Anda di halaman 1dari 10

PPh pasal 22 atas imporPemungut PPh pasal 22 atas Nilai Pajak dibayar di muka PPh 22 : 5.015,63 x 14.

000
kegiatan impor adalah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai 70.218.820
(PMK-34/PMK.010/2017).
Nilai PPN masukan : 6.687,5x 14.000 93.625.000
Tarif PPh pasal 22 atas impor adalah sebagai berikut:
Contoh penghitungan PPh pasal 22 atas impor
Atas penyediaan Barang 1,5% dari harga pembelian.
PT KIA Timor Motors (API) melakukan impor suku cadang
Atas impor: 2,5% dari nilai impor bagi pengguna Angka mobil seharga Rp5.000.000.000. Biaya angkut dan asuransi
Pengenal Impor (API). terkait impor ini berjumlah Rp1.000.000.000. Bea Masuk
dikenakan 20% dari CIF.

• 0,5% bagi pengguna API untuk impor kedelai, gandum, dan


Berapakah jumlah PPh pasal 22 yang harus dipungut atas
tepung terigu. transaksi tersebut? Dari data transaksi di atas, jumlah CIF
suku cadang adalah Rp6.000.000.000 (harga Rp5.000.000.000
• 7,5% dari nilai impor bagi non pengguna API. + biaya angkut dan asuransi Rp1.000.000.000).

• 7,5% dari harga jual lelang untuk barang yang tidakdikuasai. Bea masuk dikenakan 20% dari CIF sehingga berjumlah
Rp1.200.000.000 (20% × Rp6.000.000.000).
• Nilai impor = CIF ditambah Bea Masuk dan pungutan lain.
Nilai impor yang menjadi dasar pengenaan PPh pasal 22
adalah Rp7.200.000.000 (Rp6.000.000.000 +
Rp1.200.000.000).
PT. Depok Lestari melakukan impor atas barang dengan nilai
pembelian $ 50.000 (kurs KMK berlaku Rp14.000/$; dan Kurs
Besarnya PPh pasal 22 adalah Rp180.000.000 (2,5% ×
BI Rp13.900/$). Perusahaan membayar biaya asuransi dan
Rp7.200.000.000).
pengangkutan masing – masing sebesar 7,5% dan 5% dari
nilai pembelian. Bea Masuk sebesar 10% dari CIF dan Bea
PPh pasal 22 atas ekspor komoditas tambang batubara,
Masuk lainnya $ 5.000. Penyerahan barang dikenai PPN dan
mineral logam, dan mineral bukan logam
PPnBM 20%. Jika perusahaan tidak memiliki API, berapa PPN,
PPn BM, dan PPh 22 dan bagaimanakah penjurnalan Pemungut PPh pasal 22 atas kegiatan ekspor komoditas
tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam
Penghitungan
yang dilakukan oleh eksportir, kecuali yang dilakukan oleh
Cost 50.000 wajib pajak yang terikat dalam perjanjian kerjasama
pengusahaan pertambangan dan kontrak karya, adalah
Insurance (7,5%) 3.750 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (PMK-34/PMK.010/2017).

Freight (5%) 2.500


Tarif PPh pasal 22 atas ekspor komoditas tambang batubara,
CIF 56.250 mineral logam, dan mineral bukan logam, sesuai uraian
barang dan pos tarif/Harmonized System (HS) sebagaimana
Bea Masuk (10% CIF) 5.625 tercantum dalam Lampiran IV PMK-34/PMK.010/2017, oleh
eksportir kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat
Bea Masuk lainnya 5.000
dalam perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan
Nilai impor (DPP PPh 22, PPN, PPnBM) Kontrak Karya, sebesar 1,5% dari nilai ekspor sebagaimana
66.875,00$ tercantum dalam Pemberitahuan Pabean Ekspor.

PPnBM (20% DPP) 13.375,00$ Nilai ekspor yang dimaksud adalah sebagaimana yang
tercantum dalam Pemberitahuan Pabean Ekspor, yaitu nilai
PPh 22 (7,5% DPP) 5.015,63$ Free on Board (FOB) yang tercantum pada Pemberitahuan
Pabean Ekspor, termasuk Pemberitahuan Pabean Ekspor
PPN (10% DPP) 6.687,50
yang nilai ekspornya telah dibetulkan.

