaimana contoh penerapan Pendekatan, Metode, dan Teknik dalam
pembelajaran Bahasa?
C. Manfaat
1. Agar peserta didik dapat mengetahui tentang Teknik pembelajaran.
2. Agar peserta didik dapat mengetahui jenis-jenis Teknik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia.
3. Agar peserta didik mampu belajar sesuai teknik pembelajaran.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Pembelajaran Bahasa


a. Pengertian Teknik Pembelajaran bahasa
Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar
yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang dianut.1
Teknik yang digunakan oleh guru bergantung pada kemampuan
guru itu mencari akal agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar
dan berhasil dengan baik. Untuk metode yang sama dapat digunakan
teknik pembelajaran yang berbeda-beda bergantung pada situasi kelas,
lingkungan dan sifat-sifat siswa serta kondisi yang lain. Teknik
pembelajaran ditentukan berdasar pada metode yang digunakan, dan
metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada implementasi perencanaan
pembelajaraan Bahasa Indonesia di depan kelas. Teknik bersifat
prosedural. Teknik yang baik dijabarkan oleh metode dan serasi dengan
pendekatan.
b. Jenis-Jenis Teknik Pembelajaran Bahasa
a) Teknik Ceramah
Hingga saat ini teknik ceramah masih banyak digunakan guru
dalam proses belajar mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan
bahwa mengajar itu adalah menerangkan dengan beribicara di
depanpeserta didik. Itulah sebabnya mengapa salah satu fungsi guru
sebagai informator.Yaitu pemberi informasi pada siswa-siswanya.
Teknik ceramah mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1) Dapat menghemat waktu.
2) Dapat digunakan dalam kelompok besar.
3) Dapat dipakai sebagai penambah bahan yang sudah dibaca.

1
Meilan Arsanti, Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD, Universitas Islam Sultan
Agung, Jurnal PBSI Vol 3, 2014

2
4) Dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada
pelajaran atau aktivitas tertentu.

Disamping keuntungan diatas teknik ceramah mempunyai


kekurangan,antara lain sebagai berikut:

1) Tidak semua guru dapat menarik perhatian siswa untuk


memperhatikannya.
2) Dalam metode ini hanya satu indra yang aktif yaitu pendengaran.
3) Kadar CBSA( Cara Belajar Siswa Aktif) yang rendah.Teknik
Ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan
mendengarkan (menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari
dari ceramah yang didengarna, kemudian menceritakan kembali
dengan bahasanya sendiri.2
b) Teknik Tanya Jawab
3
Pada umumnya teknik ini mengikuti metode ceramah yang telah
dilakukan.Tujuannya adalah untuk mengesek pemahaman siswa
terhadap ceramah yang baru diberikan atau bisa juga pertanyaan yang
diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan
yang telah mereka baca. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru
biasanya untuk:
1) Mengetahui hal-hal yang dirasa belum jelas, sekalipun sudah
diterangkan guru.
2) Memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang dihadapinya.
3) Memperjelas pendapat yang dirasa bertentangan dengan
spendapat siswa sendiri.

2
Ibid hal 40
3
Ahmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik, dan Model
Pembelajaran, Sinar Baru Algensindo, Bandung, 2008, H. 32

3
Kelebihan teknik tanya jawab secara sistematis yaitu:

1) Situasi kelas lebih hidup karena para siswa aktif berpikir dan
menyampaikan buah pikirannya melalui jawaban atas pertanyaan
guru.
2) Sangat positif untuk melatih anak agar berani mengemukakan
pendapatnya dengan lisan secara teratur.
3) Timbulnya perbedaan pendapat di antara para anak didik,
membawa kelas pada situasi diskusi yang menarik.
4) Siswa yang segan mencurahkan perhatian, menjadi berhati-hati
dan secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran.

