Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RISIKO
Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkatan ketidakpastian
tertentu dalam pelaksanaan audit. Auditor menyadari, misalnya, bahwa ada ketidakpastian
mengenai kompetensi bahan bukti, efektif struktur pengendalian intern klien, dan
ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah tersaji secara wajar setelah audit
selesai
Seorang auditor yang efektif menyadari bahwa risiko-risiko ada dan akan menangani
dengan sepantasnya. Kebanyakan dari risiko tersebut sukar diukur dan memerlukan
penanganan yang hati-hati dan seksama. Misalkan, kalau auditor menyadari bahwa bidang
industri sebuah klien mengalami perubahan teknologi besar-besaran, yang tidak saja
mempengaruhi klien tadi, tapi juga pelanggannya.Ini akan menyebabkan usangnya
persediaan klien, mempengaruhi kolektibilitas piutang usaha, bahkan dapat mempengaruhi
kesinambungan usahanya. Bagaimana auditor menangani risiko-risiko ini dengan pantas
adalah sangat penting dalam menjaga mutu suatu audit.
PDR = AAR
IR x CR
Dimana :
PDR = Risiko penemuan yang direncanakan (Planed Detection Risk)
AAR = Risiko audit yang dapat diterima (Accceptable Audit Risk)
IR = Risiko bawaan (Inherent Risk)
CR = Risiko pengendalian (Control Risk)
Resiko Bawaan
Risiko bawaan adalah penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah uji dalam
segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas
pengendalian intern. Risiko bawaan adalah faktor kerentanan laporan keuangan terhadap
salah saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern.
Hubungan risiko bawaan dengan risiko penemuan serta rencana penumpulan Bahan
buikti adalah risiko bawaan sifatnya berbanding terbalik dengan risiko penemuan, dan
berbanding lurus dengan bahan bukti.
Resiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akan kemungkinan adanya
kekeliruan (salah saji) dalam segmen audit yang melewati batas toleransi ,yang tak terditeksi
atau tercegah oleh struktur pengendalian intern klien. Risiko pengendalian mengandung
unsur (1) penetapan apakah struktur pengendalian intern klien cukup efektif untuk
mendeteksi atau mencegah kekeliruan Dan (2) keinginan auditor untuk membuat penetapan
tersebut dibawah nilai maksimum (100%) dalam rencana audit.
Seperti risiko bawaan ,hubungan risiko pengendalian dengan risiko penemuan adalah
berbanding terbalik , sementara dengan bahan bukti adalah bebanding lurus.
Sebelum auditor dapat menetapkan tingkat risiko pengendalian yang lebih kecil dari
100% ia harus melakukan 3 hal : memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian
intern klien,mengevaluasi seberapa baik struktur tersebut seharusnya berfungsi berdasasrkan
pemahaman yang diperoleh dan melakukan pengujian atas efektifitas pengendalian. Hal
pertama berhubungan dengan menumbukan pemahaman terhadap perusahana klien yang
diperlukan untuk keseluruhan audit. Dua lainnya adalah langkah menetapkan risiko
pengendalian harus diambil jika auditor menginginkan untuk menetapkan angka risiko
pengendalian dibawah maksimum. Bila auditor memilih untuk tidak menetapkan risiko
pengendalian dibawah nilai maksimumnya,risiko pengendalian harus dicatat 100% tanpa
melihat efektifitas aktual struktur pengendalian internnya.(dengan asumsi risiko bawaan
tinggi)
Mengubah Resiko Usaha atau Resiko Audit yang Dapat Diterima Karena Usaha
Risiko usaha adalah tingkat resiko bahwa auditor atau kantor akuntan publik akan
menderita kerugian yang diakibatkan hubungan dengan klien, walaupun laporan audit yang
diberikan sudah pantas.
Tingkat ketergantungan pemakai pada laporan keuangan
Kalau pemakai memiliki ketergantungan yang besar pada laporan keuangan ,dengan
sendirinya risiko audit perlu diperkecil. Beberapa faktor dapat dijadikan petunjuk tingkat
ketergantungan pemakai pada suatu laporan keuangan :
Ukuran perusahan klien.
Distribusi kepemilikan,
Jumlah dan sifat kewajiban perusahaan
Kemungkinan akan adanya kesulitan keuangan klien yang timbul setelah laporan audit
diterbitkan, bila klien terpaksa dinyatakan pailit setelah audit selesai ,besar kemungkinan
auditor akan diminta untuk mempertahankan kualitas audit yang dilaksanakan.