Pemungutan PPh pasal 22 atas ekspor komoditas tambang


Nilai persediaan dicatat : (66.875 + 13.375) x 14.000) batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam
1.123.500.000 dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh eksportir yang
bersangkutan ke kas negara melalui Pos Persepsi, Bank 5. Pelumas sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk
Devisa Persepsi, atau Bank Persepsi yang ditunjuk oleh PPN.
Menteri Keuangan.
Contoh penghitungan PPh pasal 22 atas penjualan bahan
Contoh penghitungan PPh pasal 22 sehubungan dengan bakar minyak
pembayaran atas pembelian barang
PT SPBU Purwokerto melakukan pembelian pertamax ke PT
PT Bento mendapatkan pekerjaan (proyek) pengadaan Pertamina senilai Rp200.000.000.
seragam pegawai dari Pemerintah Daerah Jawa Tengah
dengan nilai kontrak Rp1.000.000.000. Pembayaran oleh Berapakah jumlah PPh pasal 22 yang harus disetor PT SPBU
Pemerintah Daerah Jawa Tengah dilakukan dua termin, Purwokerto atas pembelian tersebut? PT SPBU Purwokerto
masing-masing 40% dan 60%. harus menyetor PPh pasal 22 ke bank persepsi atau kantor
pos sebesar Rp600.000 (0,3% × Rp200.000.000) sebelum
Berapakah jumlah PPh pasal 22 yang dipungut Pemerintah penebusan Delivery Order (DO).
Daerah Jawa Tengah atas pembayaran termin I?
Pembayaran termin I berjumlah Rp400.000.000 PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi kepada
(Rp1.000.000.000 × 40%). PPh pasal 22 yang dikenakan distributor di dalam negeri
berjumlah Rp6.000.000 (1,5% × Rp400.000.000).
Pemungut PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi kepada
Dengan adanya pungutan PPh pasal 22 tersebut, jumlah yang distributor di dalam negeri adalah badan usaha yang
diterima oleh PT Bento pada termin I adalah Rp394.5000.000 bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas,
(Rp400.000.000 – Rp6.000.000). industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi
(PMK-34/PMK.010/2017).
Berapakah jumlah PPh pasal 22 yang dipungut Pemerintah
Daerah Jawa Tengah atas pembayaran termin II? Tarif PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi kepada
Pembayaran termin II berjumlah Rp600.000.000 distributor di dalam negeri adalah sebagai berikut:
(Rp1.000.000.000 × 60%). PPh pasal 22 yang dikenakan
berjumlah Rp9.000.000 (1,5% × Rp600.000.000). 1. Penjualan semua jenis semen sebesar 0,25%.
2. Penjualan kertas sebesar 0,1%.
Dengan adanya pungutan PPh pasal 22 tersebut, jumlah yang
3. Penjualan baja sebesar 0,3%.
diterima oleh PT Bento pada termin II adalah Rp591.000.000
4. Penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda
(Rp600.000.000 – Rp9.000.000).
dua atau lebih, tidak termasuk alat berat, sebesar
0,45%.
PPh pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan
bakar gas, dan pelumas 5. Penjualan semua jenis obat sebesar 0,3%, dari dasar
pengenaan PPN.
Tarif PPh pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak, bahan
bakar gas, dan pelumas adalah sebagai berikut: PPh pasal 22 atas penjualan kendaraan bermotor di dalam
negeri
Bahan bakar minyak sebesar:
Pemungut PPh pasal 22 atas penjualan kendaraan bermotor
1. 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk di dalam negeri adalah Agen Tunggal Pemegang Merek
penjualan kepada stasiun pengisian bahan bakar umum (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum
yang menjual bahan bakar minyak yang dibeli dari kendaraan bermotor (PMK-34/PMK.010/2017).
Pertamina atau anak perusahaan Pertamina.
2. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk Tarif PPh pasal 22 atas penjualan kendaraan bermotor di
penjualan kepada stasiun pengisian bahan bakar umum dalam negeri, tidak termasuk alat berat, sebesar 0,45% dari
yang menjual bahan bakar minyak yang dibeli selain dari dasar pengenaan PPN.
Pertamina atau anak perusahaan Pertamina.
3. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk Contoh penghitungan PPh pasal 22 atas penjualan
penjualan kepada pihak selain sebagaimana dimaksud kendaraan bermotor di dalam negeri
pada huruf a dan huruf b.
4. Bahan bakar gas sebesar 0,3% dari penjualan tidak PT Toyota Astra melakukan penjualan mobil kepada para
termasuk PPN. pembeli sebesar Rp10.000.000.000.
Berapakah jumlah PPh pasal 22 yang harus dipungut PT usaha sebesar 1,5% dari harga pembelian tidak termasuk
Toyota Astra atas penjualan tersebut? PT Toyota Astra PPN.
Motor wajib memungut PPh pasal 22 sebesar Rp45.000.000
(0,45% × Rp10.000.000.000) pada saat penjualan. PPh pasal 22 atas penjualan emas batangan di dalam negeri

PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan berupa hasil Tarif PPh pasal 22 terkait penjualan emas batangan oleh
kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan badan usaha yang melakukan penjualan adalah 0,45% dari
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur harga jual emas batangan.