Adapun kelemahan tekniktanya jawab dalam proses pembelajaran


antara lain:

1) Siswa sering merasa takut, apabila guru kurang dapat medorong


siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tidak tegang
dan akrab.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir siswa dan mudah dipahami siswa.
3) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4) Sering jawaban diborong oleh sejumlah kecil siswa yang
menguasai dan senang berbicara, sedangkan banyak siswa lainnya
tidak memikirkan jawabannya.4
c) Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di kelas tinggi.Tujuannya untuk melatih
siswa dalam menyampaikan pendapat, dan mau menerima kritik jika
pendapatnya memang kurang benar.Guru memiliki peran terutama
dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan
memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya. Melalui

4
Puji Santosa, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka. Hal.3.16-20

4
diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya
mengenai sesuatu hal.
Keunggulan diskusi kelompok sebagai suatu teknik dalam proses
pembelajaran bahasa Indonesia, antara lain berikut ini:5
1) Kadar CBSA yang tinggi.
2) Memberi peluang kepada siswa untuk saling mengemukakan
pendapat.
3) Mendorong terciptanya rasa kesatuan.
4) Dapat memperluas pandangan siswa.
5) Melatih mengembangkan kepemimpinan bagi siswa yang ditunjuk
sebagai moderator.

Selain keunggulan, Teknik Diskusi Kelompok ini mempunyai


kekurangan sebagai berikut:

1) Tidak dapat digunakan secara efektif untuk kelompok yang besar.


2) Kalau kurang terkendali dapat menyimpang dari tujuan.
3) Membutuhkan moderator yang terampil.
4) Adakalanya hanya didominasi oleh siswa yang suka dan berani
bicara.
d) teknik pemberian tugas
6
teknik pemberian tugas ini disebut juga resitasi yang dapat
diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok. Dengan
teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi pelajaran yang
diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh tugas
melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.
e) teknik ramu pendapat (brainstorming)
teknik ini merupakan perpaduan dari teknik tanya-jawab dan teknik
diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra

5
Yunus, mohamad dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD: Tanggerang selatan,
Universitas Terbuka, 2014, hal. 3.20
6
Saleh Abbas, Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2006, H. 102

5
misalnya: puisi, cerpen atau novel. Jika yang dibahas adalah cerpen
maka yang mereka diskusikan misalnya tentang temanya, plotnya,
perwatakannya, para toohnya, dan sebagainya. Secara bergiliran siswa
kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan. Jawaban-jawaban siswa
kemudian kita seleksi, kita klasifikasi, kita analisis bersama dengan
mereka. Jika terdapat jawaban-jawaban mereka yang bertentangan,
jawaban itu kita lemparkan lagi ke kelas untuk mereka diskusikan.
Setelah diadakan diskusi, guru menyimpulkan hasil diskusi secara adil
tanpa pilih kasih atau memihak.
Keunggulan teknik ini, antara lain:
1. dapat membangkitkan pikiran yang kreatif.
2. dapat meransang partisipasi siswa.
3. dapat memancing timbulnya pendapat-pendapat baru.
4. menghasilkan reaksi berantai.
5. dapat digunakan dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.
6. tidak memerlukan moderator yang hebat.
7. hanya sedikit peralatan yang diperlukan.
f) Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi).Teknik simulasi atau teknik
bermain peran ini tepat sekali untuk melatih keterampilan berbicara.
Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-peran
yang akan dilakukan oleh siswa dalam permainan simulasi. Guru
memberi pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-
masing siswa yang telah ditunnjuk. 7Siswa yang kebetulan belum
mendapat giliran ditunjuk untuk memainkan suatu peran, ditugaskan
sebagai penonton yang mencatat kemungkinan adanya kesalahan
bahasa yang dilakukan oleh temannya ketika bermain peran.
Kesalahan-kesalahan itu nantinya didiskusikan setelah permainan
memainkan peran telah selesai.

7
Solchan T. W., dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, Universita Terbuka, Banten,
2014, H. 3.13

6
Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi
sebagai metode mengajar, diantaranya adalah:
1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam
menghadapi situasi yang sebenarnya kelak; baik dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui
simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai
dengan topik yang disimulasikan.8
3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang
problematis.
5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses
pembelajaran.