Sulit bagi auditor untuk meramalkan kesulitan keuangan sebelum benar-benar terjadi, namun
beberapa indikator dapat yang dicatat:
Posisi likuiditas
Laba(rugi) tahun sebelumnya
Metode pertumbuhan pembiayaan
Sifat operasi klien
Kompetensi manajemen
Evaluasi auditor atas integritas manajemen
Menetapkan Resiko Audit yang Dapat Diterima
Auditor harus menyelidiki kondisi klien dan menilai faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi derajat ketergantungan pemakai ekstern terhadap laporan ,kemungkinan
kegagalan keuangan setelah audit selesai,dan integritas manajemen. Demikian pula, prosedur
analitis pendahuluan berguna untuk mengevaluasi kemungkinan perusahaan mengalami
kesulitan keuangan. berdasarkan penyelidikan dan penetapan ini, auditor akan dapat
menentukan risiko audit yang dapat diterima tentatif dan sangat subjektif bahwa laporan
keuangan akan berisi salah saji material setelah audit selesai..
Resiko Bawaan
Pada awal audit tidak banyak yang bisa diperbuat untuk mengubah resiko bawaan. Fakto-
faktor utama dibawah ini harus ditelaah dalam menetapkan risiko bawaan :
Sifat bidang usaha klien
Integritas manajemen
Motivasi klien
Hasil audit sebelumnya
Penugasan pertama atau penugas ulang
Hubungan istimewa transaksi tidak rutin
Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun padahal akun dan transaki
secara benar
Kerentanaan terhadap kecurangan
Unsur-unsur populasi
Mengevaluasi Hasil
Setelah auditor melakukan perencanaan penugasan dan mengumpulkan bukti audit,
hasil audit dapat dinyatakan pula dalam sejumlah istilah dari versi evaluasi atas model resiko
audit. Model resiko audit untuk mengevaluasi resiko audit dinyatakan sebagai berikut :
ACAR= IR x CR x ACDR
Dimana :
ACAR : Achieved audit Risk, sutau pengukuran resiko yang dilakukan oleh auditor dan menyatakan
bahwa suatu akun dalam laporan keuangan mengandung salah saji yang material setelah
auditor melakukan pengumpulan bukti audit.
IR : Inherent Risk ( resiko bawaan)
CR : Control Risk ( resiko pengendalian)
ACDR : Achieved detection Risk (resiko deteksi yang tercapai)
Formula ini menunjukan bahwa terdapat tiga cara untuk mengurangi tingkat resiko
audit yang tercapai hingga mencapai tingkat resiko yang dapat diterima.
1. Mengurangi tingkat resiko inheren
2. Mengurangi tingkat resiko pengendalian
3. Mengurangi tingkat resiko deteksi yang tercapai dengan meningkatkan uji-uji yang
substantive.
Penggabungan ketiga jenis factor ini dilakukan secara subyektif untuk mencapai
tingkat resiko audit yang dapat diterima yang rendah membutuhkan pertimbangan
professional yang matang.
Merevisi Resiko-resiko dan Bukti Audit
Perhatian yang cermat harus diberikan dalam melakukan revisi atas factor-faktor
resiko ketika hasil audit yang secara actual diperoleh tidak sesuai dengan yang direncanakan
sebelumnya. Tidak terjadinya kesullitan apapun pada saat auditor mengumpulkan bukti audit
yang direncanakan serta menyimpulkan bahwa penilaian atas setiap resiko tersebut telah
wajar atau lebih baik daripada pemikiran pertama kali. Kemudian auditor akan menimpulkan
bahwa bukti audit yang cukup kompeten berhasil dikumpulkan untuk akun atau siklus
tertentu.
Dalam kondisi seperti ini, auditor harus melakukan pendekatan dengan dua langkah:
1. Auditor harus merevisi penilaian awal tentang tingkat resikoyang tepat.
2. Audiotr harus mempertimbangkan pengaruh revisi tersebut tehadap kebutuhan akan
bukti audit, tanpa mempergunakan model resiko audit.
Auditor harus melakukan evluasi dengan sangat hati-hati atas implikasi-implikasi yang akan
diperoleh dari revisi resiko serta melakukan modifikasi bukti audit yang tepat, tanpa
menggunakan model resiko audit.