Pemungut PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan berupa PPh pasal 22 atas penjualan barang yang tergolong sangat
hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan mewah
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur
adalah badan usaha industri atau eksportir sebagai pembeli Tarif PPh pasal 22 atas penjualan barang yang tergolong
(PMK-34/PMK.010/2017). sangat mewah adalah 5% dari harga jual tidak termasuk PPN
dan PPnBM.
Tarif PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan berupa hasil
kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan Barang yang dikategorikan sangat mewah adalah sebagai
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur berikut:
sebesar 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN.
1. Pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi.
Badan usaha tertentu, yang diwajibkan melakukan 2. Kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya.
pemungutan PPh pasal 22 sebesar 1,5% atas pembayaran 3. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
sehubungan dengan penyerahan barang, menggunakan tarif pengalihan lebih dari Rp5.000.000.000 dan luas bangunan
0,25% ini dalam hal, sebagai produsen atau eksportir, lebih dari 400m2. Harga jual yang menjadi dasar pengenaan
melakukan pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, pajak adalah harga dasar, yaitu harga tunai atau cash keras
perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang tidak termasuk PPN dan PPnBM.
belum melalui proses industri manufaktur. 4. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga
jual atau pengalihan lebih dari Rp5.000.000.000 dan/atau
Contoh penghitungan PPh pasal 22 atas pembelian luas bangunan lebih dari 150m2. Harga jual yang menjadi
bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, dasar pengenaan pajak adalah harga dasar, yaitu harga tunai
pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui atau cash keras tidak termasuk PPN dan PPnBM.
proses industri manufaktur 5. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang
kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle
PT Hutan Kuasa Jaya membeli rotan sebesar Rp1.000.000.000 (suv), multi purpose vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya
dari para pedagang pengumpul rotan dari para petani. PT dengan harga jual lebih dari Rp2.000.000.000 dan dengan
Hutan Kuasa Jaya merupakan eksportir yang telah kapasitas silinder lebih dari 3.000cc. Terhadap penjualan
mendapatkan SK Penunjukan dari Kepala KPP sebagai kendaraan bermotor yang tergolong sangat mewah ini tidak
Pemungut PPh Pasal 22. lagi dilakukan pemungutan PPh berdasarkan ketentuan Pasal
22 ayat (1) huruf b UU PPh.
Berapakah jumlah PPh pasal 22 yang harus dipungut PT 6. Kendaraan bermotor roda dua dan tiga, dengan harga jual
Hutan Kuasa Jaya atas pembelian tersebut? PT Hutan Kuasa lebih dari Rp300.000.000 atau dengan kapasitas silinder lebih
Jaya harus memungut PPh pasal 22 sebesar Rp 2.500.000 dari 250cc. Terhadap penjualan kendaraan bermotor yang
(0,25% × Rp1.000.000.000). tergolong sangat mewah ini tidak lagi dilakukan pemungutan
PPh berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf b UU PPh.
PPh pasal 22 atas pembelian komoditas tambang batubara,
mineral logam, dan mineral bukan logam Tarif PPh pasal 22 yang disebutkan di atas diterapkan bagi
wajib pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Pemungut PPh pasal 22 atas pembelian komoditas tambang Wajib pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan tarif PPh
batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam adalah pasal 22 lebih tinggi 100% daripada tarif di atas. Ketentuan ini
badan usaha sebagai pembeli (PMK-34/PMK.010/2017). berlaku untuk pemungutan PPh Pasal 22 yang bersifat tidak
final.
Tarif PPh pasal 22 atas pembelian batubara, mineral logam,
dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi Batas waktu penyetoran dan pelaporan PPh pasal 22
pemegang izin usaha pertambangan oleh industri atau badan
PPh pasal 22 yang dipungut oleh KPA atau pejabat penanda Saham Modal
tangan SPM harus disetor pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran kepada PKP rekanan pemerintah PT
01.589.365.8-039.000 26% Rp130.000.000
melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Perkasa