Disamping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai


kelemahan, diantaranya :

1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan


sesuai dengan kenyataan di lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik. Sering simulasi dijadikan sebagai
alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi
siswa dalam melakukan simulasi.9
g) Teknik pembelajaran menyimak
Ada berbagai macam teknik dalam teknik pembelajara ini yaitu:
1. Simak-ulang ucap
Teknik simak – ulang ucap biasanya digunakan dalam
melatihsiswa melafalkan dengan tepat unit-unit bahasa mulai dari

8
9
Saleh Abbas, Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar,
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2006, H. 102

7
unitterkecil sampai unit terbesar misalnya kata, kalimat, dan
paragraf atau wacana pendek.
2. Simak-tulis (dikte)
Teknik simak-tulis dikenal juga dengan dikte, Latihan
diktemenuntut keseriusan siswa seperti memusatkan perhatian,
mengenalitanda-tanda baca, penulisan huruf besar, memperhatikan
permulaan atau akhirparagraf dsb.
3. Simak-kerjakan
Teknik simak-kerjakan dalam pengajaran menyimak
digunakandalam memperkenalkan dan membiasakan siswa akan
suruhan atauperintah. Biasanya suruhan atau perintah itu tersirat
dalam kata kerja dasar, kata kerja berakhiran kan, -i, atau –lah.
4. Simak-terka
Dalam teknik simak-terka, guru menyiapkan deskripsi
suatubenda tanpa menyebutkan nama bendanya. Deskripsi
tersebutdisampaikan secara lisan kepada siswa, kemudian siswa
dimintamenerka nama benda itu.
5. Memperluas kalimat
Guru mengucapkan kalimat sederhana. Siswa menirukan
ucapan guru.Guru mengucapkan kata atau kelompok kata. Siswa
menirukan ucapan guru. Selanjutnya siswa disuruh
menghubungkan ucapan yang pertama dankedua sekaligus,
sehingga menjadi kalimat yang panjang.
6. Menyelesaikan cerita
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan
seksama. Guruberhenti bercerita, ceritanya baru sebagian. Cerita
dilanjutkan oleh anaksecara bergilir sampai cerita itu selesai
sebagai suatu keutuhan. Ceritaseperti ini seolah memaksa siswa
untuk menyimak dengan teliti jalanceritanya sambil menghayati
cerita tersebut karena siswa dituntutmenyelesaikan cerita secara
bergilir.

8
7. Membuat rangkuman
Merangkum berarti menyingkat atau meringkas dari bahan
yang telahdisimak. Dengan kata lain menyimpulkan bahan simakan
secara singkatdan kata-katanya sendiri. Siswa mencari intisari
bahan yang disimaknya.Bahan yang disimak sebaiknya wacana
yang pendek dan sederhana sesuaidengan tingkat kematangan
anak.
8. Menemukan benda
Guru menyiapkan sejumlah benda. Benda itu sebaiknya
yangsudah dikenal siswa. Benda-benda dimasukkan ke dalam
kotakterbuka. Guru menyebutkan nama benda, siswa mencari
bendanyadalam kotak dan menunjukkan kepada guru atau
temannya.
9. Bisik berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa.
Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa
kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begitu
seterusnya. Siswa terakhir menyebutkan pesan itu dengan suara
jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar
sampai pada siswa terakhir atau tidak.
10. Melanjutkan cerita
Kelas dibagi atas beberapa kelompok. Satu kelompok
beranggotakan empat orang. Orang pertama dalam satu kelompok
bercerita, tetapi ceritanya berupa sebagian; dilanjutkan dengan oleh
anggota kedua, dan ketiga, kemudian disudahi oleh siswa terakhir.
11. Parafrase
Parafrase berarti alih bentuk. Dalam pembelajaran bahasa,
paraprase biasanya diwujudkan dalam bentuk pengalihan bentuk
puisi ke prosa atau memprosakan sebuah puisi. Guru
mempersiapkan puisi sederhana yang sekiranya sesuai dengan
karakteristik kelas yang dibelajarkan. Puisi tersebut dibacakan
kepada siswa dan siswa menyimak dengan seksama. Pembacaan