PPh pasal 22 yang dipungut oleh bendahara pengeluaran PT


01.125.735.8-045.000 15% Rp75.000.000
harus disetor paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal Cakrawala
pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang
dibiayai dari belanja negara atau belanja daerah, dengan PT
01.156.198.8-026.000 10% Rp50.000.000
menggunakan surat setoran pajak (SSP) atas nama rekanan Matahari
dan ditandatangani oleh bendahara. Pelaporannya harus
dilakukan paling lama 14 hari setelah masa pajak berakhir. PT
01.754.125.8-039.000 18% Rp90.000.000
Angkasa
PPh pasal 22 yang dipungut oleh wajib pajak badan tertentu
harus disetor selambat-lambatnya pada tanggal 10 bulan CV Bahari
01.342.657.8-039.000 12% Rp60.000.000
berikutnya setelah masa pajak berakhir. Pelaporannya harus Jaya
dilakukan paling lama 20 hari setelah masa pajak berakhir.
CV Karya
01.453.198.8-039.000 11% Rp55.000.000
PAJAK Penghasilan (PPh) Pasal 23 Raya

PT BNI
15% (Dividen,Bunga ,Royalti ,Hadiah, penghargaan, bonus, 01.354.344.8-045.000 8% Rp40.000.000
(BUMN)
dan sejenisnya selain yang dipotong PPh 21 huruf (e). )

2% Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan


penggunaan harta, kecuali yang dikenai PPh pasal 4 ayat (2). Jawab: Dari data tabel di atas, berikut perhitungan PPh Pasal
23 yang harus dipotong PT ABCD.
• Imbalan jasa teknik, manajemen, konstruksi, konsultan,
katering dan jasa lain selain yang dipotong PPh 21 %
Pemegang PPh Pasal 23 yang
Penyertaan Dividen
Saham Dipotong
 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen Modal

PT 15% x Rp75.000.000
Pada 10 Mei 2015, PT Dahlia mengumumkan akan 15% Rp75.000.000
Cakrawala = Rp11.250.000
membagikan dividen melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), dan melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT
PT 15% x Rp50.000.000
Melati sebesar Rp30.000.000 yang melakukan penyertaan 10% Rp50.000.000
Matahari = Rp7.500.000
modal sebesal 15%. Jawab:

PT 15% x Rp90.000.000
PPh Pasal 23 = 15% x Rp30.000.000 = Rp4.500.000 Saat 18% Rp90.000.000
Angkasa = Rp13.500.000
terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada
tanggal 31 Mei 2015 Saat penyetoran: paling lambat 10 Juni
CV Bahari 15% x Rp60.000.000
2015 Saat pelaporan: paling lambat 20 Juni 2015 12% Rp60.000.000
Jaya = Rp9.000.000

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Dividen CV Karya 15% x Rp55.000.000


11% Rp55.000.000
Raya = Rp8.250.000
PT ABCD, merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di
bidang industri sepatu dan beralamat di Jl. Terusan No.11, Jumlah Rp330.000.000 Rp49.500.000
Jakarta Selatan. PT ABCD telah memiliki NPWP
01.111.444.8-061.000. Pada tanggal 10 Juli 2013, perusahaan
membayar dividen tunai kepada pemegang saham yang Catatan: untuk PT Perkasa dikategorikan menjadi non-objek
sebelumnya telah diumumkan melalui RUPS. Berikut data pajak sebab % penyertaan modalnya lebih dari 25% dan
yang diperlukan dalam pembayaran dividen tunai. untuk PT BNI (BUMN) juga merupakan non-objek pajak
karena merupakan badan usaha milik negara yang menjadi
NPWP % Dividen pengecualian dari objek pajak.
Pemegang
Penyertaan
 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Royalti  Perhitungan PPh Pasal 23 atas Sewa

Pada 2 Agustus 2014, PT Mawar membayar royalti kepada PT Karya Makmur membayar sewa kendaraaan bus
Tuan Zainudin sebagai penulis buku sebesar Rp50.000.000. pariwisata dengan nilai sewa sebesar Rp35.000.000 kepada
Tuan Zainudin telah mempunyai NPWP 01.444.888.2.987.000. Sugianto Haris. Jawab:
Jawab:
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Karya Makmur
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Mawar adalah: adalah: 2% x Rp35.000.000 = Rp700.000
15% x Rp50.000.000 = Rp7.500.000 Saat terutang: akhir bulan
dilakukan pembayaran yaitu pada tanggal 31 Agustus 2014  Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa

Saat penyetoran: paling lambat 10 September 2014 PT Indoraya membayarkan jasa konsultan dari PT Nuansaraya
sebesar Rp120.000.000 (sudah termasuk PPN). PT
Saat pelaporan: paling lambat 20 September 2014 Nuansaraya tidak mempunyai NPWP. Jawab:

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Bunga Obligasi PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Indoraya adalah:
200% x 2% x Rp120.000.000 = Rp4.800.000
Pada tanggal 3 Januari 2015, PT Sejahtera melakukan
pembayaran bunga obligasi kepada PT Damai Sentosa Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri (PPh Pasal 24)
sebesar Rp75.000.000. Obligasi tersebut tidak
Kasus dan Pertanyaan:
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Jawab:
PT Sinar Gemilang di Semarang memperoleh penghasilan neto
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Sejahtera adalah: dalam tahun 2014 sebagai berikut:
15% x Rp75.000.000 = Rp11.250.000 Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000
Penghasilan dari Vietnam (tarif pajak 20%) Rp200.000.000
Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada
Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT
tanggal 31 Januari 2015
Sinar Gemilang tahun 2014?Jawaban:

Saat penyetoran: paling lambat 10 Februari 2015 Penghitungan PPh Pasal 24 adalah sebagai berikut:

Saat pelaporan: paling lambat 20 Februari 2015 1. Menghitung total penghasilan


kena pajak:

 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Hadiah &


Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000
Penghargaan

Pada 20 Maret 2012, PT Abadi memberikan hadiah Penghasilan dari Vietnam Rp200.000.000
perlombaan kepada PT Makmur sebagai juara umum lomba
senam sehat sebesar Rp150.000.000. Jawab: Jumlah Penghasilan Neto Rp600.000.000

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Abadi adalah: 15%


2. Menghitung total PPh terutang:
x Rp150.000.000 = Rp22.500.000

Pajak terhutang 25% x Rp Rp150.000.000


Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu pada
600.000.000 =
tanggal 31 Maret 2012 Saat penyetoran: paling lambat 10
April 2012 Saat pelaporan: paling lambat 20 April 2012
3. Menghitung PPh maksimum yang
dapat dikreditkan:
 Perhitungan PPh Pasal 23 atas Jasa
(penghasilan Luar Negeri : total
PT Irama meminta jasa dari Pak Budi untuk membuat sistem penghasilan) x total PPh terutang
akuntansi perusahaan dengan imbalan sebesar Rp80.000.000
(sudah termasuk PPN). Jawab:
(Rp200.000.000 : Rp600.000.000) x Rp50.000.000
Rp150.000.000 = Rp49.999.999
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Irama adalah: 2% x (dibulatkan)
Rp80.000.000 = Rp1.600.000
4. Menghitung PPh yang terutan atau Kredit pajak yang diperoleh (PPh pasal 24) adalah
dipotong di Luar Negeri: Rp150.000.000. Jumlah ini diperoleh dengan membandingkan
penghitungan PPh maksimum yang boleh dikreditkan dengan
Rp40.000.000 PPh yang terutang atau dibayar di Luar Negeri, kemudian pilih
20% x Rp200.000.000 =
jumlah yang terendah.

Dari perhitungan di atas, kredit pajak luar negeri yang Perhitungan PPh Pasal 24 Jika Terjadi Kerugian Usaha di
diperbolehkan adalah sebesar Rp40.000.000 atau sebesar PPh Luar Negeri
yang terutang atau dibayar di Luar Negeri. Jumlah ini diperoleh
Kasus dan Pertanyaan:
dengan membandingkan penghitungan PPh maksimum yang
boleh dikreditkan dengan PPh yang terutang atau dibayar di PT Selaras Abadi pada tahun 2013 memperoleh penghasilan
Luar Negeri, kemudian pilih jumlah yang terendah. neto sebagai berikut:
Di Thailand memperoleh penghasilan berupa laba usaha
Penghitungan PPh Pasal 24 Jika Terjadi Kerugian Usaha di
sebesar Rp300.000.000 (tarif pajak yang berlaku 40%). Di
Dalam Negeri
Jerman menderita kerugian sebesar Rp500.000.000 (tarif pajak
Kasus dan Pertanyaan: yang berlaku 25%). Di dalam negeri memperoleh laba usah
sebesar Rp500.000.000
PT Selera Rakyat berkedudukan di Indonesia memperoleh
penghasilan neto dalam tahun 2015 sebagai berikut: Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT
Di Belanda memperoleh penghasilan berupa laba usaha Sinar Gemilang tahun 2014?Jawaban:
sebesar Rp600.000.000 (tarif pajak yang berlaku 30%). Di
dalam negeri menderita kerugian sebesar Rp200.000.000

Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT


Sinar Gemilang tahun 2014?Jawaban

Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai berikut:


Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai berikut:
1. Menghitung total penghasilan kena
1. Menghitung total penghasilan kena pajak:
pajak:

Penghasilan dari Belanda Rp600.000.000 Penghasilan dalam negeri Rp300.000.000

Penghasilan dari luar negeri Rp500.000.000


Penghasilan dari dalam negeri (Rp200.000.000)