9
puisi tersebut hendaknya dengan jeda yang jelas dan intonasi yang
tepat. Setelah selesai siswa disuruh bercerita isi puisi
denganbahasanya sendiri dalam bentuk prosa.
12. Kata kunci
kata kunci untuk sebuah kalimat, Apabila hal ini belum
dapat dilaksanakan, guru dapat melatih siswa dengan cara
memberikan pertannyaan yang memancing ke arah
pengidentifikasian yang tepat. Hal ini juga baik untuk
mengembangkan diskusi kelas/kelompok, yang berarti pula
memupuk kerjasama antar siswa.
h) Teknik pembelajaran berbicara.
Teknik pembelajaran ini digunakan agar siswa memiliki
kemampun dalam berkomunikasi yang baik, dan terdapat berbagai
macam teknik dalam pembelajaran ini.10
1) Ulang-ucap
Teknik ulang ucap menggunakan suara guru atau rekaman
suara guru sebagai sumber belajar siswa. Model pengucapan yang
di ucapkan guru atau rekaman yang diperdengarkan kepada siswa
harus dipersiapkan dengan teliti. Suara yang digunakan harus jelas,
intonasi cepat, dan kecepatan berbicara normal. Siswa diminta
untuk mendengarkan dengan teliti lalu mengucapkan kembali
sesuai dengan model.
2) Lihat-ucapkan
Teknik lihat-ucapkan menggunakan sebuah objek atau
benda sebagai sumber belajar siswa. Guru memperlihatkan kepada
siswa benda tertentu kemudian siswa menyebutkan nama benda
tersebut, benda-benda yang diperlihatkan disesuaikan dengan
lingkungan siswa. Bila bendanya tidak ada atau tidak
memungkinkan di bawah kelas, benda tersebut dapat diganti oleh
tiruannya atau gambarnya.

10
Hairuddin, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya: Difa Publisher. Hal 102

10
3) Memerikan
Memerikan berarti menjelaskan, menerangkan, melukiskan
ataumendeskripsikan sesuatu. Siswa disuruh memperlihatkan
sesuatu berupa benda atau gambar, kesibukan lalu lintas, melihat
pemandangan atau gambar secara teliti. Kemudian siswa diminta
memerikan sesuatu yang telah dilihatnya.
4) Menjawab pertanyaan
Siswa yang susah atau malu berbicara, dapat dipancing
untuk berbicaradengan menjawab pertanyaan mengenai dirinya,
misalnya mengenai nama, usia, tempat tinggal, pekerjaaan orang
tua, dan sebagainya.
5) Bertanya
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
merupakan salahsatu cara agar siswa berlatih berbicara. Melalui
pertanyaan siswa dapat menyatakan keingintahuannya terhadap
sesuatu hal. Tingkat atau jenjang pertanyaan yang diutarakan
melambangkan tingkat kedewasaan siswa. Melalui pertanyaan-
pertanyaan yang sistematis siswa dapat menemukan sesuatu yang
diinginkannya.
6) Pertanyaan menggali
Pertanyaan menggali merupakan teknik yang ditujukan
untuk memancing siswa agar berbicara. Guru memulai dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa yang bersifat menggali dan
memancing siswa untuk berbicara. Selain itu, pertanyaan menggali
juga digunakan untuk menilai kedalaman dan keluasan pemahaman
siswa terhadap sesuatu masalah. Contohnya, membuat pertanyaan
“Apa dampak penggunaan obat-obatan terlarang?” Pertanyaan ini
akan menggali imajinasi siswa untuk mencari dampak penggunaan
obatobatan terlarang.
7) Melanjutkan cerita
Dalam pembelajaran ini guru menyiapkan cerita yang
belum selesai. Parasiswa disuruh melanjutkan cerita yang tidak

11
selesai seorang demi seorang paling banyak lima orang. Pada
bagian akhir kegiatan memeriksa jalan cerita apakah sistematis,
logis, atau padu.
8) Menceritakan kembali
Pembelajaran berbicara dengan teknik menceritakan
kembali dilakukandengan cara siswa membaca bahan itu dengan
seksama. Kemudian guru meminta siswa menceritakan kembali isi
bacaan dengan kata-kata sendiri secara singkat.
9) Percakapan
Percakapan adalah pertukaran pikiran atau pendapat
mengenai suatu topikantardua orang atau lebih. Dalam percakapan
ada dua kegiatan yaitu menyimak dan berbicara silih berganti.
Suasana dalam percakapan biasanya akrab, spontan, dan wajar.
Topik pembicaraan adalah hal yang diminati bersama. Percakapan
merupakan suasana pengembangan keterampilan berbicara.
10) Parafrase
Parafrase artinya beralih bentuk, misalnya memprosakan isi
puisi menjadiprosa. Dalam parafrase, guru menyiapkan sebuah
puisi yang cocok bagi kelas itu. Guru membacakan puisi itu
dengan suara jelas, intonasi yang tepat,tan normal. Siswa
menyimak pembacaan dan kemudian menceritakannya dengan
kata-kata sendiri.
11) Reka cerita gambar
Teknik reka cerita gambar menggunakan gambar untuk
memancing siswa berbicara. Melalui stimulus gambar, guru
mempersiapkan gambar benda tertentu seperti binatang, tumbuh-
tumbuhan, mobil, kereta api, kapal, dan sebagainya. Gambar itu
dapat pula berbentuk sketsa di pasar, stasiun, di sawah,
pertokoan,dan sebagainya. Siswa diinstruksikan mengamati dan
memperhatikan gambar tersebut. Hasil pengamatan itu kemudian
diungkapkan secara lisan.

12
12) Bermain peran
Ketika bermain peran, siswa bertindak dan berperilaku
seperti orang yangdiperankannya. Dari segi bahasa, berarti siswa
harus mengenl dan dapat menggunakan ragambahasa. Bermain
peran agak mirip dengan dramatisasi dan sosiodrama tetapi
ketiganya berbeda. Bermain peran lebih sederhana dalam segla hal
daripada sosiodramaataupun dramtisasi.
13) Wawancara
Wawancara atau interviu adalah percakapan dalam bentuk
tanya jawab.Pewawancara biasanya wartawan atau penyiar radio
dan televisi. Biasanya mereka mewawancarai orang berprestasi,
ahli atau istimewa, misalnya pejabat, tokoh, pakar dalam bidang
tertentu, juara. Melalui kegiatan wawancara, siswa berlatih
berbicara dan mengembangkan keterampilannya. Mereka dapat
berlatih mewawancarai pedagang atau penjaga di sekitar sekolah.
Kemudian, mereka melaporkan hasil pekerjaannya secara
berkelompok maupun individu.
14) Memperlihatkan dan bercerita
Siswa disuruh membawa benda-benda yang mereka sukai
dan bercerita tentang benda tersebut. Kegiatan ini merupakan
jembatan yang menyenangkan antara rumah dan sekolah. Hal yang
dapat dilakukan guru yaitu pertama mendorong siswa dengan cara
membantu mereka merencanakan cerita yang akan
dikemukakannya dan kedua, menyuruh siswa lain menyiapkan
pertanyaan yangmenggunakan kata tnya: apa, siapa, kapan,
mengapa, di mana, dan bagaimana.
i) Teknik pembelajaran membaca
a. Membaca survei
Kegiatam membaca yang bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan, membaca
survei merupakan kegiatan membaca misalnya melihat judul,
pengarang, daftar isi dll.

13
b. Membaca sekilas
Kegiatan membaca yang menyebabkan mata kita bergerak
cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari
danmendapatkan informasi secara cepat (skimming). Skimming
bertujuan untuk mengetahui topik bacaan, mengetahui pendapat
orang, mendapat bagian penting tanpa membaca seluruhnya, dan
menyegarkan apa yang pernah dibaca.
c. Membaca dangkal
Kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman
yangdangkal dari bahan bacaan yang kita baca. Bahan bacaannya
merupakan bahan bacaan yang ringan karena tujuannya untuk
mencari kesenangan.
d. Membaca nyaring
Membaca nyaring adalah proses melisankan sebuah tulisan
dengan memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat,
yang diikuti oleh pemahaman makna bacaan oleh pembaca
(Kamidjan).
e. Membaca dalam hati
Membaca dalam hati pada dasarnya adalah membaca
dengan mempergunakan ingatan visual(visual memory),
melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.Tujuan utama membaca
dalam hati (silent reading)adalah untuk memperoleh informasi.
f. Membaca kritis
Kegiatan membaca yang dilaksanakan secara bijaksana,
penuh tenggang rasa, evaluatif, serta analitis, dan bukan mencari
kesalahan penulis.
g. Membaca teliti
Membaca teliti diawali dengan surve yang cepat untuk
melihat organisasi bacaan dan melihat hubungan paragraf dengan
seluruh bacaan.