Jumlah Penghasilan Neto Rp800.000.000


Jumlah Penghasilan Neto Rp400.000.000

2. Menghitung total PPh terutang:


2. Menghitung total PPh terutang:

Pajak terhutang 25% x Rp800.000.000 = Rp200.000.000


Pajak terhutang 25% x Rp 400.000.000 Rp100.000.000
=
3. Menghitung PPh maksimum yang dapat
dikreditkan:
3. Menghitung PPh maksimum yang
dapat dikreditkan: (penghasilan Luar Negeri : total
penghasilan) x total PPh terutang

(penghasilan Luar Negeri : total


penghasilan) x total PPh terutang (Rp300.000.000 : Rp800.000.000) x Rp75.000.000
Rp200.000.000 =

(Rp600.000.000 : Rp400.000.000) x Rp150.000.000


Rp100.000.000 = 4. Menghitung PPh yang terutan atau
dipotong di Luar Negeri:

4. Menghitung PPh yang terutan atau


40% x Rp300.000.000 = Rp120.000.000
dipotong di Luar Negeri:

30% x Rp600.000.000 = Rp180.000.000 Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa PPh pasal 24
yang dapat dikreditkan adalah Rp75.000.000.

1. Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25


Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Purnama yang terutang sesuai Berdasarkan ketentuan yang berlaku, maka besarnya angsuran
dengan SPT Tahunan PPh 2014 sebesar Rp50.000.000. pajak yang harus dibayar Tuan Purnama mulai Agustus 2014
Jumlah kredit pajak Tuan Purnama pada tahun 2014 adalah adalah Rp2.000.000.
Rp21.500.000, dengan rincian sebagai berikut:
Penetapan besarnya angsuran pajak berdasarkan SKP bisa
PPh Pasal 21 Rp10.000.000 sama, lebih besar, atau lebih kecil dari nilai angsuran pajak
sebelumnya berdasarkan SPT Tahunan.
PPh Pasal 22 Rp5.000.000
4. Perhitungan Angsuran Pajak Apabila Terdapat
PPh Pasal 23 Rp3.000.000 Kompensasi Kerugian

PPh Pasal 24 Rp3.000.000 Penghasilan PT Sinar Rembulan tahun 2014 adalah


Berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25 Tuan Purnama untuk Rp250.000.000. Perusahaan memiliki sisa kerugian tahun 2013
yang masih dapat dikompensasikan yaitu sebesar
PPh terutang tahun 2014 50.000.000 Rp350.0000.000, sedangkan sisa kerugian yang belum
dikompensasikan pada tahun 2013 sebesar Rp100.000.000.

Kredit pajak: Pada tahun 2014 PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain
yaitu sebesar Rp9.000.000, dan tidak ada pajak yang terutang
PPh Pasal 21 10.000.000 atau dibayar di luar negeri. Berapa angsuran PPh Pasal 25
yang harus dibayar oleh PT Sinar Rembulan?

PPh Pasal 22 5.000.000 Jawab:

PPh Pasal 23 3.000.000


Penghasilan yang dipakai sebagai dasar perhitungan angsuran
PPh Pasal 25 adalah sebesar Rp250.000.000 – Rp100.000.000
= Rp150.000.000.
PPh Pasal 24 3.500.000
PPh terutang:
Jumlah kredit pajak (21.500.000)
25% x Rp150.000.000 37.500.000

Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2015 28.500.000


PPh dipotong atau dipungut (9.000.000)

Jawab:
Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 28.500.000
(semua angka di tabel dalam satuan rupiah) 2015

Besarnya PPh Pasal 25 PT Sinar Rembulan tahun 2015 =


Besarnya PPh Pasal 25 per bulan = Rp28.500.000/12 = Rp28.500.000/12 = Rp2.375.000
Rp2.375.000. Jadi, Tuan Purnama harus membayar sendiri
angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada tahun 2015 mulai 5. Perhitungan Angsuran Pajak Apabila Wajib Pajak
masa Maret sebesar Rp2.375.000. Memiliki Penghasilan Tidak Teratur

2. Perhitungan Angsuran Pajak untuk Bulan Sebelum Pada tahun 2014 Tuan Mahendra memperoleh penghasilan
Batas Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh teratur sebesar Rp72.000.000. Sedangkan, Tuan Mahendra
memiliki penghasilan tidak teratur pada tahun 2014 sebesar
Tuan Purnama menyampaikan SPT Tahunan PPh 2014 pada Rp28.000.000. Atas penghasilan tersebut, maka penghasilan
bulan Maret 2015. Angsuran PPh Pasal 25 pada bulan yang dapat dijadikan dasar untuk perhitungan PPh Pasal 25
Desember 2014 adalah Rp2.000.000, maka besarnya untuk tahun 2015 hanya yang berasal dari penghasilan teratur
angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan Januari dan Februari 2015 saja yaitu sebesar Rp72.000.000.
masing-masing adalah Rp2.000.000.
6. Wajib Pajak Membetulkan Sendiri SPT Tahunan Pajak
3. Perhitungan Angsuran Pajak Apabila dalam Tahun yang Mengakibatkan Angsuran Pajak Menjadi Lebih Besar
Berjalan Diterbitkan SKP untuk Tahun Pajak yang Lalu dari Angsuran Pajak Sebelum Pembetulan

Berdasarkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak SPT Tahunan PPh tahun pajak 2011 PT Bahari disampaikan
2013 yang disampaikan oleh Tuan Purnama pada Maret 2014, pada tanggal 24 Maret 2012, dengan data sebagai berikut:
perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar
adalah Rp1.500.000. Pada bulan Juli 2014 diterbitkan Surat Penghasilan Neto/Penghasilan Kena 500.000.000
Ketetapan Pajak (SKP) tahun pajak 2013 yang menghasilkan Pajak
besarnya angsuran pajak setiap bulan sebesar Rp2.000.000.
Pajak Penghasilan Terutang: 25% x 125.000.000 PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai dengan Desember
Rp 500.000.000 2012 sebesar Rp 107.500.000/12 = Rp 8.958.300.

PPh Pasal 25 masa Maret sampai dengan Juli 2012 yang telah
PPh Pasal 22,23, dan 24 yang dapat 42.500.000 disetor masing-masing sebesar Rp 6.875.000, namun yang
dikreditkan seharusnya dibayarkan adalah sebesar Rp 8.958.300,
sehingga menyebabkan kekurangan masing-masing sebesar
Rp 2.083.300 yang masih harus disetor kembali dan
dikenakan hutang bunga sebesar:
PPh Pasal 25 masa Desember 2011 yaitu sebesar Rp 6.000.000
Untuk masa Maret 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung
PT Bahari melakukan pembetulan SPT Tahunan PPh tahun pajak sejak 16 April 2012 sampai dengan tanggal penyetoran.
2011 pada tanggal 16 Agustus 2012, dengan data baru sebagai
Untuk masa April 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung
berikut:
sejak 16 Mei 2012 sampai dengan tanggal penyetoran.
Penghasilan Neto/Penghasilan Kena 600.000.000 Untuk masa Mei 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung
Pajak sejak 16 Juni 2012 sampai dengan tanggal penyetoran.

Untuk masa Juni 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung


Pajak Penghasilan Terutang: 25% x 150.000.000
sejak 16 Juli 2012 sampai dengan tanggal penyetoran.
Rp 600.000.000
Untuk masa Juli 2012 terutang bunga 2% per bulan dihitung
sejak 16 Agustus 2012 sampai dengan tanggal penyetoran.
PPh Pasal 22,23, dan 24 yang dapat 42.500.000
dikreditkan Tak hanya keenam contoh di atas, terdapat pula contoh
penghitungan angsuran pajak untuk wajib pajak baru dengan
berbagai kondisi sebagai berikut:

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak 2012 dihitung 1. Wajib Pajak Badan Baru Menyelenggarakan Pembukuan
sebagai berikut:
PT Sarana Indah terdaftar sebagai wajib pajak sejak 1 Februari
Angsuran PPh Pasal 25 untuk masa Januari sampai Februari 2015. Peredaran bruto menurut pembukuan dalam Februari
2012 sama besar dengan jumlah angsuran PPh Pasal 25 untuk 2015 adalah sebesar Rp200.00.000 dan dikurangi dengan
masa Desember 2011 masing-masing sebesar Rp 6.000.000. biaya yang diperkenankan, sehingga menghasilkan
Angsuran PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai Juli 2012 penghasilan neto sebesar Rp60.000.000. Besarnya PPh Pasal
dihitung berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2011 25 untuk masa Februari 2015 yaitu sebagai berikut:
sebelum pembetulan sebagai berikut:
Penghasilan neto Februari 2015 60.000.000
Pajak Penghasilan terutang tahun 2011 125.000.000

Penghasilan neto yang disetahunkan 720.000.000


Kredit pajak yang diperbolehkan (42.500.000)