14
h. Membaca pemahaman
Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang
tujuan utamanya memahami bacaan secara tepat dan cepat. Aspek-
aspek yang diperlukan dalam membaca pemahaman, antara lain
sebagai berikut.
1) Memiliki kosakata yang banyak.
2) Memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa,
kalimat,dan wacana.
3) Memiliki kemampuan menentukan ide pokok dan
idepenunjang.
4) Memiliki kemampuan menangkap garis besar bacaan.
5) Memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa.

j) Teknik pembelajaran menulis


Upaya yang dilakukan guru agar siswa senang menulis adalah
memberi kebebasan kepada siswa untuk mau menulis apa yang
disenanginyasesuai dengan perkembangan tema pembelajaran yang
dilaksanakan.
I. Menulis abjad
Menulis abjad dilakukan dengan cara setiap siswa diberikan
tugas untuk meniru tulisan beberapa huruf lepas yang
dicontohkan guru. Huruf kapital dan huruf biasa dari Aa sampai
Zz. Huruf lepasyang akan ditulis berukuran besar +/- 15x10 cm.
II. Menulis Kegiatan
Daya ingat anak sekolah dasar terhadap suatu kegiatan yang
menarik atau yang membawa kesan tersendiri akan sangat mudah
diingat anak. Bagi siswa sekolah dasar, untuk mengkonstruksi
daya ingat terhadap peristiwa yang pernah dialami secara
berulang-ulangmerupakan objek ide yang terdekat. Sehingga
dengan ide tersebutanak dapat diajak untuk menulis kegiatan atau
membuat karanganSederhana.

15
III. Menulisi Gambar Kesayangan
Gambar yang telah dibuat siswa ditulisi sesuai
dengankeinginannya, seolah-olah gambar itu bercerita sesuai
dengan apa yang ada pada imajinasi siswa, dan memiliki Tujuan:
a) Meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa.
b) Meningkatkan penguasaan perbendaharaan kata.
c) Menghubungkan pengalaman pribadi denganpengalaman.
IV. Menulis Bentuk Gambar
Variasi menulis puisi dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Salah satunya adalah baris-baris kalimat itu seolah-olah
sebagai garis coretan yang membentuk gambar tertentu.
V. Menulis Cerita Bentuk Arkodion
Gambar berseri berupa foto yang biasanya merekam
kejadian beruntun/kronologis, akan membantu siswa untuk
menemukan gagasan dalam bercerita.
VI. Menulis Cara Memainkan Sesuatu
Menulis ekspossisi, akan terasa sulit jika apa yang akan
ditulis jauh dari siswa. Mulailah dengan cara menuliskan
bagaimana cara siswa memainkan benda kesayangannya.
VII. Menulis Poster atau Reklame
Tujuannya untuk Mengidentifikasi ciri kalimat poster atau
reklame, Penggunaan kalimat pengharapan, anjuran, Membuat
poster atau reklame.
VIII. Menulis catatan harian
Kegiatan menulis catatan harian merupakan lanjutan dari
kegiatan yang berawal dari menulis satu kejadian yang pernah
dialami siswa. Kegiatan yang sama dilakukan setiap hari,
terjadwal mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur kembali.
Adakalanya aktivitas yang sama dilakukan setiap hari tetapi
adakalanya saat melaksanakan kegiatan tersebut ada peristiwa
atau kejadian yang tidak sama dengan hari kemarin. Pola
karangan yang akan dibuat siswa bersifat bebas dan guru secara

16
intensif dan berkelanjutan mengingatkan akan tugas yang harus
dikerjakan siswa sebab menulis catatan harian tidak harus
dikerjakan dalam sekali atau dua kali pertemuan.
Tujuan dari menulis catatan harian adalah menulis kalimat
efektif dan menulis kejadian-kejadian lain yang secara kronologis
dirangkai dalam satu cerita yang dialami dalam sehari.
IX. Menulis mainan kesenangan
Setiap siswa biasanya memiliki mainan yang disenangi di
rumah. Mereka dekat dengan objek ini karena setiap kesempatan
yang ada dimanfaatkan untuk bermain, sehingga siswa
mengetahui setiap detail bagian dari mainannya. Menulis dengan
menggunakan objek mainan yang disenangi merupakan langkah
awal bagi siswa untuk menulis deskripsi.
Tujuan dari menulis mainan kesenangan adalah menulis
deskripsi tentang mainan kesayangan atau benda di sekitar anak
dengan bahasa yang runtut dan menulis kalimat efektif. Materi
yang digunakan untuk menulis mainan kesayangan adalah
mainan kesayangan siswa/benda-benda lingkungan yang dekat
dengan anak.
c. Contoh Pembelajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan,
Metode dan Teknik
1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan whole language
Whole Language merupakan pendekatan untuk mengembangkan
mengajarkan bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh, dengan
mementingkan multimedia, lingkungan, dan pengalaman belajar
anak.11
whole language adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
pembelajaran, tidak terpisah-pisah , oleh karena itu pengajaran
komponen bahasa dan keterampilan berbahasa disajikan secara utuh,

11
Jurnal Rizka Fauziah, Penerapan Whole Language Untuk Meningkatkan
KeterampilanMembaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar, (Jurnal Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Vol. 1 No. 1, Desember 2016, hlm. 13-14)

17
Pada waktu seseorang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
ia memakai keterampilan bahasa berupa berbicara menyimak menulis
dan membaca.
a. Menyimak
Kemampuan menyimak meliputi:
1) Kemampuan untuk memahami apa yang didengar
2) Kemampuan untuk membedakan suara suara yang didengar
3) Kemampuan untuk menggabungkan suara-suata/kata-kata
denganpengalaman, objek, idea tau perasaam
4) Kemampuan mengenal dan membuat kata-kata dari irama dan
yang berupa sajak-sajak
b. Bebicara
Anak berbicara dengan cara berinteraksi dengan
lingkunganya selain itu lingkungan menberikan pelajaran pula
terhadap tingkah laku, ekspresi dan penambahan. Siswa perlu
memerlukan perbaikan dan pengembangan untuk berbicara oleh
karena itu guru harus menghargai dan menerima bahasa anak dan
memberikan contoh untuk pendengar yang baik. Bebicara dan
menyimak adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
c. Membaca
Membaca adalah menerjemahkan simbo-simbol suara yang
dikombinasi dengan kata-kata, yang disusun yang kita dapat
memahaminya dan kita dapat membuat katalog, bembaca adalah
suatu perkembangan yang dialami anak anak apabila:
1) Mempunyai
2) Memahami bahwa ide-ide dan kecadian penting waktunya
direkan melalu catatan
3) Memahami orang lain yang membagi pengalannya melalu
catatan
4) Senang dengan ise-ide teks dan bahasa yang idenya di
ekspresikan, bahan bacaan anak harus sesuai dengan bahasa
dan pengalaman anak, belajar membaca etika anak belajar

18
menulis, mengamati, berfikir, berkata, bermain, berja
membaca, menyimakan dengan anak lain.
d. Menulis
Kegiatan menulis adalah kegiatan yang menggunakan
kemampuan motorik halus, koordinasi mata dan tangan, cara
memegang peralatan menulis, dalam menulis memiliki 4 tahapan
yakni: pertama, anak belajar bahwa huruf-huruf itu membentuk
kata-kata untuk keperluan berkomunikasi, ke dua anak mulai
memahami huruf dan bunyi suatu kata, tahap ke tiga anak mulai
mengeja bunyi kata menurut struktur kata, tahap ke empat periode
trans sisi anak mulai mengikuti aturan bagi standard ejaan, setelah
itu anak akan mendremonstrasiakan pengetahuan tentang
ketatabahasaan dan standar ejaan.
Terdapat 8 komponen dalam whole language yakni:
reading alound, jurnal writing, sustained silent reading (SSR),
shared reading, guided rading, guided writing, independent
reading, dan independet writing.
Langkah- langkah pembelajaran dengan pendekatan whole
language:
1. Tahap persiapan:
Guru harus mengetahui konsep pembelajaran dan langkah-
langkah pembelejarannya. Guru juga harus mempersiapkan
materi pembelajarannya seperti:
a. video yang akan ditampilkan.
b. materi atau buku-buku cerita seperti novel, cerpen dan
sebagainya.
2. tahap pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran dengan memadukan
keterampilan bahasa sesuai dengan langkah-langkah
pembelajaran yang telah dipersiapkan.

19
3. tahap evaluasi
Guru melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap hasil
kerja siswa. Kegiatan evaluasi ini dilakukan saat siswa sedang
belajar, evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat
penilaian seperti lembar observasi, dan menggunakan
portofolio (kumpulan hasil kerja siswa selama pembelajaran).