PPh terutang: 25% x 720.000.000 180.000.000


Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 82.500.000
2012
Besarnya PPh Pasal 25 PT Sarana Indah tahun 2015 =
PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai dengan Desember 180.000.000/12 = 15.000.000.
2012 sebesar Rp 82.500.000/12 = Rp 6.875.000.
2. Wajib Pajak Orang Pribadi Baru Menyelenggarakan
Angsuran PPh Pasal 25 untuk masa Maret sampai dengan Pembukuan
Desember 2012 dihitung kembali berdasarkan SPT Tahunan
PPh 2011 setelah adanya pembetulan, yaitu sebagai berikut: Doni Sugianto berstatus menikah dan memiliki 2 orang anak.
Doni baru saja terdaftar sebagai wajib pajak orang pribadi sejak
Pajak Penghasilan terutang tahun 2011 150.000.0001 Agustus 2016. Dalam penyelenggaraan usahanya Doni
menggunakan metode pembukuan dengan penghasilan bruto
Kredit pajak yang diperbolehkan (42.500.000)pada bulan Agustus 2016 sebesar Rp250.000.000 dan biaya
yang diperkenankan untuk mengurangi penghasilan bruto
sebesar Rp50.000.000. Hitung besarnya PPh Pasal 25 Agustus
Dasar Perhitungan PPh Pasal 25 tahun 107.500.0002016?Jawab:
2012
Besarnya PPh Pasal 25 masa Agustus
2016:

Penghasilan bruto Agustus 2016 120.000.000 Penghasilan Kena Pajak 144.000.000

Biaya pengurang yang diperkenankan (90.000.000) PPh terutang:

Penghasilan neto Agustus 2016 30.000.000 5% x 50.000.000 2.500.000

Penghasilan neto yang disetahunkan 360.000.000 15% x 94.000.000 14.100.000

PTKP (K/2) (67.500.000) Total PPh terutang setahun 16.600.000

Penghasilan Kena Pajak 292.500.000 Angsuran PPh Pasal 25 Agustus 1.383.333


2016 16.600.000/12
PPh terutang:
Jadi, besarnya Angsuran pajak yang harus dibayar oleh Taslim
pada masa Agustus 2016 adalah sebesar Rp1.383.000
5% x 50.000.000 2.500.000
4. Perhitungan Angsuran Pajak bagi Wajib Pajak Bank
15% x 200.000.000 30.000.000
Bank Dana Sejahtera dalam laporan triwulan April sampai
dengan Juni 2015 menunjukkan penghasilan neto sebesar
25% x 42.500.000 10.625.000
Rp500.000.000. Hitunglah angsuran PPh Pasal 25 untuk masa
Juli, Agustus, September 2015?
Total PPh terutang setahun 43.125.000
Jawab:

Angsuran PPh Pasal 25 Agustus 3.593.750


Penghasilan neto triwulan 300.000.000
2016 43.125.000/12

Jadi, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar oleh Doni Penghasilan neto yang disetahunkan: 4x 1.200.000.000
Sugianto pada masa Agustus 2016 adalah sebesar 300.000.000
Rp3.593.700.
PPh terutang: 5% x 1.200.000.000 300.000.000
3. Wajib Pajak Orang Pribadi Baru hanya
Menyelenggarakan Pencatatan dengan menggunakan
Norma Perhitungan Penghasilan Neto Besarnya PPh Pasal 25 masa Juli, Agustus, September 2015
adalah 300.000.000/12 = 25.000.000.
Perusahaan Bahari dimiliki oleh Taslim yang berstatus menikah
dan memiliki 3 orang anak. Taslim baru saja terdaftar sebagai 5. Perhitungan Angsuran Pajak bagi Wajib Pajak BUMN
wajib pajak sejak 1 Agustus 2016. Peredaran bruto menurut atau BUMD
catatan harian selama September 2016 yaitu sebesar
Menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP)
Rp60.000.000. Persentase Norma Perhitungan perusahaan
Tahun 2015 yang sudah disahkan, PT Jogja Bangkit (sebuah
Bahari berdasarkan jenis usahanya adalah 30%. Hitung
BUMD yang dimiliki oleh pemerintah Kota Yogyakarta)
besarnya angsuran pajak yang harus dibayar pada Agustus
diperkirakan mempunyai penghasilan neto sebesar
2016?Jawab:
Rp1.000.000.000. Kredit Pajak yang berasal dari PPh Pasal 22,
23, dan 24 adalah sebesar Rp70.000.000. Hitunglah angsuran
Besarnya PPh Pasal 25 masa Agustus 2016:
PPh Pasal 25 untuk tahun 2015?Jawab:

Penghasilan bruto Agustus 2016 60.000.000 Penghasilan neto triwulan 1.000.000.000

Penghasilan neto (30% x 60.000.000) 18.000.000 PPh terutang: 25% x 1.000.000.000 250.000.000

Penghasilan neto yang disetahunkan 216.000.000 Kredit pajak (PPh Pasal 22, 23, 24) 70.000.000

PTKP (K/3) (72.000.000) PPh yang dibayar sendiri 180.000.000


Besarnya PPh Pasal 25 untuk tahun 2015 adalah
180.000.000/12 = 15.000.000.

Anda mungkin juga menyukai