2. contoh pembelajaran dengan menggunakan metode Langsung


Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah
belajar yang langsung menggunakan bahasa dan secara intensif dalam
komunikasi.Tujuan metode langsung adalah penggunaan bahasa secara
lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti
penggunaan bahasa indonesia di masyarakat, siswa diberi latihan-
latihan untuk mengasosiasikan kalimat dengan artinya melalui
demonstrasi, peragaan, gerakan serta mimik secara langsung.
Langkah-langkahnya :
1. Pembelajaran dimulai dengan dialog atau humor dalam bahasa
indonesia dengan gaya bahasa santai dan non formal.
2. Materi mula-mula disajikan secara lisan dengan gerakan dan
gambar.
3. Tanya jawab berdasarkan bahasa yang dipelajari dengan
memberikan contoh yang merangsang siswa.
4. Guru memberikan bacaan sastra untuk pemahaman dan
kenikmatan, tetapi tidak sampai menganalisis secara structural.
5. Guru mengajarkan budaya yang relevan pada aspek-aspek bahasa
secara induktif.12

12
Solchan T. W., dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, Universita Terbuka, Banten,
2014, H. 3.13

20
3. contoh teknik pembelajaran bahasa dengan menggunakan tekknik
ramu pendapat (brainstorming)
teknik ini merupakan perpaduan dari teknik tanya-jawab dan teknik
diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra
misalnya: puisi, cerpen atau novel. Jika yang dibahas adalah cerpen
maka yang mereka diskusikan misalnya tentang temanya, plotnya,
perwatakannya, para toohnya, dan sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran dengan teknik ramu pendapat
(brainstorming):
1. Pemberian informasi dan motivasi: pada tahap ini guru
menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya,
kemudian guru mengajak siswanya agar aktif untuk
memberikan tanggapannya.
2. identifikasi: yaitu siswa diajak untuk memberikan saran
sebanyak-banyaknya, semua saran yang diberikan siswa
ditampung, ditulis dan jangan dikritik. pemimpin kelompok
dan peserta diperbolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk
meminta penjelasan.
3. klasifikasi: mengklasifikasikan berdasarkan kriteria yang
dibuat dan disepakati oleh kelompok.
4. verfikasi: kelompok secara bersama meninjau kembali
sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Apabila terdapat
kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang
tidak relevan dicoret.
5. penyepakatan: guru/pimpinan kelompk beserta peserta lain
mencoba untuk menyimplkan aternatif pemecahan masalah
yang disetujui

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknik diartikan sebagai metode atau sistem mengerjakan sesuatu.
Teknik pembelajaran merupakan cara guru menyampaikan bahan ajar
yang telah disusun (dalam metode), berdasarkan pendekatan yang
dianut. Teknik pembelajaran ditentukan berdasar pada metode yang
digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, teknik ini mengacu pada
implementasi perencanaan pembelajaraan Bahasa Indonesia di depan
kelas. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan oleh
metode dan serasi dengan pendekatan.
Terdapat jenis-jenis teknik dalam pembelajaran yaitu: teknik
ceramah, teknik tanya jawab, tenik diskusi kelompok, teknik pemberian
tugas, teknik ramu pendapat, teknik simulasi, teknik pembelajaran
menyimak, teknik pembelajaran berbicara, teknik pembelajaran
menulis, dan teknik pembelajaran membaca. Setiap jenis teknik
pembelajaran bahasa memiliki kelebihan dan kekurangannya. Dalam
hal ini guru harus mampu memilih dan menggunakan teknik ini sesuai
dengan kebutuhan materi yang akan disampaikan yang disesuaikan
dengan metode, pendekatan dan strategi yang akan disampaikan.

A. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari tentunya
makalah ini tak lepas dari kesalahan-kesalahan, baik itu kesalahan tulisan
atau kesalahan materi, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
dari segenap pembaca dan dosen pengampu senantiasa kami harapkan,
demi kesempurnaan makalah ini dan semoga makalah ini bisa menambah
wawasan bagi kami selaku penulis maupun bagi pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sudrajat. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode,Teknik, dan


Model Pembelajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Arsanti, Meilan. 2014. Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.


Universitas Islam Sultan Agung. Jurnal PBSI Vol 3

Hairuddin, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surabaya: Difa


Publisher.

Jurnal Rizka Fauziah, Penerapan Whole Language Untuk Meningkatkan


Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar, (Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Vol. 1 No. 1, Desember 2016.

Puji Santosa, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Jakarta: Universitas Terbuka

Saleh Abbas, 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah


Dasar: Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Solchan T. W, dkk, 2014.Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Banten:


Universitas Terbuka.

Yunus, mohamad dkk, 2014. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD:


Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.

23

Anda mungkin juga menyukai